DIURETIK
BOGOR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Tujuan Percobaan
1.2Tinjauan Pustaka
Diuretika adalah senyawa ataupun obat-obatan yang dapat menyebabkan suatu
keadaan meningkatnya aliran urin. Obat-obat ini merupakan penghambat transport ion
yang menurunkan reabsorbsi Na+ pada bagian-bagian nefron yang berbeda.
Walaupun kerjanya pada ginjal, diuretika bukan “obat ginjal”, artinya senyawa ini
tidak dapat memperbaiki atau menyembuhkan penyakit ginjal, diuretik bekerja dengan
cara meningkatkan ekskresi ion-ion tertentu, terutama ion natrium dan klorida, dan
dengan ini bersamaan akan meningkatkan ekskresi air. Terbaik adalah jika obat dapat
mengatur elektrolit organisme seperti konsentrasi yang ada dalam cairan interstitium
(Mycek, 1997).
Disamping kerja terhadap ginjal, diuretika juga mempunyai kerja terhadap bagian
lain (ektrasenal) yang besarnya berbeda-beda bergantung pada kelompok diuretiknya.
Sebagai contoh, setelah pemberian iv diuretika jerat henle tipe furosemid, efek timbul
sangat cepat. Efek yang baik pada penanganan insufisiensi jantung akut ini timbul karena
adanya preload (beban) jantung akibat dilatasi vena. Kerja antihipertensi diuretika
sekurang-kurangnya sebagian disebabkan oleh berkurangnya reagibilitasi pembuluh.
Diuretika yang dalam daerah yang luas mempunyai kurva hubungan dosis kerja
yang hampir linier disebut diuretika piaton tinggi. Pada diuretika ini, dengan peningkatan
dosis akan dapat dicapai efek diuresis yang lebih kuat. Termasuk dalam golongan ini
adalah diuretika loop, sedangkan diuretika yang mempunyai kurva dosis. Kerja cepat
menjadi datar, berarti mulai suatu titik tertentu peningkatan dosis tak menunjukkan
penambahan kerja yang nyata, disebut sebagai diuretika platon rendah.Yang termasuk
diuretika ini adalah tiazid dan hemat kalium. Indikasi utama dari diuretika adalah :
· Udem kronik
· Hipertensi
· Insufisiensi jantung
· Diabetes insipidus
· Glaukoma
1. Tubuli proksimal
Ultrafiltat mengandung sejumlah besar garam yang disini direabsorbsi secara aktif
untuk lebih kurang 70 % antara lain ion Na+ dan air, begitu pula glukosa dan udem.
Karena reabsorbsi berlangsung secara proposional,susunan filtrat tidak berubah dan
isotonis terhadap plasma. Diuretika osmotik (manitol, sorbitol) bekerja disini dengan
melintangi reabsorbsi air dan juga natrium.
2. Lengkungan henle
Dibagian menaik henle’s loop ini Ca 25% dari semua ion Cl - yang telah difiltrasi
secara aktif, disusul dengan readsorbsi pasif dari Na + dan K+, tetapi tanpa air, hingga filtrat
menjadi hipotonis.
3. Tubuli distal
Dibagian pertama segmen ini, Na+ direabsorbsi secara aktif pula tanpa air sehingga
filtrat menjadi lebih cair dan lebih hipotonis.Senyawa tiazid dan klortalidon bekerja
ditempat ini dengan memperbanyak ekskresi Na+ dan Cl- sebasar 5-10 %. Dibagian kedua
segmen ini, ion Na+ditukarkan dengan ion K+ atau NH4+, proses ini dikendalikan oleh
hormon anak ginjal aldosteron (Mycek, 1997)
4. Saluran pengumpul
Hormon antidiuretika ADH (vasoprein) dari hipofise bertitik kerja disini dengan
jalan mempengaruhi permeabilitus bagi air dari sel-sel saluran ini .
Penggolongan diuretika
a. Diuretik osmotik
Komponen struktur yang terpenting dari inhibitor karbonik anhidrase adalah gugus
sulfonamide yang tidak tersubstitusi yang terkait pada sebuah sistem cincin aromatik atau
heteroaromatik (SO2NH2).
