Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak permasalahan yang dapat diselesaikan
menggunakan bantuan Matematika. Teori Graph merupakan salah satu cabang dari
ilmu Matematika yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu terapan Teori Graph adalah Network Flow.
Dalam hal ini lebih khusus lagi, yaitu penjadwalan proyek.
Penjadwalan proyek adalah usaha untuk membuat penentuan mengenai apa
yang harus dicapai dalam proyek, kapan dan bagaimana proyek tersebut ilaksanakan.
Penjadwalan proyek merupakan bagian yang paling penting dari sebuah perencanaan
proyek, yaitu untuk menentukan kapan sebuah proyek dilaksanakan berdasarkan
urutan tertentu dari awal sampai akhir proyek. Jadi penjadwalan proyek meliputi
kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan dan
waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas dalam proyek.
Perencanaan kegiatan-kegiatan proyek merupakan masalah yang sangat
penting karena perencanaan kegiatan merupakan dasar untuk proyek bisa berjalan dan
agar proyek yang dilaksanakan dapat selesai dengan waktu yang optimal. Pada
tahapan perencanaan proyek, diperlukan adanya estimasi durasi waktu pelaksanaan
proyek. Realita di lapangan menunjukkan bahwa waktu penyelesaian sebuah proyek
bervariasi, akibatnya perkiraan waktu penyelesaian suatu proyek tidak bisa dipastikan
akan dapat ditepati. Tingkat ketepatan estimasi waktu penyelesaian proyek ditentukan
oleh tingkat ketepatan perkiraan durasi setiap kegiatan di dalam proyek. Selain
ketepatan perkiraan waktu, penegasan hubungan antar kegiatan suatu proyek juga
diperlukan untuk perencanaan suatu proyek. Dalam mengestimasi waktu dan biaya di
sebuah proyek maka diperlukan optimalisasi. Optimalisasi biasanya dilakukan untuk
mengoptimalkan sumber daya yang ada serta meminimalkan risiko namun tetap
mendapatkan hasil yang optimal.
Network flow dalam teori graph dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan
masalah-masalah di atas, diantaranya adalah dengan menggunakan metode Gantt
Chart, metode PERT (Project Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical
Path Method - Metode Jalur Kritis). Sehingga dapat diketahui berapa lama suatu
proyek tersebut diselesaikan dan mencari adanya kemungkinan percepatan waktu
pelaksanaan. Inilah yang mendasari penyusunan proposal kami yang berjudul
“Optimalisasi Penjadwalan Proyek Pembangunan dengan Metode Network Flow”

1.2 Hasil Penelitian yang Mendukung


Contoh laporan PKL yang menerapkan Network Flow untuk proyek
pembangunan antara lain:
1. Schedulling Menggunakan Algoritma Network Analysis pada Proyek
Perumahan Taman Mulyorejo oleh Moch. Afiq Dwi tahun 2010.
2. Schedulling Menggunakan Network Analysis pada Proyek Renovasi dan
Pembangunan Gedung Madrasah Aliyah Khairudin Gondanglegi oleh
Miftahus Solihah,Sikky El Walida dan Wahyu Dwi Jayanti tahun 2006.
Contoh skripsi yang membahas masalah network Flow untuk
penjadwalan proyek antara lain:
1. Optimalisasi pelaksanaan proyek dengan metode PERT dan CPM (Studi
Kasus Twin Tower Building Pasca Sarjana Undip) oleh Eka Dannyanti
tahun 2010
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan khusus dari pelaksanaan observasi kami adalah:
1. Identifikasi permasalahan yang ada dalam penjadwalan proses
produksi.
2. Menerapkan algoritma-algoritma Network Flow untuk
mengoptimalkan penjadwalan proyek.
3. Memberikan solusi alternatif yaitu jalur kritis dari diagram proses
produksi untuk mengetahui waktu yang optimal dan memperkirakan
persentase selesainya produksi pada waktu tertentu dengan
menggunakan alat bantu POM for windows.
1.4 Batasan Masalah
Batasan Masalah dalam proposal ini hanya memperhitungkan masalah waktu
penyelesaian proses produksi tercepat,tanpa dipengaruhi adanya keterbatasan
sumber daya.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Graph
Suatu Graph G terdiri atas himpunan tak kosong dari elemen-elemen
yang disebut titik (vertex) dan suatu daftar pasangan tidak terurut elemen itu
yang disebut sisi (edge). Himpunan dari titik-titik pada graph G disebut
himpunan titik G, dinotasikan dengan V(G), dan daftar dari sisi-sisi disebut
daftar sisi G, dinotasikan dengan E(G) (Wilson, 1990:10).
Banyaknya titik pada graph G dinotasikan dengan | V (G) | dan
banyaknya sisi pada graph G dinotasikan dengan |E(G)|.
b c
e1
e2
e7
e6 e8 d
e3
e5
a e
Gambar 1.1 Graph G

Dari Gambar 2.1 diatas dapat dilihat bahwa V (G)  {a, b, c, d , e} dan
E (G)  e1 , e2 , e3 , e4 , e5 , e6 , e7 , e8 sehingga | V (G) | 5 dan | E (G) | 8 .

Dua sisi atau lebih yang menghubungkan pasangan titik yang sama
disebut sisi rangkap, dan sebuah sisi yang menghubungkan sebuah titik
dengan dirinya sendiri disebut loop (Wilson, 1990:10).
2.2 Digraph
Suatu digraph D terdiri atas suatu himpunan tak kosong yang masing-
masing unsurnya disebut titik (vertex) dan suatu himpunan pasangan berurutan
dari titik-titik tersebut yang disebut sisi berarah (arc). Himpunan dari titik-titik
disebut himpunan titik dari D, dinotasikan dengan V(D), dan daftar dari sisi-
sisi berarah disebut daftar sisi-sisi berarah dari D, dinotasikan dengan A(D).
Contoh:
b c

a e

Gambar 2.1 Digraph D

2.3 Lintasan (Path)


Lintasan (path) adalah jalan yang sisi dan titiknya tidak boleh
berulang.
2.4 Digraph Berbobot
Suatu digraph D = (V,A) dikatakan digraph berbobot (weighted
digraph) jika setiap sisi berarah pada digraph D diberikan muatan jika v1v2
adalah sisi berarah pada digraph
D = (V,A) maka muatan v1v2 dilambangkan dengan w  (v1 , v2 ) .
Contoh:

