MCU Pre-employement
Pasal 8/1 Melakukan pemeriksaaan kesehatan calon tenaga kerja atau tenaga kerja yang akan dipindah. dilakukan CJKEX untuk
personnel
Pengurus memperkerjakan tenaga kerja setelah tenaga kerja tersebut memahami syarat-syarat HSE Induksi untuk pekerja
Pasal 9/2
keselamatan kerja. baru
Memenuhi dan mentaati semua syarat dan ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang
Pasal 9/4 Rambu K3, Prosedur, IK
dijalankan.
Pasal 11/1 Melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi ke Depnaker setempat. SOP Pelaporan Kecelakaan
1 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja Kerja Semua
Pasal 11/2 Tata cara pelaporan kecelakaan.
Pasal 12/1 Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli K3.
Pasal 12/4 Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat K3.
SOP Komunikasi
Pasal 12/5 Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD diragukan olehnya.
Memasang gambar keselamatan kerja dan bahan-bahan pembinaaanya lainnya pada tempat yang mudah
Pasal 14/2
dilihat.
Menyediakan APD secara cuma-cuma bagi tenaga kerja dan setiap orang yang memasuki tempat kerja
Pasal 14/3 SOP Penggunan APD
tersebut.
4 Undang-Undang No 28 tahun 2002 Bangunan Gedung Persyaratan kemampuan bangunan gedung dalam mencegah bahaya
ayat 3 petir sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan kemampuan
bangunan gedung untuk melakukan pengamanan terhadap bahaya petir melalui sistem penangkal petir.
Persyaratan kesehatan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) meliputi Pengukuran Pencahayaan
Pasal 21
persyaratan sistem penghawaan, pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan bahan bangunan gedung. Ruangan
Akses evakuasi dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) harus disediakan Jalur evakuasi darurat
Pasal 30 di dalam bangunan gedung meliputi sistem peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan gedung, Sertifikat Proteksi
jalur evakuasi apabila terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya, kecuali rumah tinggal. Kebakaran Gedung
Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
Pasal 164/1
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Prosedur Pemeliharaan
Kesehatan HR ; MCU,
5 Undang Undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Semua
HSE Meeting, HSE
Campaign
DAFTAR PERSYARATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang
Pasal 164/2
berada di lingkungan tempat kerja. Prosedur Pemeliharaan
Kesehatan HR ; MCU,
5 Undang Undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Semua
HSE Meeting, HSE
Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, Campaign
Pasal 165/1
peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja.
Majikan atau pengusaha wajib menjamin kesehatan pekerja melalui upaya pencegahan, peningkatan,
Pasal 166/1
pengobatan dan pemulihan serta wajib menanggung seluruh biaya pemeliharaan kesehatan pekerja.
Undang Undang Lalu Lintas dan Jalan No 22 Tahun 2009 tentang Lalu
6
Lintas dan Angkutan Jalan
Pasal 1 Tanpa izin dilarang mendirikan bangunan-bangunan tempat bekerja yang berikut: (22 Jenis)
PERATURAN PEMERINTAH RI
Pimpinan atau penanggungjawab tempat umum dan tempat kerja yang menyediakan tempat khusus untuk
Pasal 23 merokok harus menyediakan alat penghisap udara sehingga tidak mengganggu kesehatan bagi yang tidak Penyediaan smoking area
merokok.
Dalam satu ruangan hanya diperbolehkan ada satu bejana tekan atau botol baja yang sedang digunakan,
Pasal 35 sebagai cadangan disimpan di gudang atau ruangan lain yang ditentukan oleh Direktur sesuai dengan
peraturan
Penempatan Kompressor
Dilarang menaruh bejana tekan dan botol baja dekat tangga, gang, dimuka lubang pemasukan angin, alat
3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 1 Tahun 1982 tentang Bejana Tekan dan APAR pada tempat Warehouse
pengangkut dan benda-benda bergerak lainnya yang dapat menimpa
yang sesuai
DAFTAR PERSYARATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang menghasilkan limbah B3 dilarang membuang
limbah B3
Pasal 3
yang dihasilkannya itu secara langsung ke dalam media lingkungan hidup, tanpa pengolahan terlebih
dahulu.
Limbah yang tidak termasuk dalam daftar sebagaimana dimaksud dalam Pasa1 7 ayat (3) diidentifikasi
sebagai
limbah B3 apabila setelah melalui pengujian memiliki salah satu atau lebih karakteristik sebagai berikut :
a. mudah meledak;
Pasal 8 b. mudah terbakar;
c. bersifat reaktif;
d. beracun;
e. menyebabkan infeksi; dan
f. bersifat korosif.
1. Penyimpanan
(1) Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang menggunakan bahan berbahaya dan berdasarkan klasifikasi
beracun dan/atau menghasilkan limbah B3 wajib melakukan reduksi limbah B3, mengolah limbah B3 limbah (infeksius: kuning,
dan/atau menimbun limbah B3. Pengolahan dan/atau penimbunan limbah B3 sebagaimana dimaksud pada limbah domistik: hitam),
bab 3 Pasal 9 ayat (1) dapat dilakukan sendiri oleh 2. penyerahan limbah
penghasil limbah B3 atau penghasil limbah B3 dapat menyerahkan pengolahan dan/atau penimbunan kepada lembaga
limbah B3 yang dihasilkannya itu kepada pengolah dan/atau penimbun limbah B3. bersertifikasi,
3. dokumen penyerahan
limbah
(2) Apabila kegiatan reduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masih menghasilkan limbah B3, dan
limbah B3 tersebut masih dapat dimanfaatkan, penghasil dapat memanfaatkannya sendiri atau
menyerahkan pemanfaatannya kepada pemanfaat limbah B3.
Peraturan Pemerintah RI No 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah penyerahan limbah kepada
4 lembaga bersertifikasi Warehouse
B3 dan perubahannya No 85 tahun 1999
(4) Pengolahan dan/atau penimbunan limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
sendiri oleh penghasil limbah B3 atau penghasil limbah B3 dapat menyerahkan pengolahan dan/atau
penimbunan limbah B3 yang dihasilkannya itu kepada pengolah dan/atau penimbun limbah B3.
(1) Penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya paling lama 90 (sembilan puluh) Penyerahan limbah kepada
hari sebelum menyerahkannya kepada pengumpul atau pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah lembaga bersertifikasi
B3. sebelum 90 hari (dilakukan
Pasal 10 (2) Bila limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 (lima puluh) kilogram per hari, penghasil limbah B3 dapat 1 bulan sekali
menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya lebih dari sembilan pu1uh hari sebelum diserahkan kepada pengangkutan dan
pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3, dengan persetujuan Kepala instansi yang bertanggung pembuangan limbah medis
jawab. klinik)
B3 dan perubahannya No 85 tahun 1999
Pasal 16 Setiap pengangkutan limbah B3 oIeh pengangkut limbah B3 wajib disertai dokumen limbah B3
Manifest B3
Pengangkut limbah B3 wajib menyerahkan limbah B3 dan dokumen limbah B3 sebagaimana dimaksud
Pasal 17 dalam Pasal 16 ayat (1) kepada pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun
limbah B3 yang ditunjuk oleh penghasil limbah B3.
Setiap penanggung jawab pengangkutan, penyimpanan, dan pengedaran B3 wajib menyertakan Lembar
Pasal 12 MSDS
Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11.