Kerja mulai sekitar 6 jam setelah penggunaan obat, dan kerjanya sendiri bertahan
sekitar 4-6 jam.Untuk menghilangkan udem diberikan rata-rata dosis 250 mg/hari. Dengan
pemberian bersama kalium hidrogen karbonat akan dapat diperoleh kembali cadangan
alkali normal (Ganiswara, 2002)
c. Diuretik tiazid
Tiazid meningkatkan ekskresi ion natrium dan ion klorida, demikian juga ion
kalium dan ion magnesium, diekskresikan lebih banyak. Sebaiknya ekskresi ion kalsium
dan ion fosfat akan berkurang. Walaupun tidak begitu menonjol, laju filtrasi glomerulus
akan berkurang. Tiazid juga berkhasiat pada keadaan metabolisme adosis dan pada terapi
jangka panjang ini kerja saluretik akan diperlemah karena adanya pengaturan baik
organism sendiri/peningkatan pembebasan renin, bertambahnya pembentukan angiotensi
II dan meningkatnya pengeluaran aldosteron (Sukarida, 2009)
Tiazid diabsorbsi dengan baik dan cepat dari dalam usus dan diekskresikan baik
melalui filtrasi glomerulus maupun terutama melalui sekresi aktif dalam tubulus
proksimal.Biotransformasinya sangat bervariasi.Efeknya lebih lambat dan lemah, juga
lebih lama (6-48 jam) dan terutama digunakan pada terapi pemeliharaan hipertensi dan
kelemahan jantung.Obat-obat ini memiliki kurva dosis efek datar, artinya bila dosis
optimal dinaikkan lagi, efeknya (diuresis, penurunan tekanan darah) tidak bertambah.
Tiazid dan diuretik mirip tiazid sangat berguna dalam pengobatan edema yang
menyertai gagal jantung kongesif, sirosis hati dan sindrom nefrotik.Karena edema adalah
gejala yang mendasari suatu penyakit dan bukan merupakan penyakit tunggal, maka
penyakit dasar tersebut harus diatasi pertama kali jika memungkinkan.Jika pengobatan
awal tidak menghilangkan cairan edema, terapi dengan diuretik dianjurkan.Perhatian
diperlukan jika tiazid atau diuretik mirip tiazid diberikan bersama glikosida jantung untuk
pengobatan edema yang menyertai gagal jantung kongesif. Diuretik ini cenderung
mengakibatkan hipokalemia (Sukarida, 2009)
Tiazid dan diuretik mirip tiazid juga berguna dalam pengobatan kelainan
nonedema tertentu, meliputi hipertensi, diabetes, renal tubuli asidosis tipe II dan
hiperkalciuria. Tiazid bersama dapat menurunkan tekanan darah 10-15 mmHg dalam 3-4
hari pertama pengobatan kontinyu (Katzung, 1998)
Diuretik kuat terikat pada protein plasma secara ekstensif, sehingga tidak difiltrasi
di glomerulus tetapi cepat sekali disekresi melalui sistem transport asam organik ditubuli
proksimal. Dengan cara ini obat terakumulasi di cairan tubuh dan mungkin sekali
ditempat kerja didaerah yang lebih distal lagi. Diuretik kuat diberikan secara oral atau
parenteral, masa kerja relatif singkat, 1 sampai 4 jam (Tjay, 2007)
Diuretik kuat efektif untuk udema yang menyertai gagal jantung kongestif, sirosis
hati dan sindrom nefotik.Penggunaan secara berlebihan dapat mengurangi volume plasma
secara besar yang menghasilkan pengurangan pengembalian vena dan cardiac output dan
menyebabkan gagal jantung.
Bila ada nefrosis atau gagal ginjal kronik, maka diperlukan dosis diuretik kuat
yang lebih besar. Diuretik kuat dapat menurunkan kadar kalsium plasma pada penderita
hiperkalsemia simptomatik dengan cara meningkatkan ekskresi kalsium melalui urin. Bila
digunakan untuk keperluan ini, maka perlu diberikan suplemen Na+ dan Cl- untuk
menggantikan kehilangan Na+ dan Cl- melalui urin.
· Antagonis aldosteron
Dosis awal tiap hari 200-400 mg, pada terapi jangka panjang perhari 100-200 mg.
Pada penggunaan yang lama, perlu dijaga keseimbangan elektrolit pasien.
· Turunan sikloamidin
Yang termasuk diuretik dengan struktur sikloamidin adalah triamteren dan
amilorid.Berbeda dengan spironolakton, kerjanya tidak didasarkan pada antagonisme
terhadap aldosteron, dan senyawa ini berkhasiat juga pada hewan yang diadrenalektoni.