b 2 c
3 3
2 2 d
3
3
a 2 e
Gambar 2.3 Digraph berbobot D

w(a,b) = 2 w(a,e) = 2
w(b,c) = 2 w(b,e) = 3
w(c,d) = 3` w(c,a) = 3
w(c,e) = 2 w(e,d) = 3
2.5 Jaringan (Network)
Jaringan (dilambangkan N) adalah digraph sederhana, bermuatan, jika
memenuhi:
o Satu titik yang merupakan titik sumber, tidak memiliki sisi
masuk.
o Satu titik yang merupakan titik tujuan, tidak memiliki sisi keluar.
o Muatan sisi (i,j) disebut kapasitas sisi(i,j), dilambangkan cij
dengan cij adalah bilangan bulat non negatif. (Johsohnbaugh,
2001:391)
2.6 Aliran (flow)
Jika N=(V,E,w) merupakan sebuah jaringan , maka suatu fungsi f:E→R+
atau fungsi f mengawankan edge e dengan sebuah biangan riil tak negatif r,
dikatakan aliran (flow) bila:
i. untuk setiap edge e E, berlaku f(e) w(e), dan
ii. untuk setiap verteks u V, selain verteks sumber a dan selain verteks
tujuan z, beraku ∑ ( ) ∑ ( )Jika tidak ada edge (u,v)
maka f(u,v)=0.
2.7 Pengertian Proyek
Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-
kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang unik dan hanya
dilakukan dalam periode tertentu (temporer). Proyek dapat didefinisikan
sebagai suatu rangkaian kegiatan yang hanya terjadi sekali, dimana
pelaksanaannya sejak awal sampai akhir dibatasi oleh kurun waktu tertentu).
2.8 Jaringan Kerja
Network planning (Jaringan Kerja) pada prinsipnya adalah hubungan
ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan yang digambarkan atau
divisualisasikan dalam diagram network. Dengan demikian dapat
dikemukakan bagian-bagian pekerjaan yang harus didahulukan, sehingga
dapat dijadikan dasar untuk melakukan pekerjaan selanjutnya dan dapat
dilihat pula bahwa suatu pekerjaan belum dapat dimulai apabila kegiatan
sebelumnya belum selesai dikerjakan.
Simbol-simbol yang digunakan dalam menggambarkan suatu network
adalah sebagai berikut (Hayun, 2005) :
a. (anak panah/busur), mewakili sebuah kegiatan atau
aktivitas yaitu tugas yang dibutuhkan oleh proyek. Kegiatan di sini
didefinisikan sebagai hal yang memerlukan duration (jangka
waktu tertentu) dalam pemakaian sejumlah resources (sumber
tenaga, peralatan, material, biaya).
b. ( lingkaran kecil/simpul/node), mewakili sebuah kejadian
atau peristiwa atau event. Kejadian (event) didefinisikan sebagai
ujung atau pertemuan dari satu atau beberapa kegiatan. Sebuah
kejadian mewakili satu titik dalam waktu yang menyatakan
penyelesaian beberapa kegiatan dan awal beberapa kegiatan baru.
c. (anak panah terputus-putus), menyatakan kegiatan semu
atau dummy activity. Setiap anak panah memiliki peranan ganda
dalam mewakili kegiatan dan membantu untuk menunjukkan
hubungan utama antara berbagai kegiatan
d. (anak panah tebal), merupakan kegiatan pada lintasan
kritis.
Dalam penggunaannya, simbol-simbol ini digunakan dengan
mengikuti aturan-aturan sebagai berikut:
a. Di antara dua kejadian (event) yang sama, hanya boleh
digambarkan satu anak panah.
b. Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan
nomor kejadian.
c. Aktivitas harus mengalir dari kejadian bernomor rendah ke
kejadian bernomor tinggi.
d. Diagram hanya memiliki sebuah saat paling cepat dimulainya
kejadian (initial event) dan sebuah saat paling cepat
diselesaikannya kejadian (terminal event).
Visualisasi gambar ada 2 macam yaitu :
1. Activity On Arrow (AOA) : Kegiatan ditulis pada anak
panah. Anak panah menghubungkan dua lingkaran yang
mewakili dua peristiwa. Nama dan kurun waktu ditulis
diatas anak panah.
2. Activity On Node (AON) : Kegiatan ditulis dalam kotak
atau lingkaran.
Adapun logika ketergantungan kegiatan-kegiatan itu dapat
dinyatakan sebagai berikut :
a. Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B
dapat dimulai dan kegiatan C dimulai setelah kegiatan B selesai,
maka hubungan antara kegiatan tersebut dapat di lihat pada
gambar berikut

Kegiatan A pendahulu kegiatan B & kegiatan B


pendahulu kegiatan C
b. Jika kegiatan A dan B harus selesai sebelum kegiatan C dapat
dimulai, maka dapat di lihat pada gambar berikut

Kegiatan A dan B merupakan pendahulu kegiatan C


c. Jika kegiatan A dan B harus dimulai sebelum kegiatan C dan D
maka dapat dilihat pada gambar berikut

Kegiatan A dan B merupakan pendahulu kegiatan C dan D


d. Jika kegiatan A dan B harus selesai sebelum kegiatan C dapat
dimulai, tetapi D sudah dapat dimulai bila kegiatan B sudah
selesai, maka dapat dilihat pada gambar berikut

Kegiatan B merupakan pendahulu kegiatan C dan D


Fungsi dummy ( ) di atas adalah memindahkan
seketika itu juga (sesuai dengan arah panah) keterangan tentang
selesainya kegiatan B.
2.9 Lintasan Kritis
Lintasan kritis adalah lintasan yang paling menentukan waktu
penyelesaian proyek secara keseluruhan, digambar dengan anak panah
tebal.lintasan kritis terdiri dari rangkaian kegiatan pertama sampai pada
kegiatan terakhir proyek. Disebut kegiatan kritis bila penundaan waktu
aktivitas akan mempengaruhi waktu penyelesaian keseluruhan proyek.
Heizer dan Render menjelaskan bahwa dalam dalam melakukan
analisis jalur kritis, digunakan dua proses two-pass, terdiri atas forward pass
dan backward pass. ES dan EF ditentukan selama forward pass, LS dan LF
ditentukan selama backward pass. ES (earliest start) adalah waktu terdahulu
suatu kegiatan dapat dimulai, dengan asumsi semua pendahulu sudah selesai.
EF(earliest finish) merupakan waktu terdahulu suatu kegiatan dapat selesai.
LS(latest start) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat dimulai sehingga
tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek. LF (latest finish)
adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat selesai sehingga tidak menunda
waktu penyelesaian keseluruhan proyek.
ES = Max {EF semua pendahulu
langsung}…………………….……… (2.1)
EF = ES + Waktu kegiatan
……………………….…………………….. (2.2)
LF = Min {LS dari seluruh kegiatan yang langsung
mengikutinya}…… (2.3)
LS = LF – Waktu kegiatan
………………………………….………….. (2.4)
Setelah waktu terdahulu dan waktu terakhir dari semua kegiatan
dihitung, kemudian jumlah waktu slack (slack time) dapat ditentukan.
Slack adalah waktu yang dimiliki oleh sebuah kegiatan untuk bisa
diundur, tanpa menyebabkan keterlambatan proyek keseluruhan.
Slack = LS – ES
………………………………….…………………….. (2.5)
atau
Slack = LF – EF
………………………………….…………………….. (2.6)
manfaat yang didapat jika mengetahui lintasan kritis adalah sebagai
berikut :
a. Penundaan pekerjaan pada lintasan kritis menyebabkan
seluruh pekerjaan proyek tertunda penyelesaiannya.
b. Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan-
pekerjaan yang ada pada lintasan kritis dapat dipercepat.
c. Pengawasan atau kontrol dapat dikontrol melalui
penyelesaian jalur kritis yang tepat dalam penyelesaiannya
dan kemungkinan di trade off (pertukaran waktu dengan
biaya yang efisien) dan crash program (diselesaikan dengan
waktu yang optimum dipercepat dengan biaya yang
bertambah pula) atau dipersingkat waktunya dengan
tambahan biaya lembur.
d. Time slack atau kelonggaran waktu terdapat pada pekerjaan
yang tidak melalui lintasan kritis. Ini memungkinkan bagi
manajer/pimpro untuk memindahkan tenaga kerja, alat, dan
biaya ke pekerjaan-pekerjaan di lintasan kritis agar efektif
dan efisien.
2.10 Algoritma-Algoritma Network Flow (Network Planning)
2.10.1 Gantt (menggunakan bar/chart/gantt chart)
Bar charts adalah sekumpulan daftar kegiatan yang disusun
dalam kolom arah vertikal. Kolom arah horizontal menunjukkan skala
waktu. Saat mulai dan akhir dari sebuah kegiatan dapat terlihat dengan
jelas, sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh panjangnya
diagram batang (Ervianto, 2002:162).
LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN BAGAN BALOK
1. Pecah proyek menjadi sejumlah kegiatan yang jadwal
pelaksanaannya akan ditentukan (urutan kegiatan)
2. Tentukan perkiraan waktu permulaan dan akhir bagi pelaksanaan
masing-masing kegiatan dan kegiatan pendahuluan
3. Susun koordinat X dan Y:
 Pada sumbu X (vertical) dicatat pekerjaan atau elemen/paket
kerja dari hasil penguraian lingkup sutau proyek, dan
dilukiskan sebagai balok.
 Pada sumbu Y (horizontal) ditulis satuan waktu
(hari/minggu/bulan)
 Perhatikan urutan kegiatan (point 2) untuk menentukan letak
balok.
4. Pada saat pelaporan, beri tanda sejauh mana penyelesaian masing-
masing kegiatan
2.10.2 CPM (CRITICAL PATH METHOD)
CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha
mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan atau
percepatan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan.
Langkah – langkah metode CPM:
1. Membuat diagram network dari proyek
2. Menghitung saat paling cepat terjadinya event, saat paling cepat
dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TE,ES, dan
EF) dengan forward pass (perhitungan maju)
ES=max{EF semua pendahulu langsung}
EF=ES+t
3. Menghitung saat paling lambat terjadinya event,saat paling lambat
dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TL,LS, dan
LF) dengan backward pass (perhitungan mundur)
LF=min{LS dari seluruh kegiatan yang langsung mengikutinya}
LS=LF- t
4. Menghitung kelonggaran waktu (float/slack) dari aktivitas
S=LF-ES=LF-EF
5. Menetukan jalur kritis yang terdiri dari aktivitas-aktivitas kritis.
Aktivitas kritis mempunyai S=0

2.10.3 PERT (PROJECT EVALUATION AND REVIEW


TECHNIQUE)
PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk mengurangi
adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta
mengkoordinasikan berbagai aktivitas suatu proyek secara menyeluruh
dan mempercepat selesainya proyek.PERT direkayasa untuk
menghadapi situasi dengan kadar ketidakpastian yang tinggi pada
aspek kurun waktu kegiatan. Dalam PERT digunakan distribusi
peluang berdasarkan tiga perkiraan waktu untuk setiap kegiatan, yaitu
waktu optimis,waktu pesimis dan waktu realistis
Langkah-langkah metode PERT:
1. Membuat diagram network dari proyek
2. Mempekirakan durasi setiap kegiatan dengan memperkirakan:
a= waktu pesimistis (waktu tercepat)
b=waktu pesimistis (waktu terlama)
m=waktu realistis (waktu yang paling mungkin terjadi
3. Menghitung nilai rata-rata (ekspektasi) durasi dari setiap kegiatan

4. Menghitung variansi dari durasi

( )

5. Menghitung saat paling cepat terjadinya event, saat paling cepat


dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TE,ES, dan
EF) dengan forward pass (perhitungan maju)
6. Menghitung saat paling lambat terjadinya event,saat paling lambat
dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TL,LS, dan
LF) dengan backward pass (perhitungan mundur)
7. Menghitung kelonggaran waktu (float/slack) dari aktivitas
8. Menetukan jalur kritis yang terdiri dari aktivitas-aktivitas kritis.
Aktivitas kritis mempunyai S=0
9. Menghitung probabilitas selesainya proyek

Dimana:
=waktu diharapkan selesainya proyek
=waktu jalur kritis selesainya proyek
= penyimpangan standar jalur kritis
2.10.4 PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)
adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi Activity On
Node (AON). Disini kegiatan dituliskan dalam node yang umumnya
berbentuk segi empat, sedangkan anak panah hanya sebagai penunjuk
hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan.
Pada PDM juga dikenal adanya konstrain. Satu konstrain hanya
dapat menghubungkan dua node, karena setiap node memiliki dua
ujung yaitu ujung awal atau mulai = (S) dan ujung akhir atau selesai =
(F). Maka disini terdapat empat macam konstrain [13], yaitu:
1. Konstrain selesai ke mulai – Finish to Start (FS)
Konstrain ini memberikan penjelasan hubungan antara
mulainya suatu kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu.
Dirumuskan sebagai FS (i-j) = a yang berarti kegiatan (j) mulai a
hari, setelah kegiatan yang mendahuluinya (i) selesai. Proyek
selalu menginginkan besar angka a sama dengan 0 kecuali bila
dijumpai hal-hal tertentu, misalnya :
1) Akibat iklim yang tak dapat dicegah
2) Proses kimia atau fisika seperti waktu pengeringan adukan
semen
3) Mengurus perizinan

2. Konstrain mulai ke mulai – Start to Start (SS)


Memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu
kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu. Atau SS (i-j) = b
yang berarti suatu kegiatan (j) mulai setelah b hari kegiatan
terdahulu (i) mulai. Konstrain semacam ini terjadi bila sebelum
kegiatan terdahulu selesai 100 % maka kegiatan (j) boleh mulai
setelah bagian tertentu dari kegiatan (i) selesai. Besar angka b tidak
boleh melebihi angka waktu kegiatan terdahulu. Karena per
definisi b adalah sebagian kurun waktu kegiatan terdahulu. Jadi
disini terjadi kegiatan tumpang tindih.
SS(i-j) = b
Konstrain SS