(1) Pengangkutan B3 wajib menggunakan sarana pengangkutan yang laik operasi serta pelaksanaannya
sesuai dengan tata cara pengangkutan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. izin Transportasi Limbah B3
Pasal 13
(2) Persyaratan sarana pengangkutan dan tata cara pengangkutan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dari Pihak ke 3
ditetapkan oleh instansi yang berwenang di bidang transportasi.
Pengklasifikasian dalam
Pasal 14 Setiap B3 yang dihasilkan, diangkut, diedarkan, disimpan wajib dikemas sesuai dengan klasifikasinya.
penyimpanan B3
5 Peraturan Pemerintah RI No 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan B3 Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol dan label serta dilengkapi dengan Lembar Data Keselamatan Warehouse
Pasal 15 Simbol, Label dan MSDS
Bahan (Material Safety Data Sheet).
Program K3 Perusahaan,
Pasal 22 Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.
APD
Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja dan pengawas B3 wajib dilakukan uji kesehatan secara
Pasal 23 MCU Berkala Karyawan
berkala.
Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib menanggulangi terjadinya kecelakaan dan Prosedur Tumpahan Bahan
Pasal 24
atau keadaan darurat akibat B3. Kimia
KEPUTUSAN PRESIDEN
Setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja berhak mendapat jaminan
Pasal 2 Jaminan Kecelakaan Kerja
Kecelakaan Kerja baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah hubungan kerja berakhir.
Keputusan Presiden NO. 22/1993 tentang Penyakit yang Timbul karena
1 Semua
Hubungan Kerja
SOP Pelaporan Penyakit
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, sebagaimana
Pasal 4 Akibat Kerja dan Investigasi
tercantum dalam Lampiran Keputusan Presiden ini.
Diagnosis PAK
DAFTAR PERSYARATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
PERATURAN MENTERI
Pemeriksaan Kesehatan sebelum kerja adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter sebelum Pemeriksaan tenaga kerja
Pasal 1/a
seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan pekerjaan sebelum bekerja
MCUberkala sudah
Pemeriksaan kesehatan berkala adalah pemeriksaan kesehatan pada waktu-waktu tertentu terhadap
Pasal 1/b dilakukan CJKEX untuk
tenaga kerja yang dilakukan oleh dokter.
personnel
Dokter adalah dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan telah memenuhi syarat sesuai dengan Peraturan
Pasal 1/d Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi No. Per10/Men/1976 dan syarat-syarat lain yang Dilakukan oleh dokter Clinic
dibenarkan oleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja.
Pekerja diterima dalam kondisi kesehatan baik, tidak mempunyai penyakit menular, cocok untuk pekerjaan Cek untuk Fit to Work hasil
Pasal 2/1
Peraturan Menakertrans No. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan yang dilakukan MCU
1 Semua
Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
Pasal 3/1 Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
Pasal 3/2 Pemeriksaan kesehatan berkala sekurang-kurangnya 1 tahun sekali. MCUberkala sudah
dilakukan CJKEX untuk
Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja meliputi : pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen personnel
Pasal 3/3
paru-paru dan laboratorium rutin, serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu.
Melapor kepada Dirjen Bina Lindung Tenaga Kerja bila dalam pemeriksaan berkala ditemukan penyakit
Pasal 4
akibat kerja.
Pasal 5 Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus.
Plan tahunan sudah
Pasal 6/1 Membuat perencanaan pemeriksaan kesehatan. direcord oleh Medsite Dept
dan HRD
Pemasangan mudah
Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat
Pasal 4 terlohat dengan tanda
dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan
segitiga APAR
Per.MenTenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Per.04/MEN/1980 tentang
2 Semua
syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR Dilarang memasang dan menggunakan alat pemadam api ringan yang didapati sudah berlubang-lubang
Pasal 5
atau cacat karena karat.
Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling atas (puncaknya)
berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dry chemical)
Pasal 8 Penempatan APAR
dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat pemadam api ringan tidak kurang 15
cm dan permukaan lantai
DAFTAR PERSYARATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Per.MenTenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Per.04/MEN/1980 tentang
2 Semua
syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR
Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu: Pemeriksaan APAR 1
Pasal 11 a. pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan; tahun sekali bersamaan
b. pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan; dengan Refill
Pasal 22 Tanggal, bulan dan tahun pengisian, harus dicatat pada badan alat pemadam api ringan tersebut.
Detektor harus dipasang pada bagian bangunan kecuali apabila bagian bangunan
Pasal 3
tersebut telah dilindungi dengan sistem pemadam kebakaran automatik.
Sertifikat Proteksi
Kebakaran Automatik
Per.MenTenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Per.02/MEN/1983 tentang Gedung MK & KC
3 Gedung
Instalasi Kebakaran Automatik Terhadap instalasi alarm kebakaran automatik harus dilakukan pemeliharaan dan pengujian berkala secara Springkler, Smoke detector,
Pasal 57 Head detector, Flame
mingguan, bulanan dan tahunan.
detector
Setiap pesawat angkat dan angkut sebelum dipakai harus diperiksa dan diuji terlebih dahulu dengan
Pasal 138
standar uji yang telah ditentukan;
Pemeriksaan dan pengujian ulang pesawat angkat dan angkut dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua)
Per.MenTenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Per.05/MEN/1985 tentang Pasal 138 tahun setelah pengujian pertama dan pemeriksaan pengujian ulang selanjutnya dilaksanakan 1 (satu) tahun Sertifikat Lift Gedung MK &
4 sekali; Gedung
Pesawat Angkat Angkut KC
Pemeriksaan dan pengujian dimaksud dalam pasal ini dilakukan oleh Pegawai Pengawas dan atau Ahli
Pasal 138
Keselamatan Kerja kecuali di tentukan lain
Setiap lift sebelum dipakai harus diperiksa dan diuji terlebih dahulu sesuai dengan standar uji yang telah
Pasal 30
ditentukan.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI no. Per.03/MEN/1999 tentang Syarat-
Sertifikat Lift Gedung MK &
5 Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift Untuk Pengangkutan Orang Gedung
KC
dan Barang Pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pegawai pengawas dan
Pasal 30
atau ahli keselamatan dan kesehatan kerja dan dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali.
Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib
Pasal 2
membentuk P2K3.
Sekurang-kurangnya 3 bulan sekali pengurus wajib menyampaikan laporan tentang kegiatan P2K3 kepada
Pasal 12 Laporan P2K3
Menteri melalui Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat.
Setiap instalasi penyalur petir dan bagian harus dipelihara agar selalu bekerja dengantepat, aman dan
memenuhi syarat;
Pasal 50
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI no. Per-02/MEN/1989 tentang Sertifikat Peangkal Petir
7 Gedung
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir MK & KC
DAFTAR PERSYARATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI no. Per-02/MEN/1989 tentang Sertifikat Peangkal Petir
7 Pemeriksaan dan pengujian instalasj penyalur petir dilakukan oleh pegawai pengawas, ahli keselamatan Gedung
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir MK & KC
kerja dan atau jasa inspeksi yang ditunjuk;
Pasal 51
Pengurus atau pemilik instalasi penyalur petir berkewajiban membantu pelaksanaan pemeriksaan dan
pengujian yang dilakukan oleh pegawai pengawas, ahli keselamatan kerja dan atau jasa inspeksi yang
ditunjuk termasuk penyediaan alat-alat bantu
Pasal 2 Kewajiban melaporkan setiap kecelakaan dan penyakit akibat kerja, kebakaran, dan peledakan.
