Anda di halaman 1dari 14

BAB I

ILUSTRASI KASUS

I. IDENTITAS
Nama : An. Anjani Ariska Putri
Usia : 1 thn 2 bulan
Tanggal Lahir : 18 Juli 2018
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kaliasin
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 17 September 2019/ Pukul 18.51 WIB
Diagnosis Masuk : Obs. Vomitus + Anemia
Ruang Perawatan : Ruang Anak RS. Pertamina Bintang Amin
Nama Ayah : Tn. Aris
Pekerjaan Ayah : Buruh
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Muntah ± 3x SMRS
B. Keluhan Tambahan
Kejang, batuk, pilek, dan nafsu makan menurun
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Os datang diantar oleh keluarga nya ke IGD RS. Pertamina
Bintang Amin pukul 18.51 WIB dengan keluhan muntah kurang
lebih 3x hari ini. Muntah dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Ibu os
juga mengatakan bahwa os sempat kejang kurang lebih 1 jam
sebelum masuk RS kira-kira selama 15 mnt, kemudian saat di IGD
pukul 20.30 WIB os kejang kembali. Saat kejang, badan os
kelojotan, dan mata menderik keatas. Kejang yang dirasakan tidak
didahului dengan demam dan merupakan kali pertama. Ibu os
juga mengatakan bahwa os juga batuk, pilek, dan nafsu makan
menurun.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu os mengatakan bahwa os belum pernah mengalami
keluhan yang sama sebelumnya.
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu os mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang
memiliki keluhan yang serupa dan tidak memiliki riwayat kejang.
F. Riwayat Pengobatan
Ibu os mengatakan bahwa os tidak mengkonsumsi obat-
obatan.
G. Riwayat Kehamilan
G1P0A0, Ibu os tidak memiliki riwayat penyakit saat hamil
dan tidak mengkonsumsi obat-obatan.
H. Riwayat Perinatal

Riwayat Perinatal
Tempat kelahiran Tempat bersalin
Penolong persalinan Bidan
Cara persalinan Pervaginam
Masa kehamilan Kurang bulan (32 minggu)
Antropometri BB = 2400 gr / PB = 48 cm
Keadaan bayi saat lahir Menangis kuat, sianosis (-)

I. Riwayat Imunisasi :
Ibu os mengatakan os mendapatkan imunisasi lengkap
antara lain:
 Hepatitis B : 0-2-3-4 bulan
 BCG : 2 bulan
 Polio : 1-2-3-4 bulan
 DPT : 2-3-4 bulan
 Campak : 9 bulan
J. Riwayat Nutrisi
 Os mendapatkan ASI sejak lahir hingga sekarang
 Os mendapatkan MPASI mulai usia 6 bulan berupa nasi tim
atau kentang hingga sekarang
K. Riwayat Sosioekonomi
Ayah os bekerja sebagai buruh dan ibu os sebagai ibu
rumah tangga. Os dirawat di ruang anak menggunakan BPJS kelas
III secara tunai namun os pulang atas persetujuan sendiri.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Kesadaran : Compos mentis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Vital Sign :
- HR : 113 x/menit
- RR : 32 x/menit
- T : 36,2° C
Antropoemetri :
- BB : 8 kg
- PB : 80 cm
- LK : 44 cm
- LL : 17 cm
Status Gizi :
- BB/PB = - 3 SD (Kurus)
- BB/U = - 2 SD (Gizi Baik)
- PB/U = 0 (Normal)

