Anda di halaman 1dari 10

MAHASISWI INTROVERT VS EKSTROVERT YANG BERPERAN SEBAGAI

AGENT OF CHANGE DALAM MENANGANI PANDEMI COVID-19

Penulis :

Mariani

170102030046

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

BANJARMASIN

2020
Tik tik terdengar suara hujan.. Tiba-tiba segemercik air membasahi tangan ku yang
sedang mengetik.. Itulah Nayla Mahasiswi jurusan Matematika Murni di Universitas Lambung
Mangkurat (ULM Banjarmasin), pekerjaannya setiap hari hanya di depan laptop, bukan karena
banyak tugas kuliah, namun memang karena hobbi nya mengetik lebih tepatnya menulis, ia
suka menulis jurnal, essai, Karya Tulis Ilmiah. Intinya yang berbau-bau dengan ilmiah atau
penelitian. Ia lebih suka semua mengerjakan semua tugasnya menyendiri di kamar. Oleh karena
itu ia sering di sebut teman-temannya dengan introvert tetapi Salma sangat cerdas. Namun
anehnya ia memiliki seorang sahabat yang sangat berbeda dengannya yaitu Salma. Orang yang
tidak pernah tidak menyapa ketika ada orang lain lewat, ia juga memiliki sifat sosial yang
sangat tinggi. Orang-orang sangat suka berteman dengannya. Karena ia sangat suka bergaul
dengan orang-orang sehingga ia kuliah jurusan Komunikasi dan penyiaran Islam di Universitas
Islam Negeri Antasari Banjarmasin. Meskipun sekarang berbeda kampus, mereka tetap
bersahabat, bahkan mereka. Bertetangga.
Saat di bulan Maret lalu, semua kampus mulai menerapkan sistem pembelajaran daring
(online learning) termasuk kedua kampus mahasiswi sejoule ini, sehingga mereka pulang ke
kampungnya yang ada di Anjir Pasar Lama, salah satu desa di kabupaten Barito Kuala,
Kalimantan Selatan. Beberapa minggu. Untungnya mereka langung pulang di bulan Maret,
dimana sistem PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) belum di terapkan.
Kembali ke cerita awal..
“Yahhh basah” Nayla langsung menoleh keatas “pantas saja atapnya bocor”.. Ucap Nayla.
Kemudian Nayla bergeser sedikit dan melanjutkan mengetik..
Tiba-tiba Ayahnya datang, “Kamu kagi mengerjakan tugas ya?” Tanya Ayahnya
“Iya yah, tapi enggak tugas kuliah sih, lomba karya tulis ilmiah” Sahut Nayla.
“Good luck yaa sayang, ohh iya ayah lupa bilang kalau di kamar kamu ada yang bocor atap
nya, karena kamu biasanya tidak ada di rumah jadi ayah lupa untuk memperbaiki, nanti besok
ayah perbaiki yaa Nay…”
“Terima kasih ayah ku sayang.. Belum Nay ngomong. ayah tahu saja kalau Nay mau ngomong
ini, tapi keduluan Ayah.. hehehe”
***
“Sal, kamu tidak punya tugas kuliah ya?” Tanya Ibu Salma..
“Ada bu, tapi deadline nya masih lama” Jawab Salma.
“Ibu jarang melihat kamu membuka laptop, apalagi mengetik seperti Nayla, Kalau Nayla yaa
ketika ibu datang ke rumah nya, dia pasti sibuk dengan laptopnya.. Lah kamu sibuk jalan-
jalan, main sama anak-anak, ngumpul sama ibu-ibu, seperti bukan anak kuliahan saja..” Jelas
Ibunya dengan membandingkan Salma dan Nayla. Kemudian Nisa mecoba menejelaskan
kepada ibu nya. “Aku tidak mau menampakan dengan orang kampung sini bahwa aku hanya
sibuk dengan tugas kuliah, nanti mereka malah mengira aku sombong karena tidak mau
bergaul dengan mereka, makanya aku lebih bersosialisasi dengan mereka bu, hitung-hitung
silaturrahmi kan pahala juga bu?” “Tapi mereka pasti faham Sal kalau kamu anak kuliah an,
pasti sibuk..” Balas Ibunya
“Sudah lah bu, Sal gak mau berdebat sama ibu..” Pinta Salma dengan sopan..
“Iya-iya sayang, jangan ngambek dong, Ibu ngebolehan saja kok kalau kamu silaturrahmi
dengan orang-orang sini, asal jangan lupa sama tugas kuliah kamu..”
“Pasti bu, siang buat jalan-jalan di kampung malamnya aku mengerjakan tugas kuliah ku bu..”
“Kamu yaaaa, jangan terlalu bergadang ya nak, tidak bagus buat perawan..”
“Ibu ini terlalu percaya dengan mitos, yaa sudah aku pamit bu, aku sudah ada janji sama anak-
anak bu… Assalamu’alaikum…” Ucap Salma dengan tergesa-gesa…
“Waalaikum salam, hati-hati.. mau kemana nak?”. Tiba-tiba sudah sudah tidak ada sahutan
lagi, seperti sekejap kilat saja ni anak.
***
“Kak Salma….” teriak anak-anak
“Wahhh kalian sudah nungguin kakak dari tadi ya? Maaf yaa kakak telat datangnya”..
“Kak kita mau dengar cerita kakak lagi dong”.. Ucap salah satu anak yang ada di pedepokan
itu..
“Hemmm baik, kakak mau ceritain tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia, mau dengerin
gak?”. Lalu, semuanya serontak menjawab “Mau kak….”
Semuanya hening mendengarkan cerita perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka.
Ketika mau selesai Salma menyimpulkan bahwa “Tanpa pemuda-pemuda Indonesia yang rela
berjuang bahkan sampai rela mati, Indonesia tidak akan merdeka. Makanya pemuda di sebut
