Anda di halaman 1dari 32

1.

Pasien 45 th dg dtg ke rs dg keluhan hematuri sejak 1 mggu yll, tidak ada nyeri saat bak
tetapi pasien sering mengeluh nyeri daerah supra pubik..ttv dbn, pada pemeriksaan radiologi
didapatkan radioopak di kantung kemih. Apa diagnose yang tepat?
a. Vesikolithiasis
b. Nephrolithiasis
c. Urethritis
d. Keganasan kolon
e. Keganasaan prostat
Pembahasan :
Vesikolithiasis suatu kondisi dimana dalam vesika urinaria/ batu buli individu
terbentuk batu berupa kristal yang mengendap dari urin. Pembentukan batu dapat
terjadi ketika tingginya konsentrasi kristal urin yang membentuk batu seperti zat
kalsium, oksalat, asam urat dan/atau zat yang menghambat pembentukan batu (sitrat)
yang rendah. (Schwartz BF, 2007)
Gejala yang muncul biasanya berupa kolik renal (nyeri visceral yang hilang timbul
biasanya disebabkan karena adanya obstruksi pada saluran kemih), flank pain atau
nyeri ketok sudut costovertebrae, urgency atau frequency urin, demam, mual atau
muntah, dan hematuria (bisa makrohematuria atau mikrohematuria). Pada
vesicolithiasis biasanya disertai dengan nyeri suprapubik. (Lallas et al., 2011).
Pada pemeriksaan radiologi BNO terlihat adanya batu radio-opak di saluran kemih
(vesica urinaria). Pembuatan foto polos abdomen bertujuan untuk melihat
kemungkinan adanya batu radio-opak di saluran kemih. Batu-batu jenis kalsium
oksalat dan kalsium fosfat bersifat radio-opak dan paling sering dijumpai diantara
batu jenis lain, sedangkan batu asam urat bersifat non opak (radio-lusen). Urutan
radio-opasitas beberapa jenis batu saluran kemih.(Pearle S and Margaret, 2009)
(Purnomo Basuki, 2014)

Nefrolitiasis (batu ginjal) merupakan salah satu penyakit ginjal, dimana ditemukannya
batu yang mengandung komponen kristal dan matriks organik (Hanley JM, 2012).
Keluhan pasien mengenai batu saluran kemih dapat bervariasi, mulai dari tanpa keluhan,
sakit pinggang ringan hingga berat (kolik), disuria, hematuria, retensi urin, dan anuria.
Uretritis merupakan kondisi inflamasi pada urethra yang termasuk infeksi saluran kemih
bawah. Pada kasus uretritis, sering dikaitkan dengan IMS. Gejala yang sering
ditimbulkan yaitu adanya discharge urethral. Penyebab tersering yaitu Gonococcal
urethritis – GCU (Neisseria gonorrhea) dan Nongonococcal urethritis – NGU
(Chlamydia trachomatis, Mycoplasma genitalium, Neisseria meningitides, Herpes
Simplex virus, Adenovirus), trauma (kateterisasi atau benda asing pada urethra), iritasi
(tekanan akibat tekanan, sabun, bedak). Manifestasi klinis yang ditimbulkan yaitu disuria,
pruritus, rasa terbakar, serta adanya discharge pada meatus urethral. (Young and Wray,
2020).
Urethritis disebabkan berbagai factor seperti stenosis distal uretra, diuresis kurang, dan
persetubuhan. Pada fase akut biasanya disertai dysuria. Kadang gejala agak samar dan
tidak terlalu mengganggu. Pada fase kronik gejala mirip seperti sistitis yaitu sering miksi
dan dysuria, disertai nyeri di uretra. Pada inspeksi meatus tampak berwarna merah dan
bengkak. Penyebab sistitis kekambuhan. (Sjamsuhidajat and Jong, 2017)
Karsinoma prostat (prostat) pada tahap awal jarang memberikan suatu gejala. Apabila
terdapat gejala, gejala yang diberikan sama seperti pada kasus BPH, seperti nyeri tumpul
pada area pelvis bawah, frekuensi urin meningkat, aliran urin rendah, hematuri, nyeri saat
ejakulasi, hilangnya nafsu makan, hilangnya berat badan.
(Urology Care Foundation, no date)
Kanker kolorektal adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus besar terdiri dari
kolon ( bagian terpanjang dari usus besar) dan atau rektum ( bagian kecil terakhir dari
usus besar sebelum anus ). Keluhan utama dan pemeriksaan klinis: Perdarahan per-anum
disertai peningkatan frekuensi defekasi dan/atau diare selama minimal 6 minggu (semua
umur) Perdarahan per-anum tanpa gejala anal (di atas 60 tahun) Peningkatan frekuensi
defekasi atau diare selama minimal 6 minggu (di atas 60 tahun) Massa teraba pada fossa
iliaka dekstra (semua umur) Massa intra-luminal di dalam rektum Tanda-tanda obstruksi
mekanik usus. Setiap pasien dengan anemia defisiensi Fe (Hb<11 g % untuk laki laki
atau <10 g % untuk perempuan pascamenopause) . (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2016).
2. Bayi laki-laki berusia 1 hari dikeluhkan ibunya tampak rewel dan tidak bisa BAK. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan lubang kencing berada dibawah batang penis. Apakah
diagnosis pada pasien ini?
a. Parafimosis
b. Hipospadia
c. Epispadia
d. Fimosis
e. Sikatrik uretra
Pembahasan :
Paraphimosis merupakan suatu emergensi pada pria yang belum disirkumsisi.
Paraphimosis terjadi ketika preputium teretraksi dalam waktu lama dan terjadi konstriksi
pada glans penis. Penanganan yang terlambat dapat menyebabkan terjadinya nekrosis
akibat iskemia (Schwartz et al., 2011).
Hipospadia merupakan kelainan kongenital yang paling sering ditemukan pada anak laki-
laki. Hipospadia dapat didefinisikan sebagai adanya muara urethra yang terletak di
ventral atau proximal (pertengahan penis) dari lokasi yang seharusnya. Kelainan ini
terbentuk pada masa embrional karena adanya defek pada masa perkembangan alat
kelamin dan sering dikaitkan dengan gangguan pembentukan seks primer ataupun
gangguan aktivitas seksual saat dewasa (Krisna dan Maulana, 2017 ; Departemen Urologi
RSCM-FKUI, 2019).

Epispadia adalah suatu kelainan bawaan dimana lubang saluran kemih terdapat di bagian
punggung/dorsal atau sisi atas penis. Lubang saluran kemih tidak berbentuk tabung,
tetapi terbuka sehingga membentuk saluran yang tidak sempurna. Pelayanan terkait
Epispadia meliputi koreksi pembedahan, pembentukan saluran dan pengembalian lubang
saluran kemih ke lokasi seharusnya (Departemen Urologi RSCM-FKUI, 2019).
Phimosis adalah Preputium melekat erat pada glans penis sehingga tidak dapat diretraksi
dengan mudah (Moore, Dalley and Agur, 2014). Phimosis terdiri atas phimosis fisiologis
dan phimosis patologis. Pada phimosis patologis, preputium sehat dan dapat terbuka
dengan traksi gentle. Pada phimosis patologis dengan traksi gentle, justru membentuk
bangunan berbentuk kerucut dan penyempitan di distal dengan warna putih dan fibrotik.
Meatal opening berbentuk pin-point (Sugita and Tanikaze, 2000). Pada kasus ini
preputium dapat diretraksi dan menjepit glans penis.

