Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERMASALAHAN DI DESA ADIKARTO

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : PKN
Dosen Pengampu : Hendrawan Prasetyo, S.Sos., M.Si

Disusun oleh :
Nama : Kurnia Adi Putra
Kelas : 1.R.F
NIM : 195503884

JURUSAN S1 MANAGEMENT
STIE PUTRA BANGSA KEBUMEN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Permasalahan Di Desa Adikarto“ ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak Hendrawan Prasetyo,
S.Sos., M.Si pada bidang mata kuliah PKN. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
umtuk menambah wawasan tentang permasalahan ekonomi di daerah sekitar bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Hendrawan Prasetyo,


S.Sos., M.Si selaku dosen PKN yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Kebumen, 27 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................... ii
BAB I...................................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................................................... 1
BAB II.................................................................................................................................................... 2
A. Pengertian Kemiskinan.................................................................................................... 2
B. Faktor Penyebab Kemiskinan........................................................................................ 4
C. Cara Mengukur Kemiskinan.......................................................................................... 4
D. Upaya Mengurangi Kemiskinan................................................................................... 5
BAB III................................................................................................................................................... 6
A. Kesimpulan.......................................................................................................................... 6
B. Saran...................................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap desa di Indonesia pasti memiliki permasalahan yang berbeda-
beda tergantung dari apa yang melatarbelakangi masalah tersebut. Desa tempat
saya tinggal yaitu desa Adikarto memiliki masalah di bidang kemiskinan yang
masih menjadi bahan perdebatan. Maksud dari perdebatan tersebut yaitu
ketika datang bantuan dari pemerintah. Terkadang banyak dari masyarakat
yang merasa diri mereka kurang mampu tetapi tidak mendapatkan bantuan dari
pemerintah dengan semestinya. Sehingga, terjadilah perdebatan antar
masyarakat yang seharusnya tidak perlu terjadi. Karena dari pihak pemerintah
pun sudah memiliki data yang akurat dari setiap masyarakatnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kemiskinan ?
2. Apa saja yang menjadi faktor penyebab kemiskinan ?
3. Bagaimana cara mengukur kemiskinan ?
4. Apa saja upaya untuk mengurangi kemiskinan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui arti kemiskinan.
2. Mengetahui faktor yang menyebabkan kemiskinan.
3. Mengetahui cara mengukur kemiskinan.
4. Mengetahui upaya untuk mengurangi kemiskinan.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan merupakan keadaan dimana terjadinya ketidakmampuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan, pendidikan,
dan kesehatan . Kemiskinan adalah situasi yang serba terbatas. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun
sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan adalah
permasalahan yang dialami diberbagai Negara, termasuk di Negara Indonesia.
Kemiskinan dapat dipahami dengan berbagai cara. Pemahaman
utamanya mencakup :
1. Gambaran kekurangan materi, yang mencakup kebutuhan sandang, pangan,
papan, dana kesehatan. Kemiskinan ini dipahami sebagai situasi kelangkaan
barang-barang dan pelayanan dasar.
2. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam
masyarakat. Termasuk pendidikan dan informasi.
3. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai.
Ada tiga aspek kemiskinan, yaitu pertama kemiskinan multidimensi
yang disebabkan karena kebutuhan manusia bermacam-macam, maka
kemiskinan memiliki banyak aspek. Dilihat dari kebijakan umum kemiskinan
meliputi aspek primer yang berupa miskin akan asset-aset, organisasi politik
dan pengetahuan serta keterampilan dan aspek sekundernya yang berupa
miskin akan jaringan sosial dan sumber keuangan serta informasi. Dimensi
kemiskinan tersebut yang mewujudkan dirinya dalam bentuk kekurangan gizi,
lingkungan yang tidak sehat dan perawatan kesehatan yang kurang baik serta
pendidikan yang rendah.
Kedua, aspek kemiskinan di atas saling berkaitan secara langsung
maupn tidak langsung. Hal tersebut berarti bahwa kemajuan atau kemunduran
pada salah satu aspek dapat mempengaruhi kemajuan atau kemunduran aspek
lainnya.

v
Ketiga, miskin adalah manusianya baik secara individual maupun
kolektif. Kita sering mendengar kata kemiskinan pedesaan (rural proferty).
Namun bukan tentang desa atau kota saja, yang dimaksud kemiskinan adalah
manusianya. Ada beberapa ciri umum kemiskinan, yaitu :
1. Pada umumnya orang miskin tidak memiliki tanah modal maupun
keterampilan, hal ini yang menyebabkan pendapatan mereka terbatas.
2. Mereka tidak mampu untuk memiliki asset produksi sendiri.
3. Tingkat pendidikan yang rendah karena waktu mereka yang tersita hanya
untuk mencari nafkah.
4. Orang miskin yang berada di kota biasanya mereka yang tidak memiliki
keterampilan memadai untuk bekerja di kota.
Menurut Badan Pusat Statistika (BPS) indikator kemiskinan adalah
sebagai berikut :
1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar yaitu sandang,
pangan, papan.
2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya seperti
kesehatan, pendidikan, dll.
3. Tidak adanya jaminan masa depan karena tidak memiliki investasi untuk
pendidikan dan keluarga.
4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya
alam.
6. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang
berkesinambungan.
8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial seperti anak-anak
terlantar, wanita korban kekerasan, janda miskin, kelompok marginal dan
terpencil.

vi
B. Faktor Penyebab Kemiskinan
Penyebab kemiskinan sangat beragam. Pada umumnya penyebab
kemiskinan di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya lapangan kerja yang ada di Indonesia. Lapangan kerja yang ada
di negara kita tidak seimbang dengan jumlah penduduknya. Sehingga
banyak orang yang tidak memiliki pekerjaan/pengangguran. Hal tersebut
yang menyebabkan kemiskinan.
2. Pendapatan penduduk yang tidak merata. Pendapatan yang mereka
dapatkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sedangkan
ada penduduk yang pendapatannya melebihi kebutuhan. Ini yang disebut
tidak meratanya pendapatan penduduk.
3. Tingkat pendidikan masyarakatnya rendah. Masih sangat banyak
masyarakat yang tidak memiliki pendidikan tinggi. Sedangkan untuk saat
ini standar pendidikan dalam lingkungan kerja lebih diutamakan. Semakin
tinggin tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi pula penghasilan yang
didapatkan. Selain itu keterampilan individu yang memadai juga diperlukan
untuk mendukung seseorang dalam meningkatkan taraf hidupnya.

C. Cara Mengukur Kemiskinan


Pada dasarnya metode pengukuran kemiskinan dibedakan menjadi dua
yaitu secara langsung dan tidak langsung. Metode langsung dapat memonitori
kelompok masyarakat yang konsumsinya tidak mencakup kebutuhan dasar.
Sedangkan metode tidak langsung, perlu dihitung pendapatan minimum untuk
mencakup semua kebutuhan minimum. Dengan metode tersebut dapat
diidentifikasi siapa saja yang yang memiliki pendapatan di bawah garis
kemiskinan. [ CITATION Mol95 \l 1033 ]
Nurwati (2008:3-4) menyatakan bahwa ukuran kemiskinan dilihat dari
tingkat pendapatan yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.
Kemiskinan absolut merupakan kemiskinan yang pendapatannya lebih rendah
dari garis kemiskinan. Dengan kata lain kemiskinan absolut adalah kondisi
dimana pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan minimum.
Ukuran garis kemiskinan absolut ditentukan dengan cara menghitung jumlah
penduduk yang memiliki pendapatan per kapita yang tidak mencukupi untuk

vii
mengkonsumsi barang dan jasa yang nilainya ekuivalen dengan 20 kg beras
per kapita per bulan untuk daerah pedesaan, dan 30 kg beras untuk daerah
perkotaan. Sedangkan kemiskinan relatif adalah kondisi perbandingan antara
kelompok pendapatan masyarakat, yaitu antara kelompok yang mungkin tidak
miskin karena mempunyai tingkat pendapatan yang lebih tinggi dari garis
kemiskinan, dan kelompok masyarakat yang relatif lebih kaya. Dengan
menggunakan ukuran pendapatan, maka keadaan ini disebut sebagai
ketimpangan distribusi pendapatan.
Selain itu, jika dilihat dari pola waktu, kemiskinan dapat dibedakan
menjadi empat, yaitu :
1. Persistent Poverty, yaitu kemiskinan kronis atau turun temurun.
2. Cyclical Poverty, yaitu kemiskinan yang mengikuti siklus ekonomi secara
keseluruhan.
3. Seasonal Poverty, yaitu kemiskinan musiman.
4. Accidental Poverty, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam
atau adanya kebijakan tertentu.

D. Upaya Mengurangi Kemiskinan


Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menyelesaikan
masalah kemiskinan di negara ini. Upaya tersebut diwujudkan dalam bentuk
kebijakan maupun program-program yang baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kebijakan yang bersifat langsung adalah kenijakan yang diberikan
langsung kepada masyarakat miskin, seperti bantuan langsung tunai (BLT)
dan raskin. Sedangkan kebijakan secara tidak langsung seperti program
jamkesmas, BOS, dan lain-lain.
Kebijakan maupun program yang diberikan pemerintah ataupun non
pemerintah bersifat sementara, yang berarti kebijakan atau program tersebut
akan berjalan apabila masih ada anggaran dana. Maka dari itu, program yang
selama ini dijalankan pemerintah tidak bersifat berkelanjutan. Oleh karena itu,
perlu adanya upaya penanggulangan kemiskinan yang bersifat berkelanjutan.
Hal tersebut bisa diwujudkan dengan program yang berbasis pada
pemberdayaan masyarakat dan program peningkatan kemandirian masyarakat
melalui pendampingan usaha dan bantuan modal usaha.

viii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

ix
DAFTAR PUSTAKA

Molo, M. (1995). Kemiskinan : Konsep, Pengukuran, dan Kebijakan. Jurnal


Populasi, 6(2), 6.
Nurwati, N. (2008, Januari). Kemiskinan : Model Pengukuran, Permasalahan dan
Alternatif Kebijakan. Jurnal Kependudukan Padjadjaran, 10(1), 1-11.

Anda mungkin juga menyukai