Anda di halaman 1dari 8

1

SENDI TEMPOROMANDIBULA
(STM)
1.1 Dasar Teori
1.1.1 Stuktur Sendi Temporo Mandibula
Sendi Temporo Mandibula (STM) atau Temporo Mandibular Joint (TMJ) adalah suatu
persendian y a n g s a n g a t k o m p l e k s . S e n d i i n i merupakan salah satu sendi pada
kranioorofasial yang digunakan secara terus menerus untuk mengunyah, menelan dan
berbicara. Pemahaman tentang struktur, komponen dan fungsi STM sangat diperlukan s e b a g a i
dasar diagnosis kelainan STM
STM dibentuk oleh kondilus yang terletak pada tulang mandibula dan fossa pada tulang
temporal. Kedua tulang ini dipisahkan oleh discus artikularis. Struktur sendi temporomandibula
terdiri dari fossa glenoidales, processus kondilodeus, eminentia artikularis, kapsula arikularis,
diskus artikularis, dan membran sinovial. Sendi kiri dan kanan pada mandibula dihubungkan
oleh ligamen dan otot yang menghasilkan hubungan bilateral antara satu bagian mandibula
dengan kranium yang disebut Craniomandibular Articulation.

Gambar 1. Struktur Sendi Temporomandibula


Sumber : https://www.google.com/imgres?imgurl=x-raw-image,
(akses 21 Februari 2019, pukul 11.00 pagi)

1.1.2 Pergerakan Normal Sendi Temporomandibula


Secara fisiologis, terjadi pergerakan sendi temporomandibula. Gerak mandibula dalam
hubungannya dengan rahang atas dapat diklasifikasikan sebagai berikut yaitu :

1.1.2.1 Gerak Mandibula Membuka Mulut


Otot penggerak utama untuk penutupan rongga mulut (cavum oris) adalah m. masseter, m.
temporalis, dan m. pterygoideus lateralis. Biomekanika pergerakan STM dikelompokkan dalam
dua macam gerakan utama, yaitu:

a. Gerak rotasi (memutar); adalah gerakan mengelilingi rongga inferior fossa glenoidea (di
bawah diskus artikularis) akibat kontraksi m. pterigoideus lateralis inferior dan m.
pterigoideus lateral superior, sehingga diskus bergerak sedikit ke posterior, dan kondilus
bergerak sedikit ke anterior. Gerak rotasi STM pada individu dewasa normal mempunyai
kisaran 20 – 25 mm antara gigi geligi anterior RA dan RB. Bila dikombinasikan dengan gerak
meluncur gerakan membuka mulut yang normal akan meningkat menjadi 35 – 45 mm.
b. Gerak translasi (meluncur); adalah gerakan yang terjadi di dalam rongga superior STM,
antara permukaan atas diskus artikularis dan permukaan fossa glenoidalis sehingga diskus
beserta kondilus bergerak ke anterior mengikuti guiding line sampai ke eminensia artikularis.
Semua otot dalam keadaan kontraksi. Diskus artikularis berperan sebagai tulang yang tidak
terkalsifikasi pada kedua kondilus.

1.1.2.2 Gerak Mandibula Menutup Mulut


Otot penggerak utama untuk penutupan rongga mulut (cavum oris) adalah m. masseter, m.
temporalis, dan m. pterygoideus medialis. Rahang dapat menutup pada berbagai posisi, menutup
pada posisi protrutif, yaitu posisi kondilus mandibula berada pada bagian depan eminensia
artikularis. Sedang, pada gerakan menutup pada posisi retrusi, serabut m. temporalis posterior
akan bekerja bersama dengan m. masseter untuk mengembalikan prosesus kondiloideus ke dalam
fossa glenoidalis, sehingga gigi geligi dapat saling berkontak pada oklusi normal.

