Intisari : Fisika mengalami perubahan arus metode pembelajarannya pada beberapa tahun ini.
Fisika dalam KTSP lebih mengutamakan proses kerja ilmiah dengan tujuan untuk menemukan gejala
alam. Salah satu komponen penting dalam proses kerja ilmiah adalah kemampuan bertanya guru dan
siswa. penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa dan guru. Penelitian
ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan bertanya terhadap presatasi belajar
siswa. Penelitian ini menggunakan the 5 E Learning Cycle Model. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif. Peningkatan kemampuan bertanya guru dan siswa digambarkan dengan menggunakan
persentase. Peningkatan prestasi siswa diukur dengan Gain score ternormalisasi. Penerapan the 5
E Learning Cycle Model berhasil meningkatkan kualitas dan kuantitas pertanyaan guru dan siswa.
Penerapan model ini juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan peningkatan angka gain
score dari <g>=0,49 untuk siklus I menjadi <g>=0,55 pada siklus II.
Kata kunci : the 5 E Learning Cycle Model, kemampuan bertanya guru dan siswa, prestasi belajar
siswa
ISSN 1410-3273 23
c 2011 Jurusan Fisika UM
Penerapan Pembelajaran Fisika . . . 24
solusi kegiatan yang teratur sesuai dengan sebayanya untuk menyelidiki gagasan
hakikat fisika dan kemampuan berpikir siswa yang dipelajari melalui aktivitas lang-
serta meningkatakan kemampuan bertanya sung menggunakan media yang telah
guru dan siswa. disediakan oleh guru.
memahami fenomena tentang apa yang diala- dan guru yang berhubungan dengan kemam-
mi oleh subjek penelitian secara holistik serta puan bertanya dan prestasi belajar.
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata Pengumpulan data dilakukan dengan
dan bahan pada konteks khusus yang alamiah menggunakan beberapa teknik berikut an-
dan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. tara lain wawancara, observasi, dokumentasi,
Karakteristik penelitian kualitatif juga dimi- catatan lapangan serta tes. Penelitian di-
liki oleh penelitian ini. Karakteristik tersebut lakukan dalam dua siklus. Siklus I berusaha
mencakup menyelesaikan permasalahan yang terjadi di-
lapangan. Sikus II dilakukan sebagai langkah
1. Penelitian kualitatif melakukan peneli- penyempurnaan dari siklus I. Tahapan peneli-
tian pada latar alamiah tian dalam satu siklus yaitu perncanaan,
pemberian tindakan, evaluasi, analisis dan
2. Manusia sebagai instrumen,
refleksi.
3. Menggunakan metode kualitatif berupa Data yang diperoleh pada penelitian ini
pengamatan, wawancara, atau penelaa- adalah data yang bersifat kualitatif dan
han dokumen, kuantitatif. Model alur digunakan untuk
menganalisis data yang bersifat demikian.
4. Analisis data secara insuktif, Komponen kegiatan yang dilakukan secara
bersamaan pada model ini antara lain, (1)
5. Lebih mementingkan proses daripada reduksi data, (2) display data, dan (3) pe-
hasil, narikan kesimpulan dan refleksi. Analisis
6. Desain bersifat sementara, yang digunakan dalam menganalisis kemam-
puan bertanya guru dan siswa adalah de-
7. Deskriptif, dan ngan menggunakan persentase. Persentase
ini menggambarkan kemampuan bertanya
8. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus guru penggunaan teknik dan jenis per-
[6]. tanyaan. Persentase ini bisa dibandingkan
antara frekuensi jenis pertanyaan dan teknik
Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah
bertanya (F) terhadap jumlah keseluruhan
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
jumlah jenis pertanyaan dan teknik bertanya
tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok
(A). Jika dituliskan secara matematis: [8]
guru mengorganisasikan kondisi praktek pem-
belajaran mereka dan mengajukan cara seba- F
P = x100% (1)
gai alternatif pemecahan masalahnya sebagai A
upaya belajar dari pengalaman sendiri serta Tingkat keberhasilan belajar siswa dapat
melihat pengaruh nyata dari upaya itu [7]. diketahui dengan membandingkan pre tes dan
Penelitian ini dalam rangka mencari solusi pos tes siswa. Analisis data kuantitatif di-
terhadap permasalahan yang terdapat di la- gunakan analisis statistik deskriptif dan gain
pangan. score. Tingkat penguasaan materi dianalisis
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 4 dengan analisis gain score. gain score ternor-
Malang yang terletak di jalan Veteran 15 malisasi dapat ditentukan dengan rumus se-
Malang. Siswa yang menjadi sasaran peneli- bagai berikut [9].
tian adalah siswa kelas VII E SMPN 4 Malang
dengan jumlah 39 siswa, dengan rincian 24 %Sf − %Si
< g >= x100% (2)
orang siswa putri dan 15 orang siswa putra. 100 − %Si
Jenis data yag diperoleh dari penelitian ini Keterangan :
adalah kemampuan bertanya guru dan siswa < g > : gain score ternormalisasi
serta prestasi belajar siswa. Prestasi bela- Sf : skor rerata pos tes
jar siswa diindikatorkan dengan hasil pre tes Si : skor rerata pre tes
dan pos tes. Sumber data yang digunakan Gain score merupakan indikator yang
adalah semua hal yang diperoleh dari siswa baik untuk menunjukkan tingkat keefektifan
pembelajaran yang dilakukan dilihat dari Kondisi berpikir ini dapat mewujudkan fisi-
skor pre tes dan pos tes. Tingkat perolehan ka menjadi ilmu yang sangat menarik un-
gain score ternormalisasi dikategorikan dalam tuk dipelajari. Kondisi berpikir dengan the
tiga kategori [9], yaitu: 5 E Learning Cycle Model dapat membantu
g-tinggi ; dengan (< g >) > 0,7 cara belajar otak yang bersifat membentuk
g-sedang ; dengan 0,7 (< g >) 0,3 jaringan, memerlukan hal yang konkrit dan
g-rendah ; dengan (< g >) < 0,3 pengaitan dalam belajar [10].