3. Konstrain selesai ke selesai – Finish to Finish (FF)


Memberikan penjelasan hubungan antara selesainya suatu
kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu. Atau FF (i-j) = c
yang berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah c hari kegiatan
terdahulu (i) selesai. Konstrain semacam ini mencegah selesainya
suatu kegiatan mencapai 100% sebelum kegiatan yang terdahulu
telah sekian (=c) hari selesai. Angka c tidak boleh melebihi angka
kurun waktu kegiatan yang bersangkutan (j).
FF(i-j) = c
Konstrain FF

4. Konstrain mulai ke selesai – Start to Finish (SF)


Menjelaskan hubungan antara selesainya kegiatan dengan
mulainya kegiatan terdahulu. Dituliskan dengan SF (i-j) = d, yang
berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah d hari kegiatan (i)
terdahulu mulai. Jadi dalam hal ini sebagian dari porsi kegiatan
terdahulu harus selesai sebelum bagian akhir kegiatan yang
dimaksud boleh diselesaikan.
FS(i-j) = a
Konstrain SF

2.11 Penelitian yang sudah dilakukan


1. Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan oleh Moch. Afiq
Dwi dengan laporan yang berjudul “Schedulling Menggunakan Algoritma
Network Analysis pada Proyek Perumahan Taman Mulyorejo”, pada
tahun 2010 dengan menggunkan alat bantu POM diperoleh hasil sebagai
berikut.
Hasil perhitungan diperoleh total hari kerja dalam penyelesaian
proyek renovasi dan pembangunan perumahan taman Mulyorejo
kecamatan Sukun Kodya Malang adalah 88 hari. Sedangkan hasil
dilapangn total hari kerja dalam penyelesaian proyek renovasi dan
pembangunan perumahan taman Mulyorejo kecamatan Sukun Kodya
Malang adalah sekitar 95 hari. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor
antara lain factor alam, keterlambatan bahan bangunan, kurang
terjadwalnya tenaga kerja dengan baik dan adanya masalah keuangan.
2. Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan oleh Miftahus
Solihah,Sikky El Walida dan Wahyu Dwi Jayanti dengan laporan yang
berjudul “Schedulling Menggunakan Network Analysis pada Proyek
Renovasi dan Pembangunan Gedung Madrasah Aliyah Khairudin
Gondanglegi”, pada tahun 2006. Diperoleh hasil sebagai berikut.
Dengan penghitungan manual diperoleh totah hari kerja
penyelesaian proyek tersebut adalah 1099 jam atau 138 hari. Dengan
menggunakan alat bantu POM diperoleh totah hari kerja penyelesaian
proyek tersebut adalah 1099 jam atau 138 hari. Dengan menggunakan alat
bantu Microsoft Project didapatkan hasil bahwa proyek tersebut akan
selesai dalam kurang lebih 161 hari. Sedangakan total hari kerja adalah
147 hari. Perbedaan mengenai total hari kerja tersebut terkait tentang
perbedaan penentuan lag time atau lead time sehingga lintasan kritis yang
terbentuk dengan menggunakan POM dan manual berbeda dengan
Microsoft project.
2.12 Daftar Pustaka :
1. Dwi , Moch. Afiq. 2010. Schedulling Menggunakan Algoritma Network
Analysis pada Proyek Perumahan Taman Mulyorejo. Malang : FMIPA
UM
2. Solihah, Miftahus , dkk . 2006 Schedulling Menggunakan Network
Analysis pada Proyek Renovasi dan Pembangunan Gedung Madrasah
Aliyah Khairudin Gondanglegi. Malang : FMIPA UM
3. Aldous, Joan M. and Wilson, Robin J,(2004), GRAPH AND
APLICATIONS An Introductory Approach, Springer, Great Britain.
4. Rosen, K. 2000. Handbook of Discrete and Combinatorial Mathematics .
Newyork : CRC Prees
5. Dannyanti, Eka.2010. Optimalisasi Pelaksanaan proyek dengan Metode
PERT dan CPM (Studi Kasus Twin Tower Building Pasca Sarjana
Undip). Semarang:UNDIP
6. Maharesi,Retno.Penjadwalan Proyek dengan Menggabungkan Metode
PERT dan CPM
BAB III
METODOLOGI
3.1 Data yang diperlukan
Berikut beberapa objek yang akan kita kaji:
a. Nama- nama kejadian (event) yang berperan sebagai titik (node).
b. Nama-nama kegiatan yang dibutuhkan dalam proses produksi
berperan sebagai sisi (anak panah).
c. Waktu atau durasi yang dibutuhkan setiap kegiatan dalam proses
produksi sebagai bobot
d. Hubungan antar kegiatan
3.2 Metode yang digunakan:
 CPM (CRITICAL PATH METHOD)
CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan
biaya total proyek melalui pengurangan atau percepatan waktu
penyelesaian total proyek yang bersangkutan.
Langkah – langkah metode CPM:
1. Membuat diagram network dari proyek
2. Menghitung saat paling cepat terjadinya event, saat paling cepat
dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TE,ES, dan EF)
dengan forward pass (perhitungan maju)
3. Menghitung saat paling lambat terjadinya event,saat paling lambat
dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TL,LS, dan LF)
dengan backward pass (perhitungan mundur)
4. Menghitung kelonggaran waktu (float/slack) dari aktivitas
5. Menetukan jalur kritis yang terdiri dari aktivitas-aktivitas kritis.
Aktivitas kritis mempunyai S=0
 PERT (PROJECT EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE)
PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk mengurangi adanya
penundaan, maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan
berbagai aktivitas suatu proyek secara menyeluruh dan mempercepat
selesainya proyek.PERT direkayasa untuk menghadapi situasi dengan
kadar ketidakpastian yang tinggi pada aspek kurun waktu kegiatan. Dalam
PERT digunakan distribusi peluang berdasarkan tiga perkiraan waktu
untuk setiap kegiatan, yaitu waktu optimis,waktu pesimis dan waktu
realistis.
Langkah-langkah metode PERT:
1. Membuat diagram network dari proyek
2. Mempekirakan durasi setiap kegiatan dengan memperkirakan:
a= waktu pesimistis (waktu tercepat)
b=waktu pesimistis (waktu terlama)
m=waktu realistis (waktu yang paling mungkin terjadi
3. Menghitung nilai rata-rata (ekspektasi) durasi dari setiap
kegiatan

4. Menghitung variansi dari durasi

( )

