1. Pemakai ;
Pada umumnya ada 3 (tiga) jenis pemakai : operasional, pengawas,
dan eksekutif.
2. Manajemen ;
Umumnya terdiri dari 3 jenis manajemen, yaitu manajemen pemakai
yang bertugas menangani pemakaian dimana sistem baru diterapkan,
manajemen sistem yang terlibat dalam pengembangan sistem itu sendiri
dan manajemen umum yang terlibat dalam strategi perencanaan
sistem dan sistem pendukung pengambilan keputusan.
Informasi adalah data yang telah diberi makna melalui konteks. Sebagai
contoh, dokumen berbentuk spreadsheet (semisal dari Microsoft Excel)
seringkali digunakan untuk membuat informasi dari data yang ada di
dalamnya. Laporan laba rugi dan neraca merupakan bentuk informasi,
sementara angka-angka di dalamnya merupakan data yang telah diberi
konteks sehingga menjadi punya makna dan manfaat.
Data merupakan raw material untuk suatu informasi. Perbedaan informasi dan
data sangat relatif tergantung pada nilai gunanya bagi manajemen yang
memerlukan. Suatu informasi bagi level manajemen tertentu bisa menjadi data
bagi manajemen level di atasnya, atau sebaliknya. Terdapat sebuah
transformasi data menjadi informasi, yaitu input – proses – output yang
digambarkan sebagai berikut ini :
data informasi
Nilai informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya
mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih
efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai
informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost
benefit.
B. SEJARAH SIG
Sistem ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1972 dengan
nama Data Banks for Development. Munculnya istilah Sistem Informasi
Geografis seperti sekarang ini setelah dicetuskan oleh General Assembly dari
International Geographical Union di Ottawa Kanada pada tahun 1967.
Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian
GIS-SIG Kanada). CGIS digunakan untuk menyimpan, menganalisa dan
mengolah data yang dikumpulkan untuk inventarisasi Tanah Kanada (CLI-
Canadian Land Inventory) yang merupakan sebuah inisiatif untuk mengetahui
kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakan
berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas
dan penggunaan tanah pada skala 1:250000.
C. SUBSISTEM SIG
Data Input.
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan
menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Sub-
sistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengonversikan atau
mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format yang
dapat digunakan oeh perangkat SIG yang bersangkutan.
Data Output
Sub-sistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan keluaran
(termasuk mengekspornya ke format yang dikehendaki) seluruh atau
sebagian basis data (spasial) baik dalam bentuk softcopy maupun
hardcopy seperti halnya tabel, grafik, report, peta, dan lain sebagainya.
Data Management
Sub-sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel-tabel
atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa
hingga mudah dipanggil kembali atau di-retrieve, diupdate, dan diedit.
Data Manipulation & Analysis
Sub-sistem ini menentukan informasi-informasi y ang dapat dihasilkan
oleh SIG. Selain itu sub-sistem ini juga melakukan manipulasi (evaluasi
dan penggunaan fungsi-fungsi dan operator matematis & logika) dan
pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
D. KOMPONEN SIG
Menurut John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003, secara rinci SIG dapat
beroperasi dengan komponen- komponen sebagai berikut :
a. Orang yang menjalankan sistem meliputi orang yang mengoperasikan,
mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori
orang yang menjadi bagian dari SIG beragam, misalnya operator,
analis, programmer, database administrator bahkan stakeholder.
b. Aplikasi merupakan prosedur yang digunakan untuk mengolah data
menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi
geometri, query, overlay, buffer, jointable, dsb.
c. Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa data grafis dan data
atribut.
Data posisi/koordinat/grafis/ruang/spasial, merupakan data yang
merupakan representasi fenomena permukaan bumi/keruangan
yang memiliki referensi (koordinat) lazim berupa peta, foto udara,
citra satelit dan sebagainya atau hasil dari interpretasi data-data
tersebut.
Dilihat dari sudut pemrosesan data geografik, SIG bukanlah penemuan baru.
Pemrosesan data geografik sudah lama dilakukan oleh berbagai macam
bidang ilmu, yang membedakannya dengan pemrosesan lama hanyalah
digunakannya data digital. Adapun tugas utama dalam SIG adalah sebagai
berikut :
a. Input Data, sebelum data geografis digunakan dalam SIG, data tersebut
harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam bentuk digital. Proses konversi
data dari peta kertas atau foto ke dalam bentuk digital disebut dengan
digitizing. SIG modern bisa melakukan proses ini secara otomatis
menggunakan teknologi scanning.
b. Pembuatan Peta, proses pembuatan peta dalam SIG lebih fleksibel
dibandingkan dengan cara manual atau pendekatan kartografi
otomatis. Prosesnya diawali dengan pembuatan database. Peta kertas
dapat didigitalkan dan informasi digital tersebut dapat diterjemahkan
ke dalam SIG. Peta yang dihasilkan dapat dibuat dengan berbagai
skala dan dapat menunjukkan informasi yang dipilih sesuai dengan
karakteristik tertentu.
c. Manipulasi Data, data dalam SIG akan membutuhkan transformasi atau
manipulasi untuk membuat data-data tersebut kompatibel dengan
sistem. Teknologi SIG menyediakan berbagai macam alat bantu untuk
memanipulasi data yang ada dan menghilangkan data-data yang
tidak dibutuhkan.
d. Manajemen file, ketika volume data yang ada semakin besar dan
jumlah data user semakin banyak, maka hal terbaik yang harus
dilakukan adalah menggunakan database management system
(DBMS) untuk membantu menyimpan, mengatur, dan mengelola data.
e. Analisis query, SIG menyediakan kapabilitas untuk menampilkan query
dan alat bantu untuk menganalisis informasi yang ada. Teknologi SIG
digunakan untuk menganalisis data geografis untuk melihat pola dan
tren.
f. Memvisualisasikan hasil, untuk berbagai macam tipe operasi geografis,
hasil akhirnya divisualisasikan dalam bentuk peta atau graf. Peta sangat
Beberapa manfaat dari penggunaan SIG dalam perencanaan tata ruang dan
wilayah adalah :
Berikut ini adalah contoh aplikasi SIG dalam semua sektor pembangunan
wilayah :
Hardware
Data
Secara fundamental Arc Gis bekerja dengan dua tipe model data
geografis yaitu model data vektor dan model data raster.