3. Tn. Aas, 22 tahun, ditabrak mobil saat sedang berjalan kaki. Ia segera dibawa ke UGD oleh
saksi mata. Dari pemeriksaan ditemukan : mata terbuka dengan nyeri, mengerang, serta
mengekstensikan ekstremitas saat diberi rangsang nyeri. Berapakah skor GCS pada kasus
ini?
a. E2M2V1
b. E2M2V2
c. E2M1V
d. E2M1V1
e. E2V1M0
Pembahasan :
Glasgow Coma Scale merupakan penilaian tingkat kesadaran dengan komponen pemeriksaan
pada mata, verbal, dan motorik. Tabel penilaian GCS adalah sebagai berikut:

(Mughni et al., 2020)

Aspek pemeriksaan Kriteria Skor


Mata Membuka mata spontan 4
Membuka mata terhadap
3
suara
Membuka mata terhadap
2
rangsang nyeri
Tidak ada reaksi 1
Verbal Baik, tidak disorientasi 5
Pasien bingung (tidak ada
korelasi antara pertanyaan
4
pemeriksa dan jawaban
pasien)
Pasien hanya dapat menjawab
3
dengan kata-kata
Pasien mengerang 2
Tidak ada reaksi 1
Pasien dapat mengikuti
Motorik 6
perintah pemeriksa
Pasien dapat melokalisasi
5
nyeri
Pasien menghindar saat nyeri
4
dirangsang
Reaksi fleksi abnormal
3
terhadap nyeri
Reaksi ekstensi abnormal
2
terhadap nyeri
Tidak ada reaksi 1

Berdasarkan penilaian tersebut , pada pasien mata terbuka dengan nyeri, mengerang, serta
mengekstensikan ekstremitas saat diberi rangsang nyeri , GCS pasien tersebut adalah E2 V2 M2

4. Ny. Medusa, usia 28 tahun, datang ke dokter diantar suaminya dengan keluhan sering
terjatuh saat berjalan. Pasien sering jatuh ke arah kiri, mual (-), muntah (-). Pasien juga
mengeluhkan pusing melayang dan terkadang sakit  kepala. Keluhan telinga berdenging
maupun penurunan pendengaran disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan nistagmus
(+) dan romberg test (+). Apakah diagnosis yang paling mungkin...
a. Tumor parietal
b. Tumor mesensefalon
c. Tumor temporal
d. Tumor serebelum
e. Tumor frontal
Pembahasan :
Tumor otak adalah pertumbuhan sel-sel otak yang abnormal di dalam otak. Tumor otak
primer apabila pertumbuhan sel abnormal terjadi pertama kali di dalam otak bukan
merupakan metasase dari tumor di organ lainnya. Tumor otak mempunyai sifat yang
berlainan dibandingkan tumor di tempat lain. Walaupun secara histologis jinak, mungkin
akan bersifat ganas karena letaknya berdekatan atau di sekitar struktur vital dan dalam
rongga tertutup yang sukar dicapai.
Susunan syaraf pusat meliputi otak dan medulla spinalis. Otak merupakan organ manusia
yang terpenting yang mengatur pikiran,ingatan, emosi, sensoris, kemampuan gerak,
penglihatan, pernafasan, suhu dan semua proses di dalam tubuh. Otak terdiri dari
Serebrum, serebellum dan batang otak.
 Serebrum (supratentorial) terdiri dari hemisfer kanan dan kiri. Fungsi dari
serebrum antara lain mengontrol pergerakan, temperatur, pendengaran,emosi,
proses belajar
 Batang otak (middle brain) terdiri dari midbrain, pons, medulla Fungsi dari batang
otak adalah: pusat gerakan mata dan mulut, pusat panas, dingin, lapar, haus, pusat
pernafasan, pusat pengendalian jantung, gerakan otot polos, bersin, batuk,
muntah, menelan.
 Serebellum (infratentorial) Fungsi untuk pusat koordinasi gerakan,
mempertahankan keseimbangan dan postur tubuh.
Penyebab terjadinya tumor adalah faktor genetik. Adanya abnormalitas gen yang
mengontrol pertumbuhan sel otak. Kelainan ini dapat disebabkan oleh kelainan yang
langsung mengenai gen atau adanya gangguan pada kromosom yang dapat merubah fungsi
dari gen itu sendiri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan radiasi dan bahan
kimia dapat meningkatkan kejadian timbulnya tumor. Mungkin paparan bahan-bahan
tersebut dapat menyebabkan perubahan struktur dari gen.

Manifestasi klinis tumor otak meliputi peninggian tekanan intra kranialdan manifestasi fokal
yang diakibatkan oleh tekanan terhadap jaringan disekitar tumor

Manifestasi klinis peningkatan tekanan intrakranial meliputi: sakit kepala, muntah, perubahan
kepribadian, iritabel, ngantuk, depresi , kaku kuduk dan gejala lain tergantung pada bagian
mana tumor ditemukan .
 Manifestasi tumor otak di serebrum meliputi: kejang, gangguan penglihatan, gangguan
bicara, kelumpuhan anggota gerak, bingung, gangguan kepribadian dan gejala tekanan
intrakranial lainnya.
 Manifestasi klinis tumor batang otak: kejang, gangguan hormonal, penekanan pada
infundibulum menyebabkan diabetes insipidus. Penekanan hipothalamus dapat
menyebabkan sindrom hipothalamus menyebabkan pubertas prekok, gangguan
penglihatan, pusing, kelumpuhan syaraf kranial dan anggota gerak, gangguan pola
pernafasan dan gejala tekanan intra kranial lainnya
 Manifestasi klinis tumor di serebellum meliputi: Muntah, sakit kepala, gangguan
koordinasi gerakan, gangguan berjalan (ataksia)
(Estlin E and Lowis Stephen L, 2005)
a. Lobus parietal merupakan lobus yang berada di bagian tengah serebrum. Lobus parietal
bagian depan dibatasi oleh sulkus sentralis dan bagian belakang oleh garis yang ditarik dari
sulkus parieto-oksipital ke ujung posterior sulkus lateralis (Sylvian). Daerah ini berfungsi
untuk menerima impuls dari serabut saraf sensorik thalamus yang berkaitan dengan segala
bentuk sensasi dan mengenali segala jenis rangsangan somatik.
b. Lobus frontal merupakan bagian lobus yang ada di bagian paling depan dari serebrum.
Lobus ini mencakup semua korteks anterior sulkus sentral dari Rolando. Pada daerah ini
terdapat area motorik untuk mengontrol gerakan otot-otot, gerakan bola mata; area broca
sebagai pusat bicara; dan area prefrontal (area asosiasi) yang mengontrol aktivitas
intelektual.
c. Lobus temporal berada di bagian bawah dan dipisahkan dari lobus oksipital oleh garis yang
ditarik secara vertikal ke bawah dari ujung atas sulkus lateral. Lobus temporal berperan
penting dalam kemampuan pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk
suara.
d. Serebelum (Otak Kecil) Serebelum atau otak kecil adalah komponen terbesar kedua otak.
Serebelum terletak di bagian bawah belakang kepala, berada di belakang 11 batang otak
dan di bawah lobus oksipital, dekat dengan ujung leher bagian atas. Serebelum adalah pusat
tubuh dalam mengontrol kualitas gerakan. Serebelum juga mengontrol banyak fungsi
otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengontrol
keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Selain itu, serebelum berfungsi
menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti
gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan
sebagainya.
e. Mesensefalon atau otak tengah (disebut juga mid brain) adalah bagian teratas dari batang
otak yang menghubungkan serebrum dan serebelum. Saraf kranial III dan IV diasosiasikan
dengan otak tengah. Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan,
gerakan mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.
(Menkes John H, 2006)

5. Tn. Hittler, 65 tahun, datang ke RS dibawa keluarganya dengan keluhan gangguan bicara.


Pasien merupakan pasien post stroke sejak 1 tahun lalu dengan kelemahan anggota gerak
kanan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/80 mmhg, nadi 90 x/menit, suhu 36,5 C
dan laju napas 22 x/menit. Pasien tampak mengerti isi pembicaraan dan mampu mengulang
kata sesuai perintah seperti menyebut ulang kata “bola”. Namun pasien tidak mengeluarkan
kalimat spontan lainnya. Diagnosis yang paling mungkin adalah...
a. Afasia global
b. Afasia wernicke
c. Afasia broca
d. Afasia transkortikal sensorik
e. Afasia transkortikal motorik

Pembahasan :
Afasia adalah gangguan komunikasi yang disebabkan oleh kerusakan pada bagian otak yang
mengandung bahasa (biasanya di hemisfer serebri kiri otak). Individu yang mengalami
kerusakan pada sisi kanan hemisfer serebri kanan otak mungkin memiliki kesulitan tambahan
di luar masalah bicara dan bahasa. Afasia dapat menyebabkan kesulitan dalam berbicara,
mendengarkan, membaca, dan menulis, tetapi tidak mempengaruhi kecerdasan. Individu
dengan afasia mungkin juga memiliki masalah lain, seperti disartria, apraxia, dan masalah
menelan. (Pearl L.P, Emsellem A and Helen, 2014)
 Global Afasia adalah afasia yang melibatkan semua aspek bahasa dan mengganggu
komunikasi lisan. Penderita tidak dapat berbicara secara spontan atau melakukannya
dengan susah payah, menghasilkan tidak lebih dari fragmen perkataan. Pemahaman
ucapan biasanya tidak ada; atau hanya bisa mengenali beberapa kata, termasuk nama
mereka sendiri dan kemampuan untuk mengulang perkataan yang sama adalah nyata
terganggu. Penderita mengalami kesulitan menamakan benda, membaca, menulis, dan
menyalin kata kata. Bahasa otomatisme (pengulangan omong kosong) adalah
karakteristik utama.
 Broca’s afasia (juga disebut anterior, motorik, atau afasia ekspresif) ditandai dengan
tidak adanya gangguan spontan berbicara, sedangkan pemahaman hanya sedikit
terganggu. Pasien dapat berbicara dengan susah payah, memproduksi kata kata yang
goyah dan tidak lancar. Penamaan, pengulangan, membaca dengan suara keras, dan
menulis juga terganggu. Daerah lesi adalah di area Broca; mungkin disebabkan infark
dalam distribusi arteri prerolandic (arteri dari sulkus prasentralis).
 Afasia Wernicke (juga disebut posterior, sensorik, atau reseptif aphasia) ditandai dengan
penurunan pemahaman yang kronik. Bicara tetap lancar dan normal mondar-mandir,
tetapi kata kata penderita tidak bisa dimengerti. Penamaan, pengulangan kata-kata yang
di dengar, membaca, dan menulis juga nyata terganggu.
 Afasia transkortikal Motorik. Afasia transkortikal motorik merupakan sindrome afasia
borderson yaitu afasia yang letak lesi berada di pinggiran area bahasa perisylvian di
hemisfer kiri. Penyebab afasia tipe ini adanya stroke yang mengenai area borderson
(perbatasan) antara teritori arterial serebral media, arteri serebral anterior dan posterior.
Ciri khas afasia transkortikal motorik adalah kemampuan bicara adalah nonfluen
dengan curah verbal disartris, terbata – bata, mengulang – ulang, bahkan gagap.
Pengertian bahasa relatif baik, dan pengulangan baik sampai normal.
 Afasia transkortikal sensorik yang kemampuan bicara fluen dengan parafasia neologistik
dan semantik, sering kali terdapat pembicaraan kosong. Pengertian bahasa kurang sekali,
dan pengulangan baik sampai sempurna. Sedangkan kemampuan penamaan, membaca,
dan menulis kedua afasia ini (transkortikal sensorik dan motorik) memiliki karakteristik
yang sama yaitu kurang.
(Lumbantobing S.M, 2014)
6. Terjadi KLL beruntun, di IGD hanya ada 1 dokter yang jaga dan 1 perawat. Tindakan apa
saja tindakan yang dilakukan dokter jaga?
a. TLP dokter umum, dokter spsesialis dan perawat suruh ke RS
b. Tanganin pasien sesuai kedatangan
c. Tanganin sesuai kegawatdaruratannya
d. Langsung rujuk ke dokter spesialis
Pembahasan :
Triase adalah cara pemilahan pasien berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber daya yang
tersedia. Faktor lainnya yang mempengaruhi triase adalah beratnya trauma, persentase selamat
dari trauma serta ketersediaan sumber daya. Dua jenis triase dapat terjadi :
a) Multiple Casualties
Pada kejadian multiple casualties, meskipun ada >1 orang pasien, namun jumlah
pasien dan jumlah cedera tidak melampaui kemampuan dan fasilitas yang tersedia di
rumah sakit. Dalam keadaan ini pasien dengan masalah yang mengancam jiwa dan
multi trauma akan dilayani terlebih dahulu.
b) Mass Casualties
Pada kejadian mass casualties, jumlah pasien dan beratnya cedera melampaui
kemampuan dan fasilitas rumah sakit. Dalam keadaan ini yang akan dilayani terlebih
dahulu adalah pasien dengan kemungkinan survival yang terbesar, serta
membutuhkan waktu, perlengkapam, dan tenaga paling sedikit. Mass casualties
biasanya terjadi pada kasus bencana alam, KLL yang melibatkan banyak korban, dll.
Untuk membantu memudahkan triase, dapat digunakan kategori SALT (Sort, Assess, Lifesaving
Interventions, Treatment/Transport). Pada kategori SALT terdapat kode warna untuk
membedakan korban berdasarkan kondisi dan urgensi untuk mendapatkan penanganan tercepat.

