Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“GANGGUAN KESEHATAN KEGANASAN REPRODUKSI ”

Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas II


Dosen Koordinator : Ns. Desy Ayu Wardani, M.Kep., Sp.Kep.Mat

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 20

1) Moh.Arif (1807707701)

2) Nurul Hidayah (1808008001)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS

WIYATA HUSADA SAMARINDA

TAHUN 2020
HALAMAN PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MATERNITAS II

“GANGGUAN KESEHATAN KEGANASAN REPRODUKSI”

Di Susun Oleh :

Kelompok 20

NAMA NIM

Moh.Arif (1807707701)

Nurul Hidayah (1808008001)

Telah disetujui oleh dosen koordinator dan dosen pembimbing

Pada Tanggal ........ .................................. 2020

SUSUNAN DOSEN KOORDINATOR DAN PEMBIMBING

Dosen Koordinator dan Pembimbing


MATERNITAS II

Ns. DesyAyuWardani, M.Kep., Sp.Kep.Mat

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Gangguan kesehatan keganasan reproduksi


Sub Pokok Bahasan : Mengenal dan penanganan kanker serviks

Sasaran : 1. Perempuan yang sudah menjalani hubungan seksual secara


aktif

2. Perempuan yang menginjak menopause

Hari/Tanggal : Senin / 25 Juni 2020

Waktu : 09.00-10.30 WITA

Tempat : Balai Desa kelurahan air hitam,Samarinda ulu

Penyuluh : 1) Moh.Arif

2) Nurul Hidayah

A. Fenomena
Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami oleh
kaum wanita di dunia, khususnya wanita dinegara bekembang. Berdasarkan
Rilis WHO (World Health Organization) tahun 2014, menyatakan kanker
serviks berada pada peringkat kedua dibawah kanker payudara. Jumlah kasus
baru yang ditemukan di seluruh dunia sebanyak 528.000 kasus pada tahun
2012. Sebagian besar atau 85% kejadian terjadi di negara berkembang. Untuk
wilayah South East Asia Region (SEARO) sendiri, angka kejadian kanker
serviks sebesar 175 per 1.000 penduduk. (IARC, 2012;WHO, 2014;
Kemenkes RI, 2015). Data dari Globacan (2012) yang mengatakan bahwa di
Indonesia peringkat kedua kanker yang di idap oleh wanita di Indonesia
adalah kanker serviks, dengan angka insiden 20.928 kasus atau 17 per
100.000 wanita. Dimana angka kejadian tersebut berada diatas rata-rata angka
kejadian di dunia bahkan di Asia Tenggara. Sedangkan angka kematiannya
sebesar 10 per 100.000 wanita. Data di atas menggambarkan bahwa angka
kejadian, kesakitan maupun kematian cukup tinggi, sehingga diperlukan
penanganan yang lebih awal dan serius untuk menanggulangi hal ini
(Globacan, 2012; ICO, 2014).
Tingginya kejadian kanker serviks pada perempuan, disebabkan oleh
adanya infeksi Human Papillomavirus (HVP) tipe 16 dan 18. Virus ini
bersifat kronis, artinya dapat membentuk kanker setelah 10 hingga 20 tahun.
Selain faktor penyebab langsung kanker serviks, ada beberapa faktor yang
dinilai sebagai kofaktor atau faktor yang mempermudah terjadinya kanker
serviks, antara lain melakukan aktifitas seksual pada wanita usia muda
(dibawah 20 tahun), sering melakukan aktifitas seksual dengan pasangan
yang berbeda (multiple partner), riwayat infeksi pada daerah kelamin atau
radang panggul, wanita perokok aktif dan status sosial ekonomi yang rendah.
(Depkes, 2009; Kemenkes RI, 2010). Pencegahan sekunder menurut Depkes
RI (2009) berlaku dua cara deteksi dini berupa pap smear dan juga IVA tes.
Penggunaan pemerikasaan sitologi untuk mendeteksi kanker serviks atau
disebut pap smear, dan pemeriksaan ini menjadi standar dalam pencegahan
dini kanker serviks. Tingkat sensitifitas pap smear sebesar 55% dan
spesifisitasnya 90%. Berbeda Sedangkan IVA tes merupakan pemeriksan
langsung bukan pemeriksaan sitologi seperti pap smear. Cara yang dilakukan
dalam pemeriksaan ini dengan mengoleskan asam asetat 3-5% di permukaan
portio. Hasil pemeriksaan akan mendeteksi kanker serviks jika terdapat
gambaran acetowhite (bercak putih) yang kasat mata. Dimana angka
spesifisitas IVA adalah 99,8% dan sensivitasnya adalah 90,9% (Hanafi, dkk,
2003;Wiyono, dkk, 2008; Tilusari,2014; Susilowati 2014). Perilaku deteksi
dini kanker serviks pada perempuan di Indonesia masih sangat rendah,
diperkirakan hanya sebesar 5% dengan pap smear dan juga IVA tes padahal
target cakupan deteksi dini kanker serviks pemerintah Indonesia yaitu 85%
dari seluruh perempuan di Indonesia (Damailia, 2014).
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa angka kejadian kanker serviks
dan tingkat kematian akibat kanker serviks dapat diturunkan melalui deteksi
dini lesi prakanker. Salah satu faktor yang berhubungan dengan perilaku
deteksi dini terhadap kanker serviks adalah pendidikan. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Ningrum (2012) di Kabupaten Banyumas menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu
dengan perilaku ibu untuk mengikuti deteksi dini kanker serviks (p value
0,001). Begitu juga dengan Taherian (2002) dalam penelitiannya di Iran yang
menyatakan bahwa ibu dengan tingkat pendidikan yang rendah mempunyai
peluang menderita kanker serviks sebesar 2 kali lebih besar. Hal ini
disebabkan ibu dengan pendidikan rendah berhubunggan dengan tingkat
pengetahuannya dan kesadarannya akan pentingnya kesehatan.Kebutuhan
serta peran gizi bagi tubuh manusia berbeda-beda. Hal itu tergantung dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang diantaranya adalah karena faktor
usia, jenis kelamin, pekerjaan atau status dalam masyarakat, dan hal lain yang
mempengaruhi kegiatan dan sirkulasi serta proses metabolisme dalam tubuh
maupun proses pembuangannya.
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta
mengerti dan memahami tentang Pengenalan kanker serviks
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta atau ibu rumah
tangga dikelurahan air hitam samarinda :
a. Mampu memahami tentang pengertian kanker serviks
b. Mampu memahami penyebab kanker serviks
c. Mampu memahami tanda dan gejala kanker serviks
d. Mampu memahami pencegahan kanker serviks
e. Mampu memahami penanganan kanker serviks
C. Materi
1. Pengertian Kanker serviks
Kanker serviks atau yang dikenal juga dengan kanker leher rahim.
Jenis kanker ini menyerang daerah leher rahim yang merupakan pintu
masuk kearah rahim yang letaknya diantara rahim (uterus) dengan liang
senggama perempuan (vagina)(Arini, 2015).
Kanker leher rahim atau yang disebut juga kanker serviks adalah jenis
kanker yang 99,7% disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) yang
menyerang bagian serviks atau leher rahim(Irianto, 2015).
Kanker serviks atau yang lebih dikenal dengan kanker leher rahim
merupakan jenis tumor ganas yang menyerang lapisan permukaan (epitel)
dari leher rahim atau mulut rahim (Savitri, 2015).

2. Penyebab Kanker Serviks


Infeksi Human Papiloma Virus/HPV atau virus Papiloma Manusia
biasa terjadi pada perempuan usia subur. HPV ditularkan melalui
hubungan seksual dan ditemukan pada 95% kasus kanker leher rahim.
Infeksi HPV dapat menetap dan berkembang menjadi displasia atau
sembuh secara sempurna. Ada ratusan tipe HPV yang digolongkan
menjadi dua, yaitu HPV risiko tinggi (onkogenik), yang utamanya tipe
16, 18, dan 31, 33, 45, 52, 58; dan HPV risiko rendah (non onkogenik)
yaitu HPV tipe 6, 11, 32, dan sebagainya. Tipe 16 dan 18 sebagai
penyebab kanker serviks. Proses terjadinya kanker leher rahim
berhubungan erat degan proses metaplasia. Masuknya mutagen (bahan-
bahan yang dapat mengubah perangai sel secara genetik) pada saat fase
aktif metaplasia dapat berubah menjadi sel yang berpotensi ganas.
Perubahan ini biasanya terjadi di zona transformasi. Sel yang mengalami
mutasi disebut sel displastik dan kelainan epitelnya disebut displasia
(Neoplasia Intra-epitrl Serviks/NIS). Perkembangan kanker leher rahim
dimulai dari displasia (ringan, sedang dan berat). Lesi displasia sering
disebut “lesi pra-kanker”, yaitu kelainan pertumbuhan sel yang
perkembangannya sangat lamban. Displasia kemudian berkembang
menjadi karsinoma in-situ (kanker yang belum menyebar), dan akhirnya
menjadi karsinoma invasif (kanker yang dapat menyebar). Perkembangan
dari displasia menjadi kanker membutuhkan waktu bertahun-tahun (7-15
tahun).