Kewajiban melaporkan kecelakaan berlaku bagi perusahaan yang telah dan yang belum mengikutsertakan
Pasal 3
tenaga kerja dalam program Jamsostek.
Prosedur Pelaporan dan
Permenaker NO. Per. 03/MEN/1998 Tentang Tata Cara Pelaporan dan
8 Pelaporan kecelakaan kepada kepala kantor Depnaker dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam terhitung Investigasi Kecelakaan Semua
Pemeriksaan Kecelakaan Pasal 4
sejak terjadinya kecelakaan. HSE
Pasal 4 Tangga harus kuat buatannya, aman dan tidak boleh licin dan harus cukup luas.
Lantai, dinding, loteng dan atap harus selalu berada dalam keadaan terpelihara dan bersih.
Air, sampah atau bahan terbuang yang lain harus selalu dikumpulkan dan dibuang ke tempat-tempat yang
rapi.
Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat Monitoring Lingkungan
9 Semua
Kesehatan, kebersihan serta Penerangan Dalam Tempat Kerja Kerja
Pasal 8 Dapur, kamar makan dan alat keperluan makan harus selalu bersih dan rapi.
Tiap-tiap tempat kerja yang dipergunakan waktu malam hari harus selalu menyediakan alat-alat
Pasal 13
penerangan darurat.
Alat-alat penerangan darurat tersebut harus ditempatkan pada tempat-tempat yang tidak mungkin
menimbulkan bahaya.
Melaporkan penyakit akibat kerja secara tertulis kepada Kantor Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan
Pasal 2
Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja.
Pasal 3 Pelaporan penyakit akibat kerja paling lama 2 x 24 jam setelah penyakit didiagnosa.
Permenaker NO. Per. 01/MEN/1981 Tentang Kewajiban Melapor Penyakit Prosedur Pelaporan
10 Semua
Akibat Kerja Kecelakaan dan PAK HSE
Melakukan tindakan preventif terhadap penyakit akibat kerja, menyediakan APD untuk mencegah penyakit
Pasal 4
akibat kerja.
Pasal 5 Kewajiban dan hak tenaga kerja dalam pencegahan penyakit akibat kerja.
Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, APD, serta penyelenggaraan
Pasal 2/9 SOP Penggunan APD
makanan di tempat kerja.
Pasal 2/10 Rehabilitasi akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja (pasal 2).
Pasal 2/11 Pembinaan dan pengawasan pada tenaga kerja yang memiliki kelainan dalam kesehatannya.
Peraturan Menakertrans No. 03/Men/1982 Pelayanan Kesehatan Tenaga
11 Semua
Kerja.
Pasal 2/12 Memberikan laporan secara berkala tentang pelayanan kesehatan (pasal 2).
Pasal 4/1b Penyelenggaraan pelayanan kesehatan bekerjasama dengan dokter atau pelayanan kesehatan lainnya. Prosedur Pemeliharaan
Kesehatan HR
Pasal 4/1c Kerjasama dengan perusahaan lain dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
Pasal 6/1 Pengurus memberikan kebebasan profesional kepada dokter yang menjalankan pelayanan kesehatan.
Dokter dan tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan bebas memasuki tempat kerja
Pasal 6/2
untuk melakukan pemeriksaan dan mendapatkan keterangan yang perlu.
Peraturan Menteri Tenaga kerja No. PER-01/MEN/1998 tentang Perusahaan yang menyelenggarakan sendiri pemeliharaan kesehatan dapat dengan cara:
JHT, JKK, JK
Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan bagi Tenaga Kerja dengan a Menyediakan sendiri atau bekerjasama dengan fasilitas Pelaksana Pelayanan Kesehatan (PPK).
13 Pasal 1 SOP Pemeliharaan HRD
Manfaat Lebih Baik dari Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar b Bekerjasama dengan badan yang menyelenggarakan pemeliharaan kesehatan; dan
Kesehatan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja c Bersama beberapa perusahaan menyelenggarakan suatu pelayanan kesehatan.
Penyakit akibat kerja dapat diketemukan atau didiagnosis sewaktu dilaksanakan pemeriksaan kesehatan
Pasal 2
tenaga kerja;
Dalam pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sebagaimana dimaksud ayat (1) harus ditentukan apakah
Pasal 2/2 penyakit yang diderita tenaga kerja merupakan penyakit akibat
kerja atau bukan.
Diagnosis penyakit akibat kerja ditegakkan melalui serangkaian pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
Pasal 3/1 kondisi pekerja serta lingkungannya untuk membuktikan adanya
hubungan sebab akibat antara penyakit dan pekerjaannya;
Penyakit akibat kerja yang ditemukan sebagaimana dimaksud pasal 2 harus dilaporkan oleh pengurus
Pasal 4 tempat kerja yang bersangkutan bekerja selambat lambatnya2 x 24 jam kepada Kepala Kantor Wilayah
Departemen Tenaga Kerja melalui Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat;
Permenaker NO. Per. 01/MEN/1976 Tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Setiap perusahaan diwajibkan untuk mengirimkan setiap dokter perusahaannya untuk mendapatkan latihan
15 Pasal 1
bagi Dokter Perusahaan dalam bidang hiperkes dan KK.
Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga Para Medis diwajibkan untuk mengirimkan setiap tenaga
Pasal 1 tersebut untuk mendapatkan latihan dalam bidang Hygiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
16 Per.01/MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan,
Kesehatan, dan Keselamatan Kerja Bagi Paramedis Perusahaan
(1) Setiap tenaga Para Medis yang telah dapat menyelenggarakan latihan akan mendapatkan sertifikat.
Pasal 4 (2) Dengan sertifikat tersebut tenaga kerja medis yang bersangkutan telah memenuhi syaratsyarat untuk
menyelenggarakan pelayanan hygiene perusahaan dan kesehatan kerja sesuai dengan fungsinya.
Pasal 2/1 Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja.
Petugas P3K dalam melaksanakan tugasnya dapat meninggalkan pekerjaan utamanya untuk memberikan
Pasal 4
pertolongan bagi pekerja/buruh dan/atau orang lain yang mengalami sakit atau cidera di tempat kerja.
Petugas P3K di tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), ditentukan berdasarkan
Pasal 5/1 jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja,dengan rasio sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I Peraturan Menteri ini.
Petugas P3K di tempat kerja mempunyai tugas : a. melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja;
Pasal 6 b. merawat fasilitas P3K di tempat kerja; c. mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan; dan
Peraturan Menakertrans No. 15/Men/VIII/2008 Pertolongan Pertama Pada d. melaporkan kegiatan P3K kepada pengurus.
17 Penunjukan First aider First Aider
Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja.
Pengurus wajib memasang pemberitahuan tentang nama dan lokasi petugas P3K di tempat kerja pada
tempat yang mudah terlihat.
Pasal 7
(2) Petugas P3K di tempat kerja dapat menggunakan tanda khusus yang mudah dikenal oleh pekerja/buruh
yang membutuhkan pertolongan.
Pasal 10 Kotak P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b harus memenuhi persyaratan
Pasal 2/1 Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja
Pasal 2/2 APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)harus sesuai dengan SNI atau standar yang berlaku
Pasal 2/3 APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma
DAFTAR PERSYARATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Pasal 4/1 (a) dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas, dst
dibuat, diolah, dipakai… bahan yang dapat meledak, mudah terbakar, korosif, beracun, menimbulkan
Pasal 4/1 (b)
infeksi, dst
Permenaker dan Transmigrasi No. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Pengusaha atau pengurus wajib mengumpulkan secara tertulis dan memasang rambu-rambu mengenai
18 Pasal 5 Prosedur APD Semua
Diri kewajiban penggunaan APD di tempat kerja
Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib memakia atau menggunakan APD sesuai
Pasal 6/1
dengan potensi bahaya dan risiko
Pekerja/buruh berhak menyatakan keberatan untuk melakukan pekerjaan apabila APD yang disediakan
Pasal 6/2
tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan.
Pasal 7/1 Pengusaha atau Pengurus wajib melaksanakan manajemen APD di tempat kerja.
Pasal 8/1 APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus dibuang dan/atau dimusnahkan.
APD yang habis masa pakainya/kadaluarsa serta mengandung bahan berbahaya, harus dimusnahkan
Pasal 8/2
sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.
Pengusaha atau pengurus yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 4,
Pasal 9
dan Pasal 5 dapat dikenakan sanksi sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970.
Pengusaha wajib melakukan upaya aktif pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran
Pasal 2/1
gelap lainnya di tempat kerja. narkotika, psikotropika dan zat adiktif
Upaya aktif pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika
Pasal 2/2 dan zat adiktif lainnya di tempat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. penetapan
kebijakan b. penyusunan dan pelaksanaan program
Berdasarkan hasil tes sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dokter yang telah mendapatkan pelatihan di
Pasal 6/4 bidang narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya dapat menetapkan apakah pekerja/buruh harus
mengikuti perawatan dan atau rehabilitasi.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pekerja/buruh yang membutuhkan perawatan dan atau rehabilitasi akibat
Pasal 7/1 penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 diatur
dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama
Pengurus dan/atau pengusaha wajib melakukan pengendalian faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja
Pasal 2 (1)
sehingga di bawah NAB.
NAB iklim kerja menggunakan parameter ISBB sebagaimana tercantum dalam Lampiran I nomor 1
Pasal 4
Peraturan Menteri ini.
Kualitas Air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan mikrobiologi, Fisika kimia, dan
Pasl 2/1
radioaktif.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Syarat-syarat dan Monitoring Lingkungan
25 Semua
Pengawasan Kualitas Air Kerja
Pengawasan kualitas air bertujuan untuk mencegah penurunan kualitas dan penggunaan air yang dapat
Pasal 3/1
mengganggu dan membahayakan kesehatan, serta meningkatkan kualitas air.
Permenaker No. 18/Men/XI/2008 tentang Penyelenggaraan Audit Sistem Pasal 2 (1) Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Audit Internal dilakukan 2
26 Semua
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja kali dalam setahun
DAFTAR PERSYARATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Pasal 3 Kriteria gangguan dalam penetapan izin terdiri dari: Lingkungan, Sosial,
Ekonomi
Untuk menghindari timbulnya dampak negatif yang tidak diinginkan, sebagai akibat dipergunakannya Bahan
Keputusan Menteri Perindustrian No.148 Tahun 1985 Pengamanan Bahan Berbahaya dan Beracun oleh perusahaan industri, maka perusahaan industri yang bersangkutan
1 Pasal 2 Semua
Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri. bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun mulai dari
pengadaan di pabrik, penyimpanan, pengolahan, pengemasan dan pengangkutan sampai di distributor.
Pasal 2/2b Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan evakuasi.
Pasal 2/2e Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala.
Upaya mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran seperti pada pasal 2 (2) dilaksanakan sesuai
Pasal 2/3
dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Pasal 2/4a Informasi sumber potensi bahaya kebakaran dan cara penanggulangannya.
Pasal 2/4b Jenis, cara pemeliharaan dan penggunaan sarana kebakaran di tempat kerja.
Pasal 6/1 Petugas peran kebakaran sekurang-kurangnya 2 orang untuk setiap jumlah 25 orang tenaga kerja.
Regu penanggulangan kebakaran dan ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran ditetapkan untuk
Pasal 6/2 tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran ringan dan sedang atau setiap tempat kerja tingkat resiko
bahaya kebakaran sedang II, sedang III, berat.
Tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran sedang II dan sedang III dan berat, sekurang-kurangnya 1
Pasal 6/3b
orang untuk setiap unit kerja.
Lamp.1 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
Keputusan Menteri Kesehatan No.1405/Menkes/SK/XI/2002 Persyaratan Monitoring Lingkungan
3 Semua
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. Kerja
Lamp.2 Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
Pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
Pasal 2 Perusahaan wajib untuk mengendalikan bahan kimia berbahaya di tempat kerja.
Pasal 3 Pengendalian bahan kimia berbahaya meliputi :
Pasal 3/1 Penyediaan lembar data keselamatan bahan dan label.
Pasal 4 Ketentuan dalam MSDS.
Pasal 4/1a Identitas bahan dan perusahaan.
Pasal 4/1b Komposisi bahan.
Pasal 4/1c Identifikasi bahaya.
Pasal 4/1d Tindakan P3K.
Pasal 4/1e Tindakan penanggulangan kebakaran.
Pasal 4/1f Tindakan mengatasi kebocoran dan tumpahan.
Pasal 4/1g Penyimpanan dan penanganan bahan.
Pasal 4/1h Pengendalian pemaparan dan APD.
Pasal 5 Ketentuan dalam label.
Pasal 5/1a Nama produk.
Pasal 5/1b Identifikasi bahaya.
Pasal 5/1c Tanda bahaya dan artinya.
Pasal 5/1d Uraian resiko dan penanggulangannya.
DAFTAR PERSYARATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Pasal 6 MSDS dan label harus di tempat yang mudah diketahui oleh tenaga kerja.
Kriteria bahan kimia berbahaya (bahan beracun, bahan sangat beracun, cairan mudah terbakar, gas mudah
Pasal 9
terbakar, bahan mudah meledak, bahan reaktif, bahan oksidator).
Pasal 10 Kriteria bahan beracun dan sangat beracun ditetapkan dngan sifat kimia, sifat fisika dan toksik.
Pasal 11 Kriteria cairan sangat mudah terbakar ditetapkan dengan sifat kimia, sifat fisika.
Perusahaan yang menggunakan bahan kimia berbahaya lebih kecil atau sama dengan NAK (pasal 14)
Pasal 15/2
dikategorikan perusahaan yang mempunyai potensi bahaya menengah.
Pasal 18 Hasil pengujian faktor kimia digunakan sebagai dasar untuk pengendalian bahan kimia berbahaya.
Pasal 2 Pengusaha wajib melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja.
Informasi yang diperoleh dari kegiatan konseling, tes HIV, pengobatan, perawatan dan kegiatan lainnya
Pasal 6
harus dijaga kerahasiaannya seperti yang berlaku bagi data rekan medis.
Setiap teknisi yang diserahi tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaan pemasangan, pengoperasian,
pemeliharaan, pemeriksaan, pengujian dan perbaikan instalasi listrik harus memenuhi syarat kompetensi
8 Kep Men 311 BW 2002 tentang Kompetensi AK3 Listrik Pertama AK3 Listrik
keselamatan dan kesehatan kerja listrik yang dibuktikan dengan sertifikat dan lisensi keselamatan dan
kesehatan kerja listrik.