KLL yang terjadi pada kasus ini termasuk dalam multiple casualties, sehingga
pasien yang mendapatkan penanganan lebih dulu yaitu pasien yang memiliki
kondisi mengancam jiwa dan multitrauma .
(American College of Surgeons Comittee on Trauma, 2018)
7. Pasien terjatuh dari motor dan dibawa ke igd. Kemudian dilakukan rontgen dan ditemukan
fraktur humerus. Nervus apakah yang terkena??
a. N.Radius
b. N.ulna
c. N.barchialis
Pembahasan :
Cedera yang paling penting dalam kaitannya dengan fraktur humerus ada cedera
nervus radialis. Cedera nervus radialis terjadi 18% pada fraktur humerus tertutup
mid-shaft atau distal shaft (Laulan, 2019). Nervus radial berasal dari pleksus
brakialis dan memiliki akar saraf dari C5 ke T1. Melintasi alur spiral di sisi
posterior poros humerus. Alur spiral terletak sekitar 14 cm proksimal terhadap
epikondilus lateral dan 20 cm proksimal epikondilus medial. Nervus radialis
kemungkinan besar akan rusak pada fraktur humerus yang memiliki
displacement lateral dari segmen fraktur distal, karena saraf ditambatkan ke
tulang dan tidak dapat menahan kekuatan yang diberikan padanya sebagai akibat
dari displacement Pada pemeriksaan fisik, pasien dengan cedera nervus radialis
dapat mengalami kelemahan ekstensor pergelangan tangan (wrist drop),
kelemahan ekstensi jari, dan penurunan atau tidak adanya sensasi pada lengan
posterior (Bounds, Frane, dan Kok, 2020).
8. Seorang laki-laki usia 70 tahun datang dengan keluhan bila berjalan kaki terasa sakit 
gangguan plexus lumbosacral, gangguan sfingter hingga sulit untuk melangkah. Kadang-
kadang terjatuh. Keluhan yang lain adalah kalau mau buang air kecil tercecer sebelum
sampai ke toilet. Keluhan sudah berlangsung sejak 2 tahun yang lalu. Apakah tipe kelainan
inkontinensia yang paling tepat?
a. Stress
b. Urgensi  gejala iritatif
c. Overflow
d. Fungsional
e. Campuran
Pembahasan :
Inkontinensia urin merupakan keluarnya urin yang tidak terkendali sehingga
menimbulkan masalah higienis dan sosial . Inkontinensia urin adalah masalah
yang sering dijumpai pada orang lanjut usia dan menimbulkan masalah fisik dan
psikososial, seperti dekubitus, jatuh, depresi dan isolasi dari lingkungan sosial
Inkontinensia urin terdapat bersifat akut atau persisten, Inkontinensia urin yang
bersifat akut dapat diobati bila penyakit atau masalah yang mendasar diatasi
masalahnya infeksi saluran kemih, obat–obatan, gangguan kesadaran, vaginitis
atrofik dan masalah psikologik Inkontinensia urin yang persisten biasanya dapat
dikurangi dengan berbagai terapi modalitas (Martin dan Frey, 2005).
Inkontinensia urin kronik (persisten):
Inkontinensia urin tidak berkaitan dengan kondisi akut dan berlangsung dengan
lama (lebih dari 6 bulan) ada 2 penyebab Inkontinensia urin kronik (persisten)
yaitu: menurunnya kapasitas kandung kemih akibat hiperaktif dan karena kegagalan
pengosongan kandung kemih akibat lemahnya kontraksi otot detrusor. Inkontinensia urin
kronik ini dikelompokkan lagi menjadi 4 tipe (stress, urge, overflow , fungsional).
a. Inkontinensia urin tipe stress: Inkontinensia urin terjadi apabila urin dengan secara tidak
terkontrol keluar akibat peningkatan tekanan di dalam perut, melemahnya otot dasar
panggul, operasi dan penurunan estrogen. Pada gejalanya antara lain kencing sewaktu
batuk, mengedan, tertawa, bersin, berlari, atau hal yang lain yang meningkatkan tekanan
pada rongga perut. Pengobatan dapat dilakukan dengan tanpa operasi (misalnya dengan
Kegel exercises, dan beberapa jenis obat-obatan), maupun dengan operasi.
b. Inkontinensia urin tipe urge: timbulnya pada keadaan otot detrusor kandung kemih yang
tidak stabil, di mana otot ini bereaksi secara berlebihan Inkontinensia urin dapat ditandai
dengan ketidakmampuan menunda berkemih setelah sensasi berkemih muncul
manifestasinya dapat merupa perasaan ingin kencing yang mendadak (urge), kencing
berulang kali (frekuensi) dan kencing di malam hari (nokturia).
c. Inkontinensia urin tipe overflow : pada keadaan ini urin mengalir keluar dengan akibat
isinya yang sudah terlalu banyak di dalam kandung kemih, pada umumnya akibat otot
detrusor kandung kemih yang lemah. Biasanya hal ini bisa dijumpai pada gangguan
saraf akibat dari penyakit diabetes, cedera pada sumsum tulang belakang, dan saluran
kencing yang tersumbat. Gejalanya berupa rasanya tidak puas setelah kencing (merasa
urin masih tersisa di dalam kandung kemih), urin yang keluar sedikit dan pancarannya
lemah.
d. Inkontinensia urin tipe fungsional: dapat terjadi akibat penurunan yang berat dari fungsi
fisik dan kognitif sehingga pasien tidak dapat mencapai ketoilet pada saat yang tepat.
Hal ini terjadi pada demensia berat, gangguan neurologic, gangguan mobilitas dan
psikologik (Setiati, 2007; Cameron, 2013).
9. seorang pria berusia 39 tahun datang dengan keluhan diare selama 2 bulan. Tampak
cobblestone, diagnosis?
a. colitis ulseratif
b. amoebiasis intestinal
c. colitis tb
d. penyakit crohn
e. kanker colon
Pembahasan :
Kolitis ulseratif adalah penyakit kronis dimana usus besar atau kolon mengalami
inflamasi dan ulserasi menghasilkan keadaan diare berdarah, nyeri perut, dan demam.
Tanda utama ialah perdarahan dari rektum dan diare bercampur darah, nanah, dan lendir.
Biasanya disertai tenesmus dan kadang inkontinensia alvi. Biasanya penderita mengalami
demam, mual, muntah, dan penurunan berat badan. Pada pemeriksaan perut kadang di
dapat nyeri tekan dan pada colok dubur mungkin terasa nyeri karena adanya fisura. Pada
rektosigmoidoskopi akan tampak gambaran radang, dan pemeriksaan laboratorium di
dapat adanya anemia, leukositosis, dan peninggian laju endap darah. Pemeriksaan
pencitraan kolon dapat terlihat kelainan mukosa dan hilangnya haustra. Pemeriksaan
radiologi dengan barium pada kolon membantu menentukan luas perubahan pada kolon
yang lebih proksimal, tetapi sebaiknya tidak dilakukan pada saat terjadi serangan akut,
karena dapat mempercepat terjadinya megakolontoksik dan perforasi.(Purnomo H, 2005)
Amoebiasis intestinal adalah suatu infeksi Entamuba histolytica pada manusia, dapat
terjadi secara akut dan kronik pada saluran cerna. Kebanyakan infeksi bersifat
asimtomatik dan kista dapat ditemukan dalam feses. Gejala yang biasa ditemukan adalah
diare, muntah, dan demam. Tinja lembek atau cair disertai lendir dan darah. Pada infeksi
akut kadang-kadang ditemukan kolik abdomen, kembung, tenesmus dan bising usus yang
hiperaktif. Invasi pada jaringan terjadi 2-8% kasus yang terinfeksi dan mungkin
berhubungan dengan galur parasit atau status nutrisi serta flora usus. Manifestasi klinis
amebiasis yang paling sering disebabkan oleh invasi lokal pada epitel usus dan
penyebaran ke hati. Diagnosis pasti amebiasis ditentukan dengan adanya trofozoit atau
kista di dalam feses atau trofozoit di dalam pus hasil aspirasi atau dalam spesimen
jaringan.(Sumarno, Garna H and Hadinegoro SR, no date)
Colitis tb adalah infeksi bakteri tuberculosis dalam saluran pencernaan. Bakteri pada
saluran cerna dapat betertelan, penyebaran dari organ yang berdekatan, maupun melalui
peredaran darah. Usus dan peritoneum dapat terinfeksi melalui empat mekanisme, yaitu
menelan sputum yang terinfeksi, penyebaran lewat darah dari TB aktif atau TB milier,
konsumsi susu atau makanan yang terkontaminasi dan penyebaran langsung dari organ
yang berdekatan. Reaktivasi setelah penyebaran infeksi melalui darah mungkin terjadi
beberapa tahun setelah infeksi. Sementara invasi langsung dari dinding usus mungkin
terjadi setelah konsumsi susu yang tidak dipasterurisasi atau konsumsi basil dari kavitas
paru. Pada umumnya, pasien datang dengan keluhan nyeri perut, diare dan penurunan
berat badan.(Artati Muwaningrum, Murdadi Abdullah and Dadang Makmun, 2016)
Inflammatory Bowel Disease (IBD) adalah penyakit inflamasi yang melibatkan saluran
cerna dengan penyebab pastinya sampai saat ini belum diketahui jelas. Secara garis besar
IBD terdiri dari 3 jenis , yaitu Kolitis Ulseratif (KU, Ulcerative Colitis),Penyakit Crohn
(PC, Crohn’s Disease), dan bila sulit membedakan kedua hal tersebut, maka dimasukkan
dalam kategori lndeterminate Colitis.
Chron’s disease merupakan penyakit inflamasi kronis transmural pada saluran cerna
dengan etiologi yang tidak diketahui . Crohn’s disease dapat melibatkan setiap bagian
dari saluran cerna mulai dari mulut hingga anus tetapi paling sering menyerang usus
halus dan colon. Penyakit crohn (crohn’s disease) dapat melibatkan bagian manapun
daripada saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus, dan menyebabkan tiga pola
penyakit yaitu penyakit inflamasi, striktur, dan fistula. komplikasi anorektal seperti
fistula dan abses sering terjadi. Walaupun jarang terjadi, CD dapat melibatkan bagian
saluran pencernaan yang lebih proksimal, seperti mulut, lidah, esofagus, lambung dan
duodenum.
Adanya diare dan hematokezia, penyakit perianal, malabsorpsi dan rekuren penyakit
setelah operasi mengarahkan kecurigaan ke penyakit Crohn. Pada penyakit Crohn sering
ditemukan granuloma di mukosa dengan keterlibatan kurang dari 4 segmen. Lesi
dikelilingi mukosa yang tampak normal dan tidak tampak ulser aftosa, kecuali pada
pasien yang sebelumnya telah didiagnosis penyakit Crohn. Lesi dapat meliputi lesi
anorektal. Ulkus longitudinal, ulkus aftosa, fistula dan gambaran cobblestone. Ulkus
yang dalam, fisura, longitudinal, khas untuk penyakit Crohn, ulkus longitudinal
yang lebih kecil yang dipisahkan oleh edema atau mukosa yang tidak terlibat dapat
membentuk gambaran cobblestone.

