Anda di halaman 1dari 3

Pengertian dan Akuntansi Harga Konstan dan

Harga Berlaku

Bila kita membaca laporan statistik atau berita ekonomi, terutama tentang kondisi makroekonomi
suatu negara, daerah atau region maka kita akan bertemu dengan istilah PDB Harga Berlaku atau
PDB Harga Konstan. Mungkin akan muncul pertanyaan apa maksudnya dan apa sih bedanya…
mengapa harus dibedakan suatu data berdasarkan harga yang berlaku atau harga konstan?
Nilai PDB suatu negara, daerah atau region sebenarnya merupakan hasil perkalian antara harga
barang yang diproduksi dengan jumlah barang yang dihasilkan pada periode yang sama. Sebagai
ilustrasi, bila suatu negara hanya menghasilkan satu jenis produk seperti gula. Pada tahun 2010,
negara tersebut menghasilkan 10.000 ton gula dengan harga Rp10.000/Kg,- maka PDB negara
tersebut pada tahun 2010 adalah 100 Miliar Rupiah. Bila pada tahun 2009 diketahui bahwa PDB
negara tersebut hanya sebesar 80 Miliar Rupiah, dapatkah dikatakan bahwa PDB negara tersebut
membaik karena mengalami kenaikan output sebesar 20 Miliar (20%)?
Dari kondisi diatas. dalam membuat kesimpulan apakah PDB negara tersebut membaik atau
tidak? Kita harus tahu dulu produksi dan harga gula pada tahun 2009 karena PDB yang lebih
besar belum tentu berarti telah terjadi peningkatan output. Kembali ke kasus di atas, dapat saja
terjadi pada tahun 2010 harga gula per kilogram hanya Rp7.000,- sehingga sebenarnya produksi
tahun 2009 adalah 11.429 ton (80M/7jt). Dari data tersebut dapat dilihat justru output pada tahun
2009 (11.429 ton) lebih besar dari produksi tahun 2010 (10.000 ton). Lalu mengapa PDB tahun
2010 lebih tinggi dibandingkan 2009? Jawabannya adalah karena adanya kenaikan harga gula
pada tahun 2010, yang dalam istilah ekonomi disebut pengaruh faktor inflasi. Metode
perhitungan seperti ini yang disebut dengan PDB Harga Berlaku.
Nah, karena metode perhitungan PDB Harga Berlaku dapat memberikan informasi yang
menyesatkan bila kita tidak hati-hati melihatnya, maka untuk memperoleh kondisi yang lebih
akurat digunakanlah Metode perhitungan PDB dengan menggunakan harga konstan dimana kita
harus menentukan dahulu tahun dasar dari perhitungan, yaitu tahun dimana perekonomian dalam
keadaan stabil. Dengan demikian perhitungan PDB terlepas dari pengaruh faktor inflasi. Bila
diketahui bahwa ekonomi mengalami kestabilan pada tahun 2004 dengan harga gula hanya
Rp5.000,- maka kita dapat bandingkan secara tepat kondisi PDB tahun 2009 dan 2010 dengan
contoh produksi gula di atas.
Tahun 2009 : 11.429 ton x Rp5.000 x 1.000 = 57.145.000.000,-
Tahun 2010 : 10.000 ton x Rp5.000 x 1.000 = 50.000.000.000,-
Dari perhitungan tersebut berdasarkan harga konstan diketahui bahwa PDB2009 justru lebih
tinggi dari pada PDB2010sehingga dapat disimpulkan bahwa PDB negara tersebut mengalami
penurunan sebesar Rp7.145.000.000,- atau dapat dikatakan pertumbuhan output negara tersebut
turun sebesar 12.51%.
Dari simulasi yang ada mudah-mudahan kita dapat membedakan PDB berdasarkan Harga
Berlaku dan Harga Konstan serta tidak lagi terkecoh dengan kesimpulan yang menyatakan PDB
kita naik atau terjadi peningkatan, pastikan dahulu dasar perhitungannya dan biasanya setiap
publisitas ekonomi yang benar selalu mencantumkan metode perhitungannya menggunakan
harga berlaku atau harga konstan. Selamat menikmati berita-berita ekonomi ya…
\
Untuk  memperoleh  PDB  harga  konstan,  ditentukan  terlebih  dahulutahun  dasar  (based  year)
yang  merupakan  tahun  di  mana  perekonomianberada  dalam  kondisi  baik/stabil. Harga barang 
pada tahun tersebut kita gunakan sebagai harga konstan.
Misalnya  kondisi  tahun  1999  dianggap  sebagai  kondisi  yang  relatifbaik,  maka  harga baju ta
hun 1999 digunakan sebagai harga dasar. Dengandemikian nilai PDB 2000  berdasarkan harga 
konstan 1999 adalah:

PDB2000           = Q2000 x P1999
= 1.000 x Rp 80,00 = Rp 80.000,00

Nilai PDB 2000 ini disebut sebagai PDB riil (riel GDP).


Sedangkan nilai PDB 2000 sebesar Rp 120.000,00 (yang dihitung atasharga berlaku) disebut
sebagai PDB nominal.
Secara  umum  hubungan  antara  PDB  rill  dengan  PDB  nominal  dapatdinyatakan  dalam bentuk
persamaan di bawah ini.

PDB riil = PDB nominal /Deflator . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.1)  di mana:


Deflator = (Harga tahun t : Harga tahun t-1) x 100%

Dalam kasus di atas, nilai deflator = (Rp 120,00: Rp 80,00) x 100% =150%.  Dengan demikian,


PDB riil = Rp 120.000,00: 150% = Rp 80.000,00

Manfaat  dari  perhitungan  PDB  harga  konstan,  selain  dengan  segeradapat  mengetahui 
apakah  perekonomian  mengalami  pertumbuhan  atautidak,  juga  dapat  menghitung perubahan
harga (inflasi).

(Deflator tahun t -Deflator tahun t-1)
Inflasi =     ----------------------------------------------------------  100%
(Deflator tahun t-1)
Dalam kasus di atas,     (Deflator 00 - Deflator 99)
Inflasi 2002 =            ---------------------------------------------- 100%  =
(Deflator 1999)
{(150-100)/100} x 100% = 50%
Pengertian dan Akuntansi Produk Nasional Neto
dan Pendapatan Siap Konsumsi
Produk Nasional Neto (PNN)/Net National Product (NNP)
Sering disebut pula Net National Product atas dasar harga pasar yaitu GNP dikurangi
depresiasi/penyusutan atas barang modal dalam proses produksi selama satu tahun.
Persamaan matematiknya:
NNP = GNP - Depresiasi
Contoh:
Pada tahun 2003 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku 2.007.191,1 milliar rupiah
dan depresiasi/penyusutan sebesar 104.337,9 milliar maka:

NNP          = 2.007.191,1 − 104.337,9


                 = 1.902.853,2 milliar

Pendapatan Nasional Neto/Net National Income (NNI)


Juga sering disebut Net National Product (NNP) atas dasar biaya faktor produksi atau
Pendapatan Nasional Neto atau Net National Income (NNI) adalah NNP dikurangi pajak
tidak langsung yang dipungut pemerintah, atau jika kita menghitung dari GNP dapat
kita rumuskan:

NNI = GNP - Depresiasi - Pajak tidak langsung


Contoh:
Pada tahun 2003 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku 2.007.191,1 milliar rupiah,
sedangkan depresiasi/penyusutan sebesar 104.337,9 milliar dan pajak tidak langsung
dikurangi subsidi sebesar 85.272,2 milliar maka:

NNI            = 2.007.191,1 − 104.337,9 − 85.272,2


                  = 1.817.519 milliar

Anda mungkin juga menyukai