Anda di halaman 1dari 7

Petunjuk Praktikum 03

BLOK FUNGSI SISTIM STOMATOGNATI

Disusun oleh :

Dr. drg. Zahreni Hamzah, MS.


Dr. drg. Tecky Indriana, M.Kes.

BAGIAN BIOMEDIK – LAB. FISIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2021
SENDI
3 TEMPOROMANDI
BULA (STM)

3.1 Dasar Teori


3.1.1 Stuktur Sendi Temporo Mandibula
Sendi Temporo Mandibula (STM) atau Temporo Mandibular Joint (TMJ) adalah suatu persendian
ya n g s a n ga t k o m p l e k s . S e n d i i n i merupakan salah satu sendi pada kranioorofasial yang
digunakan secara terus menerus untuk mengunyah, menelan dan berbicara. Pemahaman tentang struktur,
komponen dan fungsi STM sangat diperlukan se b a ga i d a s a r d i a g n o s i s k e l a i n a n S T M
STM dibentuk oleh kondilus yang terletak pada tulang mandibula dan fossa pada tulang temporal.
Kedua tulang ini dipisahkan oleh discus artikularis. Struktur sendi temporomandibula terdiri dari fossa
glenoidales, processus kondilodeus, eminentia artikularis, kapsula arikularis, diskus artikularis, dan
membran sinovial. Sendi kiri dan kanan pada mandibula dihubungkan oleh ligamen dan otot yang
menghasilkan hubungan bilateral antara satu bagian mandibula dengan kranium yang disebut
Craniomandibular Articulation.

Gambar 3.1. Struktur Sendi Temporomandibula


Sumber : https://www.google.com/imgres?imgurl=x-raw-
image,
(akses 21 Februari 2019, pukul 11.00 pagi)
3.1.2 Pergerakan Normal Sendi Temporomandibula
Secara fisiologis, terjadi pergerakan sendi temporomandibula. Gerak mandibula dalam
hubungannya dengan rahang atas dapat diklasifikasikan sebagai berikut yaitu :

3.1.2.1 Gerak Mandibula Membuka Mulut


Otot penggerak utama untuk penutupan rongga mulut (cavum oris) adalah m. masseter, m.
temporalis, dan m. pterygoideus lateralis. Biomekanika pergerakan STM dikelompokkan dalam dua
macam gerakan utama, yaitu:

a. Gerak rotasi (memutar); adalah gerakan mengelilingi rongga inferior fossa glenoidea (di bawah
diskus artikularis) akibat kontraksi m. pterigoideus lateralis inferior dan m. pterigoideus lateral
superior, sehingga diskus bergerak sedikit ke posterior, dan kondilus bergerak sedikit ke anterior.
Gerak rotasi STM pada individu dewasa normal mempunyai kisaran 20 – 25 mm antara gigi geligi
anterior RA dan RB. Bila dikombinasikan dengan gerak meluncur gerakan membuka mulut yang
normal akan meningkat menjadi 35 – 45 mm.
b. Gerak translasi (meluncur); adalah gerakan yang terjadi di dalam rongga superior STM, antara
permukaan atas diskus artikularis dan permukaan fossa glenoidalis sehingga diskus beserta kondilus
bergerak ke anterior mengikuti guiding line sampai ke eminensia artikularis. Semua otot dalam
keadaan kontraksi. Diskus artikularis berperan sebagai tulang yang tidak terkalsifikasi pada kedua
kondilus.

3.1.2.2 Gerak Mandibula Menutup Mulut


Otot penggerak utama untuk penutupan rongga mulut (cavum oris) adalah m. masseter, m.
temporalis, dan m. pterygoideus medialis. Rahang dapat menutup pada berbagai posisi, menutup pada
posisi protrutif, yaitu posisi kondilus mandibula berada pada bagian depan eminensia artikularis. Sedang,
pada gerakan menutup pada posisi retrusi, serabut m. temporalis posterior akan bekerja bersama dengan
m. masseter untuk mengembalikan prosesus kondiloideus ke dalam fossa glenoidalis, sehingga gigi geligi
dapat saling berkontak pada oklusi normal.

3.1.2.3 Suara yang ditimbulkan karena gangguan STM / TMJ


a. Krepitasi :
Krepitasi adalah suara yang yang dihasilkan dari gerakan rahang akibat permukaan sendi yang tidak
teratur/rata, mungkin disebabkan osteoartrosis. Suara yang timbul seperti ruara benda yang retak,
menggiling, yang disebabkan karena tulang rawan pada sendi bergerak dari tempatnya.
b. Clicking (keletuk)/ Grating (bunyi menciut/ kertak sendi):
Suara yang dapat didengarkan dan dapat dirasakan dengan palpasi (diraba) pada saat rahang bergerak
(membuka atau menutup mulut). Bunyi tersebut dihasilkan oleh permukaan artikular yang tidak rata.
Bunyi biasanya hanya dapat didengar oleh diri sendiri, tetapi kadang-kadang dapat lebih keras
sehingga dapat didengar operator. Clicking (70-80%) disebabkan oleh dislokasi diskus artikularis.

c. Popping (letupan)
Popping rahang mengacu pada bunyi klik dari rahang, yang dapat disertai dengan rasa sakit ataupun
tidak. Sering disebabkan karena keausan persendian.

