Anda di halaman 1dari 24

sistem akuntansi persediaan

KELOMPOK V
 NITA FABILLA SARI ( 2017353960 )
 MAHESARANI OKTAVIA ( 2017353968 )
 YOLANDA DAHLIA ( 2017353997 )
 SETO DWI PUTRO ( 2017353998 )
• Sistem akuntansi persediaan bertujuan untuk mencatat mutasi setiap jenis
persediaan yang disimpan di gudang.

• Sistem ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem retur penjualan, sistem
pembelian, sistem retur pembelian, dan sistem akuntansi biaya produksi.

DESKRIPSI PERSEDIAAN

• Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari: persediaan produk jadi,


persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan
penolong, persediaan perlengkapan pabrik, dan persediaan suku cadang.

• Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu jenis, yaitu persediaan
barang dagang, yang merupakan barang yang dibeli untuk dijual kembali.

• Transaksi yang mengubah persediaan produk jadi, persediaan bahan baku,


persediaan bahan penolong, persediaan perlengkapan pabrik, dan persediaan suku
cadang, terkait dengan transaksi intern perusahaan dan transaksi yang terkait
dengan pihak luar perusahaan (penjualan dan pembelian), sedangkan transaksi yang
mengubah persediaan produk dalam proses seluruhnya berupa transaksi intern
perusahaan.
DESKRIPSI PERSEDIAAN - lanjutan

Tipe Persediaan Transaksi Sistem dan Prosedur yang


Bersangkutan
Persediaan produk jadi Produk selesai di produksi Prosedur pencatatan harga
pokok produk jadi

Penjualan Prosedur pencatatan harga


pokok produk jadi yang dijual

Retur Penjualan Prosedur pencatatan harga


pokok produk jadi yang
diterima kembali dari
pembeli

Penghitungan fisik Sistem penghitungan fisik


persediaan persediaam
Persediaan produk dalam Produk selesai diproduksi Prosedur pencatatan produk
proses jadi

Readjustment Proseduer readjustment


persediaan produk dalam
proses

Penghitungan fisik Sistem penghitungan fisik


persediaan persediaan
Persediaan bahan baku Pembelian Prosedur pencatatan harga
pokok yang dibeli

Retur pembelian Prosedur pencatatan harga


pokok persediaan yang
dikembalikan kepada
pemasok

Pemakaian barang gudan Prosedur permintaan dan


(dicatat sebagai biaya bahan pengeluaran barang gudang
baku)

Pengembalian barang Prosedur pencatatan


gudang tambahan harga pokok
persediaan karena
pengembalian barang
gudang

Penghitungan fisik Sistem penghitungan fisik


persediaan persediaan
Tipe Persediaan Transaksi Sistem dan Prosedur yang
Bersangkutan
Persediaan bahan baku Pembelian Prosedur pencatatan hingga
penolong pokok persediaan yang dibeli

Retur pembelian Prosedur pencatatan harga


pokok persediaan yang
dikembalikan kepada
pemasok

Pemakaian barang gudang Prosedur permintaan dan


(dicatat sebagai biaya pengeluaran barang gudang
overhead pabrik
sesungguhnya)

Pengembalian barang Prosedur pencatatan


gudang tambahan harga pokok
persediaan karena
pengembalian barang
gudang

Penghitungan fisik Sistem penghitungan fisik


persediaan persediaan
Persediaan perlengkapan Pembelian Prosedur pencatatan harga
pabrik, persediaan suku pokok persediaan yang dibeli
cadang
Retur pembelian Prosedur pencatatn harga
pokok persediaan yang
dikembalikan kepada
pemasok

Pemakaian barang gudang Prosedur permintaan dan


(dicatat sebagai biaya pengeluran barang gudang
overhead pabrik
sesungguhnya, beban
administrasi dan umum serta
beban pemasaran)

Pengembalian barang Prosedur pencatatan


gudang tambahan harga pokok
persediaan karena
pengembalian barang
gudang

Penghitungan fisik Sistem penghitungan fisik


persediaan persediaan
METODE PENCATATAN PERSEDIAAN

• Terdapat dua macam metode pencatatan persediaan: metode mutasi persediaan


(perpetual inventory method) dan metode persediaan fisik (physical inventory
method).

• Dalam metode mutasi persediaan, setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu
persediaan.

• Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan dari pembelian saja
yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena pemakaian tidak
dicatat dalam kartu persediaan.

Contoh I :

Perusahaan X menggunakan metode masuk pertama, keluar pertama (metode MPKP


/ FIFO) dalam menentukan biaya bahan baku dengan anggapan bahwa harga pokok
per satuan bahan baku yang pertama masuk dalam gudang, digunakan untuk
menentukan harga pokok bahan baku yang pertama kali dipakai.

Persediaan bahan baku A pada tanggal 1 Januari 20X3 terdiri dari:

600 kg @ Rp2.400 = Rp1.440.000

400 @ Rp2.500 = Rp1.000.000

Transaksi pembelian dan pemakaian bahan baku selama bulan Januari 20X3 disajikan
pada Gambar 15.2.

Tgl Transaksi Kuantitas Kg Harga beli per Kg Jumlah

06/1 Pemakaian 700


15/1 Pembelian 1.200 Rp 2.750 Rp 3.300.000
17/1 Pembelian 500 Rp 3.000 1.500.000
21/1 Pemakaian 1.100
Jumlah Pembelian Rp. 4.800.000
• Mutasi persediaan bahan baku yang terjadi karena transaksi pembelian dicatat
dalam buku jurnal pembelian dengan jurnal sebagai berikut:

Persediaan Bahan Baku xx

Utang Dagang xx

• Jika perusahaan menggunakan metode mutasi persediaan dalam pencatatan


persediaannya, pembelian bahan baku tersebut dicatat juga dalam kartu persediaan
(sebagai buku pembantu persediaan) pada kolom “pembelian”. Mutasi persediaan
bahan baku yang terjadi karena transaksi pemakaian bahan baku dicatat dalam buku
jurnal umum (atau buku jurnal pemakaian bahan baku) dengan jurnal sebagai
berikut:

Barang dalam Proses — Biaya Bahan Baku xx

Persediaan Bahan Baku xx

• Pemakaian bahan baku ini dicatat pula dalam kartu persediaan pada kolom
“pemakaian”. Data transaksi pembelian dan pemakaian bahan baku selama bulan
Januari tersebut di atas, jika dicatat dalam kartu persediaan dengan metode MPKP,
tampak pada Gambar 15.3.

• Pemakaian bahan baku pada tanggal 6 Januari sebanyak 700 kg ditentukan harga
pokoknya berdasarkan anggapan bahwa bahan yang masuk pertama ke gudang,
dipakai yang pertama kali. Oleh karena 600 kg lebih awal berada di gudang, maka
700 kg bahan baku yang dipakai tersebut dianggap berasal dari 600 kg yang harga
pokoknya Rp2.400 per kg, ditambah sisanya sebanyak 100 kg (700 kg — 600 kg)
berasal dari 400 kg bahan yang harga pokoknya Rp2.500 per kg.
Pembelian Pemakaian Sisa
Kuantitas Harg Jumlah Kuantitas Harga Jumlah Kuantitas Harga Jumlah
Tgl Keterangan Kg a per Rp Kg per Rp Kg per Rp
Kg Rp Kg Rp Kg Rp
1/1 Saldo awal 600 2.400 1.440.000
400 2.500 1.000.000
6/1 Pemakaian 600 2.400 1.440.00
100 2.500 0 300 2.500 750.000
1.000.00
0
15/ Pembelian 1.200 2.750 3.300.00 300 2.500 750.000
1 0 1.200 2.750 3.300.000
17/ Pembelian 500 3000 1.500.00 300 2.500 750.000
1 0 1.200 2.750 3.300.000
500 3000 1.500.000
21/ Pemakaian 300 2.500 750.000 400 2.750 1.100.000
1 800 2.750 2.200.00 500 3.000 1.500.000
0
Jumlah Pembelian 1.700 4.800.00
Jumlah Pemakaian 0 1.800 4.640.00
Sisa Akhir 0 900 2.600.000
• Pemakaian bahan baku ini dicatat pula dalam kartu persediaan pada kolom
“pemakaian”. Data transaksi pembelian dan pemakaian bahan baku selama bulan
Januari tersebut di atas, jika dicatat dalam kartu persediaan dengan metode MPKP,
tampak pada Gambar 15.3.

• Pemakaian bahan baku pada tanggal 6 Januari sebanyak 700 kg ditentukan harga
pokoknya berdasarkan anggapan bahwa bahan yang masuk pertama ke gudang,
dipakai yang pertama kali. Oleh karena 600 kg lebih awal berada di gudang, maka
700 kg bahan baku yang dipakai tersebut dianggap berasal dari 600 kg yang harga
pokoknya Rp2.400 per kg, ditambah sisanya sebanyak 100 kg (700 kg — 600 kg)
berasal dari 400 kg bahan yang harga pokoknya Rp2.500 per kg.

• Dari Gambar 15.3 tersebut dapat terlihat bahwa penghitungan biaya bahan baku
dengan metode MPKP menghasilkan jumlah yang sama, baik menggunakan metode
mutasi persediaan maupun metode persediaan fisik. Dengan menggunakan metode
penentuan harga pokok persediaan yang lain (misalnya metode masuk terakhir
keluar pertama dan metode harga pokok rata-rata tertimbang) perhitungan biaya
dan persediaan akhir yang dihasilkan oleh metode mutasi persediaan dan metode
persediaan fisik adalah berbeda.

• Dalam contoh berbagai prosedur yang memengaruhi persediaan berikut ini,


digunakan anggapan perusahaan memakai metode mutasi persediaan dalam
pencatatan persediaannya.