Head to Toe :
- Kepala : normocephali, simetris, rambut hitam dan
tidak mudah rontok
- Mata : Konjungtiva anemis, sklera ikterik (-),
pupil isokor
- Telinga : Simetris, sekret (-)
- Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), sekret dan
darah (-), deviasi septum nasi (-)
- Mulut : Bibir kering (-), mukosa pucat (+),
pembesaran tonsil (-)
- Leher : Dalam batas normal. Pembesaran KGB (-),
peningkatan JVP (-)
- Thorax :
 I : bentuk normal, pergerakan simetris, retraksi (-),
hematoma/jejas (-)
 P : krepitasi (-)
 P : sonor
 A : vesikuler, wheezing (-), murmur (-), gallop (-)
- Abdomen:
 I : normal, acites (-), jejas (-)
 A: bising usus normal
 P : timpani
 P: nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
- Ekstremitas : sianosis (-), akral hangat, CRT baik (<2
detik), edema (-)
- Refleks :
 Refleks Babynski : (-)
 Refleks Chaddock : (-)
 Refleks Oppenheim : (-)
- Meningeal Sign
 Kaku kuduk : (-)
 Kernig sign : (-)
 Brudzinski I : (-)
 Brudzinski II : (-)
 Laseque : (-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Pemeriksaan Darah Rutin (17 September 2019)
HEMATOLOGI
No Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1 Hemoglobin 7,6 Lk 14-18 Wn 12-16 gr/dl
2 Leukosit 14.600 4.500 – 10.700 Ul
3 Hit. Jenis Leukosit Basofil 0 0–1 %
4 Hit. Jenis Leukosit Eosinofil 0 0–3 %
5 Hit. Jenis Leukosit Batang 1 2–6 %
6 Hit. Jenis Leukosit Segmen 32 50 – 70 %
7 Hit. Jenis Leukosit Limposit 58 20 – 40 %
8 Hit. Jenis Leukosit Monosit 9 2–8 %
9 Eritrosit 4,7 Lk 4,6-6,2 Wn 4,2-6,4 10^6/ul
10 Hematokrit 27 Lk 50-54 Wn 38-47 %
11 Trombosit 676.000 159.000 – 400.000 Ul
12 MCV 60 80 – 96 Fl
13 MCH 16 27 – 31 Pg
14 MCHC 28 32 – 36 g/dl

2. Pemeriksaan Apusan Darah Tepi (18 September 2019)

Apusan Darah Tepi Hasil


Eritrosit Jumlah sel menurun, anisositosis, mikrositer (+),
makrositer (+), cigar cell (+), anulosit (+),
polikromasi (+), hipokrom
Leukosit Jumlah meningkat, limfosit meningkat, bentuk
normal
Trombosit Jumlah meningkat
Kesan 1.Anemia Perdarahan Kronik
2.Anemia Defisiensi
3.Anemia Penyakit Kronik
3. Pemeriksaan Kimia Darah (18 September 2019)

KIMIA DARAH
No Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1 Gula Darah Sewaktu 94 <200 mg/dl
2 Natrium 143 135-145 nmol/l
3 Kalium 2,8 3,5-5,5 nmol/l
4 Chlorida 97 96-106 mmol/l

V. RESUME
An. Anjani usia 14 bulan dengan BB 8 kg dibawa oleh keluarganya
ke IGD RS. Pertamina Bintang Amin pukul 18.51 WIB dengan
keluhan muntah kurang lebih 3x hari ini. Muntah dirasakan sejak 3
hari yang lalu. Ibu os juga mengatakan bahwa os sempat kejang kurang
lebih 1 jam sebelum masuk RS kira-kira selama 15 mnt, kemudian saat
di IGD pukul 20.30 WIB os kejang kembali. Saat kejang, badan os
kelojotan, dan mata menderik keatas. Kejang yang dirasakan tidak
didahului dengan demam dan merupakan kali pertama. Ibu os juga
mengatakan bahwa os juga batuk, pilek, dan nafsu makan menurun.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien tampak sakit sedang
dengan frekuensi nadi 113 x/menit reguler, frekuensi nafas 32 x/menit
vesikuler, suhu 36,2°C dan pemeriksaan head to toe dalam batas
normal. Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah lengkap
didapatkan penurunan Hemoglobin (7,6 gr/dl), Hematokrit (27%),
MCV (60 fl), MCH (16 pg), dan MCHC (28 (g/dl) serta leukositosis
dan trombositosis. Selain itu dilakukan pemeriksaan apusan darah tepi
didapatkan jumlah sel eritrosit menurun, anisositosis, hipokrom,
mikrositer, makrositer, cigal cell, anulosit, dan polikromasi.
Pemeriksaan elektrolit didapatkan penurunan kalium (2,8 nmol/l).

