Roni Agus irfan-WPS Office
Roni Agus irfan-WPS Office
Disusun oleh :
Kelompok 3
Setiyowati (11.0743.S)
2014-2015
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Industri yang ada pada saat ini ditinjau dari modal kerja yang digunakan dapat dikelompokkan dalam
beberapa kelompok yaitu industri besar (Industri Dasar), industri menengah (Aneka industri) dan
industri kecil Industri kecil dengan teknologi sederhana/tradisional dan dengan jumlah modal yang
relatif terbatas adalah merupakan industri yang banyak bergerak disektor informal. Pekerja pada
kelompok ini merupakan kelompok kerja yang tergolong pada "underserved working population" dan
belum mendapatkan pelayanan kesehatan kerja seperti yang diharapkan.
Permasalahan tentang keselamatan dan kesehatan kerja tidak dapat dipisahkan dari permasalahan dari
dunia industri, karena keselamatan dan kesehatan kerja berkaitan erat dengan peningkatan produksi
dan produktivitas. Dewasa ini umumnya keselamatan dan kesehatan kerja dalam industri dikaitkan
dengan masalah lingkungan. Tetapi posisi keselamatan dan kesehatan pekerja berada di luar standar
manajemen lingkungan ISO 14000. Seharusnya secara otomatis perancang-perancang ISO memasukkan
keselamatan dan kesehatan pekerja ke dalam masalah-masalah lingkungan. Alasan yang mungkin
mengeluarkan masalah keselamatan dan kesehatan pekerja dari masalah lingkungan karena otoritas
masalah keselamatan dan kesehatan pekerja berada di bawah Departemen Tenaga Kerja.
Dalam rangka meningkatkan kesehatan kerja khususnya bagi pekerja sektor informal, Departemen
Kesehatan sebagai instansi pemerintah yang berkewajiban membina kesehatan masyarakat khususnya
pekerja sektor infomal menyusun petunjuk praktis tentang bagaimana cara bekerja secara baik dan
benar menurut kaidah kesehatan untuk berbagai jenis pekerjaan pada aneka ragam industri.
B. Tujuan
Mahasiswa mampu menerapkan proses asuhan keperawatan kesehatan kerja dalam mengotimalkan
pelayanan kesehatan yang meliputi : peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pencegahan
penyakit, dan pengobatan penyakit dengan memanajemen masalah kesehatan yang ada dalam individu
maupun kelompok pekerja.
a. Melaksanakan pengkajian kebutuhan dan masalah keperawatan pada pekerja yang meliputi :
- Independent: health education sesuai dengan kebutuhan baik secara individu maupun kelompok.
TINJAUAN PUSTAKA
Kesehatan kerja, merupakan bidang khusus ilmu kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat pekerja
dan sekitar perusahaan agar memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental,
maupun sosial.
Upaya ksehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas, beban, dam lingkungan kerja agar
setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di
sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (Undang-Undang Kesehatan 1992).
Konsep dasar dari upaya kesehatan kerja ini adalah mengidentifikasi permasalahn, mengevaluasi, dan
dilanjutkan dengan tindakan pengendalian. Sasaran kesehatan kerja adalah manusia dan meliputi aspek
kesehatan dari pekerja itu sendiri. (Efendi & Makhfudli, 2009).
Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan
kerjanya baik fidsk maupun psikis dalam hal cara atau metode, proses, dan kondisi pekerjaan yang
bertujuan untuk:
- Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua lapangan
kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun kesejahteraan sosialnya;
- Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh
keadaan atau kondisi lingkungan kerjanya;
- Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dari kemungkinan
bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan;
- Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan fisik dan psikis pekerjaannya.
Kapasitas, beban, dan lingkungan kerja merupakan tiga komponen utama dalam kesehatan kerja.
Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik
yang prima diperlukan agar pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Kondisi awal seseorang
untuk bekerja dapat dipengaruhi oleh kondisi tempat kerja, gizi kerja, dan lain-lain.
Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan
fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat
kerja.
Kondisi lingkungan kerja (misalnya panas, bising, debu, zat-zat kimia, dan lain-lain) dapat menjadi beban
tambahan terhadap pekerja. Beban-beban tambahan tersebut secara sendiri atau bersama-sama dapat
menimbulkan gangguan atau penyakit akibat kerja.
a. Penyebab dasar
1) Faktor manusia atau pribadi karena kurangnya kemampuan fisik, mental, dan psikologis karena
kurang atau lemahnya pengetahuan dan keterampilan (keahlian), stress dan motivasi yang tidak cukup.
