Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PAPER

PRINSIP PREPARASI KLAS I – KLAS V DAN PREPARASI KLAS 1


RESIN KOMPOSIT

DOSEN PEMBIMBING:

drg. Muhammad Yanuar Ichrom Nahzi, Sp.KG

DISUSUN OLEH

ULYA RAHMATASARI

1811111220028

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya maka dapat
menyelesaikan paper dengan judul ”Prinsip Preparasi Klas I – Klas V dan Preparasi Klas 1 Resin
Komposit” dengan dosen pembimbing drg. Muhammad Yanuar Ichrom Nahzi, Sp.KG.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan paper ini. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada drg. Muhammad
Yanuar Ichrom Nahzi, Sp.KG selaku dosen yang membimbing dengan p embuatan paper ini
bertujuan memenuhi tugas paper Prinsip Preparasi Klas I – Klas V dan Preparasi Klas 1 Resin
Komposit. Dengan selesainya paper ini semoga dapat menjadi referensi baik pada institusi
pendidikan dokter gigi guna kelancaran kegiatan belajar mengajar. Maka dari itu untuk kritik dan
saran diharapkan. Semoga paper ini dapat berguna dan bermanfaat.

Banjarmasin, 30 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................................3
2.1 Prinsip preparasi klas I............................................................................................................................3
2.2 Prinsip preparasi klas II..........................................................................................................................4
2.3 Prinsip preparasi klas III.........................................................................................................................5
2.4 Prinsip preparasi klas IV........................................................................................................................6
2.5 Prinsip preparasi klas V..........................................................................................................................7
2.6 Prinsip preparasi klas I resin komposit..............................................................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................................9
3.2 Saran.............................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Preparasi gigi merupakan pembuangan jaringan karies dan jaringan yang telah lemah
dari gigi dan membentuk gigi yang masih sehat sehingga dapat menerima restorasi yang
permanen atau sementara. Perawatan yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi
perjalanan penyakit jaringan pulpa ke daerah apeks. Prinsip preparasi menghilangkan penyebab
dan mencegahnya timbul infeksi. Pada perawatan saluran akar sendiri terdiri dari dua tahap
pekerjaan yaitu preparasi saluran akar dan pengisian saluran akar. Preparasi saluran akar terdiri
dari pembersihan dan pembentukan saluran akar yang meliputi pengambilan jaringan organik
dalam sistem saluran akar yang terdiri dari jaringan pulpa yang terinfeksi, yang masih sehat,
bakteri, dan endotoksinnya. Terdapat syarat yang diperlukan untuk preparasi yaitu cavitas yang
harus bersih, tepi cavitas halus dan terletak glasir yang sehat, glasir harus disokong oleh dentin
sesuai arah enamel rods, bentuk cavitas harus menanggung tambalan yang kuat, tidak
pecah(resisten), bentuk tambalan member retensi yang cukup pada tambalan, dan cavitas harus
diambil di tempat dimana tidak akan terjadi caries sekunder.1
Pada tahun 1908, Dr. G. V. Black mengembangkan metode komprehensif untuk
mengklasifikasikan lesi karies, yang sangat berguna ketika menguraikan prinsip khusus dari
preparasi kavitas. Klasifikasi asli adalah kelas I, kelas II, kelas III, IV, dan V G. V Black. Pada
Semua karies ceruk dan fisura adalah kelas I, sedangkan karies kelas dua, tiga, empat, dan lima
semuanya karis permukaan halus. Kelima kelas karies yang dibuat dan dipublikasikan Black
pada tahun 1908 yang masih sesuai, walaupun prinsip preparasi kavitas sekarang diterapkan
secara unik untuk setiap kelas karies dan untuk setiap bahan restorasi yang baru. Preparasi
kavitas yang sukses untuk bahan restoratif seperti amalgam gigi, komposit, resin, atau logam cor
didesain untuk memungkinkan penempatan dan pemeliharaan setiap bahan restoratif dan, dalam
waktu yang sama, memastikan dipertahankannya struktur gigi yang tersisa.2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Prinsip Preparasi Klas I?
2. Apa Prinsip Preparasi Klas II?
3. Apa Prinsip Preparasi Klas III?
4. Apa Prinsip Preparasi Klas IV?
5. Apa Prinsip Preparasi Klas V?
6. Apa Prinsip Preparasi las I Resin Romposit?