1.1.2.3 Suara yang ditimbulkan karena gangguan STM / TMJ


a. Krepitasi :
Krepitasi adalah suara yang yang dihasilkan dari gerakan rahang akibat permukaan sendi yang
tidak teratur/rata, mungkin disebabkan osteoartrosis. Suara yang timbul seperti ruara benda
yang retak, menggiling, yang disebabkan karena tulang rawan pada sendi bergerak dari
tempatnya.

b. Clicking (keletuk)/ Grating (bunyi menciut/ kertak sendi):


Suara yang dapat didengarkan dan dapat dirasakan dengan palpasi (diraba) pada saat rahang
bergerak (membuka atau menutup mulut). Bunyi tersebut dihasilkan oleh permukaan artikular
yang tidak rata. Bunyi biasanya hanya dapat didengar oleh diri sendiri, tetapi kadang-kadang
dapat lebih keras sehingga dapat didengar operator. Clicking (70-80%) disebabkan oleh
dislokasi diskus artikularis.

c. Popping (letupan)
Popping rahang mengacu pada bunyi klik dari rahang, yang dapat disertai dengan rasa sakit
ataupun tidak. Sering disebabkan karena keausan persendian.

1.2 Persiapan Alat dan Bahan


(1) Masker (5) Stetoskop bila ada
(2) Sarung tangan (6) Senter
(3) Jangka (7) Spidol
(4) Penggaris (8) Lap putih
(9) sinar infra red

1.3 Prosedur Percobaan


1.3.1 Pemeriksaan Gerakan STM Secara Palpasi
(1) Orang coba dipersiapkan dalam posisi duduk dengan posisi kepala sejajar dengan lantai.
(2) Operator/ pemeriksa telah siap menggunakan sarung tangan steril dan masker,
(3) Melakukan palpasi 0,5 – 1 cm di depan meatus acusticus externus (lubang telinga) kiri
dan kanan pada posisi membuka dan menutup mulut,
(4) Periksa dan catat posisi dan gerakan kondili pada saat membuka mulut dan menutup
mulut,
(5) Periksa dan catat apakah gerakan kondili simetri kanan dan kiri,
(6) Periksa dan catat apakah terjadi hambatan gerak kondili. Adanya kelainan pada
intrakapsular memungkinkan terjadinya hambatan dan rasa sakit pada saat sendi gerak.

(a) (b) (c)

Gambar 9. (a) Pemeriksaan Palpasi Pada STM (b) Lateral dan (b) Posterior

1.3.2 Pemeriksaan Bunyi STM Secara Auskultasi


(1) Orang coba berada dalam posisi tegak dengan posisi kepala sejajar dengan lantai,
(2) Lakukan pemeriksaan pada daerah sendi dengan menggunakan stetoskop bila ada,jika tidak
ada di dengarkan secara manual atau dirasakan dengan tangan spt gambar 9
(3) Amati dan dengarkan bunyi yang timbul saat membuka dan menutup mulut, apakah ada
bunyi krepitasi, clicking atau popping. Inkoordinasi antara diskus dan kondil bisa
menimbulkan bunyi pada sendi.

Gambar 10. Pemeriksaan Auskultasi pada STM

1.3.3 Pemeriksaan Gerakan Mandibula


A. Gerakan Membuka Mulut Maksimal
(1) Orang coba berada dalam posisi duduk tegak dengan posisi kepala sejajar dengan lantai
(2) Mintalah orang coba membuka mulut.
(3) Masukkan 3 jari tangan kanan ke dalam mulut.
(4) Amati apakah jari dapat masuk ke dalam mulut, jika sakit atau tidak dapat dimasukkan
jangan dipaksa.
(5) Selain cara pada butir 2, dapat pula langsung diukur menggunakan jangka dan penggaris.
(6) Catat berapa besar pergerakan normal maksimal mandibula dari orang coba

Gambar 11. Cara mengukur gerakan pembukaan RB maksimal

B. Kelelahan pada Gerakan Mandibula Menutup Mulut


(1) Pilih orang coba yang lain, dan satu seri percobaan ini dilakukan oleh orang yang sama.
(2) Orang coba berada dalam posisi duduk tegak dengan posisi kepala sejajar dengan lantai,
(3) Instruksikan orang coba untuk membuka mulut maksimal sampai timbul rasa lelah.
(4) Catat berapa lama ketahanan orang coba untuk membuka mulut secara maksimal,
(5) Istirahatkan selama 10 menit,
(6) Ulangi percobaan 2 – 5 tetapi setengah dari waktu timbul kelelahan lakukan pemijatan
pada otot pembuka mulut, sambil tetap membuka mulut maksimal,
(7) Catat waktu timbul kelelahan,
(8) Lakukan istirahat kembali selama 10 menit,
(9) Ulangi percobaan 2 – 5, tetapi setengah dari waktu timbul kelelahan lakukan pemajanan
dengan sinar infra red pada otot pembuka mulut, sambil membuka mulut maksimal
(sebelum percobaan tutup mata orang coba dengan saputangan agar tidak terpajan infra
red).
(10) Catat waktu timbul kelelahan
LEMBAR KERJA