2) Faktor kerja atau lingkungan, antara lain karena ketidakcukupan kemampuan kepemimpinan
dan/atau pengawasan, pembelian atau pengadaan barang, perawatan, alat-alat, perlengkapan, dan
barang-barang atau bahan-bahan, standar-standar kerja, serta berbagai penyalahgunaan yang terjadi di
lingkungan kerja.
b. Penyebab langsung
1) Kondisi berbahaya (kondisi yang tidak standar), yaitu tindakan yang akan menyebabkan kecelakaan
misalnya peralatan pengaman, pelindung, atau riuntangan yang tidak memadasi atau tidak memenuhi
syarat; bahan dan peralatan yang rusak; terlalu sesak atau sempit; system-sistem tanda peringatan yang
kurang memadai; bahaya-bahaya kebakaran atau ledakan; kerapian atau tata letak yang buruk;
lingkungan berbahaya atau beracun (gas, debu, asap, uap, dan lainnya); bising; paparan radiasi; serta
ventilasi dan penerangan yang kurang (B. Sugeng, 2003).
2) Tindakan berbahaya (tindakan yang tidak standar), yaitu tingkah laku, atau perbuatan yang akan
menyebabkan kecelakaan misalnya mengoprasikan alat tanpa wewenang; gagal untuk member
peringatan dan pengamanan; bekerja dengan kecepatan yang salah; menyebabkan alat-alat
keselamatan tidak berfungsi; memindahkan alat-alat keselamatan; menggunakan alat yang rusak;
menggunakan alat dengan cara salah; serta kegagalan memakai alat pelindung atau keselamatan diri
secara benar (B. Sugeng, 2003).
B. Askep Komunitas
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap mesyarakat
untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi,
maupun spiritual dapat ditentukan.
a. Pengumpulan Data
1) Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain : Inti (Core) meliputi : Data
demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin,
pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat
c. Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan tempat tinggal, apakah
masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakag sering mengalami stres akibat keamanan dan
keselamatan yang tidak terjamin
d. Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang, sehingga
memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan
e. Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan merawat atau memantau
gangguan yang terjadi
f. Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk
meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan gangguan penyakit
g. Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan, apakah pendapatan yang
terima sesuai dengan Upah Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya
h. Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya dapat dijangkau
masyarakat
b. Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data objektif (Mubarak, 2005):
1) Data Subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok,
dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2) Data Objektif
c. Sumber Data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga, kelompok, masyarakat berdasarkan hasil
pemeriksaan atau pengkajian.
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya:kelurahan, catatan
riwayatkesehatan pasien atau medical record.
o Pengelolaan Data
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
1) Analisa Data : Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan
kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
2) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan : Berdasarkan analisa data dapat
diketahui masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan.
3) Prioritas Masalah
2. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual
maupun potensial. Diagnosa keperawatan komunitas akan memeberikan gambaran tentang masalah
dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan
berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada.
Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E),
dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005).
a. Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya
terjadi.
b. Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memeberikan arah terhadap
intervensi keperawatan.
c. Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang terjadi.
3. Perencanaan/ Intervensi
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat
f. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk memperbaiki lingkungan
komunitas
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam
pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain
dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat
bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009),
yaitu:
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat dan melaksanakan
upaya peningkatan kesehatan
5. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses
dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses
tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan tingkat
kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat
komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA CAPGAWEN
A. Pengkajian
a. Identitas
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil 4% perempuan dan 96% laki – laki.
b. Histori
· Lama Bekerja
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang kerja kurang dari 2 tahun 30% , 2 – 5 tahun 51% ,
lebih 5 tahun 19%.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang pernah bekerja ditempat lain 63% dan yang tidak
pernah 37%.
· Jabatan
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil 5% orang pemilik dan 95% karyawan.
c. Unit Kerja
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil 14% jalan kaki, 12% sepeda dan 74% motor.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil 96% berkerja dalam 6 hari, 4% bekerja dalam 7 hari.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil 100% tidak bergantian shift.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil kurang dari 8 jam 19% dan yang lebih dari 8 jam 81%.
· Waktu Istirahat.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil kurang dari 1 jam 0% , 1 jam 88% dan yang lebih dari 1
jam 12%.
d. Ergonomi.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang duduk 96% dan yang membungkuk 4%.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil kurang dari 15 menit 42% , 15 menit 39% , dan lebih
dari 15 menit 19%.
· Masalah Kesehatan
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang nyeri pinggang 65% , ispa 12% , nyeri sendi 9% dan
lainya 14%.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil batuk 44% , rematik 10% ,hipertensi 2% , tidak ada 7 %
dan lainya 37%.
e. Perlindungan Diri
· Penggunaan APD
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang menggunakan APD 11% dan yang tidak 89%.
