Anda di halaman 1dari 5

PENGERTIAN KERONGKONGAN (ESOFAGUS), BAGIAN, STRUKTUR & FUNGSI, JENIS PENYAKIT

PENGERTIAN KERONGKONGAN (ESOFAGUS)

Kerongkongan (Esofagus) ini merupakan organ pencernaan berbentuk seperti tabung berotot yang ini
memiliki fungsi membawa makanan dari mulut ke lambung. Esofagus ini mendorong makanan dengan
sebuah gerakan hasil kombinasi kontraksi otot yang disebut dengan gerakan peristaltik. Panjang
esofagus pada orang dewasa ini sekitar 23 – 25 cm dengan lebar itu sekitar 2 cm.

Kerongkongan (Esofagus) ini merupakan salah satu bagian organ pencernaan yang terletak setelah faring
serta sebelum lambung, dan juga berlekatan dengan trakea. Kata Esofagus ini berasal dari bahasa Yunani
yakni, “Oeso” yang berarti “membawa” serta “phagus” yang artinya adalah “memakan”. Di dalam
bahasa indonesia, esofagus ini sering disebut dengan kerongkongan. Di dalam kerongkongan ini
makanan tersebut hanya lewat selama kurang lebih 6 detik. Setelah itu makanan tersebut kemudian
akan didorong ke lambung. Dinding kerongkongan terdiri dari 4 (empat) lapisan. Lapisan mukosa yang
terletak di bagian di dalam dibentuk oleh epitel berlapis (pipih) yang diteruskan ke faring di bagian atas
serta kemudian mengalami perubahan yang menyolok pada perbatasan kerongkongan-lambung,
menjadi epitel selapis toraks pada lambung. Mukosa kerongkongan di dalam keadaan normal memiliki
sifat alkali (basa) serta tidak tahan terhadap isi lambung yang sangat asam

Lapisan submukosa mengandung sel-sel sekretori yang menghasilkan mukus. Mukus ini berguna untuk
mempermudah jalannya makanan waktu menelan serta juga untuk melindungi mukosa dari “cedera”
akibat dari zat kimia. Lapisan otot di luar tersusun longitudinal dan di dalam tersusun sirkular. Sepertiga
atas kerongkongan adalah otot rangka. Sedangkan sepertiga bawah adalah otot polos. Daerah peralihan
tersebut terdapat di tengah dan juga mengandung otot rangka serta otot polos.

Susunan otot-otot yang demikian itu menyebabkan kerongkongan tersebut bisa/dapat melakukan
gerakan otomatis kembang kempis. Gerakan tersebut disebut dengan gerak peristaltik yang
menyebabkan makanan tersebut dapat bergerak menuju lambung.

STRUKTUR KERONGKONGAN (ESOFAGUS)

Krongkongan (Esofagus) ini mempunyai struktur yang sama dengan organ pencernaan lainnya seperti
misalnya usus serta lambung. Struktur esofagus ini disusun oleh 4 dinding berikut (Dari luar ke dalam)

1. Lapisan Serosa

Ini merupakan lapisan terluar yang terdiri atas pembuluh darah, limfe serta saraf. Lapisan serosa pada
esofagus tersebut berupa jaringan ikat. Lapisan serosa ini mempunyai rongga rongga kecil tempat
keluarnya cairan serosa yang memiliki fungsi sebagai pelumas gerakan otot.

2. Lapisan Otot
Lapisan otot pada esofagus ini adalah lapisan otot polos yang bekerja tanpa kita sadari. Terdapat 2
jenis serabut otot, diantaranya serabut otot longitudinal (memanjang) serta serabut otot sirkuler
(melingkar). Kombinasi dari kontraksi kedua jenis otot ini akan menghasilkan gerakan peristaltik usus
yang memiliki fungsi untuk memecah makanan dan juga membawanya ke organ pencernaan
selanjutnya.

3. Lapisan Submukosa

Berupa lapisan jaringan ikat longgar yang berisi pembuluh darah, limfe, saraf serta kelenjar lendir.
Pembuluh darah di lapisan submukosa esofagus ini memegang peranan penting di dalam mengedarkan
makanan yang diserap.

4. Lapisan Mukosa

Lapisan mukosa disusun oleh sel epitel berlapis gepeng bertingkat serta jaringan ikat tipis. Lapisan
mukosa mempunyai sel goblet yang bisa menghasilkan lendir. Di dalam keadaan normal, esofagus ini
tidak tahan terhadap asam lambung yang sifatnya itu asam sehingga akan terasa seperti rasa
nyeri/seperti terbakar pada saat terjadi kelainan naiknya asam lambung itu ke mukosa esofagus.

BAGIAN BAGIAN KERONGKONGAN (ESOFAGUS)

Kerongkongan (Esofagus) ini terbagi 3 bagian diantaranya :

Bagian Superior (1/3 atas esofagus )

sebagian besar otot penyusun esofagus tersebut pada bagian ini ialah otot rangka (bekerja secara
sadar/dapat dikendalikan)

Bagian Tengah (2/3 tengah esofagus)

ini terdiri dari otot campuran dari otot rangka serta otot halus.

Bagian Inferior (3/3 bawah esofagus)

otot penyusunnya ini merupakan otot halus yang bekerja tanpa kita sadari (tidak dapat dikendalikan).

FUNGSI KERONGKONGAN DALAM SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA


Fungsi kerongkongan – Manusia memiliki sistem pencernaan makanan yang kompleks. Ada beberapa
organ penyusun sistem pencernaan manusia, masing-masing memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-
beda. Kerongkongan adalah salah satu organ sistem pencernaan manusia dengan beberapa fungsi
khusus.

