Anda di halaman 1dari 18

Learning Issue

Diskusi Kelompok Kecil


9
Dislokasi Sendi
1. Definisi dislokasi sendi TMJ
2. Temporomandibular joint (TMJ) adalah sendi engsel yang menghubungkan tulang
rahang atas dengan rahang bawah antara tulang temporalis dengan kepala kondilus
mandibularis. TMJ merupakan sendi yang paling komplek karena dapat bergerak ke
segala arah dalam pergerakan fisiologis mandibula, yakni membuka dan menutup
seperti sebuah engsel, bergeser ke depan dan ke belakang dari sisi yang satu ke sisi
lainnya serta memiliki peranan penting dalam proses pengunyahan, penelanan, dan
pengucapan. (Napitupulu dan Ginting, 2019)
3. terjadinya dislokasi sendi temporomandibula bisa karena  gangguan kondisi oklusal,
trauma, dan stres emosional. .(Kartika dan Himawan, 2007).
4. sumber : http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/1914/6/6.%20BAB%20II.pdf
Otot
1. Struktur Anatomi dan Histologi

Otot Lurik

Otot Jantung

Otot Polos
Jenis Jenis
Fungsi semua otot servikal bagian atas
perlu dipahami karena dampaknya pada fungsi
dan disfungsi dari TMJ. Gerakan mandibula
adalah akibat gerakan dari otot servikal dan
rahang, otot servikal menstabilkan kepala
sehingga meningkatkan efisiensi gerakan
mandibular. Tiga otot utama yang menutup
mandibula termasuk bagian dari otot-otot
pengunyah adalah m.maseter, m.temporalis,
m.pterigoideus medial dan lateral pterigoideus.
1. M. Masseter
Berasal dari arkus zigomatikus dan berin-sertio pada tuberositas masseterica pada
angulus mandibula. Otot ini dibagi atas
pars superfisialis dengan serabut-serabut
ototnya berjalan serong dan pars profunda
yang serabut-serabut ototnya berjalan
vertikal berasal dari permukaan dalam pro-cessus zigomatikus os temporalis dan dari
fasia temporalis.
M. masseter merupakan otot yang kuat,
berfungsi untuk menutup rahang dengan
cara mengangkat mandibula. Otot ini mendapat persarafan dari n. masseterikus.
2. M. Temporalis
Otot ini berbentuk seperti kipas berasal dari
fosa temporalis dan dari fasia temporalis,
berinsersi pada prosesus koronoideus os
mandibula, insertio otot ini juga membentang kebawah sisi inferior dan anterior
ramus mandibula. M. temporalis berfungsi
sebagai otot pengangkat rahang bawah
yang paling kuat. Persarafan otot ini dari
N.temporalis ramus profundus.3. M. pterigoideus lateralis
Terdiri dari dua bagian, bagian pertama
berasal dari permukaan lateral lamina
pterigoideus lateralis prosesus pterigoideus,
berinsersio ke dalam fovea pterigoidea dan
bagian kedua berasal dari permukaan infra-temporalis dan krista infratemporalis ala
major os sfenoidalis membentang ke diskus
artikularis.
Otot ini merupakan otot pengarah sendi
temporomandibularis dan terlibat dalam
semua gerakan mandibula dan otot ini
secara khusus penting dalam kasus disfungsi diskus TMJ dan otot yang paling
sering terlibat. Persarafannya oleh n. Pteri-goideus lateralis.
4. M. pterigoideus medialis
Berasal dari fosa pterigoidea membentang
ke angulus mandibula dan berinsersio pada tuberositas pterigoidea membentuk sudut
terhadap m. pterigoideus lateralis.
Otot ini berfungsi mengangkat mandibula
dan juga mendorong ke depan serta berperan pada pergeseran ke lateral dari
rahang bawah dan ambil bagian dalam
gerakan rotasi. (gambar 13). Mendapat
persarafan dari n. pterigoideus medialis
1. Jenis otot yang berperan pada kasus
• •Otot masseter adalah salah satu dari empat otot yang bertanggung jawab atas tindakan
pengunyahan (mengunyah). Ketika masseter berkontraksi menyebabkan elevasi kuat
dari mandibula yang menyebabkan mulut menutup.
• Musculus pterygoideus adalah otot rangka berkepala dua yang termasuk dalam
kelompok otot pengunyahan yang dalam. Ini terlibat dalam penonjolan dan pembukaan
rahang.
• Musculus pterygoideus medialis dan musculus masseter juga terlibat dalam
penonjolan. Kontraksi sepihak dari otot-otot ini menciptakan gerakan menggiling.
Sedangkan Mm. pterygoidei laterales menarik kepala rahang bawah ke depan, otot-otot
hyoid atas menggerakkan tubuh rahang bawah ke bawah bersama-sama dengan otot-
otot hyoid bawah.
Macam macam protein pada otot
-Kontratil
-Regulasi
-Sarkoplasma 
-Bentuk ekstraseluler.  
Yang paling penting adalah protein kontraktil aktin dan miosin.  Di antara protein regulasi, troponin,
tropomiosin, protein-M, beta-aktin, gamma-aktin dan protein-C sangat penting.  Sarkolema juga
merupakan komponen protein.  Protein seperti mioglobin, miogen, mioalbumin dan x-globulin
ditemukan di sarkoplasma dan protein seperti elastin, kolagen dan retikulin juga ditemukan di otot. 
Sisa protein termasuk protein myofibrillar dari Z-disc serta sejumlah kecil protein lainnya.
(P Makovický et al. Cesk Fysiol. 2008.)
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18630139/
1. Mekanisme saat kontraksi dan relaksasi