· Jenis APD
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang menggunakan masker 11% dan tidak pakai 89%.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang belum melindungi 11% dan yang melindungi 89%.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil belum pernah mendapatkan pendidikan APD 100%.
f. Kecelakaan Kerja.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang pernah mendapatkan pelatihan 21% dan yang
belum pernah 79%.
· Mengalami Kecelakaan Kerja
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil sudah pernah mengalami kecelakaan 61% dan belum
pernah 39%.
· Mengetahui P3K
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang mengetahui P3K 56% dan tidak mengetahui 44%.
· Fasilitas P3K
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil mengatakan ada fasilitas 30% dan tidak 70%.
· Asuransi Kerja
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil tidak ada asuransi kesehatan.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil mengatakan tidak mendapatkan pendidikan kesehatan
ditempat kerja.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil terpajan debu kain 100%.
g. Lingkungan
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil mengatakan ada polusi 100%.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil mengatakan tidak ada pemadam kebakaran.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil mengatakan ada binatang berbahaya.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil mengatakan suhu lembab 30% dan tidak lembab 70%.
· Kondisi Penerangan
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil penerangan kurang 2%, dan cukup 98%.
· Ventilasi
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil ventilasi baik 49% dan ventilasi buruk 51%.
· Tingkat Kebisingan
· Pengolahan Limbah
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil pengolahan limbah ditimbun 79% , dibakar 21% dan
disungai 6%.
· Sarapan
· Makan bergizi
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil makan bergizi 96% dan tidak bergizi 4%.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil mengatakan luas 42 % , sempit 14% dan 44% sedang.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil makan saat istirahat 95% dan tidak 5 %.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil 100% cuci tangan.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil memakai sendok 63% dan tidak memakai 37%.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil lebih dari 3 kali 100%.
· Banyak minum
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil lebih dari 500 ml 98% dan kurang dari 500 ml 2%.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil tidak pernah mendapatkan penkes tentang gizi.
· Merokok Saat Kerja
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil merokok saat kerja 77% dan tidak merokok 23%.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil kurang dari 3 batang 24% , 3-6 batang 32 %, lebih dari 6
batang 23% dan tidak 21%.
· Minum Suplemen
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil ya 2 % dan tidak minum suplemen 98%.
· Jumlah Suplemen
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil salah satu dari mereka ada yang minum suplemen tapi
kadang-kadang
i. Ekonomi
· Penghasilan
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil kurang dari UMR 67%, UMR 21%, >UMR 12%.
· Pengeluaran Pangan
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil kurang dari UMR 55%, UMR 19 %, > UMR 26%.
· Pemenuhan Pangan
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil pemenuhan pangan 100%.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil ya untuk pendidikan anak 61% dan tidak untuk
pendidikan anak 39%.
· Pemenuhan Rekreasi
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil 63% rekreasi dan tidak rekreasi 37%.
· Pemenuhan kesehatan
· Tabungan
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil 67% menabung dan tidak menabung 33%.
B. Analisa Data
No
Data
Masalah
1.
Hasil angket:
d. Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil merokok saat kerja 77% dan tidak merokok 23%.
e. Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil mengatakan ada fasilitas P3K 30% dan tidak 70%.
f. Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil mengatakan tidak mendapatkan pendidikan
kesehatan ditempat kerja.
2.
Hasil angket :
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang menggunakan APD 11% dan yang tidak 89%.
Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang belum melindungi 11% dan yang melindungi 89%.
e. Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil ventilasi baik 49% dan ventilasi buruk 51%.
3.
a. Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang duduk 96% dan yang membungkuk 6%.
b. Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang nyeri pinggang 65% , ispa 12% , nyeri sendi
9% dan lainya 14%.
c. Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil batuk 44% , rematik 10% ,hipertensi 2% , tidak ada
7 % dan lainya 37%.
4.
C. Diagnosa Keperawatan
D. Skoring
No.
Masalah Kesehatan
KRITERIA
Score
Keterangan
3
4
1.
33
Keterangan kriteria:
3.Resiko parah
6.Kemungkinan diatasi
7.Relevan dg program
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
2.
34
3.
4
3
34
4.
35
E. Intervensi
Dx
Sasaran
Tujuan
Strategi
Rencana Kegiatan
Sumber
Tempat
Waktu
Kriteria
Standar evaluasi
Evaluator
Setelah tindakan keperawatan selama 3 hari diharapkan tidak terjadi gangguan kesehatan pada organ
pendengaran
a. anjurkan para pekerja untuk selalu mengenakan penutup telinga saat bekerja
b. anjurkan pemilik usaha untuk memfasilitasi alat pelindung telinga bagi karyawan
Mahasiswa
Pemilik dan pekerja konveksi menunjukan adanya perubahan status kesehatan yang baik.