1.2 Persiapan Alat dan Bahan


(1) Masker (5) Stetoskop
(2) Sarung tangan (6) Senter
(3) Jangka (7) Spidol
(4) Penggaris (8) Lap putih
(9) Sinar infra red

1.3 Prosedur Percobaan


1.3.1 Pemeriksaan Gerakan STM Secara Palpasi
(1) Orang coba dipersiapkan dalam posisi duduk dengan posisi kepala sejajar dengan lantai.
(2) Operator/ pemeriksa telah siap menggunakan sarung tangan steril dan masker,
(3) Melakukan palpasi 0,5 – 1 cm di depan meatus acusticus externus (lubang telinga) kiri dan
kanan pada posisi membuka dan menutup mulut (Gambar 3.2),
(4) Periksa dan catat posisi dan gerakan kondili pada saat membuka mulut dan menutup mulut,
(5) Periksa dan catat apakah gerakan kondili simetri kanan dan kiri,
(6) Periksa dan catat apakah terjadi hambatan gerak kondili. Adanya kelainan pada intrakapsular
memungkinkan terjadinya hambatan dan rasa sakit pada saat sendi gerak.

(a) (b) (c)

Gambar 3.2. (a) Pemeriksaan Palpasi Pada STM (b) Lateral dan (b) Posterior
1.3.2 Pemeriksaan Bunyi STM Secara Auskultasi
(1) Praktikan berada dalam posisi tegak dengan posisi kepala sejajar dengan lantai,
(2) Buka tutup mulut Anda, apakah Anda mendengar bunyi dari TMJ Anda secara spontan?
Catat pada sisi mana bunyi berasal.
(3) Lakukan kembali percobaan pada butir 2 dengan menggunakan stetoskop, dengarkan
kembali pada daerah sendi menggunakan stetoskop, dengarkan seperti gambar 3.2 dan 3.3.
Dengarkan bunyi yang timbul saat membuka dan menutup mulut, apakah ada bunyi
krepitasi, clicking atau popping.
(4) Apakah saat membuka dan menutup mulut Gerakan kanan dan kiri sama (translasi dan
rotasi).

Gambar 3.3. Pemeriksaan Auskultasi pada STM

Hasil Pemeriksaan

Cara SUARA SENDI Mengapa?


Bunyi* Tidak
Manual
stetoskope
* Isikan jenis bunyinya

1.3.3 Pemeriksaan Gerakan Mandibula

A. Gerakan Membuka Mulut Maksimal


(1) Praktikan berada dalam posisi duduk tegak dengan posisi kepala sejajar dengan lantai
(2) Praktikan membuka mulut. Masukkan 3 jari tangan kanan ke dalam mulut.
(3) Amati apakah 3 jari dapat masuk ke dalam mulut, jika sakit atau tidak dapat dimasukkan
jangan dipaksa. Bila tidak bisa karena sakit atau terjadi hambatan karena sebab lain, catat
berapa jari tangan Anda yang bisa masuk. Catat hasil pengamatan yang Anda rasakan.
(4) Selain cara pada butir 2, catat pula berapa lebar pembukaan mulut maksimal menggunakan
jangka dan penggaris. Hitung dari insisif pertama RA hingga incisif pertama RB (Gambar
3.4).
(5) Catat berapa besar pergerakan normal maksimal mandibula Anda.

Gambar 3.4. Cara mengukur gerakan pembukaan RB maksimal

Hasil Pengamatan
Berapa cm pembukaan maksimal Mulut Anda..............cm

B. Kelelahan pada Gerakan Mandibula Menutup Mulut


(1) Pilih orang coba yang lain, dan satu seri percobaan ini dilakukan oleh orang yang sama.
(2) Orang coba berada dalam posisi duduk tegak dengan posisi kepala sejajar dengan lantai,
(3) Instruksikan orang coba untuk membuka mulut maksimal sampai timbul rasa lelah.
(4) Catat berapa lama ketahanan orang coba untuk membuka mulut secara maksimal,
(5) Istirahatkan selama 10 menit,
(6) Ulangi percobaan 2 – 5 tetapi setengah dari waktu timbul kelelahan lakukan pemijatan pada otot
pembuka mulut, sambil tetap membuka mulut maksimal,
(7) Catat waktu hingga timbul kelelahan,

Hasil Pengamatan
(1) Pada saat membuka mulut maksimal, Berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga timbul
rasa Lelah (nyeri/sakit) …… menit,
(2) Pada saat dilakukan pemijatan, berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga timbul rasa Lelah
(nyeri/sakit) …… menit,
RUJUKAN

1. Hamzah Z., Indriana T., Endahyani DE., (2020). Barid Izzata. Fungsi Stomatognati (Pengunyahan,
Penelanan dan Bicara). Edisi 1, Deepublish, Yogyakarta, Indonesia, 235 hal.

PERTANYAAN

(1) Sebutkan otot yang berfungsi sebagai elevator dan depressor mandibula

(2) Jelaskan biomekanik STM selama proses membuka dan menutup mulut

(3) Sebutkan otot pengunyah primer dan pengunyah sekunder.

(4) Mengapa timbul inkoordinasi gerak mandibula ?

(5) Apa yang menyebabkan bunyi sendi ?

CATATAN

1. Mahasiswa bertindak sebagai orang yang melakukan kegiatan praktikum


2. Praktikan bisa minta tolong pada salah satu anggota keluarga atau teman untuk
membantu mengukur
3. Hasil dari praktikum di tulis dalam lembar kegiatan dan di bahas hasil praktikum
tersebut dengan mencantumkan referensinya
4. Pertanyaan juga harus di jawab
5. Laporan di tulis dengan font time new roman 12, spasi 1,5
6. Tuliskan nama serta kelas praktikum dan tanggal pelaksanaan praktikum
7. Laporan secara individu dikumpulkan 2 hari setelah pelaksanaan praktikum

Anda mungkin juga menyukai