VI. DIAGNOSIS
1. Unprovoked Seizure
2. Anemia Defisiensi Fe

VII. DIAGNOSIS BANDING


1. Epilepsi

VIII. RENCANA PENGELOLAAN


1. Terapi oleh Dokter Jaga IGD
 IVFD RL 20 tpm mikro
 Inj. Ondancentron 2 x 1 mg
 Stesolid supp 10 mg ½ tube >> pukul 20.30 wib
 PCT syr 3 x ¾ cth >> jika demam
 Pemeriksaan anjuran : Darah rutin, Apusan Darah Tepi
2. Terapi oleh DPJP
 IVFD RL 30 tpm mikro
 Inj. Cefotaxime 2 x 200 mg
 Inj. Diazepam 2,5 mg >> IV pelan jika kejang
 Asam Valproat syr 2 x 1,5 cc
 Sanmol 4 x 3,5 cc >> jika demam
 Ferriz syr 2 x 1 cth
 Inj. Ondancentron 3 x 1 mg
 Pemeriksaan anjuran : GDS, dan elektrolit

IX. FOLLOW UP

17 September 2019
S muntah sejak 3 hari yang lalu, sehari muntah 3x, nafsu makan
menurun, badan sempat kejang kurang lebih 1 jam SMRS, demam (-)
O Kesadran = Composmentis
Keadaan umum = tampak sakit sedang
Vital sign :
- T = 36,7°C
- HR = 96 x/menit
- RR = 22 x/menit
A Obs vomitus + Anemia
P IVFD RL 20 tpm mikro
Inj. Ondancentron 2 x 1 ml
PCT syr 3 x ¾ cth >> jika demam
Stesolid 10 mg >> ½ tube

18 September 2019
S Batuk berdahak, pilek, muntah 1x tadi malam
O Kesadran = Composmentis
Keadaan umum = baik
Vital sign :
- T = 36,2°C
- HR = 105 x/menit
- RR = 28 x/menit
A Unprovoked seizure + Anemia def. Fe
P IVFD RL 30 tpm mikro
Inj. Cefotaxime 2 x 200 mg
Inj. Diazepam 2,5 mg >> IV pelan jika kejang
Asam Valproat syr 2 x 1,5 cc
Sanmol 4 x 3,5 cc >> jika demam
Ferriz syr 2 x 1 cth
Inj. Ondancentron 3 x 1 mg

19 September 2019
S keluhan (-), APS
O Kesadran = Composmentis
Keadaan umum = baik
Vital sign :
- T = 36,5°C
- HR = 108 x/menit
- RR = 26 x/menit
A Unprovoked seizure + Anemia def. Fe
P PCT syr 3 x ¾ cth
Asam Valproat syr 2 x 1,5 cc
Ferriz syr 2 x 1 cth
Anjuran diet ekstra pisang
BAB II

ANALISA KASUS

I. Manifestasi Klinis
Kasus:
Os datang diantar oleh keluarga nya ke IGD RS. Pertamina
Bintang Amin pukul 18.51 WIB dengan keluhan muntah kurang
lebih 3x hari ini. Muntah dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Ibu os
juga mengatakan bahwa os sempat kejang kurang lebih 1 jam
sebelum masuk RS kira-kira selama 15 mnt, kemudian saat di IGD
pukul 20.30 WIB os kejang kembali. Saat kejang, badan os
kelojotan, dan mata menderik keatas. Kejang yang dirasakan tidak
didahului dengan demam dan merupakan kali pertama. Ibu os
juga mengatakan bahwa os juga batuk, pilek, dan nafsu makan
menurun.
Teori :
1) Unprovoked Seizure
Kejang tanpa provokasi yang terjadi pertama kali pada anak
lebih dari 1 bulan disertai pulihnya kesadaran diantara kejang dan
tidak diketahui adanya faktor pemicu terjadinya kejang seperti
demam, trauma kepala, infeksi sistem syaraf pusat, tumor atau
kelainan metabolik, maupun obat-obatan. Kejang dapat bersifat
umum maupun fokal. Sebagian besar kasus, kejang berhenti
sendiri, tetapi dapat juga berlangsung terus atau berulang. Kejang
yang berulang dalam satu hari dianggap sebagai satu episode
kejang (Melati et al. First Unprovoked Seizure Pada Anak. J
Ilmiah Kedokteran. 93-99).
2) Anemia Defisiensi Fe
- Pucat
- Mudah lelah, lemas, mudah marah, tidak ada nafsu
makan, daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun,
serta gangguan perilaku dan prestasi belajar
- Gemar memakan makanan yang tidak biasa (pica)
- Kurang asupan zat besi atau penurunan penyerapan Fe
(PDM IDAI Jilid I, 2014).