Dosen (pembimbing)
Dx
Sasaran
Tujuan
Strategi
Rencana Kegiatan
Sumber
Tempat
Waktu
Kriteria
Standar evaluasi
Evaluator
Setelah tindakan keperawatan selama 3 hari diharapkan tidak terjadi gangguan pernafasan pada pekerja
konveksi
Mahasiswa
Pemilik dan pekerja konveksi menunjukan adanya perubahan status kesehatan yang baik.
b. Pemilik memperbaiki sistem ventilasi di lingkungan kerja yang memungkinkan adanya pertukaran
udara
c. pekerja mampu mengulangi macam-macam bahaya merokok dan mampu mengurangi konsumsi
rokok setiap harinya.
Dosen (pembimbing)
Dx
Sasaran
Tujuan
Strategi
Rencana Kegiatan
Sumber
Tempat
Waktu
Kriteria
Standar evaluasi
Evaluator
Setelah tindakan keperawatan selama 3 hari diharapkan tidak terjadi gangguan kesehatan pada sendi
a. berikan informasi mengenai bahaya berada dalam posisi yang sama dalam waktu lama saat
bekerja
Mahasiswa
Pemilik dan pekerja konveksi menunjukan adanya perubahan status kesehatan yang baik.
a. pekerja mau melakukan pergantian posisi secara berkala pada saat bekerja
b. pekerja mau mengkonsumsi cairan saat bekerja sebanyak kurang lebih 6 gelas.
Dosen (pembimbing)
Dx
Sasaran
Tujuan
Strategi
Rencana Kegiatan
Sumber
Tempat
Waktu
Kriteria
Standar evaluasi
Evaluator
Setelah tindakan keperawatan selama 3 hari diharapkan tidak terjadi peningkatan angaka kecelakaan
kerja
Mahasiswa
a. Pemilik usaha dan pekerja dapat menyebutkan apa itu pentingnya APD
Dosen (pembimbing)
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengkajian keperawatan komunitas di area kerja di desa Capgawen ditemukan
beberapa masalah sebagai berikut:
57 pekerja yang kami kaji, semuanya tidak menggunakan alat pelindung telinga. Faktor ini meningkatan
resiko penyakit pendengaran, didukung juga dengan mesin jahit yang menimbulkan suara bising.
Menurut data yang diperoleh, pekerja yang berada di lingkungan kerja yang pengap dengan ventilasi
buruk. Data yang terkaji menunjukan ventilasi baik 49% dan ventilasi buruk 51%. Hal ini di perparah
dengan angka perokok yang tinggi di lingkungan kerja. Dengan data merokok saat kerja 77% dan tidak
merokok 23%.
Dari data pengkajian kami didapatkan hasil pekerja yang duduk 96% dan yang membungkuk 4%. data
lain juga menunjukan bahwa dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil yang nyeri pinggang 65% ,
ispa 12% , nyeri sendi 9% dan lainya 14%. data ini mendukung resiko peningkatan penyakit sendi karena
jarang merubah posisi duduk saat bekerja.
Hal ini didapatkan karena tidak ada pekerja yang menerima pendidikan tentang APD dan Tidak ada yang
menerima pelatihan keselamatan kerja. Dari 57 perkerja yang kami kaji didapatkan hasil mengatakan
ada fasilitas P3K 30% dan tidak 70%. Sehingga bisa meningkatkan
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan
Konsep dasar dari upaya kesehatan kerja ini adalah mengidentifikasi permasalahan, mengevaluasi, dan
dilanjutkan dengan tindakan pengendalian. Sasaran kesehatan kerja adalah manusia dan meliputi aspek
kesehatan dari pekerja itu sendiri. (Efendi & Makhfudli, 2009).
Masalah yang teridentifikasi dari pekerja di daerah kelurahan kedungwuni timur Capgawen berupa
Resiko peningkatan penyakit pendengaran, Resiko gangguan pernapasan pada pekerja, Resiko
penigkatan penyakit sendi dan Resiko peningkatan penyakit akibat kerja.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry dan Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Iqbal Mubarak, Wahit (2005). Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakata : Penerbit Sagung Seto
Sugeng, B. 2005. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Haji Masagung
Unknown di 17.03
Berbagi
1 komentar:
terimakasih ini sangat membantu dalam saya mempejari dan mamahami lebih jelas mengenai askep
kesja ini
Balas
Beranda
Mengenai Saya
Unknown