1.3.1 Pemeriksaan Gerakan STM Secara Palpasi

No. Jenis kelamin orang coba Gerakan STM


1. Nama: Gerakan Membuka:

L/P

Gerakan menutup:

2. Nama: Gerakan Membuka:

L/P

Gerakan menutup:

1.3.2 Pemeriksaan Bunyi STM Secara Auskultasi

Gerakan STM (simetri/normal/terjadi


No. Jenis kelamin orang coba
hambatan/.... )
1. Nama: Simetri / Tidak; Normal / Tidak
Sakit / tidak
L/P
Hambatan : Ya / tidak
2. Nama: Simetri / Tidak; Normal / Tidak
Sakit / tidak
L/P
Hambatan : Ya / tidak

1.3.3 Pemeriksaan Gerakan Mandibula


Kelelahan pada Gerakan Mandibula Menutup Mulut Maksimal

Jenis kelamin
Waktu sampai timbul kelelahan (menit)
orang coba

Laki-laki Hitung waktu kelelahan sejak membuka mulut maksimal … menit

jarak pembukaan rahang maksimal …. cm

I s t i r a h a t 10 menit

½ dari waktu maksimal (0.5 dari X menit + pemijatan

Berapa menit waktu pemulihan ….. menit

I s t i r a h a t 10 menit

½ dari waktu maksimal (0.5 dari X menit + pajanan sinar infra merah

Berapa menit waktu pemulihan ….. menit

Wanita Hitung waktu kelelahan sejak membuka mulut maksimal … menit

jarak pembukaan rahang maksimal …. cm

I s t i r a h a t 10 menit

½ dari waktu maksimal (0.5 dari X menit + pemijatan

Berapa menit waktu pemulihan ….. menit

I s t i r a h a t 10 menit

½ dari waktu maksimal (0.5 dari X menit + pajanan sinar infra merah

Berapa menit waktu pemulihan ….. menit

PERTANYAAN

(1) Sebutkan otot yang berfungsi sebagai elevator mandibula


(2) Sebutkan otot yang berfungsi sebagai depressor mandibula

(3) Jelaskan biomekanik STM selama proses membuka mulut

(4) Jelaskan biomekanik STM selama proses menutup mulut

(5) Sebutkan otot pengunyah primer dan pengunyahsekunder.

(6) Jelaskan kerja sinergis antara otot masseter dan medial pterygoid contralateral selama
gerakan mengunyah

(7) Mengapa dapat timbul inkoordinasi gerak mandibula ?

(8) Apa yang dimaksud gerak protrusif? Jelaskan mekanismenya ..

(9) Apa yang dimaksud gerak protrusive? Jelaskan mekanismenya ..

(10) Apa yang dimaksud gerak lateral rahang? Jelaskan mekanismenya ..

(11) Apa penyebab inkoordinasi gerak mandibula ?

(12) Apa yang menyebabkan bunyi sendi ?

(13) Mengapa membuka mulut maksimal menimbulkan kelelahan dan nyeri ?, Jelaskan
mekanismenya.

(14) Apa perbedaan krepitus, clicking dan popping ?

(15) Apa fungsi pemijatan pada kelelahan ? Jelaskan mekanismenya.

CATATAN

1. Mahasiswa bertindak sebagai orang yang melakukan kegiatan praktikum


2. Sebagai praktikan bisa minta tolong pada salah satu anggota keluarga atau teman
dalam kost
3. Hasil dari praktikum di tulis dalam lembar kegiatan dan di bahas hasil praktikum
tersebut dengan mencantumkan referensinya
4. Pertanyaan juga harus di jawab
5. Laporan di tulis dengan font time new roman 12, spasi 1,5
6. Tuliskan nama serta kelas praktikum dan tanggal pelaksanaan praktikum
7. Laporan secara individu dikumpulkan saat pelaksanaan praktikum selesai

Anda mungkin juga menyukai