1
2

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui Prinsip Preparasi Klas I.
2. Mengetahui Prinsip Preparasi Klas II.
3. Mengetahui Prinsip Preparasi Klas III.
4. Mengetahui Prinsip Preparasi Klas IV.
5. Mengetahui Prinsip Preparasi Klas V.
6. Mengetahui Prinsip Preparasi Klas I Resin Komposit.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Diketahuinya Prinsip Preparasi Klas I.
2. Diketahuinya Prinsip Preparasi Klas II.
3. Diketahuinya Prinsip Preparasi Klas III.
4. Diketahuinya Prinsip Preparasi Klas IV.
5. Diketahuinya Prinsip Preparasi Klas V.
6. Diketahuinya Prinsip Preparasi Klas I Resin Komposit.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Preparasi Klas I

Pada tahapan preparasi kavitas klas I G.V Black pada tahap pertama yaitu membuat
outline form untuk preparasi klas I. Tahap kedua yaitu preparasi klas I dimulai dengan
menghilangkan struktur gigi yang karies pada bagian pit menggunakan round diamond bur
dengan kedalaman dari 2,5 mm untuk bahan restorasi komposit. Tahap ketiga yaitu dengan
membentuk box dengan sedikit konvergen kearah oklusal menggunakan bur straight fissure
diamond bur. Tahap keempat yaitu dengan meratakan bagian pulpa wall dengan menggunakan
inverted diamond bur. Tahap kelima yaitu bagian cavosurface margin dibuat bevel
menggunakan straight atau flame diamond bur untuk membuka enamel rods sebagai retensi.
Tahap keenam yaitu mengaplikasikan cavity cleanser menggunakan chlorhexidine untuk
menghilangkan smear layer dan debris yang terdapat didalam kavitas. Pada kelas I karies pada
permukaan oklusal yaitu 2/3 oklusal, baik pada permukaan labial/lingual/palatal dari gigi geligi
dan juga karies yang terdapat pada permukaan lingual gigi geligi depan. Lesi kelas I terbentuk di
dalam ceruk dan fisura email dan dapat terbentuk di manapun ada ceruk dan fisura yang dalam
dan sulit diakses dan dapat mendeteksi lesi kelas I secara klinis memerlukan inspeksi visual dan
evaluasi taktil. Lesi kelas I biasanya tidak terdeteksi pada radiograf sampai menyebar ke dalam
dentin karena lesi yang tertutup di antara permukaan email bukal yang tebal dan lingual, yang
menunjukkan gambaran lebih putih, sehingga menutupi warna karies yang lebih gelap.
Perhatikan bahwa bentuk lesi kelas I pada penampang melintang email agak segitiga dengan
terlihat pada permukaan email, dan biasanya yang lebar terletak di sepanjang DEJ. Perluasan
untuk prevensi, yang meliputi ceruk dan fisura yang berbatasan dengan karies aktif, harus
dipertimbangkan jika pasien muda karena memiliki laju karis tinggi, dan/atau menunjukkan
higiene mulut jelek, tetapi sealant bisa juga digunakan untuk melindungi ceruk dan fisura
didekatnya.1,2

3
4

2.2 Prinsip Preparasi Klas II

Pada preparasi klas II karies ysng terdapat pada permukaan proximal dari gigi geligi
belakang termasuk karies yang menjalar ke permukaan oklusalnya. Lesi kelas dua terbentuk
pada permukaan proksimal halus dari gigi posterior tepat di servikal kontak prokimal.
Terbentuk karena pengambilan plak yang tidak bersih, karena sulit mencapai permukaan
interproksimal. Deteksi klinis lesi kelas II yang kecil di dalam mulut tanpa bantuan radiograf
seringkali sulit dilakukan karena ketidakmampuan memvisualisasi atau menyonde daerah ini.
Lesi kelas II terlihat seperti bayangan segitiga yang kecil di dalam email tepat servikal dari
kontak proksimal. Deteksi radiografis lesi kelas II awal sebagian besar dilakukan dengan
menggunakan radiograf bitewing karena lesi kelas II normalnya terlihat pada radiograf sebelum
dapat di deteksi secara klinis. Preparasi untuk lesi karies kelas II dapat di restorasi denga n
amalgam, komposit langsung, inlay, atau onlay. Semakin besar preparasi (oleh karena itu
struktur gigi yang tersisa semakin tipis), lebih sesuai restorasi onlay untuk menutup puncak
tonjol, melindungi jaringan gigi yang tersisa, dan memperlengkapi dengan resistensi yang
memadai. Preparasi kelas II sering kali meluas di atas permukaan oklusal untuk menyertakan
cacat di dekatnya atau karies ceruk dan fisura oklusal seperti pada preparasi kelas I. Boks
proksimal mungkin bisa diibaratkan anak tangga yang turun ke gingiva dari bagian oklusal.
Perluasan proksimal (kotak) menambah dimensi baru. Misalnya dinding bukal dan lingual dari
kotak proksimal preparasi kelas II dipreparasi sebelum kontak proksimal tepat ke dalam
embrasure bukal dan lingual. Dengan cara ini, tepi restorasi dapat dievaluasi lebih baik oleh
dokter gigi dan dijaga kebersihannya oleh pasien. Dinding bukal dan lingual dari bagian oklusal
dan kotak proksimal untuk amalgam dipreparasi sedemikian rupa sehingga konvergen sedikit
kea rah oklusal untuk mencegah lepasnya restorasi ke oklusal. Alur retentive dapat dibuat di
bukal dan lingual dalam boks proksimal sebagai perluasan dinding internal vertikal dari boks
yang segaris dengan sumbu panjang gigi, dan oleh karena itu disebut dinding aksial. Alur
retentive didesain untuk mencegah restorasi amalgam terlepas ke arah proksimal. Alur ini
terletak pada garis sudut aksiobukal dan aksiolingual. Restorasi resin umumnya dipersiapkan
dengan cara yang sama dengan amalgam. Tetapi dengan retensi tambahan yang di dapat dari
etsa email dan bonding sehinga tidak perlu dibuat alur retensi internal.1,2
5

2.3 Prinsip Preparasi Klas III

Pada preparasi klas III Karies yang terdapat pada permukaan proximal dari gigi geligi
depan dan belum mengenai incisal edge. Lesi kelas III adalah lesi permukaan halus yang terletak
pada permukaan proksimal dari gigi anterior, tepat servikal dari kontak proksimal, tetapi tidak
melibatkan sudut insisal dari gigi. Lesi kelas III yang kecil (awal) sering kali dapat di deteksi
secara klinis dengan memeriksa perubahan email fasial atau lingual secara cermat untuk melihat
perubahan translusensi tepat servikal dari kontak proksimal. Lesi dibawahnya menyebabkan
email sedikit lebih gelap atau lebih opak dari pada email yang sehat, sekitarnya. Perubahan ini
jelas terlihat apabila sumber sinar ditempatkan di lingual dari email proksimal gigi, menujukkan
perubahan transiluminasi di fasial. Metode deteksi klinis ini disebut transiluminasi. Radiograf
dari gigi anterior juga dapat digunakan untuk mengkonfirmasi lesi kelas III. Indikasi untuk
merestorasi lesi kelas III yaitu pada saat permukaan karies telah mencapai dentin seperti terlihat
pada radiograf atau melalui transiluminasi. Karena pada sebagian besar kasus, restorasi resin
kelas III mendapatkan retensi dari ikatan resin ke email yang dietsa dan dentin, bentuk akhir
preparasi resin kelas III akan tak berbentuk, mengasah hanya struktur gigi yang karies dengan
mempertahankan struktur gigi sehat sebanyak mungkin. Karena lesi kelas III terjadi pada daerah
yang tidak menerima tekanan tetapi faktor estetiknya sangat penting bagi pasien, resin komposit
sewarna gigi adalah restorasi yang menjadi pilihan. Perluasan untuk prevensi adalah minimal
pada preparasi komposit kelas III karena dokter gigi ingin mempertahankan email sebanyak
mungkin untuk alasan estetis. Pendekatan untuk mengambil jaringan karies, apabila mungkin,
adalah dari lingual, sehingga email fasial dipertahankan agar memberi estetis maksimum, tetapi
jika karies telah merusak email fasial, dapat digunakan pendekatan fasial. Apabila merestorasi
gigi dengan lesi karies yang besar, bentuk retensi mungkin didapatkan dengan hanya mengambil
karies yang telah menyebar pada DEJ, menghasilkan preparasi yang lebih besar pada bagian
internal daripada eksternal. Metode yang lebih konservatif untuk mendapatkan retensi dan
mereduksi kebocoran pada tepi cavosurface restorasi komposit adalah dengan mengikat resin
koomposit ke permukaan email yang dibevel dan dietsa asam. Oleh karena itu, bentuk preparasi
dapat lebih konservatif, tanpa perlu alur atau ceruk retentif internal.1,2
6

2.4 Prinsip Preparasi Klas IV

Pada preparasi klas IV karies pada permukaan proximal gigi geligi depan dan telah
mengenai incisal edge dan melibatkan permukaan proksimal gigi anterior, tetapi selain itu juga
melibatkan sudut insisal gigi. Lesi kelas IV sering disebabkan oleh lesi kelas III yang menjadi
begitu besar sehingga sudut gigi yang growong menjadi patah. Cacat yang serupa terjadi ketika
sudut gigi fraktur karena benturan pada mulut. Restorasi kelas IV diindikasikan apabila karies
aktif terdeteksi. Bergantung pada tingkat keterlibatan, preparasi ini hanya mempunyai satu
dinding datar atau mungkin tersusun atas dua permukaan utama yaitu permukaan gingiva dan
permukaan yang lebih aksial. Tidak ada titik sudut. Apabila preparasi kelas IV konservatif, resin
komposit, terutama yang menggunakan teknik etsa asam, adalah restorasi pilihan. Perawatan
alternative adalah vinir porselen pada permukaan fasial, menggantikan daerah insisal yang
fraktur. Jika preparasi luas atau seluruh sudut insisal dari gigi dan kedua permukaan proksimal
terkena, tetapi struktur gigi yang tersisa masih cukup, lebih baik merestorasi gigi dengan
mahkota penuh yang mempunyai permukaan fasial sewarna gigi, atau restorasi keramik penuh
(mahkota), untuk estetis dan keawetan terbaik. Hanya perlu dilakukan pengambilan karies dan
penghalusan permukaan yang kasar atau email yang tidak terdukung untuk mempreparasi gigi
untuk restorasi komposit. Oklusi biasanya harus dianalisis untuk memastikan bahwa ada ruangan
restorasi ketika pasien mengunyah dan menggigit, khususnya pada arah protrusif. Retensi sering
dicapai dengan teknik etsa asam yang memungkinkan resin tags untuk mengikatkan komposit ke
gigi. Sayap tipis dari kelebihan bahan komposit dapat menutupi email yang dibevel, yang telah
dietsa asam untuk memaksimalkan retensi dan meningkatkan estetik dengan memadukan
perbedaan warna antara komposit dan email.1,2
7

2.5 Prinsip Preparasi Klas V

Pada preparasi klas V karies yang terdapat 1/3 servikal dari permukaan bukal/labial atau
lingual palatinal dari seluruh gigi geligi. Lesi Ini merupakan lesi permukaan halus yang
disebabkan karena higiene mulut yang jelek pada daerah servikal dari kurvatura bukal atau
lingual, di dekat gingiva, di mana pembersihan alami dari bibir, lidah, dan pipi tidak efektif.
Area gigi ini rentan terhadap akumulasi plak dan karies. Lesi kelas V mulai terbentuk, Nampak
sebagai daerah putih keruh seperti kapur tulis atau permukaan yang berwarna. Tidak semua area
pada servikal gigi yang putih atau berwarna gelap memerlukan restorasi kelas V karena daerah
karies awal dapat merespons fluoride dan peningkatan higiene mulut serta mengalami
remineralisasi sehingga tidak memerlukan restorasi. Selain itu, cacat ini bisa saja merupakan area
karies terhenti (lama, nonaktif) atau cacat kavitas nonkaries karena abrasi, erosi, atau abfraksi.
Lesi kelas V memerlukan restorasi apabila struktur gigi lunak atau berlubang. Karena lesi kelas
V terjadi pada tempat yang tidak menerima beban tekanan, apabila estetis merupakan faktor
utama, dapat digunakan komposit walaupun kurang tahan terhadap abrasi disbanding amalgam.
Pada lesi abrasi gingiva dan karies akar dokter gigi mungkin merestorasi gigi dengan ionomer
kaca atau ionomer kaca modifikasi resin, karena keduanya terikat pada dentin dan mengandung
fluoride. Amalgam dapat digunakan jika estetik bukan hal yang utama. Preparasi resin komposit
kelas V biasanya dijaga sekonservatif mungkin dengan dinding aksial yang cembung hanya ke
dalam dentin dengan perluasan kecil atau tanpa perluasan untuk prevensi. Retensi restorasi
amalgam didapat dengan mempreparasi alur retentif dengan perluasan dinding aksial ke arah
oklusal dan gingiva. Apabila menggunakan komposit, alur retentif yang serupa dapat digunakan,
tetapi lebih sering, retensi bergantung pada permukaan email yang dibevel dan sudah dietsa
asam. Restorasi ionomer kaca pada daerah abrasi servikal yang dalam mungkin tidak
memerlukan preparasi, hanya perawatan dengan kondisioner dentin atau primer yang membantu
ikata kimia antara dentin dan restorasi ionomer kaca.1,2
8

2.6 Prinsip Preparasi Klas I Resin Komposit

Kavitas klas I merupakan kavitas yang dimulai dengan kerusakan pada pit dan fissure
yang terdapat pada permukaan oklusal gigi molar dan premolar, permukaan lingual,bukal, dan
palatal semua gigi di daerah 2/3 ke arah oklusal dan insisal dan foramen caecum gigi anterior
atas. Pit dan fissure merupakan hasil perpaduan yang tidak lengkap dari enamel dan sangat
rentan terhadap karies. Dengan menggunakan cairan yang viskositasnya rendah daerah ini dapat
ditutup dengan cara melakukan etsa asam pada dinding-dinding pit dan fissure serta beberapa
mm permukaan enamel yang berbatasan dengan daerah tersebut. Untuk preparasi komposit,
retensi juga didapat melalui etsa asam email untuk menghasilkan ketidakeraturan mikroskopis
pada permukaan yang kemudian diisi dengan lapisan pertama bahan pelekat yang dapat
mengalir. Membuat outline form pada oklusal gigi mengikuti bentuk pit dan fissure dengan
memperhatikan bentuk resistensi, retensi, konvenien, dan extention for prevention.1,2
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada kesimpulapan yang dapat diambil yaitu bahwa preparasi kavitas merupakan
semua pekerjaan yang dilakukan untuk menghilangkan jaringan gigi yang rusak yang
disebabkan karena karies dengan maksud untuk dibuat suatu tumpatan supaya didapatkan
kembali bentuk anatominya, kekuatannya dan mencegah terjadinya karies gigi.

3.2 Saran
Dengan adanya paper ini diharapkan mahasiswa mengetahui klasifikasi prinsip
preparasi dengan baik karena sangat penting dalam melanjutkan perawatan.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Chandra S, Candra S, Chandra G. Textbook of Operative Dentistry. New Delhi:


Jaypee;2007.
2. Scheid RC, Weiss G. Woelfel Anatomi Gigi Edisi 8. Jakarta: EGC; 2017.

10

Anda mungkin juga menyukai