Penggunaan model pembelajaran ini ju-
ga meningkatkan kemampuan bertanya guru.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Guru sudah menggunakan pertanyaan dalam
mengkomunikasikan konsep dan fakta fisika
Penerapan The 5 E Learning Cycle Model da- pada siklus I. Kendala utama yang masih
pat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pen- terlihat pada siklus I adalah penggunaan
ingkatan ini bisa dilihat dari hasil pre tes dan pertanyaan tertutup yang masih berjumlah
pos tes yang dilakukan setiap pemberian tin- 49,7%. Jumlah ini menunjukkan banyaknya
dakan. Peningkatan ini semakin tampak ji- pertanyaan tertutup yang diajukan guru ham-
ka ditinjau dari analisa gain score ternormal- pir separuh pertanyaan guru. Pertanyaan ter-
isasi. Skor rata-rata pos tes siswa sudah men- buka memiliki porsi 33,8% dan pertanyaan
capai 67,21 pada siklus I dan 77,05 pada sik- produktif 16,6%. Kondisi yang ditimbulkan
lus II. Bila dianilisis menggunakan gain score oleh banyaknya pertanyaan tertutup adalah
ternormalisasi didapatkan sebesar 0,49 pada rendahnya tingkat berpikir siswa serta jawa-
siklus I dan 0,55 pada siklus II. ban yang bersifat serempak yang disampaikan
Hasil penelitian ini menunjukkan bah- siswa. Tingkat berpikir siswa hendaknya dit-
wa pembelajaran fisika dengan menggu- ingkatkan dengan pertanyaan terbuka dan
nakan model pembelajaran yang tepat dapat produktif. Jawaban serentak dari siswa juga
meningkatkan prestasi belajar siswa. Pemili- sebaiknya dihindari. Jawaban serentak dap-
han model ini harus mempertimbangkan fisika at menyulitkan guru untuk mengidentifikasi
sebagai bagian dari IPA, bukan hanya sebagai jawaban siswa yang salah dapat menyebabkan
kumpulan pengetahuan serta rumus-rumus siswa malas berpikir dan tidak mengikuti
belaka. Dengan pemilihan model yang tepat pembelajaran lagi [10]. Penunjukan pen-
dapat meningkatkan motivasi siswa dalam be- jawab masih jarang dilakukan, sehingga jawa-
lajar. The 5 E Learning Cycle Model meru- ban bersifat serempak dan terkadang siswa
pakan model yang berbasis inkuiri yang dap- malu untuk menjawab. Waktu tunggu sudah
at meningkatkan motivasi dan prestasi bela- ada, namun perlu diperpanjang lagi. Waktu
jar siswa. Pembelajaran berbasis inkuiri dap- tunggu sangat vital peranannya untuk mem-
at memberikan tujuan yang jelas pada siswa. beri waktu berpikir bagi siswa untuk memper-
Hal ini sesuai dengan hakikat belajar seba- oleh jawaban yang tepat dan berbobot [11].
gai aktivitas yang bertujuan. Semakin je- Pengulangan pertanyaan yang sama pada gu-
las tujuan siswa dalam belajar, semakin ting- ru masih dilakukan, pengulangan ini men-
gi motivasi siswa dalam belajar [2]. Mod- gakibatkan siswa tidak begitu memperhatikan
el ini juga memenuhi model pembelajaran pertanyaan pertama guru dan kurang berpar-
yang bisa meningkatkan kemampuan berpikir tisipasi dalam pembelajaran.
siswa. The 5 E Learning Cycle Model men- Teknik bertanya yang dilakukan guru pa-
gajak siswa berpikir mulai dari awal pembe- da siklus II mengalami peningkatan diband-
lajaran hingga akhir. Awal pembelajaran de- ingkan pada metode ceramah. Teknik yang
ngan menghubungkan pembahasan yang telah bersifat pemusatan berjumlah 44,1%, pe-
dipelajari siswa dengan yang akan dipela- mindahan giliran 34,5%, tuntunan 16,6% dan
jari. Pengaitan ilmu yang dipelajari dengan pelacak 4,8%. Teknik bertanya yang digu-
kondisi lingkungan siswa juga meningkatkan nakan sudah menunjukkan tingkat penggu-
kemampuan berpikir dan mengingat siswa. naan pertanyaan oleh guru dalam kegiatan
dari siswa mulai muncul dalam mod- [10] Kock, Heinz. 1984. Saya Guru yang Baik.
el ini dibandingkan dengan model ce- Yogyakarta : Penerbit Kanisius
ramah tanpa adanya pertanyaan dari
siswa. Siswa bertanya pada tahap eks- [11] Usman, Muhammad Uzer. 2006. Menjadi
planasi pada siklus I serta tahap elabo- Guru Profesional. Bandung : PT. Rema-
rasi pada siklus II. ja Rosda Karya
PUSTAKA