II. Pemeriksaan Fisik


1) Unprovoked Seizure
Kasus :
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Vital sign :
- Nadi : 113 x/m
- Respirasi : 32 x/m
- Suhu : 36,2°C
- Sat. O2 : 99 %
Refleks :
- Refleks Babynski : (-)
- Refleks Chaddock : (-)
- Refleks Oppenheim : (-)
Meningeal Sign :
- Kaku kuduk : (-)
- Kernig sign : (-)
- Brudzinski I : (-)
- Brudzinski II : (-)
- Laseque : (-)
Teori :
Pada unprovoked seizure terjadi tidak diketahui adanya
faktor pemicu terjadinya kejang seperti demam, trauma kepala,
infeksi sistem saraf pusat, tumor atau kelainan metabolik
maupun obat-obatan (Melati et al. First Unprovoked Seizure
Pada Anak. J Ilmiah Kedokteran. 93-99).
2) Anemia Defisiensi Fe
Kasus :
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Vital sign :
- Nadi : 113 x/m
- Respirasi : 32 x/m
- Suhu : 36,2°C
- Sat. O2 : 99 %
Head to Toe :
- Mata : Konjungtiva anemis, sklera ikterik (-),
pupil isokor
- Mulut : Bibir kering (-), mukosa pucat (+),
pembesaran tonsil (-)
Teori :
1. Gejala klinis ADB sering terjadi perlahan dan tidak begitu
diperlihatkan. Bila kadar Hb <5 g/dl ditemukan gejala
iritabel dan anorexia.
2. Pucat ditemukan jika kadar Hb <7 g/dl.
3. Tanpa organomegali.
4. Dapat ditemukan koilonikia, glostitis, stomatitis angularis,
takikardi, gagal jantung, protein-losing enteropathy (PDM
IDAI Jilid I, 2014).
Berdasarkan Buku Ilmu Kesehatan Anak, anak dengan
anemia defisiensi Fe ditandai dengan anak tampak lemas,
takikardi, cepat lelah, pucat, sakit kepala, iritabel, dan
sebagainya. Tampak pucat terutama pada mukosa bibir dan
faring, telapak tangan, dan dasar kuku, kongtiva anemis, papil
lidah tampak atrofi. Tidak ada pembesaran hati dan limpa.

III. Pemeriksaan Penunjang


Kasus :
 Pemeriksaan Darah Rutin

HEMATOLOGI
No Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1 Hemoglobin 7,6 Lk 14-18 Wn 12-16 gr/dl
2 Leukosit 14.600 4.500 – 10.700 Ul
3 Hit. Jenis Leukosit Basofil 0 0–1 %
4 Hit. Jenis Leukosit Eosinofil 0 0–3 %
5 Hit. Jenis Leukosit Batang 1 2–6 %
6 Hit. Jenis Leukosit Segmen 32 50 – 70 %
7 Hit. Jenis Leukosit Limposit 58 20 – 40 %
8 Hit. Jenis Leukosit Monosit 9 2–8 %
9 Eritrosit 4,7 Lk 4,6-6,2 Wn 4,2-6,4 10^6/ul
10 Hematokrit 27 Lk 50-54 Wn 38-47 %
11 Trombosit 676.000 159.000 – 400.000 Ul
12 MCV 60 80 – 96 Fl
13 MCH 16 27 – 31 Pg
14 MCHC 28 32 – 36 g/dl

 Pemeriksaan Apusan Darah Tepi

Apusan Darah Tepi Hasil


Eritrosit Jumlah sel menurun, anisositosis, mikrositer (+),
makrositer (+), cigar cell (+), anulosit (+),
polikromasi (+), hipokrom
Leukosit Jumlah meningkat, limfosit meningkat, bentuk
normal
Trombosit Jumlah meningkat
Kesan 1.Anemia Perdarahan Kronik
2.Anemia Defisiensi
3.Anemia Penyakit Kronik

 Pemeriksaan Kimia Darah


KIMIA DARAH
No Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1 Gula Darah Sewaktu 94 <200 mg/dl
2 Natrium 143 135-145 nmol/l
3 Kalium 2,8 3,5-5,5 nmol/l
4 Chlorida 97 96-106 mmol/l
Teori :
Pemeriksaan laboratorium anemia defisiensi Fe ditandai
dengan adanya Hb Hb <10 g/dl, MCV <79 fl, MCH <27 pg, dan
MCHC <32 g/dl, mikrositik, hipokrom, poikilositosis, sel target.
Kurve Price Jones bergeser ke kiri. Leukosit dan trombosit dalam
batas normal. Pemeriksaan sumsum tulang menunjukkan sistem
eritropoetik hiperaktif dengan sel normoblast polikromatofil yang
predominan. Dengan demikian terjadi maturation arrest pada
tingkat normoblast polikromatofil. Dengan pewarnaan khusus
dapat dibuktikan tidak terdapat besi dalam sumsum tulang. Serum
iron (SI) rendah dan Iron Binding Capacity (IBC) meningkat
(Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid I Edisi ke-4).

IV. Penatalaksanaan
Kasus :
Terapi oleh Dokter Jaga IGD
 IVFD RL 20 tpm mikro
 Inj. Ondancentron 2 x 1 mg
 Stesolid supp 10 mg ½ tube >> pukul 20.30 wib
 PCT syr 3 x ¾ cth >> jika demam
Terapi oleh DPJP :
 IVFD RL 30 tpm mikro
 Inj. Cefotaxime 2 x 200 mg
 Inj. Diazepam 2,5 mg >> IV pelan jika kejang
 Asam Valproat syr 2 x 1,5 cc
 Sanmol 4 x 3,5 cc >> jika demam
 Ferriz syr 2 x 1 cth
 Inj. Ondancentron 3 x 1 mg
 Anjuran diet pisang
Teori :
1) Unprovoked Seizure
1. Saat serangan kejang diberikan Diazepam per rektal
dengan dosis 5 mg untuk BB <10 kg, atau 10 mg untuk BB
>10 kg, apabila terdapat akses IV diberikan Diaepam IV
dengan dosis 0,3 mg/kgBB
2. OAE diberikan jika resiko tinggi berulangnya kejang,
durasi kejang yang lama, atau adanya gambaran EEG
epileptiform. Dapat diberikan Asam valproat 20-30
mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis pemberian
(Melati et al. First Unprovoked Seizure Pada Anak. J Ilmiah
Kedokteran. 93-99).
2) Anemia Defisiensi Fe
1. Preparat besi dengan dosis 4-6 mg/kgBB/hari. Respon
terapi dengan menilai kenaikan kadar Hb/Ht setelah satu
bulan, yaitu kenaikan kadar Hb sebesar 2 g/dl atau lebih.
Bila respon ditemukan, lanjutkan terapi 2-3 bulan.
2. Transfusi darah jarang diperlukan, hanya diberi jika pada
keadaan anemia yang sangat berat dengan kadar Hb <4
gr/dl. Komponen darah yang diberikan PRC.
(Buku PDM IDAI Jilid I, 2009).
3) Diet ekstra pisang
Kandungan gizi pada 150 gr pisang adalah 594 mg kalium
atau sebesar 15,2 mmol. Kandungan kalium dalam pisang memiliki
fungsi sebagai elektrolit dan mengatur keseimbangan cairan dalam
tubuh. Mineral kalium bersama dengan natrium berperan penting
dalam mekanisme depolarisasi. Gangguan depolarisasi akan
menyebabkan gangguan regulasi ion kalium di intrasel ion
(Kumairoh, 2014).

Anda mungkin juga menyukai