sebagai tulangg punggung suatu bangsa sebagaimana yang dikatakan oleh Mustafa Al-
Ghalayaini, seorang penyair dari Mesir. “Pemuda itu orang yang muda kan ka seperti kakak,
kalau kita masih anak-anak tapi kalau sudah seperti kak Salma juga menjadi pemuda kan
kak?” “Betul dek”. “Wahhh, berarti pemuda itu hebat dong ka?” salah satu anak dengan
gembira meberikan pernyataan dan memastikan yang ia katakana itu benar, “betul sekali dek”.
“Tapi suatu negara juga akan rusak jika pemudanya rusak, oleh karena itu untuk kita semua
jadilah pemuda-pemuda yang mampu membuat Indonesia bisa bangga dengan kita. Kakak
pesan sama kalian yaa, kalian kan calon pemuda, ketika sudah besar nanti, jangan pernah
merasa jadi orang yang paling hebat, apalagi kalau misalnya kalian ada yang menjadi polisi
tapi ada teman kalian yang hanya menjadi petani, hal seperti ini jangan membuat kita merasa
lebih darinya dan tetap hormat dengan orang yang lebih tua”. Semua anak-anak menjawab
“Siap kak”..
Tiba-tiba ada seorang ibu datang menyuruh Salmadan anak-anak untuk berkumpul di
tempatnya karena besok ada hajatan, sehingga hari ini mereka memasakan dengan masakan
yang banyak dan perlu tenaga-tenaga dari orang-orang kampung. Salma dengan senang
menerima nya , “baik bu kami pasti kesana”.
Salma berbincang-bincang dengan warga kampung, ia di sambut dengan hangat,
meskipun akan kuliahan ia sama sekali tidak merasa terganggu dengan ibu-ibu yang mengobrol
dengan suara ribut, maklum lah perempuan.
Tiba-tiba, ada seorang ibu-ibu berkata kepada Salma, “kamu itu berbeda dengan Nayla,
ia selalu sibuk dengan tugas kuliahnya ketika berada di rumah”. “Iya maklum lah bu namanya
juga anak kuliahan, Nayla kan jurusan Matematika Murni, itu susah bu, tugasnya berbeda sama
saya bu, tugasnya lebih berat, makanya Nayla selalu belajar bu.” Salma menjelaskan kepada
ibu-ibu agar mereka mengerti. Meskipun ia tahu kalau sahabatnya itu kurang suka bergaul
dengan banyak orang karena hobbi nya menulis sehingg tidak ada waktu untuk mengobrol
paling cuma sebentar, apalagi semenjak menjadi mahasiswi, sekarang saja mereka jarang
bertemu padahl tetangga an” Ucap Salma dalam hati.
“Ohhh begitu yaaa nak, nanti ajak Salma kesini yaaa…” Kata ibu tadi.. “Siap bu..”
Sahut Nisa sambil mengangkat tanganya seperti ketika mau Apel.
***
“Assalamualaikum Nay… “Waalaikum salam, ehhh Salma masuk Nak” Sambut Ibunya
Nayla dengan hangat.. “Nay nya ada bu?” Tanya Salma. “Iya pasti adalah di kamarnya, mana
mungkin dia jalan, setiap hari laptop saja temannya”. “Calon orang sukses memang seperti
itu bu, sibuk dengan laptop hehe..”. Timpal Salma. “Amin, Ya sudah kamu ketok saja pintu
kamarnya”. Ucap ibu Nayla.
Tiba-tiba pintunya terbuka sedikit, langsung lah si Salma masuk. “Woy, kayak udah
semester akhir aja ni anak pacaran sama laptop mulu…”. “Ehhh Salma, ngagetin saja…”.
“Aku ganggu yaaa?”. “Ya enggak lah..” “Baguslah, ni rumah gak ada makanan yaaa, cuma
ada laptop aja yaa?” Ucap Salma sambil bercanda.. “Ehhh tahu gak, kita bakalan kuliah
daring sampai juni”. “Kamu ya Sal, jawaban kamu tidak sesuai dengan pertanyaan ku, Ehh
tapi Baguslah, jadi bisa lama-lama di sini”. Ucap Salma dengan greget. “Ehh maaf, sebentar
aku ambilkan sabar ya bu..”. Kemudian Nayla melanjutkan “Bagus apanya, sinyal disini jelek,
lelet, perlu waktu lama buat download”. “Belajar mulu sih, ngerjain essay, jurnal, Karya Tulis
Ilmiah apalah itu, doyan banget lo ngerjakan yang seperti itu”. “Yaaa aku kan penasaran,
Ohhh yaaa aku kamu mau bantuin aku wawancara orang-orang sini enggak? Aku perlu data
untuk mengetahui bagaimana pendapat mereka tentang perekonomian mereka ketika pandemi
covid-19 ini”. “Ya jelas tidak bagus lah, mereka berhenti bekerja, yang bekerja sebagai
penyadap karet juga gak bisa lagi, meskipun bisa tapi tidak ada yang membeli”.. “Saya tidak
bertanya sama anda ya” Tukas Nayla. “Ini untuk apa? Apa fungsinya? Benefitnya apa buat
warga kalau mereka mau di wawancarai”. “Begini saudari Salma yang terhormat, saya ada
mengikuti lomba karya tulis ilmiah yang mengharuskan saya untuk melakukan penelitian untuk
mendapatkan data menggunakan questionnaire atau wawancara, karena warga sini pasti malas
untuk mengisi angket, sehingga saya putuskan untuk mewawanacarai saja tetapi tetap harus
physical distancing, kalau saya menang, saya akan mendapatkan uang 10 juta. Sehingga saya
ingin uangnya untuk warga kampung kita dan saya sudah izin dengan orang tua saya mengenai
hal ini, faham ibu”. “Masya Allah ukhti mulia sekali cita-cita mu..”. Puji Salma dengan tertwa
sambil bertepuk tangan. “Terus komisi saya ada?” Timpal Salma. “Gampang… mau kemana?
jalan-jalan? Mall? ke Gunung? atau”.. “Ini musim Corona anda menyuruh saya mati yaa..?”.
“Kan kamu suka jalan-jalan Salma”. “Tapi bukan sekarang juga Nayla”. Greget Salma.
***
Keesokan harinya, Salma dan Nayla pergi ke rumah-rumah warga. Biasanya mereka
ramai duduk di salah satu teras milik warga kampung itu, karena tidak boleh lagi berada di
kerumunan sehingga mereka hanya berada di rumah.
Satu persatu rumah mereka datangi, Nayla selalu berbicara dengan formal kepada
warga, sementara Salma dengan bahasa keseharian seperti biasanya, ia juga memintai nomor
ibu-ibu yang ada di kampung tersebut agar tetap bisa bersilaturrahmi. Di setiap rumah warga,
Nayla selalu meminta doa kepada agar dia bisa memang dalam lomba Karya Tulis Ilmiah nya
sehingga uangnya bisa sedikit membantu untuk keperluan, Nayla juga ingin membelikan hand
sanitizer agar mereka bisa benar-benar menjaga kesehatan.
“Seru yaaa ternyata mengobrol sama warga sini” Ucap Nayla sambil tersenyum, “Yaa
iyalah lebih seru daripada mengobrol dengan jurnal-jurnal”. Sahut Salma. Mereka pun pulang
ke rumah-rumah masing.
***
Salma sangat sibuk memasukan kontak warga ke dalam Handphonenya untuk
memasukan mereka ke group WhatsApp agar bisa tetap mengobrol dan memberikan informasi
mengenai virus covid-19, karena banyak dari mereka yang langsung menelan berita yang hoax.
Maklum lah mereka tidak tahu bagaimana cara memilah informasi yang benar, berbeda dengan
mahasiswa, mereka pasti akan memastikam bahwa informasi atau berita itu benar, jika benar
akan mereka bagikan sebagai informasi. Harapannya semua mahasiswa seperti ini yaaa…
jangan langsung forward-forward saja (bahasa WhatsApp: di lanjutkan). Inilah peran
mahasiswa sebagai agent of change dalam menangani pandemi ini, jangan sampai
menyebarkan berita-berita yang hoax mengenai virus corona yang bisa membuat masyarakat
salah informasi sehingga membuat mereka takut. Tapi informasi-informasi yang di dapat harus
di cek lagi kevalidan nya. Oleh karena itu, salah satunya dengan membuat group whatsApp
dengan warga-warga, jika ada berita sebagai mahasiswa harus mencek kevalidannya.
Setelah seminggu lebih, tibalah pengumuman lomba Karya Tulis Ilmiah yang di ikuti
oleh Nayla.
Dug dag dig dug….
Ternyata juara 1 di raih oleh Nayla Anggina Pratiwi. Nayla sangat senang dan langsung
memberi kabar kepada Salma bahwa dia menang. Nay pun meminta Salma untuk
membantunya ke Alfamart untuk belanja dan akan memesan hand sanitizer secara online. Ayah
Salma dan Nayla juga memberikan uang kepada mereka untuk membantu warga.
Setelah seminggu baru mereka membagi ke rumah-rumah warga. Warga pun sangat
senang, bahkan ada salah satu yang meminta maaf kepada Nayla karena menurutnya Nayla
wanita yang jutek, tidak peduli dengan kita, karena Nayla tidak pernah mau bergaul dengan
kita, ternya Nayla sangat baik. “Maafin teman saya ya bu, dia memang jutek makanya gak ada
cowok yang mau sama dia bu, enggak bercanda bu.. Nay memang seperti ini bu orang nya
karena saya sudah sejak kecil berteman dengan nya sehingga saya tahu persis bagaimana Nay,
sebagai teman bukannya saya tidak mau mengajak dia untuk berjalan-jalan bu, tapi saya faham
ada sesuatu yang ia kerjakan, dia tidak suka untuk membuang waktu seperti mengobrol bu,
sama saya saja kalau saya ngomong dia malah asyik sama laptopnya, tapi saya tidak pernah
marah bu, karena yang ia kerjakan pasti akan bermanfaat dan hasilnya kalau dia mengikuti
lomba pasti di berikan kepada orang-orang bu, padahal kan bu harus di berikan ke orang-orang
terdekat dulu kan bu, nah saya sahabatnya sendiri tidak di nafkahi bu”.. Jelas Salma dengan
panjang lebar yang membuat orang-orang tertawa. “Mentang-mentang jurusan Komunikasi
dan Penyiaran yaaa anda ngomong mulu…” Timpal Nayla. “Bu, Nay mohon maaf ya, kalau
Nay selama ini terlihat seperti orang yang tidak peduli, tidak seperti Salma yang selalu ngobrol
dengan orang-orang kampung sini. “Iya dong seperti saya, patutu di contoh ini” Sahut Salma
dengan nada bangga. “Bu kami mau ke rumah-rumah yang lain lagi ya bu, kami pamit
Assalamualaikum..” Ucap Salam. “Waailaikum salam”
“Akhinya selesai juga yaa Nay?”.. “Iya Alhamduluillah, Ohh ya aku sebenarnya
bingung nih, kalau aku silaturrahmi ke rumah-rumah warga aku takut tugas-tugas lomba ku
tidak terselesaikan”. “Ya Allah Nay, silaturrahmi itu memperpanjang umur, nambah rezeki
juga, ini bukan aku yang ngomong lo, ini ada hadits nya.. Percaya deh Nay..”. “Iya aku percaya
kok, terima kasih Sal karena sudah mau menjadi sahabat ku dan selalu mengajak ku dalam
kebaikan”. Ucap Nayla sambil memeluk Salma. Salma pun juga memluk Nayla dengan erat.
GEBYAR KREASI (KARYA CERPEN, POSTER DAN ESSAI)

TAHUN 2020

Judul : Mahasiswi Introvert Vs Ekstrovert yang Berperan Sebagai Agent of


Change dalam Menangani Pandemi Covid-19

Jenis Karya : Cerpen

Asal Universitas : Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Biodata Peserta

a. Nama : Mariani

b. Tempat Tanggal Lahir : Anjir, 24 April 1999

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Jurusan/Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris

e. Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

f. E-Mail : mariani.uinantasari@gmail.com

g. No. Hp : 0858-2228-9322

Diwajibkan menyertakan Foto/Scan KTM/KRS


Lembar Orisinalitas

SURAT PERNYATAAN PESERTA

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Mariani

NIM : 170102030046

Jurusan/Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris

Fakultas, Nama Universitas : Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Antasari
Banjarmasin

Dengan Ini Menyatakan Bahwa Saya Dengan Judul “MAHASISWI INTROVERT VS


EKSTROVERT YANG BERPERAN SEBAGAI AGENT OF CHANGE DALAM
MENANGANI PANDEMI COVID-19” yang diusulkan untuk mengikuti Gebyar Kreasi
Mahasiswa Indonesia Tingkat Nasional BEM UNESA 2020 belum pernah/tidak sedang
diikutsertakan dalam kompetisi lain. Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidak sesuaian
dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Mariani

170102030046

Anda mungkin juga menyukai