Cobblestone appearance ulserasi mukosa, berselang seling dengan mukosa yang normal
(Danastri and Putra, 2013; Firmansyah
Kanker kolon atau usus besar merupakan kanker yang menyerang daerah usus besar.
Perkembangan kanker ini sangat lambat, sehingga sering diabaikan oleh penderita. Pada
stadium dini, sering sekali tidak ada keluhan dan tidak ada rasa sakit yang berat. Tanda
dan gejala pada pasien kanker kolon : a. Perut terasa nyeri, kembung, dan tegang b.
Kadang-kadang jika diraba terasa adanya tonjolan pada perut c. Nafsu makan menurun d.
Keluar darah dari dubur repository.unimus.ac.id e. Tanda-tanda adanya penyempitan dan
penyumbatan dari usus besar sampai dubur, seperti susah buang air besar.(Mangan, 2009)

10. An. Hodor, usia 4 tahun, dibawa ibunya ke UGD karena kejang pada tangan dan kaki
selama 10 menit SMRS. Sesampainya di UGD, pasien sadar dan didapatkan frekuensi nadi
110x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, suhu 39,5 dan BB 16 kg. Kemudian dilakukan
pemasangan akses intravena dan diberikan obat penurun panas. Tak lama kemudian pasien
kembali mengalami kejang kelojotan. Tatalaksana yang harus dilakukan oleh dokter
adalah...
a. Diazepam 8 mg IV bolus cepat
b. Diazepam supp 10 mg
c. Fenitoin 320 mg IV dalam NaCl 0.9% 
d. Diazepam 5 mg IV bolus pelan
e. Diazepam 10 mg IV bolus cepat
Pembahasan :
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5
tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38oC, dengan metode pengukuran suhu
apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial.
Klasifikasi
1. Kejang demam sederhana (simple febrile seizure )
2. Kejang demam kompleks (complex febrile seizure) 
1. Kejang demam sederhana
Kejang demam yang berlangsung singkat (kurang dari 15 menit), bentuk kejang umum (tonik
dan atau klonik), serta tidak berulang dalam waktu 24 jam.
Keterangan:
1.Kejang demam sederhana merupakan 80% di antara seluruh kejangdemam
2.Sebagian besar kejang demam sederhana berlangsung kurang dari 5menit dan berhenti sendiri.
2. Kejang demam kompleks
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut:
1. Kejang lama (>15 menit)
2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejangparsial3. Berulang atau 
lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam.
Pada umumnya kejang berlangsung singkat (rerata 4 menit) dan
pada waktu pasien datang, kejang sudah berhenti. Apabila saat pasien datang dalam keadaan
kejang, obat yang paling cepat untuk menghentikan kejangadalah diazepam intravena. Dosis
diazepam intravena adalah 0,2-0,5 mg/kgperlahan-lahan dengan kecepatan 2 mg/menit atau
dalam waktu 3-5 menit,dengan dosis maksimal 10 mg. Secara umum, penatalaksanaan kejang
akutmengikuti algoritma kejang pada umumnya.
Dosis diazepam rektal adalah 0,5-0,75mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan
Berat badan kurang dari 12 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg.
(Recommendations for the management of febrile seizures: Ad Hoc Task Force of
LICEGuidelines. Epilepsia. 1st edn, 2009)

11. seorang wanita gemuk berusia 46 tahun datang dengan keluhan nyeri hebat pada perut
sebelah kanan atas. Pada pf tanda Murphy (+), diagnosis?
a. perforasi ulkus lambung
b. kolesistitis akut
c. pielonefritis akut
d. pankreatitis akut  nyeri di punggung belakang
e. gastroduodenitis
Pembahasan :

Kolesistitis
Berdasarkan Tokyo Guideline 2018, untuk diagnosis dari kolesistitis adalah sebagai
berikut :

(Yokoe et al., 2018)

Radang kandung empedu (kolesistitis akut) adalah reaksi inflamasi akut dinding kandung
empedu yang disertai dengan keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan demam.
Umumnya kolesistitis akut disebabkan oleh adanya batu kandung empedu. Keluhan yang
agak khas untuk serangan kolesistitis akut adalah nyeri abdomen kuadran kanan atas,
mual, muntah dan demam. Kadang-kadang rasa sakit dapat menjalar ke pundak atau
skapula kanan. Hal ini dapat berlangsung sampai 60 menit tanpa reda. Berat ringannya
keluhan sangat bervariasi tergantung dari adanya kelainan inflamasi yang ringan sampai
dengan gangren atau perforasi kandung empedu. Nyeri tekan abdomen kuadran kanan
atas, kandung empedu teraba dan tanda Murphy positif pada pemeriksaan fisik
merupakan karakteristik kolesistitis akut. Tanda Murphy positif memiliki spesifitas 79%-
96% untuk kolesistitis akut.

(Pridady, 2006)

