Proses Penelanan
1. Ujung lidah diletakkan di belakang incisivus rahang atas
4. Serentak dengan kerja lidah dalam kegiatan penelanan, otot buccinator dan masseter memberikan gaya lateral yang menekan gigi
5. Otot orbicularis oris memberikan gaya posterior yang menekan gigi anterior rahang atas.
Pola penelanan diiringi oleh gaya antara 1.5 sampai 6 pound yang diberikan pada suatu tempat dalam kompleks orofacial.
Hal pertama yang pasien lakukan dalam penelanan normal adalah mengoklusikan gigi di mana tekanan minimumnya adalah 100 pounds/inch2.
Tiga kelompok otot utama yang mempengaruhi oklusi selama penelanan adalah:
1. Lidah
2. Otot masseter dan buccinators
Fungsi otot lidah selama penelanan adalah sebagai pendorong ( moving force ), menahan kesamping (impeding force), atau keduaduanya
Aktif saat menelan Kegagalan aktivasi dari otot-otot ini adalah karena penempatan lidah antara gigi selama penelanan atau oklusi pada gigi posterior yang buruk
berfungsi sebagai stabilisasi yang berpengaruh pada dentition merupakan penahan anterior alami untuk gigi Otot orbicularis oris bekerja maksimal pada saat mengatupkan bibir atas dan bawah
Triangular force concept adalah keseimbangan antara otot-otot lidah, masseter&buccinators, dan orbicularis oris.
Triangular force concept didasarkan pada kenyataan bahwa dalam sebuah pola penelanaan normal tekanan fisik yang lebih besar otot-otot orofasial adalah posterior dan lateral. Penelanan menggunakan gaya spesifik di dalam kavitas oral ( dari 1 hingga 6 pound tekanan ) kira-kira 2000 kali dalam setiap periode 24 jam.
Otot-otot mastikasi melekat pada mandibula dan terutama bertanggungjawab dalam elevasi, protrusi, retrusi, dan gerakan mandibula ke arah lateral. Lebih khususnya, otot-otot tersebut dipersyarafi oleh bagian ketiga dari nervus kelima, yang disebut divisi mandibula atau V3. Supply darah untuk otot-otot ini berasal dari arteri maksilari, dimana ini merupakan cabang dari arteri carotid eksterna.
1. Otot Bucinator
- berorigo dari tulang alveolar buccal dari molar maksila dan dari area molar mandibula Dari kedua origo ini dan dari pterygomandibular raphe, serabutserabut otot buccinators berjalan ke anterior, membentuk daerah perototan pipi. Serabut-serabutnya masuk ke dalam orbicularis oris pada bagian sudut mulut.
Terdorong ke lidah
Makanan tertekan ke luar dr perm.oklusal Sisanya terdeposit ke dlm vestibula buccal Dikembalikan ke perm.oklusal melalui kontraksi otot buccinator
Otot buccinator seringkali ditunjuk sebagai otot aksesori dari mastikasi (accessory muscle of mastication) Seseorang dengan paralisis dari otot fasial (Bells palsy,atau stroke) akan kesulitan dalam mengunyah makanan. Makanan akan menumpuk pada vestibula bukal karena otot buccinator tidak mampu mendorong makanan kembali ke permukaan oklusal. Selain itu otot buccinators juga membantu memaksa mengeluarkan udara . Syaraf yang berperan yakni syaraf facial (cabang bukal)
3. Otot Massetter
Ketika M. masseter berkontraksi, mandibula akan berelevasi sehingga mulut tertutup. Suplai syarafnya yakni cabang messenterik dari divisi mandibula (n. trigeminal). Terbagi menjadi pars superfisialis dan pars profunda
Pars superficialis
berasal dari dua pertiga anterior pada tepi inf. arcus zigomatikus muncul dari tepi inferior dari sepertiga posterior arcus zigomatkus dan seluruh sisi medial arcus zigomatikus Pars profunda memiliki serat yang berorientasi secara vertical
massetter
Pars profunda
4. Otot Mentalis
Ketika otot ini berkontraksi, akan menarik kulit dagu sampai terangkat/naik.
