Anda di halaman 1dari 7

Amalan Bulan Dzulhijjah

Assalamu alaikum. Saya ingin bertanya, amal apa saja yg disyariatkan di bulan
Dzulhijah?
Jazaakumullah khoiran

Aab Jogja

Wa ‘alaikumussalam

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Ada beberapa amalan yang disyariatkan untuk dilakukan di bulan Dzulhijjah.


Amalan ini bisa dilakukan oleh kaum muslimin di seluruh penjuru dunia. Berikut
diantara amalan tersebut,

Pertama, Memperbanyak puasa di sembilan hari pertama.


Dianjurkan memperbanyak puasa di sembilan hari bulan Dzulhijjah. Dan
ditekankan puasa hari arafah, tanggal 9 Dzulhijjah. Abu Qatadah radliallahu
‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

، ‫صيام يوم عرفة أحتسب على هللا أن يكفّر السنة التي قبله‬
‫والسنة التي بعده‬
“…puasa hari arafah, saya berharap kepada Allah agar menjadikan puasa ini
sebagai penebus (dosa, pen.) satu tahun sebelumnya dan satu tahun
setelahnya..” (HR. Ahmad dan Muslim).

Dari Ummul Mukminin, Hafshah radliallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam melaksanakan puasa asyura, sembilan hari pertama Dzulhijjah, dan
tiga hari tiap bulan. (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Ahmad, dan disahihkan Al-
Albani).

Kedua, Memperbanyak takbiran.


Lafadz takbiran, sama seperti umumnya takbiran yang kita kenal.

Takbiran pada bulan Dzulhijjah ada dua macam:

A. Takbiran yang bersifat mutlak (tidak terikat waktu)

Takbiran mutlak adalah takbiran yang dilakukan kapan saja dan dimana saja,
selama masih dalam rentang waktu yang dibolehkan.

Takbir mutlak menjelang Idul Adha dimulai sejak tanggal 1 Dzulhijjah dan
berakhir hingga waktu asar tanggal 13 Dzulhijjah. Selama tanggal 1 – 13
Dzulhijjah ini, kaum muslimin disyariatkan memperbanyak ucapan takbir di
mana saja, kapan saja dan dalam kondisi apa saja. Boleh sambil berjalan, di
kendaraan, bekerja, berdiri, duduk, ataupun berbaring. demikian pula, takbiran
ini bisa dilakukan di rumah, jalan, kantor, sawah, pasar, lapangan, masjid, dst.

Anjuran takbiran selama tanggal 1 sampai 13 Zulhijah ini berdasarkan beberapa


dalil berikut,

1. Firman Allah,

ٍ ‫َّللاِ ِفي أَي ٍهام َم ْعلُو َما‬


‫ت‬ ‫َويَ ْذ ُك ُروا ا ْس َم ه‬
“…supaya mereka berzikir (menyebut) nama Allah pada hari yang telah
ditentukan…” (QS. Al-Hajj: 28).

Kemudian di ayat lain, Allah juga berfirman,

ٍ ‫َّللاَ فِي أَي ٍهام َم ْعدُودَا‬


‫ت‬ ‫َوا ْذ ُك ُروا ه‬
“….Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang
berbilang…” (QS. Al-Baqarah: 203).
Keterangan:

Ibn Abbas menafsirkan ayat ini dengan mengatakan,


‫ َواألَيها ُم‬، ‫ت أَيها ُم ْالعَ ْش ِر‬
ٍ ‫َّللاَ فِى أَي ٍهام َم ْعلُو َما‬
‫َوا ْذ ُك ُروا ه‬
ُ َ‫ْال َم ْعدُود‬
ِ ‫ات أَيها ُم الت ه ْش ِري‬
‫ق‬
“Yang dimaksud “hari yang telah ditentukan” adalah tanggal 1 – 10 Dzulhijjah,
sedangkan maksud ”beberapa hari yang berbilang” adalah hari tasyriq, tanggal
11, 12, dan 13 Dzulhijjah. (Al-Bukhari secara Mua’alaq, Bab: Keutamaan
beramal di hari tasyriq).

2. Hadis dari Abdullah bin Umar , bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

‫ما من أيام أعظم عند هللا وال أحب إليه من العمل فيهن من‬
‫هذه األيام العشر فاكثروا فيهن من التهليل والتكبير‬
‫والتحميد‬
“Tidak ada amal yang dilakukan di hari yang lebih agung dan lebih dicintai Allah
melebihi amal yang dilakukan pada tanggal 1 – 10 Dzulhijjah. Oleh karena itu,
perbanyaklah membaca tahlil, takbir, dan tahmid pada hari itu.” (HR. Ahmad dan
Sanadnya dishahihkan Syekh Ahmad Syakir).

3. Praktek beberapa sahabat,

‫ق فِى أَي ِهام‬ ُّ ‫ان إِلَى ال‬


ِ ‫سو‬ ِ ‫ع َم َر َوأَبُو ُه َري َْرة َ يَ ْخ ُر َج‬
ُ ‫َو َكانَ اب ُْن‬
ِ ‫اس ِبت َ ْك ِب‬
‫ير ِه َما‬ ِ ‫ْالعَ ْش ِر يُ َك ِب َّر‬
ُ ‫ َويُ َك ِب ُّر النه‬، ‫ان‬
“Dulu Ibn Umar dan Abu Hurairah pergi ke pasar pada tanggal 1 – 10 Dzulhijjah.
Mereka berdua mengucapkan kalimat takbir kemudian orang-orang pun
bertakbir disebabkan mendengar takbir mereka berdua.” (HR. Bukhari secara
muallaq, Bab: Keutamaan beramal di hari tasyriq).

B. Takbiran yang terikat waktu (Takbir Muqayyad)


Takbiran yang terikat waktu adalah takbiran yang dilaksanakan setiap selesai
melaksanakan salat wajib. Takbiran ini dimulai sejak setelah shalat subuh
tanggal 9 Dzulhijjah sampai setelah shalat asar tanggal 13 Dzulhijjah. Berikut
beberapa dalil yang menunjukkan anjuran takbiran ini,

1. Riwayat dari Umar bin Khattab radliallahu ‘anhu,

‫أنه كان يكبر من صالة الغداة يوم عرفة إلى صالة الظهر‬
‫من آخر أيام التشريق‬
Bahwa Umar dulu bertakbir setelah salat subuh pada tanggal 9 Dzulhijjah
sampai setelah zuhur pada tanggal 13 Dzulhijjah. (Ibnu Abi Syaibah dan Al-
Baihaqi dan sanadnya disahihkan al-Albani).

2. Riwayat dari Ali bin Abi Thalib radliallahu ‘anhu,

‫أنه كان يكبر من صالة الفجر يوم عرفة إلى صالة العصر‬
‫ ويكبر بعد العصر‬،‫من آخر أيام التشريق‬
Bahwa Ali bertakbir setelah salat subuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai asar
tanggal 13 Dzulhijjah. Ali juga bertakbir setelah asar. (HR Ibnu Abi Syaibah dan
Al-Baihaqi. Al-Albani mengatakan: Sahih dari Ali).

3. Keterangan dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhu,

‫أنه كان يكبر من صالة الفجر يوم عرفة إلى آخر أيام‬
‫ ال يكبر في المغرب‬،‫التشريق‬
Bahwa Ibnu Abbas bertakbir setelah salat subuh pada tanggal 9 Dzulhijjah
sampai tanggal 13 Dzulhijjah. Ia tidak bertakbir setelah maghrib (malam tanggal
14 Dzluhijjah). (HR Ibnu Abi Syaibah dan Al-Baihaqi. Al-Albani mengatakan,
“Sanadnya sahih”).

4. Riwayat dari Ibn Mas’ud radliallahu ‘anhu,


‫يكبر من صالة الصبح يوم عرفة إلى صالة العصر من‬
‫آخر أيام التشريق‬
Bahwa Ibnu Mas’ud bertakbir setelah salat subuh pada tanggal 9 Dzulhijjah
sampai asar tanggal 13 Dzulhijjah. (HR. Al-Hakim dan disahihkan An-Nawawi
dalam Al-Majmu’).