Pienolefritis akut adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan oleh infeksi
bakteri. Pielonefritis akut adalah suatu proses infeksi dan peradangan yang biasanya
mulai di dalam pelvis ginjal tetapi meluas secara progresif ke dalam parenkim ginjal.
Infeksi tersebut dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, tetapi terutama dari basil
kolon yang berasal dari kontaminasi traktus urinarius dengan feses.(Ramadani E.S, 2017)
Pankreatitis akut merupakan inflamasi pankreas dengan onset tiba-tiba dan durasi kurang
dari 6 bulan. Etiologi paling sering adalah batu empedu dan konsumsi alkohol berlebih.
Pankreatitis akut dapat terjadi apabila faktor pemeliharaan hemostasis seluler tidak
seimbang. Gejala pankreatitis akut yang khas adalah keluhan nyeri yang hebat di
epigastrium. Sifat nyeri timbulnya mndadak dan terus menerus. Perasaan nyeri biasanya
berkurang bila penderita mengambil posisi menekukkan lutut ke dada atau
membungkukkan badan. b. Pemeriksaan fisik Terdapat kenaikan suhu sampai 39-400 C,
nadi cepat diatas 100x permenit, volume nadi menurun, tekanan darah menurun, kulit
dingin dan lembab. Bising usus biasanya normal, , tetapi pada 20% penderita dapat
menurun sampai menghilang. Pada kasus yang sangat berat terdapat perubahan warna
kulit yang menjadi pucat, kebiruan, atau kuning kecoklatan. Hal ini mungkin dapat
ditemui di daerah umbilicus Cullen’s sign, atau di daerah pinggang Turner’s sign . Dapat
juga terjadi ikterus yang mungkin disebabkan penekanan duktus koledokus oleh jaringan
pankreas yang edematous.(Nurman A, 1990)
12. Pasien datang karena terjatuh dengan posisi tangan menumpu badan. Pada pemeriksaan
radiologis didapatkan fraktur transversal radial, komplit, 2cm jarak proksimal garis sendi,
sebagian distal beranjak ke dorsal, angulasi ke radial, fraktur avulsi processus styloedius
ulna. Fraktur apakah di atas ?
a. Shaft fraktur
b. Rib fraktur
c. Fraktur galleizi
d. Fraktur montegia
e. Fraktur collez

Pembahasan :
Fraktur colles merupakan fraktur transversal dari radius bagian distal (tepat di atas
pergelangan tangan) dengan dorsal displacement dari fragmen fraktur bagian distal.
Manifestasi klinis yang biasa didapatkan berupa dinner-fork deformity (terdapat peninggian
pada lengan di bagian proksimal dari pergelangan tangan dan terdapat depresi pada lengan
di bagian distal pergelangan tangan). (Apley & Solomon, 2018).
Fraktur colles : Fraktur yang biasanya sering dijumpai pada umur ≥ 50 tahun dengan
tulang yang sudah osteoporosis. Fraktur ini terjadi pada tulang radius bagian distal yang
berjarak 1 inchi dari permukaan sendi radiocarpal dengan deformitas ke posterior.
(Sjamsuhidajat and Jong, 2017; Mughni et al., 2020)