5. Menghitung saat paling cepat terjadinya event, saat paling


cepat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas
(TE,ES, dan EF) dengan forward pass (perhitungan maju)
6. Menghitung saat paling lambat terjadinya event,saat paling
lambat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas
(TL,LS, dan LF) dengan backward pass (perhitungan mundur)
7. Menghitung kelonggaran waktu (float/slack) dari aktivitas
8. Menetukan jalur kritis yang terdiri dari aktivitas-aktivitas
kritis. Aktivitas kritis mempunyai S=0
9. Menghitung probabilitas selesainya proyek
Dimana:
=waktu diharapkan selesainya proyek
=waktu jalur kritis selesainya proyek
= penyimpangan standar jalur kritis
 contoh penerapan dan alat bantu program
Dalam menentukan solusi analisis network dapat digunakan beberapa alat
bantu seperti POM.
Contoh penerapan dan langkah langkah penyelesaian dengan
menggunakan alat bantu POM.
Contoh kasus pada pembangunan rumah.
Berikut adalah tabel kegiatan pembangunan rumah:
Kegiatan Nama Kegiatan Pendahulu Durasi
A Menyiapkan bahan - 9
B Membangun fondasi - 6
C Membuat tembok A 5
D Membuat pintu+jendela C 4
E Membuat atap D 3
F Memasang genteng B,E 1
G Memasang pintu dan jendela F 2
H Pekerjaan lantai G 6
I finishing B,G 4
Langkah-langkah menggunakan alat bantu :
1. Klik Start → All Programs → POM for Windows → POM for
Windows

2. Akan muncul tampilan :


3. Klik Module → Project management (PERT/CPM) → New
 Pilih salah satu antara; Single time estimate,Triple time
estimate,Crashing (to the limit),Cost Budgeting.
Misal dipilih Single time estimate,maka kemudian
 Isi identitas ke dalam format creating a new data sheet.
Identitas data terdiri dari:
o Title (judul masalah): isi dengan Pembuatan Gula
o Number Task (jumlah aktivitas)- menunjukkan jumlah
baris/row pada tabel masalah : isi dengan 8
o Pilih salah satu dari Row name options (name can be changed)
untuk nama tertentu sesuai dengan persoalan yang dibahas.
: pilih A, B,C, …….
o Pilih Percedence list atau Start/end node numbers pada Tabel
Structures
4. Klik Ok

5. Lengkapi identitas tabel masalah.masukkan nilai setiap data dengan


metode yang dipilih.
6. Klik solve untuk mengetahui solusi/penyelesaian masalah.
Dari penyelesaian di atas diperoleh jalur kitis :
A-C-D-E-F-G-H

7. Klik window untuk mengetahui semua jenis graf.


Misal pilih : Charts
Klik Graph → Precedence Graph
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Narasi Permasalahan
TIME SCHEDULE PENGADAAN KONSTRUKSI/PEMBELIAN GEDUNG
LABORATORIUM BAHASA SMA NEGERI 9 MALANG
1. Tabel kegiatan dan simbol kegiatan
No. NAMA KEGIATAN SIMBOL

I PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan bata merah tebal 1/2 bata, 1 Pc : 4 Ps M
II PEKERJAAN PLESTERAN
1 Plesteran 1 Pc : 4 Ps tebal 15 mm
X
2 Benangan
III PEKERJAAN BETON
Balok konsol/Vote
1 Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58 R
2 Pasang bekisting untuk balok T
3 Pembesian dengan besi polos S
Kolom 20/40 (bawah)
1 Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58 C
2 Pasang bekisting untuk kolom A
3 Pembesian dengan besi polos B
Kolom 20/40 (atas)
1 Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58 P
2 Pasang bekisting untuk kolom N
3 Pembesian dengan besi polos O
Balok 15/20
1 Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58 W
2 Pasang bekisting untuk balok U
3 Pembesian dengan besi polos V
plat 8 cm
1 Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58 G
2 Pasang bekisting untuk plat E
3 Pembesian dengan besi polos F
4 Kolom Praktis 11x11 D
5 Ringbalk 10/15 Q
IV PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP, ALUMINIUM DAN KAYU
1 Pasang kusen aluminium coklat AB
2 Pasang pintu panel kayu meranti AD
3 Pasang pintu dan jendela kaca rangka aluminium AC
4 Pasang konstruksi kuda-kuda Kayu Kruing Y
5 Pasang kaso 5/7 + reng 3/5 genteng karangpilang kayu meranti Z
6 Pasang atap genteng karangpilang ex.trenggalek AA
7 Langit-langit asbes (1,00 x 1,00) m x 3,5 mm + rangka kayu meranti AE
8 Pasang Lisplank 3/30 Kayu meranti AF
V PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
1 Pasang lantai keramik ukuran 30 x 30 cm putih H
VI PEKERJAAN KUNCI DAN KACA
1 Pasang kunci tanam biasa
2 Pasang kunci selot
3 Pasang engsel pintu
AH
4 Pasang engsel jendela
5 Pasang grendel jendela
6 Pasang hak angin
7 Pasang kaca polos, tebal 5 mm AG
VII PEKERJAAN PENGECATAN
Pengecatan tembok baru (1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar, 2 lapis
1
cat penutup) J
Pengecatan plafon (1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat
2
penutup) K
3 Pengecatan kayu baru L
VIII PEKERJAAN LISTRIK
1 Pemasangan Saklar Ganda
2 Pemasangan Saklar Tunggal
3 Pemasangan titik lampu TL 20 Watt (komplit) I
4 Pemasangan titik lampu XL 18 Watt
5 Pemasangan Stop Kontak
2. Tabel kegiatan dan hubungan kegiatan
No. NAMA KEGIATAN KEGIATAN PENDAHULU

I PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan bata merah tebal 1/2 bata, 1 Pc : 4 Ps C
II PEKERJAAN PLESTERAN
1 Plesteran 1 Pc : 4 Ps tebal 15 mm
M
2 Benangan
III PEKERJAAN BETON
Balok konsol/Vote
1 Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58 S
2 Pasang bekisting untuk balok P
3 Pembesian dengan besi polos T
Kolom 20/40 (bawah)
1 Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58 B
2 Pasang bekisting untuk kolom -
3 Pembesian dengan besi polos A
Kolom 20/40 (atas)
1 Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58 O
2 Pasang bekisting untuk kolom C
3 Pembesian dengan besi polos O
Balok 15/20
1 Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58 V
2 Pasang bekisting untuk balok P
3 Pembesian dengan besi polos U
plat 8 cm
1 Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58 F
2 Pasang bekisting untuk plat R, Q, dan D
3 Pembesian dengan besi polos E
4 Kolom Praktis 11x11 C
5 Ringbalk 10/15 P
IV PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP, ALUMINIUM DAN KAYU
1 Pasang kusen aluminium coklat X
2 Pasang pintu panel kayu meranti AB
3 Pasang pintu dan jendela kaca rangka aluminium AB
4 Pasang konstruksi kuda-kuda Kayu Kruing X
5 Pasang kaso 5/7 + reng 3/5 genteng karangpilang kayu meranti Y
6 Pasang atap genteng karangpilang ex.trenggalek Z
7 Langit-langit asbes (1,00 x 1,00) m x 3,5 mm + rangka kayu meranti AA
8 Pasang Lisplank 3/30 Kayu meranti AD dan AE
V PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
1 Pasang lantai keramik ukuran 30 x 30 cm putih G dan W
VI PEKERJAAN KUNCI DAN KACA
1 Pasang kunci tanam biasa
2 Pasang kunci selot
3 Pasang engsel pintu
AG
4 Pasang engsel jendela
5 Pasang grendel jendela
6 Pasang hak angin
7 Pasang kaca polos, tebal 5 mm AF
VII PEKERJAAN PENGECATAN
Pengecatan tembok baru (1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar, 2 lapis
1
cat penutup) I
Pengecatan plafon (1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat
2
penutup) J
3 Pengecatan kayu baru K
VIII PEKERJAAN LISTRIK
1 Pemasangan Saklar Ganda
2 Pemasangan Saklar Tunggal
3 Pemasangan titik lampu TL 20 Watt (komplit) H dan AH
4 Pemasangan titik lampu XL 18 Watt
5 Pemasangan Stop Kontak
3. Tabel kegiatan dan durasi
No. NAMA KEGIATAN DURASI

I PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan bata merah tebal 1/2 bata, 1 Pc : 4 Ps 21
II PEKERJAAN PLESTERAN
1 Plesteran 1 Pc : 4 Ps tebal 15 mm
12
2 Benangan
III PEKERJAAN BETON
Balok konsol/Vote
1 Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58 6
2 Pasang bekisting untuk balok 5
3 Pembesian dengan besi polos 5
Kolom 20/40 (bawah)
1 Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58 12
2 Pasang bekisting untuk kolom 5
3 Pembesian dengan besi polos 5
Kolom 20/40 (atas)
1 Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58 6
2 Pasang bekisting untuk kolom 5
3 Pembesian dengan besi polos 5
Balok 15/20
1 Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58 13
2 Pasang bekisting untuk balok 5
3 Pembesian dengan besi polos 5
plat 8 cm
1 Beton mutu fc'=19,3 Mpa (K225) slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58 17
2 Pasang bekisting untuk plat 5
3 Pembesian dengan besi polos 5
4 Kolom Praktis 11x11 17
5 Ringbalk 10/15 7
IV PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP, ALUMINIUM DAN KAYU
1 Pasang kusen aluminium coklat 5
2 Pasang pintu panel kayu meranti 2
3 Pasang pintu dan jendela kaca rangka aluminium 4
4 Pasang konstruksi kuda-kuda Kayu Kruing 5
5 Pasang kaso 5/7 + reng 3/5 genteng karangpilang kayu meranti 5
6 Pasang atap genteng karangpilang ex.trenggalek 3
7 Langit-langit asbes (1,00 x 1,00) m x 3,5 mm + rangka kayu meranti 4
8 Pasang Lisplank 3/30 Kayu meranti 6
V PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
1 Pasang lantai keramik ukuran 30 x 30 cm putih 6
VI PEKERJAAN KUNCI DAN KACA
1 Pasang kunci tanam biasa
2 Pasang kunci selot
3 Pasang engsel pintu
5
4 Pasang engsel jendela
5 Pasang grendel jendela
6 Pasang hak angin
7 Pasang kaca polos, tebal 5 mm 3
VII PEKERJAAN PENGECATAN
Pengecatan tembok baru (1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar, 2 lapis
1
cat penutup) 13
Pengecatan plafon (1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat
2
penutup) 3
3 Pengecatan kayu baru 3
VIII PEKERJAAN LISTRIK
1 Pemasangan Saklar Ganda
2 Pemasangan Saklar Tunggal
3 Pemasangan titik lampu TL 20 Watt (komplit) 6
4 Pemasangan titik lampu XL 18 Watt
5 Pemasangan Stop Kontak

Pihak CV Tirta Kencana menginginkan pembangunan berjalan secara optimal, dalam


artian tidak jauh melebihi perkiraan waktu pembangunan sehingga diperlukan
penjadwalan proyek yang tepat.
4.2 Penyelesaian dengan Algoritma
1. Algoritma CPM-AOA (activity on arc)
a. Penghitungan maju
Menghitung ES (early start)
ES A = 0
ES B = ES A + W(A) = 0 + 5 = 5
ES C = ES B + W(B) = 5 + 5 = 10
ES D = ES C + W(C) = 10 + 12 = 22
ES N = ES C + W(C) = 10 + 12 = 22
ES M = ES C + W(C) = 10 + 12 = 22
ES O = ES N + W(N) = 22 + 5 = 27
ES P = ES O + W(O) = 27 + 5 = 32
ES Q = ES P + W(P) = 32 + 6 = 38
ES T = ES P + W(P) = 32 + 6 = 38
ES U = ES P + W(P) = 32 + 6 = 38
ES S = ES T + W(T) = 38 + 5 = 43
ES K = ES S + W(S) = 43 + 5 = 48
ES E = MAX{ (ES D + W(D) ),( ES R + W(R) )}= MAX {39, 54} = 54
ES F = ES E + W(E) = 54 + 5 = 59
ES G = ES F + W(F) = 59 + 5 = 64
ES V = ES U + W(U) = 38 + 5 = 43
ES W = ES V + W(V) = 43 + 5 = 48
ES H = MAX{( ES G + W(G)), ( ES W + W(W))}= MAX { 81, 61} = 81
ES X = ES M + W(M) = 22 + 21 = 43
ES Y = ES X + W(X) = 43 + 12 = 55
ES AB = ES X + W(X) = 43 + 12 = 55
ES Z = ES Y + W(Y) = 55 + 5 = 60
ES V = ES U + W(U) = 38 + 5 = 43
ES AA = ES Z + W(Z) =60 + 5 = 65
ES AC = ES AB + W(AB) = 55 + 5 = 60
ES AE = MAX{( ES AA + W(AA)) , (ES AC + W(AC))
= MAX { 68, 64} = 68
ES AD = ES AB + W(AB) = 55 + 5 = 60
ES AF = MAX( ES AE + W(AE) = 68 +4 = 72,
ES AD + W(AD) = 60 +2 = 62) = 62
ES AG = ES AF + W(AF) = 72 + 6 = 78
ES AH = ES AG + W(AG) =78 + 3 = 81
ES I = MAX( ES H + W(H) = 81 + 16 = 97,
ES AH + W(AH) = 81 +5 = 86) = 97
ES J = ES I + W(I) = 97 + 6 = 103
ES K = ES J + W(J) =103 + 13 = 116
ES L = ES K + W(K) = 116 + 3 = 119