2. Pada keadaan awal, miosin dengan kepalanya terikat dengan aktin melalui pengikatan ATP kepala
miosin dilepaskan dari aktin
3. .Kepala miosin menghidrolisis ATP menjadi ADP dan Ppdan menahan kedua produk reaksi
tersebut agar tetap terikat.Pemecahan ATP menyebabkan suatu tegangan alosterik kepala miosin
4. Kemudian kepala miosin membentuk suatu jembatan baru ke molekul aktin bersebelahan.
5. Aktin mengurus pelepasan Pi dan pelepasan ADP. Selama tersedia ATP daur yang baru dapat
dimulai sehingga filamen tebal selalu bermigrasi sepanjang filamen tipis menuju ke arah garis Z.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38256/8/BAB
%207%20Muskuloskeletal.pdf
Spasme Otot
1. Definisi
. Spasme ototDefinisi : Spasme otot merupakan kontraksi involunter mendadak satu
kelompok ototatau lebih meliputi kram dan kontraktur (Haigh, 2005 : 1064). Spasme otot
sering kalidisebut sebagai kram otot atau bahkan nyeri otot.
1. Etiologi
Etiologi : Penyebab spasme ototMeski tidak selalu berbahaya, spasme otot dapat menandakan kondisi
medis yang mendasarinya. Berikut adalah sejumlah penyebab spasme otot yang mungkin terjadi:
1. Tidak melakukan pemanasan sebelum
2. Kelelahan otot
3. Berolahraga dalam suhu panas
4. Dehidrasi
5. Ketidakseimbangan elektrolit
6. Stres atau kecemasan
Penatalaksanaan
1. Reposisi sendi TMJ
2. Dislokasi harus direduksi secepat mungkin sebelum terjadi spasme yang berat dari otot
masseter dan pterygoid. Reduksi dapat dilakukan secara manual dengan jari pada gigi
molar bawah yang menekan mandibula ke bawah untuk menarik otot levator dan
selanjutnya ke belakang untuk meletakkan kembali kondilus di dalam fosa. Pada
umumnya prosedur ini dapat dilakukan tanpa membutuhkan anestesi jika dilakukan
secepatnya.
1. Pemasangan head bandage
Setelah reposisi sendi TMJ berhasil dilakukan, mandibula dapat diimobilisasi selama
beberapa hari dengan head bandage. Pasien diberikan diet lunak untuk beberapa hari
berikutnya dan tidak membuka mulut terlalu lebar 1-2 minggu setelah direduksi, analgetik
NSAID juga diberikan untuk mengurangi nyeri. Tujuan imobilisasi agar otot dapat
beristirahat sehingga keseimbangan tercapai kapsul dapat mengadakan perbaikan dan
mencegah terjadinya dislokasi kembali.1,5,
Pemberian KIE
1. Tujuan pada kasus
Untuk meningkatkan keberhasilan perawatan, pasien harus diberikan edukasi pasca
tindakan di antaranya sebagai berikut:
Tidak boleh melepas bandage sebelum waktunya (minimal 3 hari atau sesuai
penilaian dokter gigi), karena pemasangan bandage bertujuan untuk membatasi
gerak rahang pasien pasca penanganan dislokasi
Setelah waktunya bandage dapat dilepas ole dokter gigi atau oleh pasien/keluarga
sendiri, dokter gigi perlu mengajarkan kepada pasien/keluarga untuk melepas
bandage tersebut 
'Harus konsumsi makanan yang halus dan tidak menyuap makanan dalam bentuk besar selama 3-4
minggu, hal in bertujuan untuk menghindari berulangnya TM.J
- Minum obat analgesik dan muscle relaxant hingga nyeri hilang saja, karena obat
tersebut bukan antibiotik yang harus dikonsumsi sampai habis
1. Melatih otot agar kembali normal
 Latihan membuka rahang yang dilakukan di depan
cermin gerak buka rahang berada dalam satu garis
Lurus sesuai dengan midline gigi dan menggunakan
obyek lurus seperti penggaris sebagai pembanding.
Pasien diinstruksikan untuk berhenti membuka
mulutnya apabila alur buka sudah mulai miring
dan kembali pada titik di mana alur buka mulut
masih lurus. Posisi ini dipertahankan sampai ‡ 8
hitungan, lalu diulangi antara 8 sampai 10 repetisi.
Latihan ini dilakukan paling tidak 3 kali sehari.
Pasien diberitahu bila latihan dilakukan secara
tepat dan teratur maka bear jarak alur lurus yang sesuai midline gigi akan membesar dengan sendirinya
karenakondisi otot telah mulai
membaik. Selanjutnya durasi latihan rahang harus
ditambah sesuai kemampuan pasien.
Pasien juga diinstruksikan untuk menghentikan
kebiasaan mengunyah hanya pada satu sisi dan belajar mengunyah makanan pada kedua sisi
Kesimpulan
Anggota Kelompok DKK 9

1. Agnes Y.m diogo_20210710105


2. Tri Ananda_20210710101
3. Arridha setya_20210710107
4. Annisa vira_20210710099
5. Russel Dylan k_20210710062
6. Ryan royhan_20210710109
7. Victoria safira_20210710102
8. Kirana s_20210710106
9. Risa r.m_20210710100
10. Jati natika_20210710103
11. M izzuddin r_20210710111
THANK
S

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai