BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 2m 2 dengan berat kira-kira
16% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital vserta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis
dan sensitive, bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga
bergantung pada lokasi tubuh. Kulit mempunyai berbagai fungsi seperti sebagai
perlindung, pengantar haba, penyerap, indera perasa, dan fungsi pergetahan.
Luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, dengan berbagai etiologi
merupakan masalah yang sering ditemukan dalam berbagai disiplin ilmu
kedokteran. Kejadian ini salah satu sumber utama morbiditas, meningkatkan
angka mortalitas, penyebab kerusakan psikologis bagi para penderita,
meningkatkan anggaran biaya pengobatan, kehilangan jam kerja pada penderita
dalam usia produktif.
Penyembuhan luka secara perdefinisi adalah perbaikan atau penyusunan
kembali jaringan/organ yang rusak, terutama kulit. Adanya luka akan
mengaktifkan proses sistemik yang merubah fungsi fisiologi yang dapat
melampaui kondisi lokal pada daerah yang mengalami luka.
Penyembuhan luka pada kulit merupakan kondisi yang kompleks, mencakup
berbagai respon terhadap cedera.
Secara umum penyembuhan luka menunjukkan respon organisme
terhadap kerusakan fisik jaringan /organ serta usaha pengembalian kondisi
homeostasis sehingga tercapai kestabilan fisiologi jaringan atau organ yang
ditandai dengan terbentuknya epitel yang fungsional diatas daerah luka.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Kulit
Kulit merupakan jaringan perlindungan yang lentur dan elastis, menutupi
permukaan tubuh dan merupakan 5% berat tubuh. Kulit sangat berperan pada
pengaturan suhu tubuh dan mendeteksi adanya rangsangan dari luar serta untuk
mengeluarkan kotoran. Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna
terang, pirang dan hitam, warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi,
serta warna hitam kecoklatan pada genitalia orang dewasa .
Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya; kulit
yang elastis dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, kulit yang
tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa. Kulit yang tipis
terdapat pada muka, yang berambut kasar terdapat pada kepala.
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu lapisan
epidermis atau kutikel, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Tidak ada garis tegas
yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan adanya jaringan
ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak.
3
keluar dengan kecepatan tumbuh kira-kira 1 mm per minggu. Sisi kuku agak
mencekung membentuk alur kuku. Kulit tipis yang yang menutupi kuku di bagian
proksimal disebut eponikium sedang kulit yang ditutupki bagian kuku bebas
disebut hiponikium.
Rambut, terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit dan bagian yang
berada di luar kulit. Ada 2 macam tipe rambut, yaitu lanugo yang merupakan
rambut halus, tidak mrngandung pigmen dan terdapat pada sbayi, dan rambut
terminal yaitu rambut yang lebih kasar dengan banyak pigmen, mempunyai
medula, dan terdapat pada orang dewasa. Pada orang dewasa selain rambut di
kepala, juga terdapat bulu mata, rambut ketiak, rambut kemaluan, kumis, dan
janggut yang pertumbuhannya dipengaruhi hormone androgen.
Rambut halus di dahi dan badan lain disebut rambut velus. Rambut
tumbuh secara siklik, fase anagen berlangsung 2-6 tahun dengan kecepatan
tumbuh kira-kira 0.35 mm per hari. Fase telogen berlangsung beberapa bulan. Di
antara kedua fase tersebut terdapat fase katagen. Komposisi rambut terdiri atas
karbon 50,60%, hydrogen 6,36%,, nitrogen 17,14%, sulfur 5% dan oksigen
20,80%.
7
2.2.8 Tindakan
16
BAB 3
KESIMPULAN
BAB 4
DAFTAR PUSTAKA
11. Carville, K. (2012). Wound care manual. 6thedition. Perth. Silver Chain
Foundation.
12. Hartono, A & Saputra, L. (2014). Atlas saku perawatan luka. Tangerang:
Karisma Publishing Group.
13. Kloth, L.C., (2002). How to use electrical stimulation for wound healing.
Journal Of Nursing, 32, p.12.
14. Waspadji, S. (2008). Ilmu penyakit dalam.edisi 8 volume 2. Jakarta: UI
Press.
18