b. Penghitungan mundur
LF L = 122
LF K = LF L – W(L) = 122 – 3 = 119
LF J = LF K – W(K) = 119 – 3 = 116
LF I = LF J – W(J) = 116 – 13 = 103
LF H = LF I – W(I) = 103 – 6 = 97
LF AH = LF I – W(I) = 103 – 6 = 97
LF AG = LF AH – W(AH) = 97 – 5 = 92
LF AF = LF AG – W(AG) = 92 – 3 = 89
LF AE = LF AF – W(AF) = 89 – 6 = 83
LF AD = LF AF – W(AF) = 89 – 6 = 83
LF AA = LF AE – W(AE) = 83 – 4 = 79
LF AC = LF AE – W(AE) = 83 – 4 = 79
LF Z = LF AA – W(AA) = 79 – 3 = 76
LF Y = LF Z – W(Z) = 76 – 5 = 71
LF AB = MIN (LF AC – W(AC) = 79 – 4 = 75, LF AD – W(AD) = 83 – 2
= 81) = 75
LF X = MIN (LF Y – W(Y) = 71 – 5 = 66, LF AB – W(AB) = 75 – 5 =
70) = 66
LF M = LF X – W(X) = 66 – 12 = 54
LF G = LF H – W(H) = 97 – 16 = 81
LF F = LF G – W(G) = 81 – 17 = 64
LF E = LF F – W(F) = 64 – 5 = 59
LF W = LF H – W(H) = 97 – 16 = 81
LF V = LF W – W(W) = 81 – 13 = 68
LF U = LF V – W(V) = 68 – 5 = 63
LF D = LF E – W(E) = 59 – 5 = 54
LF Q = LF E – W(E) = 59 – 5 = 54
LF S = LF R – W(R) = 54 – 6 = 58
LF T = LF S – W(S) = 48 – 5 = 43
LF P = MIN (LF Q – W(Q) = 54 – 7 = 44, LF T – W(T) = 43 – 5 = 38, LF
U – W(U) = 63 – 5 = 58) = 38
LF O = LF P – W(P) = 38 – 6 = 32
LF N = LF O – W(O) = 32 – 5 = 27
LF C = MIN (LF D – W(D) = 54 – 17 = 37, LF N – W(N) = 27 – 15 = 22,
LF M – W(M) = 54 – 21 = 33) = 22
LF B = LF C – W(C) = 22 – 12 = 10
LF A = LF B – W(B) = 10 – 5 = 5

Dari penghitungan maju dan mundur diperoleh durasi pembangunan


adalah selama 122 hari.
c. Penghitungan Slack dan pencarian jalur kritis
KEGIATAN WAKTU ES LF LS EF SLACK
A 5 0 5 0 5 0
B 5 5 10 5 10 0
C 12 10 22 10 22 0
D 17 22 54 37 39 15
E 5 54 59 54 59 0
F 5 59 64 59 64 0
G 17 64 81 64 81 0
H 6 81 97 81 97 0
I 6 97 103 97 103 0
J 13 103 116 103 116 0
K 3 116 119 116 119 0
L 3 119 122 119 122 0
M 21 22 54 33 43 11
N 5 22 27 22 27 0
O 5 27 32 27 32 0
P 6 32 38 32 38 0
Q 7 38 54 47 45 9
R 6 48 54 48 54 0
S 5 43 48 43 48 0
T 5 38 43 38 43 0
U 5 38 63 58 43 20
V 5 43 68 63 48 20
W 13 48 81 68 61 20
X 12 43 66 54 55 11
Y 5 55 71 66 60 11
Z 5 60 76 71 65 11
AA 3 65 79 76 68 11
AB 5 55 75 70 60 15
AC 4 60 79 75 64 15
AD 2 60 83 81 62 21
AE 4 68 83 79 72 11
AF 6 72 89 83 78 11
AG 3 78 92 89 81 11
AH 5 81 97 92 86 11
Finish 122 122 122 122
Keterangan :
LS = LF – waktu; EF = ES + waktu; SLACK = EF – LF atau SLACK = LS – ES
Dari table tersebut diperoleh jalur kritis, yaitu kegiatan dengan slack 0, adalah A-B-
C-N-O-P-T-S-R-E-F-G-H-I-J-K-L.

2. Dengan Algoritma PERT


Menggunakan tiga perkiraan waktu :
1. ai : waktu optimis kegiatan
2. bi : waktu pesimis kegiatan
3. mi : waktu yang paling mungkin terjadi

KEGIATAN ai mi bi ti σi (σi)^2
A 4 5 6 5 0,3 0,09
B 3 5 7 5 0,6 0,36
C 9 12 15 12 1 1
D 15 17 19 17 0,5 0,25
E 4 5 6 5 0,3 0,09
F 2 5 8 5 1 1
G 14 17 20 17 1 1
H 5 6 7 6 0,3 0,09
I 3 6 6 6 1 1
J 11 13 15 13 0,6 0,36
K 1 3 5 3 0,6 0,36
L 2 3 4 3 0,3 0,9
M 19 21 23 21 0,6 0,36
N 3 5 7 5 0,6 0,36
O 4 5 6 5 0,3 0,09
P 4 6 8 6 0,6 0,36
Q 4 7 10 7 1 1
R 3 6 9 6 1 1
S 3 5 7 5 0,6 0,36
T 2 5 8 5 1 1
U 4 5 6 5 0,3 0,09
V 2 5 8 5 1 1
W 10 13 16 13 1 1
X 10 12 14 12 0,6 0,36
Y 3 5 7 5 0,6 0,36
Z 4 5 6 5 0,3 0,09
AA 1 3 5 3 0,6 0,36
AB 3 5 7 5 0,6 0,36
AC 3 4 5 4 0,3 0,09
AD 1 2 3 2 0,3 0,09
AE 2 4 6 4 0,6 0,36
AF 4 6 8 6 0,6 0,36
AG 1 3 5 3 0,6 0,36
AH 3 5 7 5 0,6 0,36

( )
Keterangan :
( )

Dari algoritma CPM diperoleh jalur kritis A – B – C – N – O – P – T – S – R – E – F


–G–H–I–J–K–L
Menghitung Probabilitas selesainya proyek

Waktu total jalur kritis :

Jika proyek diharapkan selesai dalam waktu 135 hari maka probabilitasnya dihitung

: waktu diharapkan selesainya proyek dalam hal ini 135 hari


: waktu jalur kritis selesainya proyek, yaitu 112 hari
Sehingga diperoleh :

Dengan menggunakan table kurva normal didapat


Jadi, presentase selesainya proyek dalam waktu 135 hari adalah 99,77%
4.3 Penyelesaian dengan alat bantu
1. POM

Dari lat bantu diperoleh jalur kritis A – B – C – N – O – P – T – S – R – E – F – G –


H–I–J–K–L
4.4 Analisis Hasil
Dalam permasalahan penjadwalan di atas menggunakan algoritma CPM model
AOA dan PERT.
Pada algoritma CPM model AOA bertujuan untuk mencari jalur kritis yaitu
kegiatan yang tidak memiliki waktu penundaan. Slack diperoleh dari LF – EF = 0
atau LS – ES = 0. ES diperoleh dari penghitungan maju dan LF diperoleh dari
perhitungan mundur sedangkan LS diperoleh dari LF-durasi dan EF adalah ES
+durasi. Juga algoritma CPM model AOA menentukan durasi total dari pengerjan
proyek. Perbandingan manual dengan alat bantuan dari perhitungan di atas dan
menggunakan program POM diperoleh hasil yang sama.
Sedangkan pada perhitungan menggunakan algoritma PERT, adalah menentukan
probabilitas selesainya waktu dengan menggunakan 3 perkiraan waktu yaitu
optimis waktu kegiatan, waktu pesimis kegiatan, dan waktu yang paling mungkin
kegiatan dan juga menggunakan jalur kritis yang diperoleh dari algoritma CPM,
maka bila suatu proyek ditargetkan dalam waktu tertentu akan diperoleh
prosentase peluang keberhasilan dari perkiraan penjadwalan proyek tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
1. Berdasarkan laporan survey ini diperoleh informasi bahwa graph dapat
digunakan untuk memberikan alternatif penyelesaian masalah perencanaan
penjadwalan proyek pembangunan agar hasil penjadwalan yang didapatkan
optimal. Dimana permasalahan tersebut dapat dipresentasikan dalam bentuk
graph , yakni banyaknya kegiatan sebagai titik serta keterhubungan antar
kegiatan sebagai sisi
2. Berdasarkan pembahasan diketahui bahwa optimalisasi penjadwalan proyek
pembangunan Laboratorium Bahasa SMAN 9 Malang dengan algoritma CPM
diperoleh durasi total sebesar 122 hari dan dengan menggunakan algoritma
PERT diperoleh peluang keberhasilan penjadwalan proyek sebesat 99,77%
dengan perkiraan waktu selesainya proyek selama 135 hari.
3. Penyelesaian dengan alat bantu POM diperoleh hasil yang sama dengan
penghitungan penyelesaian dengan cara manual, yaitu diperoleh lintasan kritis
A-B-C-N-O-P-T-S-R-E-F-G-H-I-J-K-L dengan durasi total sebesar 122 hari.

Jadi penghitungan dengan menggunakan algoritma CPM dan PERT lebih


optimal daripada hasil di lapangan, karena diperoleh perencanaan
penjadwalan pembangunan dengan durasi waktu yang lebih sedikt, yaitu 13
hari lebih awal daripada hasil di lapangan.

Pengalaman survey
Dalam mata kuliah terapan graph ini kami mendapatkan tugas tentang
Network Flow. Tidak tahunya yang mendapatkan tugas tentang Network Flow ini ada
2 kelompok. Network Flow itu kan ada 2 yaitu penjadwalan proyek atau penjadwalan
produksi dan penugasan. Kami tidak tahu kelompok kami atau kelompok satunya
memakai yang mana. Kita rundingan apa yang akan kita bahas nantinya. Kami
merencanakan untuk membahas tentang penjadwalan proyek. Pada awalnya kami
akan melakukan survei ke daerah arjosari. Pada saat itu kan terminal arjosari dalam
proses perbaikan. Akhirnya kami tidak jadi karena proses perbaikan itu berhenti.
Selanjutnya setelah kami rundingan kita mencoba merencanakan untuk melakukan
survei ke daerah gadang. Siapa tahu disana ada pembangunan yang sekiranya bisa
dibuat untuk bahan tugas kami. Dan pada akhirnya kami pun tidak jadi kesana. Kami
bingung mau survei kemana lagi.
Waktu semakin dekat dengan batas pengumpulan hasil observasi kami. Salah
seorang teman kami menawarkan untuk melakukan survei ke perumahan Dwiga.
Karena pada saat itu perumahan Dwiga masih dalam proses pembangunan.Akhirnya
kami memutuskan untuk melakukan survei kesana. Kami diberitahu bahwa kami
nantinya disuruh menemui bapak Didik. Sesampai disana kami kami ber-3 masuk ke
dalam kantor dan langsung bertanya apa bisa bertemu dengan bapak Didik. Kami
disuruh duduk dan tak lama kemudian bapak Didik pun keluar menemui
kami.Pertama kami memperkenalkan diri kami, berasal dari mana kami dan
menceritakan apa maksud kedatangan kami kesitu.Bapak Didik pun mengerti apa
tujuan kami. Bapak Didik meminta kami untuk memberikan proposal karena bapak
Didik juga bukan atasan perumahan Dwiga. Beliau tidak punya wewenang untuk
menerima atau tidak. Pada saat itu kami tidak membawa proposal karena tujuan awal
kami kesitu itu melihat-lihat dulu keadaan perumahan Dwiga. Kami pun minta maaf
karena tidak adanya proposal.
Kami punya pikiran untuk bertanya kepada kelompok satunya, mereka
membahas apa. Ternyata mereka pun juga membahas tentang penjadwalan proyek.
Kami bingung karena kami sudah melakukan survei dan mau menyerahkan proposal.
Mereka pun juga tidak mau mengalah, katanya mereka sudah melakukan survei dan
sudah menyerahkan proposal. Lha itu kan masih katanya. . . .kenyataannya kan kita
tidak tahu mereka sudah menyerahkan proposal apa belum!!!!!
Setelah kami merundingkan dengan kelompok satunya, akhirnya kita
menyetujui kalau kita melakukan suit. Siapa yang menang dia yang berhak memilih.
Salah seorang kelompok kami melakukan suit dengan salah seorang kelompok
mereka. Suit itu dimenangkan olah kelompok kami. Kelompok mereka tidak terima
atas kekalahannya. Mereka juga bilang kalau kami itu curang. Padahal benar-benar
mereka tahu kalau mereka itu kalah dalam suit. Apa itu yang dinamakan menerima
kekalahan?????. Kami juga tahu kalau orang yang kalah itu pasti bilang seenaknya
sendiri. Kelompok kami yang menang, ya apapun yang terjadi kelompok kami yang
berhak memilih untuk membahas apa. Lama kelamaan mereka pun mengakui kalau
mereka kalah dalam suit. Apa mungkin mereka sadar ya kalau mereka kalah.
Memang siapa yang benar itulah yang menang.
Akhirnya mereka memutuskan untuk menggunakan penjadwalan produksi. Ya
kami diam saja memang dia yang kalah. Ya terserah mereka mau ganti apa. Setelah
itu salah seorang kelompok kami punya kenalan di CV Tirta Kencana. Kami mencoba
untuk melakukan survei kesana. Disana kami langsung menemui bapak Febi. Setelah
berbincang-bincang sama bapak Febi, ternyata beliau sudah tahu apa maksud
kedatangan kami. Bapak Febi mengatakan bahwa pada saat ini proses pembangunan
Laboratorium Bahasa SMAN 9 Malang. Tidak lama kemudian bapak Febi langsung
memberikan data kepada kami tentang jadwal-jadwal proses pemabangunan
Laboratorium Bahasa tersebut. Akhirnya dari data tersebut kami olah sebagai bahan
tugas kami tentang Network Flow akhirnya tugas observasi telah selesai dan laporan
selesai.

Berikut merupakan dokumentasi observasi kami dalam pembangunan


Laboratorium Bahasa SMAN 9 Malang :

Anda mungkin juga menyukai