3. Tanda dan Gejala Kanker Serviks


Kanker leher rahim pada staduim dini sering tidak menunjukkan
gejala atau tanda-tanda yang khas, bahkan kadang-kadang tidak ada gejala
sama sekali. Gejala yang mungkin timbul antara lain:
a. Nyeri pada saat sanggama dan pendarahan sesudah sanggama;
b. Keluar keputihan atau cairan encer dari vagina;
c. Pendarahan sesudah mati haid;
d. Pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuning-kuningan, berbau
dan dapat bercampur dengan darah.
Apabila gejala-gejala tersebut sudah muncul, biasanya kanker sudah
dalam stadium lanjut. Untuk itu perlu segera diperiksakan ke dokter
karena makin dini penyakit didiagnosis dan diobati, makin besar
kemungkinan untuk disembuhkan.

4. Pencegahan Kanker Serviks


Strategi dalam pencegahan kanker serviks adalah dengan
melakukan pencegahan primer seperti mencegah faktor resiko terjadinya
kanker serviks dan vaksinasi, dilanjutkan dengan melakukan pencegahan
sekunder. Pencegahan sekunder dengan melakukan skrining pap smear
mampu mendeteksi perubahan pada serviks secara dini sebelum
berkembang menjadi kanker sehingga dapat disembuhkan dengan segera
(Andrijono, 2009). Menurut penelitian yang dilakukan Kamaliah (2012)
didapatkan hasil bahwa pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan tradisi
wanita usia subur berpengaruh terhadap pemeriksaan pap smear dan
pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini kanker serviks.

5. Penanganan Kanker Serviks


Penanganan kanker serviks secara medis melalui operasi,
kemoterapi dan radioterapi. Selain penanganan secara medis, banyak
bahan alam di sekitar lingkungan dapat digunakan untuk terapi alternatif
pendamping pengobatan kanker serviks seperti yang disampaikan oleh
Novena Yety Lindawati. Pada sesi ini juga disampaikan beberapa bahan
alam seperti rebusan sarang semut (Mymrmecodia pendans) dari Papua
terbukti mengandung senyawa polifenol, antioksidan, dan antikanker yang
mampu menghambat persebaran dari kanker serviks. Kunir putih
(Curcuma zeodaria) kaya akan antioksidan dan minyak atsiri sebagai anti
kanker. Kandungan Ribozome Inactivating Protein memiliki bersifat
sitotoksik pada sel kanker. Hati-hati dalam pemilihan rimpang kunir
putih, karena berwarna putih seperti kunir mangga, dianjurkan untuk
memilih kunir putih dengan ciri rimpang bergerombol bulat-bulat kecil
pada emponnya, warna rimpang putih dan tidak beraroma mangga. Cara
konsumsi mudah perasan dari 10 gram kunir dicampur madu dan
diminum 2 kali dalam sehari. Ibu Novena juga menyampaikan adanya sup
dari 5 sayur untuk pengobatan kanker, dalam hal ini 5 sayuran yang
berasal dari dalam negeri yang jika dikombinasi bisa digunakan untuk
terapi kanker serviks yaitu ramuan daun belimbing, daun pepaya, daun
cermai muda, daun bayam merah dan wortel yang diblender semua hingga
lembut lalu ditambahankan air hangat kedalamnya dan diperas. Minum
ramuan ini bersama dengan madu sehari sekali. Catharantus roseus yang
dikenal dengan nama tapak dara, daunnya mengandung vinkristin dan
vinblastin yang aktif menghambat perkembangan kanker tanpa merusak
sel normal lainnya. Sebanyak 22 lembar daun tapak dara direbus bersama
dengan kayu pulosari serta buah adas dalam 300 ml air hingga
setengahnya, ramuan dikonsumsi rutin dalam kurun waktu 1 bulan. Madu
dapat digunakan sebagai pemanis jika terasa pahit. Penggunaan daun
tapak dara ini harus sangat hati-hati.

D. Metode
Metode yang digunakan adalah kelompok :
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi

E. Media
1. Media cetak (Leaflet)
F. Strategi pelaksanaan

Tahap Kegiatan penyuluh Kegiatan Peserta Media


Kegiatan dan
metode
Pembukaan 1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam Ceramah
(5 menit) mengucapkan salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri keterangan
penyaji
3. Menjelaskan tujuan dan
3. Menjawab
manfaat dari penyuluhan pertanyaan
4. Menyebutkan materi yang tentang
akan disampaikan pengetahuan
5. Menggali pengetahuan mengenai materi
peserta tentang materi yang yang diketahui
akan disampaikan
(reinforcement) dengan cara
mengajukan pertanyaan
Penyajian 1. Memberikan penjelasan 1. Memperhatikan Ceramah,
(30 menit) tentang penjelasan yang tanya
a. a. Pengertian kanker disampaikan jawab,
serviks penyaji diskusi
b. Penyebab kanker 2. Memberi
serviks pertanyaan yang
c. Tanda dan gejala belum dapat
kanker serviks dimengerti
d. Pencegahan kanker
serviks
e. Penanganan kanker
serviks
2. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
peserta dengan tepat dan
mudah dimengerti
Penutup 1. Memberi kesimpulan 1. Memperhatikan Ceramah
(5 menit) 2. Menutup pertemuan dan 2. Menjawab salam
memberikan salam penutup
G. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Kesiapan media : Proyektor/LCD dan leaflet
b. Penentuan waktu : 09.00-10.30
c. Penentuan tempat :Balai Desa Kel.Air
hitam,Samarinda
d. Penentuan struktur panitia
No Nama Tugas

1 Moh.arif MC
2 Nurul hidayah Moderator
3 Rina novianti Notulasi
4 Parel masing Pemateri

2. Evaluasi Proses
a. Peserta berperan aktif selama kegiatan berlangsung dengan antusias
memberikan pertanyaan
b. Minimal 60% dari peserta Perempuan yang sudah menjalani hubungan
seksual secara aktif dan Perempuan yang menginjak menopause yang
hadir mengikuti acara penyuluhan sampai selesai
3. Evaluasi Hasil
a. Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan peserta mampu :
1. Memahami tentang pengertian kanker serviks
2. Memahami penyebab kanker serviks
3. Memahami tanda dan gejala kanker serviks
4. Memahami pencegahan kanker serviks
5. Memahami penanganan kanker serviks
b. Peserta mampu bertanya dan menjawab pertanyaan dari TIM
mengenai Kanker Serviks
1. Apa itu kanker serviks?
2. Bagaimana tanda dan gejala kanker serviks?
3. Bagiamana cara penanganan kanker serviks?
6.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyaroh ,Noveri.2020.Upaya preventif permasalahan kesehatan reproduksi
perempuan lapas.Majalah Ilmiah sultan Agung 49(123),71-84

Putu Candra Dewi,Ni.2019.Hubungan motivasi dengan tindakan pencegahan


kanker servikssiswa kelas X SMA Negeri 5 Denpasar wilayah
kerja puskesmas I Denpasar selatan.Politeknik kesehatan
Denpasar

Septi Arimurti, Ikada ., Kusumawati ,Nurfitri., Haryant ,Sri . 2020. Hubungan


pendidikan dengan perilaku deteksi dini kanker serviks pada
wanita di kelurahan kebon kalapa bogor. Edu Dharma Journal,
Vol 4 No 1

Yety Lindawati, Novena, Murtisiwi ,Lusia, Aisyah Rahmania, Tesia .


2020.Edukasi dan Workshop Pemanfaatan Herbal Untuk Kanker
Serviks Pada Ibu-Ibu PKK di Desa Laban, Mojolaban,
Sukoharjo . Jurnal Surya Masyarakat Vol. 2 No. 2, Mei 2020,
Hal. 110-114

Anda mungkin juga menyukai