Pemanfaatan pelayanan kesehatan bagi program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, perusahaan yang telah
Pasal 3 mengikuti program Jamsostek harus tetap melaksanakan pelayanan kesehatan kerja terhadap tenaga
kerjanya.
Dalam hal perusahaan wajib mengikuti program pemeliharaan Jamsostek, maka pelayanan kesehatan kerja
Pasal 4
yang ada dimanfaatkan sebagai pelaksana pelayanan kesehatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Pasal 5/2 Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja.
Pasal 5/4 Pembinan dan pengawasan perlengkapan kesehatan sanitair. Pemanfaatan Pelayanan
Kepmen No. Kep. 147/MEN/1998 tentang Pemanfaatan Pelayanan
9 Kesehatan bagi Program Semua
Kesehatan bagi Program Jamsostek
Jamsostek
Pasal 5/5: Pembinaan dan pengawasan perlengkapan kesehatan kerja.
Pasal 5/6 Pencegahan dan pengobatan penyakit umum dan penyakit akibat kerja.
Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, APD, serta penyelenggaraan
Pasal 5/9
makanan ditempat kerja.
Pasal 5/10: Rehabilitasi akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja (pasal 2).
Pasal 5/11 Pembinaan dan pengawasan pada tenaga kerja yang memiliki kelainan dalam kesehatannya.
Pasal 5/12: Memberikan laporan secara berkala tentang pelayanan kesehatan (pasal 2).
Pasal 6 Pembiayaan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan (pasal 5) menjadi tanggung jawab perusahaan.
PERATURAN GUBERNUR
(1) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat umum, wajib melarang kepada penguna tempat umum
dan/atau pengunjung untuk tidak merokok di tempat umum.
(2) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib
menegur dan/atau memperingatkan dan/atau mengambil tindakan kepada pengguna tempat umum
dan/atau pngunjung apabila terbukti merokok di tempat umum
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.88
1 Pasal 6 Kawasan Tanpa Rokok Semua
tahun 2010 tentang Kawasan Dilarang Merokok
(5) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat umum, dapat menyediakan tempat khusus untuk merokok
sebagai Kawasan merokok.
DAFTAR PERSYARATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
(1) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja, wajib melarang kepada staf dan/atau pegawainya
untuk tidak merokok di tempat kerja
PERATURAN DAERAH
Setiap pemilik, pengguna dan/atau badan pengelola bangunan gedung dan lingkungan gedung yang
Pasal 7 (1) mempunyai potensi bahaya kebakaran sebagaimana HIRA
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) wajib berperan aktif dalam mencegah kebakaran.
Pasal 8 (1) Setiap bangunan gedung wajib dilengkapi dengan sarana penyelamatan jiwa
Perda DKI No 8 Tahun 2008 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
1
Bahaya Kebakaran Pasal 8 (2/a) Sarana penyelamatan jiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : sarana jalan keluar
Tangga Darurat Gedung
Pasal 8 (2/b) Pencahayaan darurat tanda jalan ke luar;
Pasal 8 (2/c) Petunjuk arah jalan ke luar
Pasal 8 (2/d) Komunikasi darurat
Sertifikat K3 Gedung,
Pasal 8 (2/e) Pengendali asap
APAR
Tempat berkumpul
Pasal 8 (2/f) Tempat berhimpun sementara
sementara
Pasal 8 (2/g) Tempat evakuasi
Sarana penyelamatan jiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus selalu dalam kondisi baik dan siap
Pasal 8 (4) Pemeriksaan sarana
pakai.
MCU Pre-employement
Melakukan pemeriksaaan kesehatan calon tenaga kerja atau tenaga kerja yang
Pasal 8/1
akan dipindah.
dilakukan CJEX untuk V MCU Preemployement HR
personnel
Pengurus menunjukkan dan menjelaskan kepada tenaga kerja semua kondisi HSE Induksi untuk pekerja Pembuatan HSE Induction untuk karyawan
Pasal 9/1a
bahaya ditempat kerja. baru
V 50%
Office Kirana HSE
Pengurus memperkerjakan tenaga kerja setelah tenaga kerja tersebut HSE Induksi untuk pekerja Pembuatan HSE Induction untuk karyawan
Pasal 9/2
memahami syarat-syarat keselamatan kerja. baru
V 50%
Office Kirana HSE
Memenuhi dan mentaati semua syarat dan ketentuan yang berlaku bagi usaha
Pasal 9/4 Rambu K3, Prosedur, IK V
dan tempat kerja yang dijalankan.
Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan
Pasal 12/1 V
atau ahli K3.
Pasal 12/3 Memenuhi dan mentaati semua syarat K3. Rambu K3, Prosedur, IK V
Pasal 12/4 Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat K3. V
SOP Komunikasi
Pasal 12/5 Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD diragukan olehnya. V
Pasal 13 Kewajiban mentaati syarat K3 dan memakai APD bila memasuki tempat kerja. V
Rambu K3, Prosedur, IK,
Memasang gambar keselamatan kerja dan bahan-bahan pembinaaanya SOP Induction
Pasal 14/2 V
lainnya pada tempat yang mudah dilihat.
Menyediakan APD secara cuma-cuma bagi tenaga kerja dan setiap orang yang
Pasal 14/3 SOP Penggunan APD V
memasuki tempat kerja tersebut.
Pargraf 5 Pasal 86 Perlindungan K3 Kebijakan K3 V 75% Penempelan QHSE Policy di Office Kirana
Pasal 87 SMK3 SMK3 Perusahaan V
Pasal 3/1 Penyelenggaraan jaminan sosial tenaga kerja. V
Pasal 3/2 Setiap tenaga kerja berhak atas jamsostek. V
Undang-Undang No. 3/1992 Tentang Jaminan Jamsostek wajib dillaksanakan perusahaan bagi tenaga kerja yang melakukan Prosedur Pemeliharaan
3 Pasal 4 Buku Himpunan Peraturan Semua V
Sosial Tenaga Kerja pekerjaan dalam hubungan kerja. Kesehatan HR ; Jaminan
Perundang-undangan K3,
Hari tua, Jaminan
Balai Hyperkes dan
Kematian, Jamian
Pengusaha dan tenaga kerja wajib ikut serta dalam program jaminan sosial Keselamatan kerja
Pasal 17 Kecelakaan Kerja V
tenaga kerja.
EVALUASI PERSYARATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
Pasal 164/1 dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan V
oleh pekerjaan.
Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi
Pasal 164/2 V
setiap orang selain pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja. Buku Himpunan Peraturan Prosedur Pemeliharaan
Undang Undang No.36 Tahun 2009 tentang Perundang-undangan K3, Kesehatan HR ; MCU,
5 Semua
Kesehatan Balai Hyperkes dan HSE Meeting, HSE
Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan Keselamatan kerja Campaign
Pasal 165/1 melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi V
tenaga kerja.
Undang Undang Gangguan Hinder Ordonantie Tanpa izin dilarang mendirikan bangunan-bangunan tempat bekerja yang
7 Pasal 1 V
STAATSBLAD TAHUN 1926 NOMOR 226 berikut: (22 Jenis)
PERATURAN PEMERINTAH RI
bab 2 SMK3 Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya. Web SMK3 Perusahaan Semua V
Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012
1 SMK3 meliputi : Kebijakan, Perencanaan K3, Pelaksanaan, Pemantauan,
tentang Penerapan SMK3 pasal 6 V
Peninjauan
Pasal 3 Penetapan Kawasan Tanpa Rokok V
Tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja dan tempat yang Kawasan Tanpa Rokok di
secara spesifik sebagai tempat proses belajar mengajar, arena Menara Kuningan dan
Pasal 22 Medika Plaza klinik V
kegiatan anak, tempat ibadah dan angkutan umum dinyatakan
Peraturan Pemerintah RI No 19 tahun 2003 sebagai kawasan tanpa rokok
2 Web Gedung
tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan
EVALUASI PERSYARATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Dalam satu ruangan hanya diperbolehkan ada satu bejana tekan atau botol
Pasal 35 baja yang sedang digunakan, sebagai cadangan disimpan di gudang atau
ruangan lain yang ditentukan oleh Direktur sesuai dengan peraturan
Dalam satu ruangan hanya diperbolehkan ada satu bejana tekan atau botol Penempatan Kompressor
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 1 Tahun 1982
3 baja yang sedang digunakan, sebagai cadangan disimpan di gudang atau Buku Peraturan dan APAR pada tempat
tentang Bejana Tekan
ruangan lain yang ditentukan oleh Direktur sesuai dengan peraturan yang sesuai
Dilarang menaruh bejana tekan dan botol baja dekat tangga, gang, dimuka
lubang pemasukan angin, alat pengangkut dan benda-benda bergerak lainnya
yang dapat menimpa
(1) Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang menggunakan
1. Penyimpanan
bahan berbahaya dan beracun dan/atau menghasilkan limbah B3 wajib
berdasarkan klasifikasi
melakukan reduksi limbah B3, mengolah limbah B3 dan/atau menimbun limbah
limbah,
B3. Pengolahan dan/atau penimbunan limbah B3 sebagaimana dimaksud pada
2. penyerahan limbah Menyimpan dokumen penyerahan limbah
bab 3 Pasal 9 ayat (1) dapat dilakukan sendiri oleh V
kepada lembaga kepada Henkel
penghasil limbah B3 atau penghasil limbah B3 dapat menyerahkan pengolahan
bersertifikasi,
dan/atau penimbunan limbah B3 yang dihasilkannya itu kepada pengolah
3. dokumen penyerahan
dan/atau penimbun limbah B3.
limbah
(2) Apabila kegiatan reduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masih
menghasilkan limbah B3, dan limbah B3 tersebut masih dapat dimanfaatkan, Meminta copy kerjasama Henkel dengan
V
penghasil dapat memanfaatkannya sendiri atau menyerahkan pemanfaatannya Holcim
Peraturan Pemerintah RI No 18 Tahun 1999 kepada pemanfaat limbah B3.
4 tentang Pengelolaan Limbah B3 dan perubahannya Web penyerahan limbah kepada
No 85 tahun 1999 lembaga bersertifikasi
(4) Pengolahan dan/atau penimbunan limbah B3 sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan sendiri oleh penghasil limbah B3 atau penghasil Meminta copy kerjasama Henkel dengan
V
limbah B3 dapat menyerahkan pengolahan dan/atau penimbunan limbah B3 Holcim
yang dihasilkannya itu kepada pengolah dan/atau penimbun limbah B3.
Setiap pengangkutan limbah B3 oIeh pengangkut limbah B3 wajib disertai Menyimpan dokumen penyerahan limbah
Pasal 16 V
dokumen limbah B3 kepada Henkel
Setiap B3 yang dihasilkan, diangkut, diedarkan, disimpan wajib dikemas sesuai Pengklasifikasian dalam
Pasal 14 V
dengan klasifikasinya. penyimpanan B3
Peraturan Pemerintah RI No 74 Tahun 2001
5 Web Bahan Kimia
tentang Pengelolaan B3
Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol dan label serta dilengkapi dengan
Pasal 15 Simbol, Label dan MSDS V
Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet).
Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib menjaga Program K3 Perusahaan,
Pasal 22 V
keselamatan dan kesehatan kerja. APD
Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib menanggulangi Prosedur Tumpahan Bahan
Pasal 24 V
terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3. Kimia
KEPUTUSAN PRESIDEN
Setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul karena hubungan
Pasal 2 kerja berhak mendapat jaminan Kecelakaan Kerja baik pada saat masih dalam Jaminan Kecelakaan Kerja V
Buku Himpunan Peraturan
hubungan kerja maupun setelah hubungan kerja berakhir.
Keputusan Presiden NO. 22/1993 tentang Penyakit Perundang-undangan K3,
1 Semua
yang Timbul karena Hubungan Kerja Balai Hyperkes dan
Keselamatan kerja SOP Pelaporan Penyakit
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam Akibat Kerja dan Investigasi
Pasal 4 V
Pasal 1, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan Presiden ini. Diagnosis PAK
PERATURAN MENTERI
Pemeriksaan Kesehatan sebelum kerja adalah pemeriksaan kesehatan yang
Pemeriksaan tenaga kerja
Pasal 1/a dilakukan oleh dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan
sebelum bekerja V
pekerjaan
Dokter adalah dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan telah memenuhi syarat
sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi No. Dilakukan oleh Dokter
Pasal 1/d V
Per10/Men/1976 dan syarat-syarat lain yang dibenarkan oleh Direktur Jenderal Clinic
Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja.
Pekerja diterima dalam kondisi kesehatan baik, tidak mempunyai penyakit Buku Himpunan Peraturan Cek untuk Fit to Work hasil
Peraturan Menakertrans No. 02/Men/1980 tentang Pasal 2/1 menular, cocok untuk pekerjaan yang dilakukan MCU
V
Perundang-undangan K3,
1 Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Semua
Balai Hyperkes dan
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja. Pasal 3/1 Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala. V
Keselamatan kerja
Pasal 3/2 Pemeriksaan kesehatan berkala sekurang-kurangnya 1 tahun sekali. MCUberkala sudah V
dilakukan CJKEX untuk
Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja meliputi : pemeriksaan fisik lengkap, personnel
Pasal 3/3 kesegaran jasmani, rontgen paru-paru dan laboratorium rutin, serta V
pemeriksaan lain yang dianggap perlu.
Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada Pemasangan mudah
Pasal 4 posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta Buku Himpunan Peraturan terlihat dengan tanda V Pemasangan APAR untuk office Kirana
Per.MenTenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan segitiga APAR
Perundang-undangan K3,
2 Per.04/MEN/1980 tentang syarat pemasangan dan Semua
Balai Hyperkes dan
pemeliharaan APAR
Dilarang memasang dan menggunakan alat pemadam api ringan yang didapati Keselamatan kerja Inspeksi APAR 1 bulan
Pasal 5 V Pemasangan APAR untuk office Kirana
sudah berlubang-lubang atau cacat karena karat. sekali
Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian
paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai
Pasal 8 kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih Penempatan APAR V Pemasangan APAR untuk office Kirana
rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat pemadam api ringan tidak
kurang 15 cm dan permukaan lantai
Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 (dua) kali dalam setahun,
Pemeriksaan APAR 1
yaitu:
Pasal 11 tahun sekali bersamaan V Pemasangan APAR untuk office Kirana
a. pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan;
dengan Refill
b. pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan;
Tanggal, bulan dan tahun pengisian, harus dicatat pada badan alat pemadam Pencatatan pada tabung
Pasal 22 V Pemasangan APAR untuk office Kirana
api ringan tersebut. APAR
Detektor harus dipasang pada bagian bangunan kecuali apabila bagian
Permintaan sertifikat K3 gedung ke
Pasal 3 bangunan V
Manajemen Building
tersebut telah dilindungi dengan sistem pemadam kebakaran automatik. Sertifikat Proteksi
Buku Himpunan Peraturan Kebakaran Automatik
Per.MenTenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No.
Perundang-undangan K3, Gedung MK & KC
3 Per.02/MEN/1983 tentang Instalasi Kebakaran Gedung
Terhadap instalasi alarm kebakaran automatik harus dilakukan pemeliharaan Balai Hyperkes dan Springkler, Smoke detector, Permintaan sertifikat K3 gedung ke
Automatik Pasal 57 V
dan pengujian berkala secara mingguan, bulanan dan tahunan. Keselamatan kerja Head detector, Flame Manajemen Building
detector
Setiap pesawat angkat dan angkut sebelum dipakai harus diperiksa dan diuji Permintaan sertifikat K3 gedung ke
Pasal 138 V
terlebih dahulu dengan standar uji yang telah ditentukan; Manajemen Building
Pemeriksaan dan pengujian ulang pesawat angkat dan angkut dilaksanakan Buku Himpunan Peraturan Permintaan sertifikat K3 gedung ke
Per.MenTenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Pasal 138 selambat-lambatnya 2 (dua) tahun setelah pengujian pertama dan pemeriksaan Perundang-undangan K3, Sertifikat Lift Gedung MK & V
4 Gedung Manajemen Building
Per.05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat Angkut pengujian ulang selanjutnya dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali; Balai Hyperkes dan KC
Keselamatan kerja
Pemeriksaan dan pengujian dimaksud dalam pasal ini dilakukan oleh Pegawai Permintaan sertifikat K3 gedung ke
Pasal 138 V
Pengawas dan atau Ahli Keselamatan Kerja kecuali di tentukan lain Manajemen Building
Setiap lift sebelum dipakai harus diperiksa dan diuji terlebih dahulu sesuai Permintaan sertifikat K3 gedung ke
Pasal 30 V
dengan standar uji yang telah ditentukan. Manajemen Building
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI no. Buku Himpunan Peraturan
Per.03/MEN/1999 tentang Syarat-Syarat Perundang-undangan K3, Sertifikat Lift Gedung MK &
5 Gedung
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift Untuk Balai Hyperkes dan KC
Pengangkutan Orang dan Barang Keselamatan kerja
EVALUASI PERSYARATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib Buku Himpunan Peraturan Pembentukan P2K3 dan didaftarkan di
Pasal 2 Perundang-undangan K3, V
membentuk P2K3. Kemenaker
Balai Hyperkes dan
Tempat kerja dimaksud ayat (1) ialah: Keselamatan kerja
Pembentukan P2K3 dan didaftarkan di
Pasal 2 a. tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan 100 orang Struktur P2K3 Perusahaan V
Kemenaker
atau lebih;
Permenaker NO. Per. 04/MEN/1987 tentang Panitia
6 Semua
P2K3 serta Tata Cara Penunjukkan Ahli K3 Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya Pembentukan P2K3 dan didaftarkan di
Pasal 3 V
terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Kemenaker
Setiap instalasi penyalur petir dan bagian harus dipelihara agar selalu bekerja Permintaan sertifikat K3 gedung ke
V
dengantepat, aman dan memenuhi syarat; Manajemen Building
Pasal 50
Permintaan sertifikat K3 gedung ke
Instalasi penyalur petir harus diperiksa dan diuji: V
Manajemen Building
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI no. Per-
Pemeriksaan dan pengujian instalasj penyalur petir dilakukan oleh pegawai Sertifikat Peangkal Petir Permintaan sertifikat K3 gedung ke
7 02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Gedung V
pengawas, ahli keselamatan kerja dan atau jasa inspeksi yang ditunjuk; MK & KC Manajemen Building
Penyalur Petir
Buku Himpunan Peraturan
Perundang-undangan K3,
Pasal 51
Pengurus atau pemilik instalasi penyalur petir berkewajiban membantu Balai Hyperkes dan
pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan oleh pegawai Keselamatan kerja Permintaan sertifikat K3 gedung ke
V
pengawas, ahli keselamatan kerja dan atau jasa inspeksi yang ditunjuk Manajemen Building
termasuk penyediaan alat-alat bantu
Lantai, dinding, loteng dan atap harus selalu berada dalam keadaan terpelihara
Pasal 4 V
dan bersih.
Monitoring Lingkungan
Air, sampah atau bahan terbuang yang lain harus selalu dikumpulkan dan Kerja 1 tahun sekali V
dibuang ke tempat-tempat yang rapi. Buku Himpunan Peraturan Pencahayaan min 100 lux
Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964
Perundang-undangan K3, untuk ruangan terus
9 tentang Syarat Kesehatan, kebersihan serta Semua
Pasal 8 Dapur, kamar makan dan alat keperluan makan harus selalu bersih dan rapi. Balai Hyperkes dan dipantau min 1 tahun sekali, V
Penerangan Dalam Tempat Kerja
Keselamatan kerja dan langsung di follow up
jika tidak memenuhi
Tiap-tiap tempat kerja yang dipergunakan waktu malam hari harus selalu standar
Pasal 13 V
menyediakan alat-alat penerangan darurat.
Prosedur Pelaporan
Pelaporan penyakit akibat kerja paling lama 2 x 24 jam setelah penyakit Buku Himpunan Peraturan Kecelakaan dan PAK HSE
Permenaker NO. Per. 01/MEN/1981 Tentang Pasal 3 Perundang-undangan K3, V Hanya berlakuapabila ditemukan kasus
10 didiagnosa. Medical Check Up record, Semua
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja Balai Hyperkes dan penyakit akibat kerja
sejauh ini belum ada
Melakukan tindakan preventif terhadap penyakit akibat kerja, menyediakan Keselamatan kerja
Pasal 4 keluhan PAK V
APD untuk mencegah penyakit akibat kerja.
Pasal 5 Kewajiban dan hak tenaga kerja dalam pencegahan penyakit akibat kerja. V
Pembinaan dan pengawasan pada tenaga kerja yang memiliki kelainan dalam
Pasal 2/11 V
kesehatannya.
Buku Himpunan Peraturan
Peraturan Menakertrans No. 03/Men/1982 Pasal 2/12 Memberikan laporan secara berkala tentang pelayanan kesehatan (pasal 2). Perundang-undangan K3, V
11 Semua
Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja. Balai Hyperkes dan
Pasal 3/1 Hak tenaga kerja untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Keselamatan kerja V
Pengurus wajib memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kemajuan
Pasal 3/2 V
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 4/1a Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilakukan sendiri oleh pengurus. V
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan bekerjasama dengan dokter atau
Pasal 4/1b Prosedur Pemeliharaan V
pelayanan kesehatan lainnya.
Kesehatan HR
Kerjasama dengan perusahaan lain dalam menyelenggarakan pelayanan
Pasal 4/1c V
kesehatan
Pasal 2/1 Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja. V
Petugas P3K di tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1),
ditentukan berdasarkan jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat
Pasal 5/1 V
kerja,dengan rasio sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan
Menteri ini.
Kotak P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b harus
Pasal 10 V
memenuhi persyaratan
Pasal 2/1 Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja V
APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)harus sesuai dengan SNI atau
Pasal 2/2 V
standar yang berlaku
APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha
Pasal 2/3 V
secara cuma-cuma
Pasal 4/1 APD wajib digunakan di tempat kerja di mana: V
EVALUASI PERSYARATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Pasal 4/1 (a) dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas, dst V
dibuat, diolah, dipakai… bahan yang dapat meledak, mudah terbakar, korosif,
Pasal 4/1 (b) V
beracun, menimbulkan infeksi, dst
APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus dibuang
Pasal 8/1 V
dan/atau dimusnahkan.
19
20
21
22
Peraturan Menakertrans No. 11/Men/VI/2005 Pengusaha dapat meminta pekerja/buruh yang diduga menyalahgunakan
Pencegahan Penanggulangan Penyalahgunaan dan Pasal 6/1 narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya untuk melakukan tes dengan
23
Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika, dan Zat biaya ditanggung oleh perusahaan
Adiktif lainnya di Tempat Kerja.
Berdasarkan hasil tes sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dokter yang telah
mendapatkan pelatihan di bidang narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya
Pasal 6/4
dapat menetapkan apakah pekerja/buruh harus mengikuti perawatan dan atau
rehabilitasi.
Peraturan Menakertrans No. 11/Men/VI/2005
Pencegahan Penanggulangan Penyalahgunaan dan
23
Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika, dan Zat
Adiktif lainnya di Tempat Kerja. EVALUASI PERSYARATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
KEPUTUSAN MENTERI
Pasal 2/2b Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan evakuasi. V
Pasal 2/2f Memiliki buku rencana penanggulangan kebakaran di tempat kerja. SOP V
Terdapat tim
Penanggulangan
Pasal 2/4 Buku perencanaan penanggulangan kebakaran memuat antara lain : V
Kebakaran Gedung dan
Sertifikat K3 Gedung
Induction dan Awareness
Pasal 2/4a Informasi sumber potensi bahaya kebakaran dan cara penanggulangannya. Training V
Pasal 2/4b Jenis, cara pemeliharaan dan penggunaan sarana kebakaran di tempat kerja. V
Tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran sedang II dan sedang III dan
Pasal 6/3b V
berat, sekurang-kurangnya 1 orang untuk setiap unit kerja.
EVALUASI PERSYARATAN PERATURAN
Terdapat tim ASPEK HSE LAINNYA
Penanggulangan
Kebakaran Gedung dan
Sertifikat K3 Gedung
Pasal 6 MSDS dan label harus di tempat yang mudah diketahui oleh tenaga kerja. V
Kriteria bahan kimia berbahaya (bahan beracun, bahan sangat beracun, cairan
Pasal 9 mudah terbakar, gas mudah terbakar, bahan mudah meledak, bahan reaktif, V
bahan oksidator).
Kriteria bahan beracun dan sangat beracun ditetapkan dngan sifat kimia, sifat
Pasal 10 V
fisika dan toksik.
Pasal 11 Kriteria cairan sangat mudah terbakar ditetapkan dengan sifat kimia, sifat fisika. V
Perusahaan yang menggunakan bahan kimia berbahaya lebih kecil atau sama
Pasal 15/2 dengan NAK (pasal 14) dikategorikan perusahaan yang mempunyai potensi V
bahaya menengah.
Setiap teknisi yang diserahi tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaan
pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan, pemeriksaan, pengujian dan
Kep Men 311 BW 2002 tentang Kompetensi AK3
8 Pertama perbaikan instalasi listrik harus memenuhi syarat kompetensi keselamatan dan
Listrik
kesehatan kerja listrik yang dibuktikan dengan sertifikat dan lisensi
keselamatan dan kesehatan kerja listrik.
Pasal 5/5: Pembinaan dan pengawasan perlengkapan kesehatan kerja. Buku Himpunan Peraturan V
Kepmen No. Kep. 147/MEN/1998 tentang Pemanfaatan Pelayanan
Perundang-undangan K3,
9 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan bagi Program Kesehatan bagi Program Semua
Balai Hyperkes dan
Jamsostek Jamsostek
Pasal 5/6 Pencegahan dan pengobatan penyakit umum dan penyakit akibat kerja. Keselamatan kerja V
Pasal 5/10: Rehabilitasi akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja (pasal 2). V
Pembinaan dan pengawasan pada tenaga kerja yang memiliki kelainan dalam
Pasal 5/11 V
kesehatannya.
Pasal 5/12: Memberikan laporan secara berkala tentang pelayanan kesehatan (pasal 2). V
PERATURAN GUBERNUR
(1) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja, wajib melarang kepada
V
staf dan/atau pegawainya untuk tidak merokok di tempat kerja
PERATURAN DAERAH
Pasal 8 (1) Setiap bangunan gedung wajib dilengkapi dengan sarana penyelamatan jiwa V
Perda DKI No 8 Tahun 2008 tentang Pencegahan
1
dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Sarana penyelamatan jiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
Pasal 8 (2/a) V
sarana jalan keluar
Tangga Darurat Gedung
Pasal 8 (2/b) Pencahayaan darurat tanda jalan ke luar; V
Pasal 8 (2/c) Petunjuk arah jalan ke luar V
Pasal 8 (2/d) Komunikasi darurat V
EVALUASI PERSYARATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Perda DKI No 8 Tahun 2008 tentang Pencegahan
1
dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran
NAMA DAN JUDUL PERATURAN Status %
ISI PERATURAN Sumber Kondisi Aktual Aktivitas Terkait Tindakan Koreksi PIC
UNDANG-UNDANG OK NOK NA
Sertifikat K3 Gedung,
Pasal 8 (2/e) Pengendali asap V
APAR
Tempat berkumpul
Pasal 8 (2/f) Tempat berhimpun sementara V
sementara
Pasal 8 (2/g) Tempat evakuasi V
Sarana penyelamatan jiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus selalu
Pasal 8 (4) dalam V
kondisi baik
Tempat dan siap
berhimpun pakai. sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf f harus
sementara
memenuhi persyaratan dan dapat disediakan pada suatu lantai pada bangunan
Pasal 8 (7) V
yang
karena ketinggiannya menuntut lebih dari satu tempat berhimpun sementara.
Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-0232-2005
2 Nilai Ambang Batas (NAB) Zat Kimia di Udara V
Tempat Kerja.
PERATURAN LAIN V
Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-0232-2005
1 Nilai Ambang Batas (NAB) Zat Kimia di Udara Lampiran NAB V
Tempat Kerja.
ATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Batas Waktu
ATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Batas Waktu
ATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Batas Waktu
ATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Batas Waktu
ATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Batas Waktu
ATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Batas Waktu
ATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Batas Waktu
ATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Batas Waktu
ATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Batas Waktu
ATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Batas Waktu
ATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Batas Waktu
ATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Batas Waktu
ATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Batas Waktu
ATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Batas Waktu
ATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Batas Waktu
ATAN PERATURAN ASPEK HSE LAINNYA
Batas Waktu