Fraktur monteggia yaitu Fraktur dari corpus ulnaris disertai dengan dislokasi anterior dari
sendi radioulnar bagian proksimal. Biasanya sendi radiocapitellar juga ikut dislokasi atau
subluksasi. Deformitas pada tulang ulna sangat terlihat namun dislokasi dari caput radii
biasanya ditandai dengan pembengkakan. Tanda lain yang bisa didapatkan pada
pemeriksaan adalah rasa nyeri dan bengkak pada siku bagian lateral. Pergelangan tangan
dan tangan harus diperiksa untuk mencari tanda lesi pada nervus radialis. (Apley &
Solomon, 2018).
Fraktur montegia merupakan fraktur di sepertiga proximal ulna dengan dislokasi proximal
radioulnar joint.(Sjamsuhidajat and Jong, 2017; Mughni et al., 2020)
Fraktur galeazzi yaitu Fraktur dari 1/3 distal tulang radius disertai dengan dislokasi atau
subluksasi inferior dari sendi radioulnar. Terjadinya fraktur ini biasanya akibat trauma
langsung sisi lateral ketika jatuh. Manifestasi tersering adalah terdapat peninggian atau rasa
nyeri pada tulang ulna bagian distal. Pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu melakukan
penekanan pada bagian distal tulang ulna (piano-key sign) atau dengan melakukan rotasi
pergelangan tangan. Selain itu, lakukan tes untuk mengetahui apakah terdapat lesi nervus
ulnaris. (Apley & Solomon, 2018)
Fraktur galleazi : Fraktur sepertiga distal radius dengan dislokasi radioulnar joint distal.
Fragmen distal angulasi ke dorsal. Fraktur ini biasanya terjadi karena trauma langsung pada
wrist, yang khususnya pada aspek dorsolateral atau akibat jatuh dengan outstreched hand
dan pronasi forearm.(Sjamsuhidajat and Jong, 2017; Mughni et al., 2020)
13. Laki-laki 35 tahun , datang dg keluhan BAB nyeri, dan kadang berdarah, psien kurang
makan buah dan sayur dan jika bab keras sering mengedan. Dari hasil pem fisik, anus tdk
ada kelainanan. Tatalaksananya :
a. Hemoroidektomi
b. Konservatif perbaiki pola hidup
c. …
d. …
e. …
Pembahasan :
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang
berasal dari plexus hemorrhoidalis. Di bawah atau di luar linea dentate pelebaran vena
yang berada di bawah kulit (subkutan) disebut hemoroid eksterna. Sedangkan di atas atau
di dalam linea dentate, pelebaran vena yang berada di bawah mukosa (submukosa) disebut
hemoroid interna. Biasanya struktur anatomis anal canal masih normal.
Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis yang
disebabkan oleh faktor faktor risiko/pencetus. Faktor risiko hemoroid antara lain faktor
mengedan pada buang air besar yang sulit, pola buang air besar yang salah
(lebihbanyakmemakai jamban duduk, terlalu lama duduk dijamban sambil membaca,
merokok), peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor usus, tumor abdomen),
kehamilan (disebabkan tekanan janin pada abdomen dan perubahan hormonal), usia tua,
konstipasi kronik, diare kronik atau diare akut yang berlebihan, hubungan seks peranal,
kurang minum air, kurang makan makanan berserat (sayur dan buah), kurang olah raga/
imobilisasi.
Klasifikasi dan Derajat
Hemoroid dapat diklasifikasikan atas hemoroid eksterna dan interna. Hemoroid
interna dibagi berdasarkan gambaran klinis atas:
 Derajat 1: Bila terjadi pembesaran hemoroid yang tidak prolaps ke luar kanal anus.
Hanya dapat dilihat dengan anorektoskop.
 Derajat 2: Pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau masuk sendiri ke
dalam anus secara spontan
 Derajat 3: Pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus dengan
bantuan dorongan Jari
 Derajat 4: Prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan cenderung untukmengalami
trombosis dan infark.
Diagnosis hemoroid ditegakkan berdasarkan anamnesis keluhan klinis dari hemoroid
berdasarkan klasifikasi hemoroid (derajat I sampai dengan derajat 4) dan pemeriksaan
anoskopi/kolonoskopi. Karena hemoroid dapat disebabkan adanya tumor di dalam abdomen
atau usus proksimal, agar lebih teliti sebaiknya selain memastikan diagnosis hemoroid,
dipastikan juga apakah di usus halus atau dikolon ada kelainan misal tumor atau kolitis. Untuk
memastikan kelainan di usus halus diperlukan pemeriksaan rontgen usus halus atau
enteroskopi. Sedangkan untuk memastikan kelainan di kolon diperlukan pemeriksaan rontgen
Barium enema atau kolonoskopi total.
Penatalaksanaan hemoroid terdiri dari penatalaksanaan medis dan penatalaksaanaan bedah.
Penatalaksanaan medis terdiri dari nonfarmakologis, farmakologis, tindakan minimal
invasive. Penatalaksanaan medis hemoroid ditujukan untuk hemoroid interna derajat I sampai
dengan III atau semua derajat hemoroid yang ada kontraindikasi operasi atau pasien menolak
operasi. Sedangkan penatalaksanaan bedah ditujukan untuk hemoroid interna derajat IV dan
eksterna, atau semua derajat hemoroid yang tidak respon terhadap pengobatan medis.
Penatalaksanaan medis non farmakologis. Penatalaksanaan ini berupa perbaikan pola hidup,
perbaikan pola makan dan minum, perbaiki pola/cara defekasi. Memperbaiki defekasi
merupakan pengobatan yang selalu harus ada dalam setiap bentuk dan derajat hemoroid.
Perbaikan defekasi disebut bowel management program (BMP) yang terdiri dari diet, cairan,
serat tambahan, pelincin feses, dan perubahan perilaku buang air . Untuk memperbaiki
defikasi dianjurkan menggunakan posisi jongkok (squatting) sewaktu defrkasi. Pada posisi
jongkok temyata sudut anorektal pada orang menjadi lurus ke bawah sehingga hanya
diperlukan usaha yang lebih ringan untuk mendorong tinja ke bawah atau ke luar rekhrm.
Mengedan dan konstipasi akan meningkatkan tekanan vena hemoroid, dan akan memperparah
timbulnya hemoroid, dengan posisi jongkok ini tidak diperlukan mengedan lebih banyak.
Bersamaan dengan program BMP di atas, biasanyajuga dilakukan tindakan kebersihan lokal
dengan cara merendam anus dalam air selama 10- I 5 menit, 2-4 kali sehari. Dengan
perendaman ini maka eksudat yang lengket atau sisa tinja yang lengket dapat dibersihkan.
Eksudat atau sisa tinja yang lengket dapat menimbulkan iritasi dan rasa gatal bila dibiarkan.
Pasien diusahakan tidak banyak duduk atau tidur, banyak bergerak, dan banyak jalan.Dengan
banyak bergerakpola defekasi menjadi membaik. Pasien diharuskan banyak minum 30-40
mVkgBBlhari untuk melembekkan tinja. Pasien harus banyak makan serat antara lain
buahbuahan, sayur-sayuran, cereal. dan suplementasi serat komersial bila kurang serat dalam
makanannya.
Yang paling baik dalam mencegah hermoroid yaitu mempertahankan tinja tetap lunak
sehingga mudah ke luar, di mana hal ini menurunkan tekanan dan pengedanan dan
mengosongkan usus sesegera mungkin setelah perasaan mau ke belakang timbul. Latihan
olahraga seperti berjalan, dan peningkatan konsumsi serat diet juga membantu mengurangi
konstipasi dan mengedan.
(Simadibrata K, 2011)
14. Pasien laki-laki usia 55 tahun, datang dengan keluhan mual dan muntah sejak 4 hari yang
lalu. BAB dan flatus terakhir 2 hari yang lalu. pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien
tampak lemah, TD 110/80, N : 112 RR : 24. Pada RT tampak kolaps rekti. Pada abdomen
tampak distensi, perkusi timpani bunyi usus, hipertimpani, boborigmi, metalic sound. Pada
pemeriksaan radiologi tampak air fluid level. Diagnosa adalah:
a. Kolitis
b. Gastroenteritis
c. -
d. Ileus paralitik
e. Ileus obstruksi
Pembahasan :
Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen
saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya
sumbatan/hambatan mekanik yang disebabkan kelainan dalam lumen usus,
dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu
segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut. Sedangkan ileus
paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan di mana usus gagal/ tidak mampu
melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya akibat kegagalan
neurogenik atau hilangnya peristaltik usus tanpa adanya obstruksi mekanik.
Gejala utama dari ileus obstruksi antara lain nyeri kolik abdomen, mual, muntah,
perut distensi dan tidak bisa buang air besar (obstipasi). Mual muntah umumnya
terjadi pada obstruksi letak tinggi. Bila lokasi obstruksi di bagian distal maka
gejala yang dominan adalah nyeri abdomen. Distensi abdomen terjadi bila
obstruksi terus berlanjut dan bagian proksimal usus menjadi sangat dilatasi,
muntah adalah suatu tanda awal pada obstruksi letak tinggi atau proksimal. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan abdomen tampak distensi, terdapat darm
contour (gambaran usus), dan darm steifung (gambaran gerakan usus), pada
auskultasi terdapat hiperperistaltik berlanjut dengan Borborygmus (bunyi usus
mengaum) menjadi bunyi metalik (klinken) / metallic sound. Pada tahap lanjut
dimana obstruksi terus berlanjut, peristaltik  akan melemah dan hilang. Pada
palpasi tidak terdapat nyeri tekan, defans muscular (-), kecuali jika ada peritonitis.
Pada ileus paralitik nyeri yang timbul lebih ringan tetapi konstan dan difus, dan
terjadi distensi abdomen. Ileus paralitik, bising usus tidak terdengar dan tidak
terjadi ketegangan dinding perut. pada ileus paralitik gambaran radiologi
ditemukan dilatasi usus yang menyeluruhdari gaster sampai rectum.(Indrayani,
2013; Sjamsuhidajat and Jong, 2017)
Pemeriksaan foto polos abdomen dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis
obstruksi usus pada lebih dari 60 % kasus . Dilakukan dengan dua posisi yaitu supine dan
tegak (atau lateral dekubitus bila pasien tidak bisa tegak) merupakan pemeriksaan awal
yang berguna untuk menentukan letak obstruksi dan mencari penyebabnya. Pada posisi
tegak atau lateral dekubitus dapat terlihat multiple air fluid levels dan stepladder pattern.
Stepladder patern dengan multiple air fluid levels dan tidak terlihat gas di dalam kolon
adalah tanda patognomonik Dapat ditemukan scalloped effect oleh karena udara dan
cairan yang berkumpul di kolon proksimal dari obstruksi. Pada tahap awal strangulasi,
sulit dibedakan dengan obstruksi simple, namun bila sudah mencapai tahap lanjut, maka
usus yang nekrotik akan kehilangan kontur mukosanya dan mengalami edema sehingga
tampak gambaran thumbprinted dan bentuk coffee bean. Untuk membedakan ileus
paralitik dengan ileus obstruksi, maka perlu diperhatikan derajat distensi intestinal,
jumlah cairan dan gas intralumen, dan pola distribusi air fluid-levels. Pada obstruksi
intestinal, akumulasi gas dan cairan lebih banyak sedangkan air fluidlevels lebih panjang
dan terlihat lebih jelas. Selain itu dapat ditemukan stepladder pattern. Apabila multiple air
fluid-levels terlihat sebagai pola string of beads, maka terdapat kecenderungan adanya
obstruksi parsial atau komplit derajat tinggi .
Gambar . Obstruksi usus halus(kiri) foto polos abdomen pasien dengan obstruksi
usus halus posisi supine .(kanan) foto dari pasien yang sama dengan posisi tegak,
menunjukkan adanya air-fluid levels.

(Summers RW, 2003) (Bielefeldt K and Bauer AJ, 2008)

Kolitis ulseratif adalah penyakit kronis dimana usus besar atau kolon mengalami
inflamasi dan ulserasi menghasilkan keadaan diare berdarah, nyeri perut, dan demam.
Tanda utama ialah perdarahan dari rektum dan diare bercampur darah, nanah, dan lendir.
Biasanya disertai tenesmus dan kadang inkontinensia alvi. Biasanya penderita mengalami
demam, mual, muntah, dan penurunan berat badan. Pada pemeriksaan perut kadang di
dapat nyeri tekan dan pada colok dubur mungkin terasa nyeri karena adanya fisura. Pada
rektosigmoidoskopi akan tampak gambaran radang, dan pemeriksaan laboratorium di
dapat adanya anemia, leukositosis, dan peninggian laju endap darah. Pemeriksaan
pencitraan kolon dapat terlihat kelainan mukosa dan hilangnya haustra. Pemeriksaan
radiologi dengan barium pada kolon membantu menentukan luas perubahan pada kolon
yang lebih proksimal, tetapi sebaiknya tidak dilakukan pada saat terjadi serangan akut,
karena dapat mempercepat terjadinya megakolontoksik dan perforasi.(Purnomo H, 2005)
Gastroenteritis adalah peradangan pada mukosa membran lambung dan usus halus yang
ditandai dengan gejala diare, mual, muntah dan demam ringan disertai hilangnya nafsu
makan dan rasa tidak enak di perut.
15. Seorang anak laki-laki umur 1 tahun datang dibawa ibunya dengan keluhan rewel karena
sakit pada buah zakar sebelah kanan yang membesar, semakin membesar saat anak
menangis. Suhu 38,9°c. Diagnosa?
a. Hernia Inguinalis
b. Hernia Inkarserata
c. Torsio testis dekstra
d. Nekrosis testis dekstra
e. Rupture testis dekstra
Pembahasan :
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomaly kongenital atau didapat. Berbagai factor
penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia di anulus internus yang cukup
lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Selain itu, diperlukan pula factor
yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu.
Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada hernia
reponibel, keluhan satu-satunya adalah benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu
berdiri, batuk, bersin atau mengedan, dan menghilang setelah berbaring.(Sjamsuhidajat and
Jong, 2017).
Daignosis :
 Pembesaran pada inguinal/skrotum yang hilang timbul, muncul pada saat pasien
mengejan atau menangis dan menghilangpada saat pasien istirahat.
 Timbul di tempat korda spermatika keluar dari rongga abdomen.
 Berbeda dengan hidrokel; hidrokel terang dengan transiluminasi dan biasanya tidak
melebar ke arah kanalis inguinalis.

 Terkadang dapat pula terjadi pada pasien perempuan.


Hernia adalah protrusi atau penonjolan suatu organ melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga yang bersangkutan. Disebut inkarserata apabila isinya terjepit oleh cincin
hernia sehingga isi kantung terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut.
(A Mughni et al., 2020)
Hernia inkarserata timbul karena usus yang masuk ke dalam kantung hernia terjepit oleh
cincin hernia sehingga timbul gejala obstruksi dan strangulasi usus.
Bengkak yang menetap pada wilayah inguinal atau umbilikus disertai tanda peradangan
(merah, nyeri, panas, sembab).Terdapat tanda obstruksi usus (muntah hijau dan perut
kembung, tidakbisa defekasi).
Torsio Testis
 Pada torsio testis terjadi suplai darah arterial terhenti akibat adanya funiculus
spermaticus terpilin, terbentuk oklusi dan kehilangan suplai vaskuler. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Onset dari torsi adalah nyeri
tiba-tiba pada testis unilateral. Tidak ada tanda trauma dan dapat terjadi mual muntah.
Pada pemeriksaan fisik, terjadi hilangnya refleks kremaster pada testis (Sabiston et al.,
2012).
 Torsio testis
Torsio testis merupakan suatu kondisi emergensi ketika struktur spermatic cord memutar
atau melintir yang menyebabkan aliran darah ke testis tidak ada. Emergensi terjadi
karena testis akan atrofi akibat suplai darah tidak ada ke testis, akan atrofi dan terjadi
infark. Gejala yang sering ditemukan yaitu nyeri berat yang terjadi tiba-tiba, perubahan
ukuran testis, perubahan warna skrotum (merah atau merah kehitaman), mual, muntah.
Refleks kremaster menunjukkan hasil yang tidak normal. (Urologcy Care Foundation,
n.d.-a), (Oreoluwa, 2018)

16. Seorang laki-laki 35 tahun datng ke poli klinik setelah jatuh dari pohon dan badan menimpa
tangannya. Posisi tangan saat terjatuh menopang badan. Pada pemeriksaan ditemukan
tangan kanan tidak bisa di gerakkan, edem di sekitar pergelangan, nyeri dan tidak tampak
luka. Diagnosa pasien adalah?
a. Fraktur terbuka
b. Fraktur tertutup
c. Fraktur inkomplit
d. Fraktur multiple
Pembahasan :
Fraktur terbuka adalah fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan
dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka sangat berpotensi menjadi infeksi.
Klasifikasi fraktur terbuka menurut Gustillo: (Solomon, MD and Nayagam, 2010; Kim
and Leopold, 2012)

Tipe I : luka kecil, bersih. Terdapat sedikit kerusakan jaringan lunak dan tidak ada fraktur
kominutif (karena low energy fracture)

Tipe II : luka > 1 cm, tidak terdapat skin flap. Terdapat sedikit kerusakan jaringan lunak dan
penekanan atau fraktur kominutif (karena low to moderate energy fracture.)

Tipe III : Didapatkan laserasi, kerusakan kulit dan jaringan lunak yang luas, pada keadaan
yang parah dapat ditemukan gangguan pembuluh darah. Cidera disebabkan karena transfer
high-energy ke tulang dan jaringan lunak. Ddidapatkan kontaminasi. Kategori khusus untuk
luka tembak, fraktur terbuka karena farm injury dan segala fraktur terbuka dengan adanya
cedera vascular yang membutuhkan penanganan.

Tipe IIIA : Fraktur terbuka tipe III dengan tulang yang fraktur tertutup dengan jaringan
lunak yang adekuat meskipun terdapat laserasi.

Tipe IIIB : Fraktur terbuka tipe III dengan periosteal stripping yang luas tanpa adanya flap
dengan bone exposure. Biasanya dengan kontaminasi yang berat.

Tipe IIIC : Fraktur terbuka tipe III didapatkan cedera vascular yang perlu ditangani, tanpa
melihat dari cedera jaringan lunaknya.

Fraktur tertutup adalah fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang
tidak keluar melalui kulit.(Asrizal, 2014)
multiple fraktur adalah keadaan dimana terjadi hilangnya kontinuitas jaringan
tulang lebih dari satu garis yang disebabkan oleh tekanan eksternal yang di tandai
oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas dan gangguan fungsi pada area
fraktur.
Fraktur Inkomplit merupakan apabila tulang tidak terpisah seluruhnya dan
periosteum tetap intak
(Solomon, MD and Nayagam, 2010)
17. Anak usia 3 bulan dtg ke RS diantar ibunya dengan keluhan skrotum tidak sama, pd
anamnesis tidak ada riwayat trauma, pd PF ditemukan skrotum kiri tidak ada
Tindakan yang tepat dilakuakn pada pasein ini adalah?  undesensus testikulorum
a. Usia 0-3 bulan
b. Usia 3-6 bulan
c. Usia 6-1 tahun
d. Usia 1-2 tahun
e. > 2 tahun  menunggu turun
Pembahasan :
Kriptorkismus merupakan kelainan kongenital satu atau kedua testis tidak berada
pada posisi yang seharusnya di skrotum pada saat lahir dan tidak dapat
dipindahkan secara manual ke posisi seharusnya. Pada anak lelaki baru lahir
merupakan salah satu gangguan kelenjar endokrin dan gangguan genital yang
sering ditemukan.
Testis akan turun secara spontan pada usia 6 bulan kehidupan. Jika testis tetap
tidak turun dalam 6 bulan (sesuai koreksi usia kehamilan) maka testis tidak akan
turun secara spontan. Saat untuk koreksi orkhidopeksi adalah usia 6 bulan (sesuai
koreksi usia kehamilan), selain karena setelah usia 6 bulan kemungkinan testis
tidak akan turun spontan juga kemungkinan testis akan rusak jika berada diluar
skrotum.
Tatalaksana : Tidak diperlukan terapi hormonal untuk menurunkan testis. • Jika
tidak turun spontan dalam usia 6 bulan (sesuai koreksi umur kehamilan),
dilakukan tindakan operasi pada usia < 12 bulan. • Jika baru terdiagnosis
kriptorkimus setelah usia 6 bulan harus segera dirujuk ke spesialis bedah.(I
Wayan Bikin Suryawan, Niken Prita Yati and Jose RI Batubara, 2017)

Anda mungkin juga menyukai