Persediaan awal 1.000 Kg Rp 2.440.000

Pembelian 1.700 Kg Rp 4.800.000

Jumlah bahan baku yang tersedia Rp 7.240.000

untuk diolah

Persediaan akhir dengan

(MPKP) :

400 @ Rp 2.750 Rp 1.100.000

500 @ Rp 3.000 1.500.000

900*

2.600.000

Biaya bahan baku bulan januari Rp 4.640.000


SISTEM DAN PROSEDUR YANG TERKAIT DENGAN

SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN

• Sistem dan prosedur yang terkait dengan sistem akuntansi persediaan adalah:

1. Prosedur pencatatan produk jadi.

2. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual.

3. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari
pembeli.

4. Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok


persediaan produk dalam proses.

5. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli.

6. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada


pemasok.

7. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.

8. Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena


pengembalian barang gudang.

9. Sistem penghitungan fisik persediaan


PROSEDUR PENCATATAN PRODUK JADI
PROSEDUR PENCATATAN HARGA

POKOK-PRODUK JADI YANG DIJUAL


PROSEDUR PENCATATAN HARGA POKOK PRODUK JADI YANG
DITERIMA KEMBALI DARI PEMBELI
PROSEDUR PENCATATAN HARGA

POKOK PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES


PROSEDUR PENCATATAN HARGA POKOK

PERSEDIAAN YANG DIBELI


PROSEDUR PENCATATAN HARGA POKOK PERSEDIAAN YANG
DIKEMBALIKAN KEPADA PEMASOK
PROSEDUR PENCATATAN HARGA POKOK PERSEDIAAN YANG
DIKEMBALIKAN KEPADA PEMASOK- lanjutan
PROSEDUR PERMINTAAN DAN PENGELUARAN

BARANG GUDANG

• Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem akuntansi
biaya produksi. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan bahan baku,
bahan penolong, bahan habis pakai pabrik, dan suku cadang yang dipakai dalam
kegiatan produksi dan kegiatan non produksi.

• Dokumen sumber yang dipakai dalam prosedur ini adalah bukti permintaan dan
pengeluaran barang gudang.

• Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang dapat dilihat kembali pada
Gambar 12.14 Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang.

PROSEDUR PENGEMBALIAN BARANG GUDANG

• Transaksi pengembalian barang gudang mengurangi biaya dan menambah


persediaan barang di gudang. Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut
dalam jurnal umum adalah :

Persediaan Bahan Baku xx

Persediaan Bahan Penolong xx

Persediaan Bahan Habis Pakai Pabrik xx

Persediaan Suku Cadang xx

Barang dalam Proses-Bahan Baku xx

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx

Beban Administrasi dan Umum xx

Beban Pemasaran xx
PROSEDUR PENGEMBALIAN BARANG GUDANG

- lanjutan

• Dokumen yang digunakan dalam prosedur pengembalian barang gudang adalah


bukti pengembalian barang gudang.

• Lihat bagan alir dokumen prosedur pengembalian barang gudang pada Gambar
12.15 Prosedur Pengembalian Barang Gudang dalam Bab 12.

SISTEM PENGHITUNGAN FISIK PERSEDIAAN

• Sistem penghitungan fisik persediaan umumnya digunakan oleh perusahaan untuk


menghitung secara fisik persediaan yang disimpan di gudang, yang hasilnya akan
digunakan untuk meminta pertanggungjawaban Bagian Gudang mengenai
pelaksanaan fungsi penyimpanan, dan pertanggungjawaban Bagian Kartu Persediaan
mengenai keandalan catatan persediaan yang diselenggarakannya, serta untuk
melakukan penyesuaian (adjustment) terhadap catatan persediaan di Bagian Kartu
Persediaan.

• Dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas, dan membukukan hasil


penghitungan fisik persediaan adalah:

1. Kartu penghitungan fisik (inventory tag).

2. Daftar hasil penghitungan fisik (inventory summary sheet).

3. Bukti memorial.
SISTEM PENGHITUNGAN FISIK PERSEDIAAN

- lanjutan

• Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penghitungan fisik persediaan


adalah:

1. Kartu persediaan.

2. Kartu gudang.

3. Jurnal umum.

• Fungsi yang terkait dalam sistem penghitungan fisik persediaan adalah:

1. Panitia penghitungan fisik persediaan.

2. Fungsi akuntansi.

3. Fungsi gudang.

SISTEM PENGHITUNGAN FISIK PERSEDIAAN

- lanjutan

• Jaringan prosedur yang membentuk sistem penghitungan fisik persediaan adalah:

1. Prosedur perhitungan fisik.

2. Prosedur kompilasi.

3. Prosedur penentuan harga pokok persediaan.

4. Prosedur penyesuaian.
SISTEM PENGHITUNGAN FISIK PERSEDIAAN

- lanjutan

• Unsur Pengendalian Internal

SISTEM PENGHITUNGAN FISIK PERSEDIAAN

- lanjutan
SISTEM PENGHITUNGAN FISIK PERSEDIAAN

- lanjutan
Bagan Alir Dokumen Sistem Penghitungan Fisik Persediaan
Bagan Alir Dokumen Sistem Penghitungan Fisik Persediaan –
lanjutan

Anda mungkin juga menyukai