(A) Jarak
Maksimal (mm)
4,5 cm
5,4 cm
(menit)
06 menit 17 detik
04 menit 47 detik
Gerakan Mandibula
(C) Anteroposterior
Perempuan
(D) Lateral
(E) Koordinasi
Gerakan
Perubahan Kondili
Anterior: Kondili kedepan
Posterior:
Kondili
sedikit
kebelakang
Kanan: Kondili ke kanan
Kiri: Kondili ke kiri
Kondili sedikit bergerak ke
depan
Kelelahan (menit)
X
menit)
Istirahat 10 menit
dari waktu maksimal (0,5
dari X menit+pemijatan)
Istirahat 10 menit
2 menit 46 detik
4 menit 1 detik
inframerah)
Posisi Kepala
Tegak Lurus
Menunduk
Menunduk
Terlentang
Kesamping
Istirahat
Pembahasan
1. Pada pemeriksaan gerakan STM secara palpasi dimana dilihat perubahan gerakan
kondili saat membuka dan menutup mulut pada orang coba (perempuan). Pada
keadaan normal, gerakan kondili saat membuka mulut yang dirasakan oleh
pengamat adalah bergerak ke arah bawah lalu ke arah anterior (depan). Kondili
bergerak dari processus kondiloideus ke orifisum canalis mandibularis.
Pada pemeriksaan STM secara palpasi dalam keadaan menutup mulut, pemeriksa
dapat merasakan gerakan kondili ke atas lalu ke belakang masuk ke dalam fossa
glenoideus.
2. Pada pemeriksaan bunyi STM secara auskultasi, tidak ditemukan adanya bunyi
krepitasi, kliking dan poping. Ini menandakan gerakan STM dalam keadaan
normal.
3. Pada pemeriksaan gerakan mandibula, orang coba adalah dua orang dengan jenis
kelamin perempuan. Satu orang memiliki jarak maksimal membuka mulut yaitu
4,5 cm, dan waktu maksimal yang dibutuhkannya untuk membuka mulut yaitu 6
menit 17 detik. Pada orang kedua, jarak maksimal yang dibutuhkannya untuk
membuka mulut, lebih lebar yaitu 5,4 cm, namun waktu maksimal yang
dibutuhkannya hanya 4 menit 47 detik.
Pada pemeriksaan gerakan mandibula, saat mandibula digerakkan ke arah anterior,
kondili ikut bergerak ke depan, sedangkan saat bergerak ke posterior, kondili ikut
bergerak ke belakang, namun pergerakannya tidak sebanyak saat bergerak ke arah
anterior. Saat mandibula bergerak ke arah lateral, kondili bergerak ke arah sesuai
dengan gerakan mandibula. Pada gerakan lateral, caput mandibula pada sisi
ipsilateral, ke arah sisi gerakan, akan tetap ditahan dalam fossa mandibularis. Pada
koordinasi gerakan dimana orang coba diminta untuk membuka mulut dan
dilanjutkan menutup mulut sampai gigi geligi kedua rahang menyentuh, kondili
sedikit bergerak ke depan. Gerakan ini memerlukan kontraksi muskulus
pterygoideus lateralis, yang dibantu oleh muskulus pterygoideus medialis. Caput
mandibula akan tetap pada posisi ke depan pada eminensia artikularis.
Pada kelelahan saat gerakan mandibula membuka dan menutup mulut, waktu yang
dibutuhkan untuk membuka mulut secara maksimal hingga timbul kelelahan yaitu
2 menit 46 detik. Setelah itu dilakukan istirahat selama 10 menit, dan waktu yang
dibutuhkan untuk membuka mulut secara maksimal hingga timbul kelelahan
dengan diberi pemijatan, menjadi 4 menit 1 detik. Adanya pemijatan yang
dilakukan menyebabkan otot menjadi lemas dan pembuluh darah halus
didalamnya melebar sehingga lebih banyak oksigen dan nutrisi tersedia untuk
jaringan otot. Toksin yg menyebabkan pegalpun dapat segera dibawa aliran darah
untuk dibuang dan dinetralkan. Pada waktu yang dibutuhkan orang coba untuk
membuka mulut secara maksimal hingga timbul kelelahan dengan diberi pajanan
sinar inframerah, menjadi 5 menit 3 detik. Sinar inframerah menghasilkan panas
yang dapat menyebabkan pembuluh darah kapiler membesar, dan meningkatkan
temperature kulit serta memperbaiki sirkulasi darah yang memperlancar suplai
oksigen dalam otot dan nutrisi.
4. Pada pemeriksaan gerakan STM pada beberapa posisi kepala, yaitu menunduk,
menengadah, terlentang, kesamping dan istirahat, menghasilkan gerakan
mandibula dimana ditunjukan dengan jarak kondil-tragus, yang berbeda. Pada
posisi tegak lurus, jarak kondil-tragus 1,6 mm. Saat menunduk, jaraknya menjadi
1,7 mm. Saat menengadah, jaraknya menjadi 1,5. Saat terlentang menjadi 1,8 mm.
Saat kesamping, jaraknya menjadi 1,3 dan tetap jaraknya dalam posisi istirahat.
Bisa disimpulkan, jarak kondil-tragus yang paling jauh adalah saat dalam posisi
terlentang dan paling pendek yaitu posisi kesamping dan istirahat. Hasil yang
berbeda-beda ini memperlihatkan posisi kepala juga mempengaruhi gerakan
mandibula.
PERTANYAAN:
1. Apa yang menyebabkan bunyi sendi?
Terjadinya bunyi pada sendi karena adanya perubahan letak, bentuk, dan fungsi
dari
komponen
sendi