Ketiga, Memperbanyak amal salih


Dari Ibn Abbas radhiallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َّللاِ ِم ْن َه ِذ ِه األَيه ِام‬


‫ب ِإلَى ه‬ ‫َما ِم ْن أَي ٍهام ْالعَ َم ُل ال ه‬
ُّ ‫صا ِل ُح فِي َها أ َ َح‬
َ ‫َّللاِ َوالَ ْال ِج َهادُ فِى‬
‫س ِبي ِل‬ ‫سو َل ه‬ ُ ‫ قَالُوا يَا َر‬.‫هام ْالعَ ْش ِر‬ َ ‫ يَ ْعنِى أَي‬.»
‫َّللاِ ِإاله َر ُج ٌل خ ََر َج ِبنَ ْف ِس ِه‬
‫سبِي ِل ه‬ َ ‫َّللاِ قَا َل « َوالَ ْال ِج َهادُ ِفى‬ ‫ه‬
َ ‫َو َما ِل ِه فَلَ ْم يَ ْر ِج ْع ِم ْن ذَ ِل َك ِب‬
ٍ‫ش ْىء‬
“Tidak ada hari dimana suatu amal salih lebih dicintai Allah melebihi amal salih
yang dilakukan di sepuluh hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah, pen.).” Para
sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama dari jihad fi
sabilillah? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Termasuk lebih utama
dibanding jihad fi sabilillah. Kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya
(ke medan jihad), dan tidak ada satupun yang kembali (mati dan hartanya
diambil musuh, pen.).” (HR. Bukhari, Ahmad, dan At-Turmudzi).

Hadis ini menunjukkan kita dianjurkan memperbanyak amal soleh selama 10


hari pertama dzulhijjah. Apapun bentuk amalnya, karena Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam tidak menentukan amal ibadah khusus selain takbiran dan puasa
arafah.

Keempat, Shalat Idul Adha


Dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
‫ المدينة ولهم يومان‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫قدم رسول هللا‬
‫ قالوا كنا نلعب‬.» ‫يلعبون فيهما فقال « ما هذان اليومان‬
-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ فقال رسول هللا‬.‫فيهما فى الجاهلية‬
‫« إن هللا قد أبدلكم بهما خيرا منهما يوم األضحى ويوم‬
.» ‫الفطر‬
Bahwa ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, masyarakat
Madinah memiliki dua hari yang mereka rayakan dengan bermain. Kemudian
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Dua hari apakah ini?” Mereka
menjawab, “Kami merayakannya dengan bermain di dua hari ini ketika zaman
jahiliyah. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya
Allah telah memberikan ganti kepada kalian dengan dua hari yang lebih baik:
Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. An-Nasa’i, Abu Daud, Ahmad, dan disahihkan al-
Albani).

Kelima, Menyembelih Hewan Qurban


Allah berfirman:

‫ص ِّل ِل َر ِب َّك َوا ْن َح ْر‬


َ َ‫ف‬
“Laksanakanlah salat untuk Rab-mu dan sembelihlah kurban.” (QS. Al-Kautsar:
2).

Ibadah qurban memiliki nilai sangat penting, sehingga bagi yang mampu, agar
jangan sampai meninggalkannya. Anda bisa perhatikan hadis ini,

Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫من كان له سعة ولم يضح فال يقربن مصالنا‬


“Siapa yang memililki kelapangan namun dia tidak berkurban maka jangan
mendekat ke masjid kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah. Dihasankan Al-Albani).

Catatan: Bagi orang yang hendak berkurban, dilarang memotong kuku dan juga
rambutnya (bukan kuku dan bulu hewannya) ketika sudah masuk tanggal 1
Dzulhijjah sampai dia memotong hewan kurbannya.
Dari Umu salamah radliallahu ‘anha, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
bahwa beliau bersabda,

‫َمن كانَ لَهُ ِذب ٌح َيذبَـ ُحه فَإِذَا أ َ َه هل ِهالَ ُل ِذى ْال ِح هج ِة فَالَ يَأ ْ ُخذَ هن‬
‫ى‬ َ ُ‫ش ْيئًا َحتهى ي‬
َ ‫ض ِ ّح‬ َ ‫ار ِه‬ ْ َ ‫ش ْع ِر ِه َوالَ ِم ْن أ‬
ِ َ ‫ظف‬ َ ‫ِم ْن‬
“Barangsiapa yang memiliki hewan yang hendak dia sembelih (di hari raya), jika
sudah masuk tanggal 1 Dzulhijjah maka janganlah dia memotong rambutnya
dan kukunya sedikitpun, sampai dia menyembelih hewan kurbannya.” (HR.
Muslim).

Allahu a’lam

Read more https://konsultasisyariah.com/8233-amalan-bulan-dzulhijjah.html

Anda mungkin juga menyukai