Otot intrinsik
Otot intrinsik
1. Grup Superior Longitudinal 2. Grup Inferior Longitudinal 3. Grup Transverse
Fungsi: Memperpendek, Melengkungkan ujung lidah ke atas Fungsi: Memperpendek; Membengkokkan ujung lidah ke bawah Fungsi: Mempersempit dan memperpanjang lidah
4. Grup Vertical
Otot ekstrinsik
Otot ekstrinsik
Hyoglossus Styloglossus Palataglossus Genioglossus
Berfungsi untuk mengelevasi bagian posterior lidah dan menarik lidah ke belakang, selain itu juga berfungsi untuk Mempersempit oropharyngeal isthmus untuk penelanan
Berfungsi untuk membantu proses protrusi, retrusi, atau depresi dari lidah
Adanya tekanan yg berlebihan ini bervariasi, dan bergantung pada beberapa faktor, yaitu : Keturunan Lingkungan Orofasial Nutrisi Keadaan penyakit Tekanan emosional Kombinasi dari berbagai faktor di atas
Tekanan Fisik
tekanan yang tidak beraturan dari maloklusi dalam jangka waktu yang panjang berhubungan dengan faktor pertahanan tekanan fisik setiap individu yang bervariasi
Pada fungsi oklusi normal, tekanan fisik didistribusikan dengan baik ke seluruh permukaan oklusi. Jika hal ini terhambat (tekanan tidak beraturan) maka akan terjadi beberapa kerusakan pada gigi dan struktur pendukungnya.
sindrom sakit pada wajah sakit kepala, telinga, punggung bunyi dan kaku pada telinga.
Tekanan Emosional
faktor tekanan emosional memiliki efek yang lemah pada jaringan dan mengurangi daya tahan pada pola tekanan fisik.
menahan tekanan fisik
menahan tekanan emosional Tekanan fisik dan tekanan emosional menekan gigi geligi
Tanda kelain an
c. Faktor lain
perluasan tonsil dan adenoid akan membahayakan kemampuan bagian posterior lidah disekitar dinding pharyngeal selama tahap istirahat dan penelanan
Makroglossia
Penempatan yang keliru pada bagian posterior dari lidah memperbesar bagian anterior lidah
ankyloglossia
makroglossia
thumb sucking
finger sucking
d. Faktor yang paling berpengaruh pada diagnosis dan perawatan dari Ketidakseimbangan otot facial merupakan beberapa tipe dan berbahayanya kebiasaan menghisap knuckle sucking blanket sucking
pacifier sucking
pipe sucking lip sucking
Bimaxillary Protrution
Gigi geligi RA dan RB bergerak ke arah labial karena tekanan dr lidah dan otot orofasial Lidah sbg penekan (moving force) pd gigi RA dan RB Otot masseter normal atau lemah, tergantung oklusi posterior Otot orbicularis lemah, karena lidah menonjol dr balik incisivus Otot mentalis overdeveloped
Closed Bite
Terdapat celah 1-2 mm antara anterior edge gigi anterior bawah dengan posterior edge gigi anterior atas. Pd kelainan kongenital tidak trdapat celah Mandibula membuka ketika menelan, lidah mengisi celah tsb, menekan gigi incisivus atas Lidah sbg penekan Otot masseter lemah jika gigi posterior tidak oklusi Fungsi otot orbicularis oris melemah Otot mentalis normal
Penelanan Unilateral
Posisi lidah 45o, menekan gigi-geligi pada area bikuspid dan molar gigi insisif lateral Menekan insisif lateral sampai dgn molar pertama membuat celah (bukaan) pada area tsb Biasanya diikuti dgn cacat berbicara Lidah sbg penekan dan penghambat, khususnya pada daerah posterior Otot masseter normal, kecuali jika posterior tidak beroklusi Otot orbicularis dan mentalis normal
Penelanan Bilateral
Tanda-tanda : Lidah penekan dan penghambat Otot Masseter lemah, tdk terjadi oklusi posterior Kekuatan otot orbicularis oris normal Otot Mentalis normal selama tdk ada aktivitas perioral yg berlebihan
Definisi : Suatu gangguan yang mempengaruhi atau di-pengaruhi oleh kelainan bentuk (deformitas), penyakit, ketidaksejajaran (misalignment), atau disfungsi artikulasi Temporomandibular. Hal ini termasuk pembelokan (defleksi) oklusi sendi Temporomandibular, dan berhubungan dengan respon otot.
Kategori TMD
Kategori 1 : Kelainan otot oklusi tanpa defect intra-kapsular. Kategori 2 : kelainan intrakapsular yang berhubung- an langsung dengan ketidakseimbangan oklusal dan memberikan fungsi setelah oklusi kembali benar. Kategori 3 : kelainan intrakapsular tidak dapat di-perbaiki atau dikembalikan namun karena adanya perubahan adaptasi, fungsi dapat dikembalikan jika hubungan otot oklusi kembali seimbang. Kategori 4 : kelainan intrakapsular non adapted yang berhubungan dengan disharmoni primer / sekunder ataupun yang tidak berhubungan.
Macam-macam Clicking
Initial, Intermediate, Terminal dan Reciprocal Clicking. Initial Clicking tanda dari berkurangnya hubungan kondilus dengan disk. Intermediate Clicking tanda dari ketdkserasian pemukaan kondilus dengan artikular disk, yang meluncur satu sama lain selama pergerakan. Terminal Clicking paling sering muncul dan merupakan efek dari kondilus yang berpindah terlalu jauh ke anterior, dalam relasinya dengan disk, pada pembukaan rahang maksimum.