Bentuk kerongkongan berupa saluran sempit yang berbentuk pipa panjang. Kerongkongan berfungsi
menghubungan bagian mulut dan bagian lambung. Biasanya panjang kerongkongan sekitar 25 cm
dengan diameter sebesar 2-3 cm dan nilai pH cairannya 5 sampai 6.

Secara umum kerongkongan terdiri dari 3 bagian, yakni kerongkongan bagian superior (1/3 atas),
kerongkongan bagian tengah (2/3 tengah) serta kerongkongan bagian inferior (3/3 bawah). Sementara
struktur kerongkongan dibedakan menjadi lapisan serosa, lapisan otot, lapisan submukosa dan lapisan
mukosa.

Tentunya kerongkongan juga memiliki fungsi penting dalam sistem pencernaan manusia. Tidak hanya
sekedar sebagai organ pencernaan, tapi ada beberapa fungsi lain seperti melakukan gerakan peristaltik
untuk mendorong makanan menuju ke lambung.

FUNGSI KERONGKONGAN

Secara umum kerongkongan berfungsi sebagai salah satu organ penyusun sistem pencernaan manusia.
Berikut adalah 3 fungsi kerongkongan pada manusia beserta penjelasannya.

1. Menyalurkan makanan dari mulut ke lambung

Fungsi utama kerongkongan dalam sistem pencernaan adalah menyalurkan makanan dari mulut
menuju ke lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai pipa penyalur makanan untuk diteruskan menuju
ke lambung dalam sistem pencernaan manusia.

2. Menghasilkan gerak peristaltik

Kerongkongan juga berfungsi menghasilkan gerak peristaltik. Apa itu gerak peristaltik? Gerak
peristaltik adalah ketika otot kerongkongan dapat berkontrasksi sehingga mendorong makanan masuk
ke dalam lambung. Fungsi ini penting dalam sistem pencernaan manusia.

Pada gerak peristaltik, otot-otot pada kerongkongan bekerja hingga dindingnya berkontraksi sehingga
makanan terdorong ke lambung secara perlahan. Dalam kerongkongan, makanan tidak dicerna sama
sekali, melainkan hanya diteruskan menuju lambung.
3. Mencegah laju isi dan cairan lambung

Fungsi kerongkongan lainnya adalah mencegah laju isi dan cairan lambung menuju ke kerongkongan.
Saat proses pencernaan, lambung akan menghasilkan asam klorida dan berbagai enzim lain yang
membantu proses pencernaan, yang disebut sebagai asam lambung.

Kerongkongan memastikan bahwa cairan dari lambung tersebut tidak masuk ke kerongkongan.
Adanya penyempitan sfingter pada kerongkongan mencegah isi dan cairan lambung masuk ke
kerongkongan meski kadar asam lambung meningkat.

JENIS-JENIS SAKIT KERONGKONGAN

Ada beberapa penyakit yang memiliki gejala sakit tenggorokan. Gejala sakit tenggorokan bisa terbagi
menjadi beberapa jenis. Kondisi ini terbagi berdasarkan jenis penyakit dan di bagian tenggorokan mana
sakitnya dirasakan:

1. Faringitis

Faringitis adalah penyakit yang memiliki gejala sakit tenggorokan. Faringitis atau radang tenggorokan
ini disebabkan oleh radang di bagian belakang tenggorokan, atau yang dalam dunia medis disebut
dengan faring.

Masyarakat Indonesia sering menyebutnya dengan sebutan panas dalam. Radang tenggorokan akan
membuat Anda merasa tidak nyaman karena tenggorokan akan terasa sakit atau panas, sehingga
membuat Anda kesulitan untuk makan.

Sakit tenggorokan adalah gejala umum dari beberapa penyakit yang berbeda atau terjadi karena
penyakit lain, seperti flu, demam, dan mononukleosis (demam kelenjar). Radang tenggorokan biasanya
akan mereda tanpa obat radang tenggorokan dalam waktu kurang dari seminggu.

2. Tonsilitis

Tonsilitis adalah kondisi yang memiliki gejala sakit pada bagian tenggorokan. Kondisi yang sering juga
disebut sebagai sakit amandel ini, terjadi ketika ada pembengkakan dan kemerahan pada amandel,
jaringan lunak di belakang mulut. Kondisi ini umum terjadi pada jutaan individu setiap tahunnya.

Menimbulkan rasa yang tidak nyaman, tonsilitis jarang merupakan penyakit yang serius. Radang
amandel dapat terjadi pada pasien dengan usia berapapun, namun paling banyak ditemui pada anak-
anak kecil hingga remaja.

3. Laringitis

Laringitis adalah salah satu penyakit yang memiliki rasa sakit pada tenggorokan. Kondisi ini terjadi
ketika ada pembengkakan dan kemerahan pada kotak atau pita suara, dalam istilah medis pita suara
disebut sebagai laring.
Laringitis juga menyebabkan pita suara membengkak sehingga suara menjadi serak. Pita suara adalah
lipatan membran mukosa pada laring. Saat meradang, suara yang terbentuk dari udara yang melewati
pita suara menyebabkan suara parau.

Laringitis biasanya hilang dalam waktu 2-3 minggu, namun penyakit ini dapat bertahan lebih lama,
sehingga disebut dengan laringitis kronis. Laringitis kronis membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
sembuh, tergantung penyebabnya.

Anda mungkin juga menyukai