Mekanisme kerjanya adalah menghambat saluran transport Na + dan K+. Setelah
penggunaan secara oral, triamteren dan amilorid dengan cepat diabsorbsi dari usus, efek
diuretik muncul setelah 1 jam dan mencapai maksimumnya setelah sekitar 3-4 jam.
Triamteren dibiotransformasi dengan cepat melalui hidroksi triamteren menjadi
suatu metabolit fase II yaitu ester asam sulfat dihidroksitrianteren, yang cukup menarik
karena zat ini masih aktif.Sebaliknya amilorid hanya di metabolisme sedikit.Waktu paruh
triamteren 4-6 jam, amilorid antara 18-20 jam.Kedua senyawa diekskresikan melalui ginjal
dan empedu.
Diuretik hemat kalium ternyata bermanfaat untuk pengobatan beberapa pasien
dengan udem. Tetapi obat golongan ini akan lebih bermanfaat bila diberikan bersama
dengan diuretik lain seperti tiazid atau loop. Mengingat kemungkinan terjadinya efek
samping hiperkalemia yang membahayangkan, maka pasien-pasien yang sedang mendapat
pengobatan dengan diuretik hemat kalium, sekali-kali jangan diberikan suplemen K +.Juga
harus waspada bila memberikan diuretik ini bersama dengan obat penghambat ACE,
karena obat ini mengurangi sekresi aldosteron, sehingga bahaya terjadinya hiporolemia dan
hiperkalemia menjadi lebih besar.Selain itu, triamteren atau amilorid tidak dapat diberikan
bersama dengan spironolakton sebab dapat menimbulkan hiperkalemia (Tjay, 2007).
1. Furosemida
Efek per oral cepat (1/2 – 1 jam), bertahan selama 4-6 jam.
pada injeksi i.v yang terlalu cepat dapat terjadi ketulian (jarang
terjadi), hipotensi
1. Loop Diuretik
2. Mekanisme Kerja
Secara umum dapat dikatakan bahwa diuretik kuat mempunyai mula kerja dan
lama kerja yang lebih pendek dari tiazid.
Diuretik kuat terutama bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian
dengan epitel tebal dengan cara menghambat kontraspor Na+/ K+/Cl- dari membran lumen
pada parsas cenden ansa henle, karena itu reabsorbsi Na+/ K+/Cl- menurun.
3. Farmakokinetik
Furosemide diserap melalui saluran cerna, dengan derajat yang agak berbeda-beda
bioavaibilitas furosemit 65%.Diuretic kuat terikat pada protein plasma secara ekstensif,
sehingga tidak difiltrasi diglomerulus tetapi cepat sekali di sekresi melalui system
transport asam organic di tubuli proksimal.
Sebagian besar furosemit diekskresi dengan cara yang sama, hanya sebagian kecil
dalam bentuk glukuronit.
4. Efek samping
1. Reaksi toksik berupa gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang sering
terjadi.
2. Efek samping yang tidak berhubungan dengan kerja utamanya yang terjadi.
Ganguan saluran cerna lebih sering terjadi dengan asam etakrinat dari pada
furosemit.Tidak dianjurkan pada wanita hamil kecuali bila mutlak digunakan.Asam
etakrinat dapat menyebabkan ketulian sementara maupun menetap.Ketulian sementara
dapat terjadi pada furosemit dan lebih jarang pada bumetanit.Ketulian ini mungkin sekali
disenbabkan oleh perubahan komposisi elektrolit cairan endolimfe.Ototoksisitas
merupakan suatu efek samping unik kelompok obat ini.Pada penggunaan kronis diuretic
kuat ini dapat menurunkan bersihan litium.
5. Indikasi
Furosenid lebih banyak digunakan dari pada asam etakrinat, karena gangguan
saluran cerna yang lebih ringan.Diuretic kuat merupakan obat efektif untuk pengobatan
uden akibat gangguan hati, jantung, atau ginjal.
BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1 ALAT
- Timbangan
- Stopwatch
- Sonde dan Jarum Suntik
2.2 BAHAN
- Spuit 1 cc
- Air Hangat
- Furosemid 40mg
BAB V
KESIMPULAN
Semakin besar dosis furosemide yang diberikan makin besar pengurangan gerak peristaltik usus
mencit
DAFTAR PUSTAKA
Rivana Usgiati. 2004. Efek Diuretika Daun Meniran terhadap Volume Urin Tikus
Putih Jantan.Skripsi. FMIPA UNI
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan
dan Efek Sampingnya. PT Elex Media Komputindo: Jakarta