TB PARU
DisusunOleh :
Nama : MargalindaAyuningtyas
NIM : 3720190063
Seorang perempuan usia 38 tahun, sudah 1 minggu dirawat diruang paru-paru dengan keluhan batuk
tidak sembuh-sembuh. Hasil pengkajian didapatkan batuk berdahak sudah lebih dari sebulan, sesak
karena dahak sulit dikeluarkan dan kadang berwarna kemerahan. Pasien mengeluh mual dan tidak
nafsu makan, demam terutama saat malam hari, BB sudah turun 3 kg dalam 1 bulan. keadaan umum
lemah, tampak kurus dan pucat. kesadaran compos mentis. tampak retraksi dinding dada. Hasil TD:
100/60 mmHg, frekuensi napas 26 x/menit, Frekuensi nadi 90 x/menit, Suhu 380C. BB : 45 Kg/ TB
: 165 Cm. Dari auskultasi, bunyi ronchi basah pada lobus atas kanan dan kiri. Hasil Thorax foto:
Tampak infiltrasi kedua lapang paru,TB Paru duplek, Hb: 9 gr/dL, Leukosit: 11500 u/L, LED: 80
mm/Hr, Sputum BTA I (++), BTA II : (-), BTA III (+). Saat ini pasien didiagnosis TB Kategori I.
Pasien tinggal Bersama istri dan kedua anaknya yang berusia 10 dan 8 tahun. Tetangga juga
mengalami batuk seperti pasien dan sedang dalam pengobatan.
Hari rawat ke :7
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Nama Pasien : Ny. X
b. Umur : 38 tahun
c. Suku/ Bangsa :-
d. Agama :-
e. Pendidikan :-
f. Pekerjaan :-
g. Alamat :-
h. Sumber Biaya :-
2. Keluhan utama
Klien mengeluh batuk tidak sembuh-sembuh
Makanan : -
d. Riwayat operasi : -
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
-
6. Perilaku Yang Mempengaruhi Kesehatan
Perilaku sebelum sakit yang mempengaruhi kesehatan:
Alkohol :-
Merokok :-
Obat :-
Olahraga :-
Nadi : 90 x / menit
Pernapasan : 26 x / menit
Masalah Keperawatan :
Q :-
R : -
S :-
T : -
Irama jantung: -
Suara jantung: -
Ictus Cordis: -
CRT : -
Akral: -
Sikulasi perifer: -
JVP :-
CVP :-
CTR :-
ECG & Interpretasinya: -
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
h. Sistem Penglihatan
Pengkajian segmen anterior dan posterior
OD OS
Visus
Palpebra
Conjunctiva
Kornea
BMD
Pupil
Iris
Lensa
TIO
Keluhan nyeri : -
P :-
Q :-
R :-
S :-
T :-
Luka operasi: -
Masalah Keperawatan :
i. Sistem pendengaran
Pengkajian segmen anterior dan posterior
OD OS
Aurcicula
MAE
Membran
Tymphani
Rinne
Weber
Swabach
Tes Audiometri: -
Keluhan nyeri : -
P :-
Q :-
R :-
S :-
T :-
Luka operasi: -
Kelainan ekstremitas: -
Kelainan tulang belakang: -
Fraktur: -
Traksi: -
Penggunaan spalk/gips: -
Keluhan nyeri: -
P :-
Q :-
R :-
S :-
T :-
Sirkulasi perifer: -
Kompartemen syndrome : -
Kulit: -
Turgor : -
Luka operasi: -
Drain :-
ROM :-
Cardinal Sign :-
Masalah Keperawatan :
k. Sistem Integumen
Penilaian resiko decubitus
Aspek Kriteria Penilaian i
Yang 1 2 3 4
Dinilai
NOTE: Pasien dengan nilai total < 16 maka dapat dikatakan bahwa Total Nilai
pasien beresiko mengalami dekubisus (pressure ulcers)
Warna :
Pitting edema: -
Ekskoriasis: -
Psoriasis: -
Pruritus: -
Urtikaria: -
Masalah Keperawatan :
l. Sistem Endokrin
Pembesaran tyroid: -
Pembesaran kelenjar getah bening: -
Hipoglikemia: -
Hiperglikemia: -
Kondisi kaki DM
- Luka gangren : -
ABI (Ankle Brachial Index) : -
Masalah Keperawatan :
m. Pengkajian Psikososial
Persepsi klien terhadap penyakitnya: -
Ekspresi klien terhadap penyakitnya : -
Reaksi saat interaksi : -
Gangguan konsep diri: -
Masalah keperawatan :
Masalah Keperawatan :
o. Pengkajian Spiritual
Kebiasaan beribadah
- Sebelum sakit : -
- Selama sakit : -
Bantuan yang diperlukan klien untuk memenuhi kebutuhan beribadah: -
Masalah Keperawatan :
q. Terapi
-
Hasil laboratorium
Leukosit: 11500 u/L
LED: 80 mm/Hr
Sputum BTA I (++), BTA II
: (-), BTA III (+)
Hasil laboratorium
Leukosit: 11500 u/L
LED: 80 mm/Hr
Sputum BTA I (++), BTA II
: (-), BTA III (+)
Hasil laboratorium
Hemoglobin 9 g/dL
45 kg
:
2,7225 m²
: 16,52 kg/ m²
Interpretasi : < 18 kg/ m²
( kurus)
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolus-kapiler
3. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (adanya infeksi)
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia
5. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan adanya mual
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FIKES UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
RENCANA INTERVENSI
d. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik jika perlu
2. Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan Keperawatan selama Pemantauan respirasi
berhubungan dengan perubahan …. X 24 jam diharapkan pola nafas klien teratur
a. Observasi
membrane alveolus-kapiler dengan kriteria hasil
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas
a. TTV normal
2. Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea,
Suhu : 36 – 37,5 º C
hiperventilasi, kussmaul)
Nadi : 70-80 x/menit
3. Monitor adanya produksi sputum
RR : 16-20 x / menit
4. Monitor adanya sumbatan jalan nafas
TD : 110-125/60-70 mmHg
5. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
b. Suara nafas yang bersih
6. Auskultasi bunyi nafas
c. Tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu
7. Monitor saturasi oksigen
mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan
8. Monitor nilai AGD
mudah, tidak ada pursed lips)
9. Monitor hasil x-ray thoraks
d. Irama nafas teratur
e. Tidak ada bunyi nafas tambahan (ronkhi)
f. Hasil Rontgen Thorax dalam batas normal b. Terapeutik
Kesan: tidak tampak kelainan radiologis 1. Posisikan semi fowler atau fowler
2. Berikan oksigen jika perlu
5. Resiko defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Keperawatan selama X 1. Monitor asupan nutrisi
berhubungan dengan adanya 24 jam diharapkan nutrisi klien terpenuhi 2. Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual ( bau tidak
mual Kriteria Hasil: sedap, suara dan rangsangan visual yang tidak
a. Klien mengatakan sudah tidak mual menyenangkan)
b. Asupan oral dan absorbsi nutrisi kembali 3. Anjurkan sering membersihkan mulut kecuali jika
normal seperti semula. merangsang mual
c. Klien mengatakan nyeri ulu hati hilang 4. Anjurkan memperbanyak istirahat
d. Klien merasa lebih nyaman. 5. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diit
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
EVALUASI KEPERAWATAN
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
2. Monitor bunyi nafas tambahan (gurgling, mengi, wheezing,
ronkhi)
3. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tlit dan
chin-lift
4. Berikan minum air hangat
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas
2. Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul)
3. Monitor adanya produksi sputum
4. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
5. Auskultasi bunyi nafas
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diit