Anda di halaman 1dari 1

Dalam konteks filsafat pendidikan, Rekonstruksionisme adalah merombak tata

susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan agar dapat mengatur
tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya. Maka, proses
dan lembaga pendidikan dalam pandangan rekonstruksionisme perlu merombak tata
susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang baru untuk tujuan
tersebut diperlukan kerja sama antara manusia (Jalaluddin, 2010:119)

pula dari kalangan intelektual muslim, Muhammad Iqbal (w. 1938) dalam hal
ini mengungkapkan, bahwa perubahan mendasar dalam pendidikan merupakan suatu
kebutuhan yang meliputi keseluruhan sistem pendidikan guna untuk
membentuk  pandangan baru yang sesuai dengan kebutuhan zaman. 
Menciptakan masyarakat baru melalui rekonstruksi pendidikan merupakan suatu
keharusan.

George Counts dan Harold Rugg sebagai tokoh penggerak aliran rekonstruksionisme
yang di peloporiJohn Dewey bermaksud ingin membangun masyarakat baru yang
dipandang pantas dan adil

John Hendrik, bahwa rekonstrusionis merupakan reformasi 
sosial yang menghendaki budaya modern para pendidik. Rekonstrusionisme
memandang kurikulum sebagai problem sentral dimana pendidikan harus menjawab
pertanyaan beranikah sekolah membangun suatu orde sosial yang baru. Sehingga
tujuan utama dan tertinggi hanya dapat diraih melalui kerjasama antar bangsa tanpa
membeda-bedakan warna kulit, nasionalitas, dan kepercayaan supaya peningkatan
kesejahteraan dan kemakmuran di tatanan sosial masyarakat akan terwujud.

Anda mungkin juga menyukai