Model Data Vektor. Informasi posisi point, garis dan polygon disimpan
dalam bentuk x,y koordinat. Suatu lokasi point dideskripsikan melalui
sepasang koordinat x,y. Bentuk garis , seperti jalan dan sungai
dideskripsikan sebagai kumpulan dari koordinat-koordinat point.
Bentuk poligon, seperti zona project disimpan sebagai pengulangan
koordinat yang tertutup.
Model Data Raster. Model data ini terdiri dari sekumpulan grid/sel
seperti peta hasil scanning maupun gambar/image. Masing-masing
Metode
SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan
dunia nyata, dimana metode, model dan implementasi akan berbeda-beda
untuk setiap permasalahan.
Sebelum data geografi digunakan dalam SIG, data tersebut harus dikonversi
kedalam format digital. Proses tersebut dinamakan digitasi. Untuk mendigitasi
peta harus dilekatkan pada peta digitasi titik dan garis ditelusuri dengan kursor
digitasi atau keypad. Untuk SIG dengan teknologi yang lebih modern, proses
konversi data dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi scanning.
Untuk beberapa tipe operasi geografi, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam
peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memberikan
informasi geografis.
Bagan alir dari proses penyusunan Pemetaan dData dan Ruang Wilayah
Investasi Kabupaten Gresik ini dapat dilihat pada berikut ini :
a. Persiapan Administrasi
b. Mobilisasi Tim Konsultan
c. Melakukan pengecekan ulang terhadap peta spasial (terakhir) yang
pernah dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Gresik.
d. Cek Wilayah, terutama mengenai batas-batas wilayah termasuk
koordinat
Jadwal Penyelesaian
B. Kelengkapan Data
Kelengkapan data yang harus diakomodasikan dalam penyusunan Pemetaan
data dan Ruang Wilayah Investasi Kecamatan Kedamean dan Kecamatan
Wringinanom di Kabupaten Gresik adalah :
a) Data Kebijaksanaan Pembangunan peruntukan kawasan yang
meliputi antara lain:
Secara lebih rinci, Tim yang akan dibentuk oleh konsultan Penyusunan
Pemetaan Data dan Ruang Wilayah Investasi Kabupaten Gresik, sebagai
berikut :
1. Tenaga Ahli :
Ketua Tim dengan latar belakang pendidikan S2 Teknik Informatika
Tenaga Ahli Pemetaan/ Indraja dengan latar belakang pendidikan S1
Geografi / S1 Geodesi
Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah dengan latar belakang pendidikan
S1 Perencanaan Wilayah
2. Tenaga Pendukung
Surveyor
Drafter GIS
Administrasi
Dalam struktur organisasinya, konsultan akan membagi ke dalam 2 (dua) jenis
hubungan yaitu:
Secara rinci struktur organisasi Penyusunan Pemetaan Data dan Ruang Wilayah
Investasi Kabupaten Gresik Tahun 2014 dapat dilihat pada gambar E-08 dan E-
09
KETUA TIM
TA SISTEM INFORMASI
TENAGA AHLI
1. TA PEMETAAN/ INDRAJA
2. TA. PERENCANAAN WILAYAH
TENAGA PENUNJANG
1. SURVEYOR
2. DRAFTER/ OPERATOR CAD
3. ADMINISTRASI
Bagan E-09
PRAKTISI GIS
PENELITI Masukan, Saran
PERGURUAN TINGGI
DLL
1. TEAM LEADER
Team leader adalah seorang sarjana S2 teknik informatika. Adapun tugas dan
tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
Bertanggung jawab pada semua aspek yang terkait dengan peta wilayah
obyek kegiatan.
Mengamati detil karakter fisik lokasi kegiatan pada tata ruang kawasan
yang ada saat ini.
Meringkas data geografis melakukan pertampalan notasi, atribute ruang
wilayah.
Mendigitasi dan Memetakan ruang wilayah kawasan kegiatan.
Menganalisis dan mengembangkan sistim jaringan jalan kawasan.
4. TENAGA PENUNJANG
Tenaga penunjang dalam Penyusunan Pemetaan Data dan Ruang Wilayah
Investasi Kabupaten Gresik adalah:
Sistem pelaporan yang disyaratkan dalam KAK yang harus dipenuhi oleh
konsultan antara lain adalah :
Laporan Pendahuluan
Laporan Fakta dan Analisa
Laporan Draft Rancangan Design dan Tampilan Data dan Peta
GIS dan LIS Data entri dan Album Peta
4. GIS dan LIS hasil entry data Kecamatan Kedamean dan Kecamatan
Wringinanom dari pendekatan planologis Dalam Laporan Akhir selain memuat
peta-peta dalam buku Laporan akhir dilengkapi dengan peta dengan skala
sesuai kebutuhan dan Album Peta dengan skala 1:10.000 untuk RDTR Kawasan
Ukuran garis
Skala peta
Laporan diselesaikan