Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

IMUNISASI

Di Susun Oleh :
RAUDIYAH KUSNADI (2018.03.023)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2020
IMUNISASI

A. Definisi

Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan kepada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti bodi untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu (Hidayat,2010).
Imunisasi adalah pemberian satu atau lebih anti gen yang infeksius pada seorang
individu untuk merangsang system imun dan memproduksi anti bodi yang akan
mencegah infeksi (Schwartz,2014)
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi seseorang.Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti
kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan
atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain
diperlukan imunisasi lainnya (Umar,2016)

B. TUJUAN

Secara umum tujuan imunisasi antara lain: (Atikah, 2010, p5)


- Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap
penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat
mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.
- Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular
- Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
- Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka kesakitan) dan Mortalitas (angka
kematian) pada balita

C. MANFAAT IMUNISASI

1. Menghindarkan bayi dari serangan penyakit.


Dengan memberikan imunisasi pada anak sejak dini diharapkan kesehatan anak akan
tetap terjaga hingga anak tumbuh menjadi lebih aktif dan juga dewasa.
2. Memperkecil kemungkinan terjadinya penyakit menular.
Memberikan imunisasi pada anak sejak dini berarti telah menambah jumlah anak yang
memiliki kekebalan tubuh yang tinggi terhadap serangan penyakit.
3. Meningkatkan kesehatan nasional.
Manfaat imunisasi bagi anak dan bayi selain dapat menghindarkan dari penyakit
menular juga dapat meningkatkan kesehatan anak dalam taraf nasional. Sehingga
anak-anak akan merasa aman karena terbebas dari penyakit-penyakit berbahaya yang
bisa menular.

D. SASARAN IMUNISASI

Sasaran imunisasi untuk anak-anak adalah:


 Semua anak di bawah usia 1 tahun
 Anak-anak lain yang belummendapa timunisasi lengkap
 Anak usia sekolah (imunisasi booster/ ulangan)
 Calon pengantin dan ibu hamil untuk imunisasi TT.

E. JENIS IMUNISASI

Imunisasi sebagai salah satu cara untuk menjadikan kebal pada bayi dan anak dari
berbagai penyakit, diharapkan bayi atau anak tetap tumbuh dalam keadaan sehat. Pada
dasarnya dalam tubuh sudah memiliki pertahanan secara sendiri agar berbagai kuman
yang masuk dapat dicegah, pertahan tubuh tersebut meliputi pertahanan nonspesifik dan
pertahanan spesifik, proses mekanisme pertahanan dalam tubuh pertama kali adalah
pertahanan nonspesifik seperti complemen dan makrofag dimana complemen dan
makrofag ini yang pertama kali a3kan memberikan peran ketika ada kuman yang masuk
ke dalam tubuh. Setelah itu maka kuman harus melawan pertahanan tubuh yang kedua
yaitu pertahanan tubuh spesifik terdiri dari system humoral dan seluler. System
pertahanan tersebut hanya bereaksi terhadap kuman yang mirip dengan bentuknya.
System pertahanan humoral akan menghasilkan zat yang disebut imonuglobulin (IgA,
IgM, IgG, IgE, IgD) dan system pertahanan seluler terdiri dari limfosit B dan limfosit T,
dalam pertahanan spesifik selanjutnya akan menghasilkan satu sel yang disebut sel
memori, sel ini akan berguna atau sangat cepat dalam bereaksi apabila sudah pernah
masuk ke dalam tubuh, kondisi ini yang digunakan dalam prinsip imunisasi. Berdasarkan
proses tersebut diatas maka imunisasi dibagi menjadi dua yaitu imunisasi aktif dan
imunisasi pasif.

1. Imunisasi aktif

Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu
proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imonologi spesifik yang
menghasilkan respons seluler dan humoral serta sel memori, sehingga apabila benar-
benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons. Dalam imunisasi aktif
terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain :

a. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba
guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli sakarida, toksoid atau
virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.
b. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.
c. Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menhindari tubuhnya
mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.
d. Adjuvant yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk meningkatkan
imonogenitas antigen.

2. Imunisasi pasif

Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan


melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang
yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk di dalam tubuh
yang terinfeksi. Dalam pemberian imunisasi pada anak dapat dilakukan dengan
beberapa imunisasi yang dianjurkan diantaranya:

a. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit


diphteri. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman
diphteri yang telah dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih dapat
merangsang pembentukan zat anti (Toxoid). Frekuensi pemberian imunisasi DPT
adalah 3 kali dengan maksud pemberian pertama zat anti terbentuk masih sangat
sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan mengaktifkan organ – organ tubuh
membuat zat anti, kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Waktu
pemberian imunisasi DPT antara umur 2 – 11 bulan dengan interval 4 minggu.
Cara pemberian imunisasi DPT melalui intramuscular. Efek samping pada DPT
mempunyai efek ringan dan efek berat, efek ringan seperti pembengkakan dan
nyeri pada tempat penyuntikan, demam sedangkan efek berat dapat menangis
hebat kesakitan kurang lebih 4 jam, kesadaran menurun, terjadi kejang,
enchefalopati, dan syok.

b. Imunisasi Polio

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit


poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan
vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi Polio
adalah 4 kali. Waktu pemberian imunisasi Polio antara umur 0 – 11 bulan dengan
interval 4 minggu. Cara pemberian imunisasi Polio melalui oral.

c. Imunisasi Hepatitis B

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya hepatitis yang


kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi
hepatitis 3 kali. Waktu pemberian imunisasi hepatitis B pada umur 0 – 11 bulan.
Cara pemberian imunisasi hepatitis ini adalah intramuscular.

tahun.

d. Imunisasi HiB (Haemophilus influenza tipe B)

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit


influenza tipe B. Vaksin ini adalah bentuk polisakarida murbi (PRP: Purified
Capsular Polysacharide) kuman H. Influenza tipe B antigen dalam vaksin tersebut
dapat dikonjugasi dengan protein – protein lain seperti Toxoid tetanus (PRP – T),
Toxoid diphteri (PRP – D atau PRP – CR 50), atau dengan kuman
monongokokus. Pada pemberian imunisasi awal dengan PRP – T dilakukan
dengan 3 suntikan dengan interval 2 bulan kemudian vaksin PRP – OMPC
dilakukan dengan 2 suntikan dengan interval 2 bulan, kemudian boosternya dapat
diberkan pada usia 18 bulan.

F. CARA DAN WAKTU PEMBERIAAN IMUNISASI

Berikut ini adalah cara pemberiaan dan waktu yang tepat untuk pemberian
imunisasi. Cara Pemberiaan Imunisasi Dasar. (Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi
di Indonesia, DepKes 2000, hlm. 40)

Dosis Selang Umur Cara Pemberian


Pemberian
Vaksin Waktu Pemberiaa
Imunisasi
Pemberiaan n

0,05 Intrakutan tepat di


BCG 1 kali cc 0-11 bulan insersio muskulus
deltoideus kanan.

DPT 3 kali 0,5 cc 4 minggu 2-11 bulan Intramuskular.

2tetes Di teteskan ke
Polio 4 kali 4 minggu 0-11 bulan
mulut.

0,5 cc Subkutan,
Campak 1 kali 4 minggu 9-11 bulan biasanya di lengan
kiri atas.

Hepatitis 0,5 cc Intrmuskular pada


3 kali 4 minggu 0-11 bulan
B paha bagian luar.

TT 3 kali 0,5 cc Intramuskulus

G. PEMBERIAN IMUNISASI

Apapun imunisasi yang diberikan, ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan perawat, yaitu sebagai berikut.

1. Orang tua anak harus ditanyakan aspek berikut.


a. Status kesehatan anak saat ini, apakah dalam kondisi sehat atau sakit,
b. Pengalaman/reaksi terhadap imunisasi yang pernah didapat sebelumnya,
c. Penyakit yang dialami di masa lalu dan sekarang.
2. Orang tua harus mengerti tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I) terlebih dahulu sebelum menerima imunisasi
(informed consent). Pengertian mencakup jenis imunisasi, alasan diimunisasi,
manfaat imunisasi, dan efek sampingnya.
3. Catatan imunisasi yang lalu (apabila sudah pernah mendapat imunisasi sebelumnya),
pentingnya menjaga kesehatan melalui tindakan imunisasi.
4. Pendidikan kesehatan untuk orang tua. Pemberian imunisasi pada anak harus didasari
pada adanya pemahaman yang baik dari orang tua tentang imunisasi sebagai upaya
pencegahan penyakit. Pada akhirnya diharapkan adanya kesadaran orang tua untuk
memelihara kesehatan anak sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
5. Kontraindikasi pemberiaan imunisasi. Ada beberapa kondisi yang menjadi
pertimbangan untuk tidak memberikan imunisasi pada anak, yaitu:
a. Flu berat atau panas tinggi dengan penyebab yang serius
b. Perubahan pada system imun yang tidak dapat member vaksin virus hidup
c. Sedang dalam pemberian obat-obat yang menekan system imun, seperti
sitostatika, transfuse darah, dan imonoglobulin
d. Riwayat alergi terhadap alergi terhadap pemberian vaksin sebelumnya seperti
pertusis.

H. SKRINING DAN PENGAWASAN TUMBUH KEMBANG

Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas kesadaran


social, emosional, intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga di bentuk pada masa dini
sehingga setiap kelainan/penyimpanan sekeci lapapun, apabila tidak ditangani dengan
baik akan mengurangi kualitas perkembangan.
 Untuk pertumbuhan anak dengan pengukuran BB dan TB menggunakan Kartu
Menuju Sehat (KMS).
 Untuk mengetahui ada atau tidak adanya hambatan, gangguan atau masalah dalam
perkembangan anak menggunakan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan )
 Untuk perkembangan anak dengan menggunakan DDST (Denver Development
Screening Test).
Franken bung (1901) melalui DDST (Denver Development Sreening Test),
mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan
anak balita meliputi:
1. Personal Sosial (kepribadian/tingkahlaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan
berinteraksi dengan lingkungan .
2. Fine Motor Adaptive (Gerakanmotorikhalus)
Askep yang berhubungan dengan kemampuan anak mengatasi sesuatu ,melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuhnya saja dan dilakukan otak kecil,
terdapat memerlukan koordinasi yang cermat misalnya kemampuannya.
3. Language (Bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara mengikuti perintah dan
berbicara spontan.
4. Gross Motor (perkembangan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan menggerakkan tubuh dan sikap tubuh.
Beberapa milestone pokok yang harus diketahui dalam mengetahui, tanpa
perkembangan seseorang anak (milestone perkembangan anak adalah tingkat
perkembangan yang harus di capai anak pada umur tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.Aziz Alimul.2010.Pengantar ilmu Kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan.


Jakarta : Salemba Medika
Hinchliff, Sue. 2011. Kamus Keperawatan. Jakarta : EGC
Schwartz, M.William. 2014. Clinical Handbook of Pediatrics. Jakarta : EGC
Supartini, Yupi. 2014. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta :EGC
Umar, 2016. Imunisasi Mengapa Perlu ?.Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara
Wahab,samik. 2010. Ilmu kesehatan anak vol. 2. Jakarta : EGC
Nanda International. 2010. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai