Anda di halaman 1dari 5

Ayu Indah Rachmawati , Ratna Dewi Puspitasari dan Eka Cania | Faktor-faktor yang Memengaruhi Kelengkapan Kunjungan Antenatal

Care
(ANC) Ibu Hamil

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil


Ayu Indah Rachmawati1, Ratna Dewi Puspitasari2, Eka Cania3
1
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
3
Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga dan Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas
Lampung

Abstrak
Angka Kematian Ibu (AKI) digunakan sebagai indikator secara global untuk mengukur keberhasilan upaya kesehatan ibu di
suatu negara atau wilayah. AKI di Indonesia adalah 305 kematian per 100.000 kelahiran hidup dan masih belum mencapai
target yang telah ditentukan, yaitu 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Komplikasi kehamilan dan persalinan sebagai
penyebab kematian ibu tersebut dapat dicegah dengan melakukan kunjungan antenatal care (ANC) secara teratur.
Antenatal care merupakan pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil.
Pelayanan tersebut dapat diberikan oleh dokter, bidan, perawat dan tenaga medis lain yang terlatih dan profesional.
Pemerintah Indonesia membuat kebijakan program pelayanan antenatal terpadu yang berkualitas dan berkuantitas yaitu
pelayanan antenatal harus menerapkan standar pelayanan “7T” dengan frekuensi kunjungan minimal 4 kali selama masa
kehamilan. Pelayanan antenatal juga dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada ibu hamil dan keluarganya
untuk melakukan penanganan yang tepat serta segera memeriksakan kehamilannya apabila terdapat tanda-tanda bahaya
selama kehamilan. Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC terbagi
menjadi faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Faktor predisposisi terdiri dari faktor usia, tingkat
pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan, dan sikap ibu hamil. Faktor pemungkin meliputi dari faktor jarak tempat
tinggal, penghasilan keluarga, serta sarana media informasi yang ada. Sedangkan, yang termasuk faktor penguat adalah
dukungan suami, dukungan keluarga, dan sikap serta dukungan dari petugas kesehatan.

Kata Kunci: angka kematian ibu, antenatal care, ibu hamil

Factors Affecting The Antenatal Care (ANC) Visits on Pregnant Women


Abstract
Maternal Mortality (MMR) is used as a global indicator to measure maternal health outcomes in a country or a region.
MMR in Indonesia is 305 deaths per 100,000 live births and still have not reached a predetermined target of 102 deaths per
100,000 live births. Complications of pregnancy and childbirth as the cause of maternal death can be prevented by
antenatal care (ANC) visits. Antenatal care is a comprehensive health care given to all pregnant women. These services can
be provided by doctors, midwives, nurses and other medics that have professional skills. Indonesian government
establishes policy that antenatal care services must be in high quantity and quality, so the antenatal care must apply "7T"
service standard with at least have 4 times visits during pregnancy. Antenatal care can also be used to provide information
for pregnant women and families to do proper exercises and immediately check their pregnancy, in case there are signs of
danger during the pregnancy. Factors influencing pregnant women's health behavior during ANC visits are divided into
predisposing factors, enabling factors and reinforcing factors. Predisposing factors consist of age, level of education,
occupation, the number of parity, knowledge, and attitude of pregnant mother. Enabling factors consist of distance, family
income, and availibity of information in media. And reinforcing factors includes the support from the husband, the family,
and the health workers.

Keyword: antenatal care, maternal mortality, pregnant women

Korespondensi: Ayu Indah Rachmawati, alamat Jl. Soemantri Brojonegoro Gg. Arbenta, Gd. Meneng, Rajabasa, Bandar
Lampung, Lampung, HP 085609540098, e-mail ayuindhr8@gmail.com

Pendahuluan

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah mengukur keberhasilan upaya kesehatan ibu di
kematian ibu selama masa kehamilan, suatu negara atau wilayah.1,2 Di Indonesia,
persalinan dan nifas yang disebabkan oleh terdapat hampir 20.000 kejadian kematian ibu
kehamilan, persalinan, dan nifas atau akibat komplikasi pada saat hamil maupun
pengelolaannya tetapi bukan karena sebab- melahirkan setiap tahunnya.3 Berdasarkan data
sebab lain seperti kecelakaan dan terjatuh, di Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
setiap 100.000 kelahiran hidup. Secara global, (SDKI) tahun 2015 oleh Badan Pelaksana Survei
AKI digunakan sebagai indikator untuk (BPS), AKI di Indonesia adalah 305 kematian per
Majority | Volume 7 Nomor 1| November 2017| 72
Ayu Indah Rachmawati , Ratna Dewi Puspitasari dan Eka Cania | Faktor-faktor yang Memengaruhi Kelengkapan Kunjungan Antenatal Care
(ANC) Ibu Hamil

100.000 kelahiran hidup. Angka ini cukup tinggi dan kelahiran dengan mencegah, mendeteksi,
karena melebihi target yang telah ditentukan, dan mengatasi 3 masalah kesehatan selama
yaitu 102 kematian per 100.000 kelahiran kehamilan yang memengaruhi ibu hamil dan
hidup.1 janinnya, meliputi komplikasi kehamilan itu
Penyebab kejadian kematian ibu sendiri, kondisi yang mungkin dapat
terbanyak setiap tahunnya adalah sama, yaitu membahayakan kehamilan ibu, serta efek dari
akibat perdarahan. Diikuti oleh hipertensi dan gaya hidup yang tidak sehat.8
infeksi serta penyebab lainnya seperti kondisi Kebijakan program pelayanan antenatal
penyakit kanker, jantung, tuberkulosis, atau menetapkan frekuensi kunjungan antenatal
penyakit lain yang diderita ibu. Sedangkan, sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 (empat) kali
abortus dan partus lama menyumbang angka selama kehamilan, 1 kali pada trimester
yang sangat kecil sebagai penyebab AKI.4 pertama (K1), 1 kali pada trimester kedua (K2),
Komplikasi kehamilan dan persalinan dan 2 kali pada trimester ketiga (K3 dan K4).
sebagai penyebab tertinggi kematian ibu Sedangkan apabila terdapat kelainan atau
tersebut dapat dicegah dengan pemeriksaan penyulit kehamilan seperti mual, muntah,
kehamilan melalui antenatal care (ANC) secara perdarahan kehamilan, perdarahan, kelainan
teratur. Antenatal care atau pelayanan letak dan lain-lain, frekuensi kunjungan ANC
antenatal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan9
yang terlatih dan profesional dapat mencegah Standar minimal pelayanan antenatal
dan mendeteksi komplikasi pada janin dan ibu meliputi “7T”, yang terdiri dari:
hamil lebih awal sehingga tidak terjadi hal yang 1. Timbang berat badan;
tidak diinginkan dikemudian hari.5 Di Indonesia, 2. Ukur tekanan darah;
pelayanan antenatal dilakukan paling sedikit 4 3. Ukur tinggi fundus uteri;
kali kunjungan selama masa kehamilan ibu 4. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid);
sesuai dengan kebijakan pemerintah yang 5. Pemberian tablet zat besi;
didasarkan atas ketentuan WHO.1 6. Test terhadap PMS, HIV/AIDS dan malaria;
Pentingnya kunjungan ANC ini belum 7. Temu wicara/konseling.
menjadi prioritas utama bagi sebagian ibu hamil Pemeriksaan selanjutnya dilakukan pemeriksaan
terhadap kehamilannya di Indonesia. Untuk itu, kehamilan mulai dari anamnesa, pemeriksaan
beberapa peneliti telah melakukan penelitian fisik, diagnosa, terapi, dan rujuk bila diperlukan.9
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat Pelayanan antenatal juga dapat digunakan
memengaruhi kunjungan ANC ibu pada saat untuk memberikan informasi kepada ibu hamil
hamil. Berdasarkan teori Green, dalam dan keluarganya untuk melakukan penanganan
Notoatmodjo (2012) terdapat faktor yang tepat serta segera memeriksakan
predisposisi, faktor penguat, dan faktor kehamilannya apabila terdapat tanda-tanda
pemungkin yang dapat memengaruhi perilaku bahaya selama kehamilan.8 Tanda-tanda bahaya
seseorang, termasuk memengaruhi perilaku ibu selama kehamilan meliputi:
hamil dalam melakukan kunjungan ANC.6 Faktor a) bengkak/edema pada muka atau tangan;
predisposisi meliputi usia, pendidikan, b) nyeri abdomen hebat;
pekerjaan, paritas, pengetahuan, dan sikap. c) berkurangnya gerak janin;
Faktor pemungkin meliputi jarak tempat tinggal, d) perdarahan per vaginam;
penghasilan keluarga dan media informasi. e) sakit kepala hebat;
Faktor penguat meliputi dukungan suami dan f) pengelihatan kabur;
keluarga, serta dari petugas kesehatan yang ada. g) demam;
h) muntah-muntah hebat;
Isi i) keluar cairan per vaginam secara tiba-tiba.9
Antenatal care terpadu merupakan Kunjungan ANC oleh ibu hamil
pelayanan antenatal komprehensif dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pembagian
berkualitas yang diberikan kepada semua ibu faktor yang memengaruhi perilaku seseorang
hamil. Pelayanan tersebut dapat diberikan oleh dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan
dokter, bidan, perawat dan tenaga medis lain berdasarkan teori Lawrence Green (1984), yaitu
yang terlatih dan profesional.7 Tujuan pelayanan berasal dari faktor perilaku (behavior cause) dan
ANC adalah untuk mempersiapkan persalinan faktor di luar perilaku (non-behavior causes).

Majority | Volume 7 Nomor 1| November 2017| 73


Ayu Indah Rachmawati , Ratna Dewi Puspitasari dan Eka Cania | Faktor-faktor yang Memengaruhi Kelengkapan Kunjungan Antenatal Care
(ANC) Ibu Hamil

Sedangkan dalam pembagian menurut konsep sehingga ibu memiliki motivasi yang lebih
dan perilaku sesorang seperti yang dikemukakan tinggi dalam pelaksanaannya.11
oleh Green meliputi faktor predisposisi e. Jarak kehamilan
(predisposing factor), faktor pemungkin Semakin tinggi resiko terjadi komplikasi akan
(enabling factor), dan faktor penguat meningkatkan motivasi ibu hamil untuk
(reinforcing factor).10 melakukan pemeriksaan. Jarak kehamilan
Faktor predisposisi adalah faktor yang yang dekat dapat meningkatkan resiko
mempermudah terjadinya perubahan perilaku terjadinya komplikasi pada ibu hamil
seseorang. Faktor ini mencakup pengetahuan sehingga hal ini semakin meningkatkan
dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, frekuensi kunjungan antenatalnya.12
tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap f. Pengetahuan ibu hamil
hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem Sebagai indikator seseorang dalam
nilai yang dianut masyarakat, tingkat melakukan suatu tindakan, pengetahuan
pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan merupakan faktor penting yang
sebagainya.6 Faktor predisposisi yang memengaruhi motivasi ibu hamil untuk
memengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC. Bagi ibu dengan
melakukankunjungan ANC mencakup hal-hal pengetahuan yang tinggi mengenai
sebagai berikut: kesehatan kehamilan menganggap
a. Usia kunjungan ANC bukan sekedar untuk
Usia memengaruhi pola pikir seseorang. Ibu memenuhi kewajiban, melainkan menjadi
dengan usia produktif (20-35 tahun) dapat sebuah kebutuhan untuk kehamilannya.12-14
berfikir lebih rasional dibandingkan dengan g. Sikap ibu hamil
ibu dengan usia yang lebih muda atau terlalu Sikap ibu hamil terhadap layanan
tua. Sehingga ibu dengan usia produktif pemeriksaan kehamilan memengaruhi
memiliki motivasi lebih dalam memeriksakan kepatuhannya dalam melakukan kunjungan
kehamilannya.11 ANC. Sikap yang positif atau respon yang baik
b. Tingkat pendidikan mencerminkan kepeduliannya terhadap
Tingkat pendidikan seseorang menentukan kesehatan diri dan janinnya sehingga dapat
seberapa besar pengetahuan yang meningkatkan angka kunjunan. Sedangkan,
dimilikinya. Ibu hamil yang berpendidikan sikap yang negatif membuat ibu hamil
memiliki pemahaman yang lebih mengenai kehilangan motivasinya untuk melakukan
masalah kesehatan sehingga memengaruhi kunjungan.
sikap mereka terhadap kehamilannya sendiri Faktor pemungkin adalah faktor yang
maupun pemenuhan gizinya selama hamil.6 memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor ini
c. Status pekerjaan mencakup ketersediaan sarana dan prasarana
Ibu hamil yang bekerja dengan aktivitas atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti,
tinggi dan padat lebih memilih untuk rumah sakit, poliklinik, posyandu, dokter atau
mementingkan karirnya dibandingkan bidan praktik swasta. Faktor pemungkin yang
dengan kesehatannya sendiri, sehingga sulit memengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam
untuk patuh dalam melakukan kunjungan melakukan kunjungan ANC mencakup hal-hal
ANC dibandingkan dengan ibu rumah tangga berikut:
yang memiliki waktu yang lebih luang untuk a. Jarak tempat tinggal
dapat mengatur dan menjadwalkan Semakin jauh jarak fasilitas kesehatan dari
kunjungan ANC secara optimal.12 tempat tinggal ibu hamil serta semakin sulit
d. Paritas ibu hamil akses menuju ke fasilitas kesehatan akan
Paritas adalah banyaknya jumlah kelahiran menurunkan motivasi ibu hamil untuk
hidup yang dialami oleh seorang wanita. Ibu melakukan kunjungan ANC. Jauhnya jarak
dengan jumlah paritas yang tinggi tidak akan membuat ibu berfikir dua kali untuk
terlalu khawatir dengan kehamilannya lagi melakukan kunjungan karena akan memakan
sehingga menurunkan angka kunjungannya, banyak tenaga dan waktu setiap melakukan
sedangkan ibu dengan kehamilan pertama kunjungan. Ibu yang tidak menggunakan
merasa ANC merupakan sesuatu yang baru transportasi dan harus berjalan kaki menuju
ke tempat pelayanan kesehatan mayoritas

Majority | Volume 7 Nomor 1| November 2017| 74


Ayu Indah Rachmawati , Ratna Dewi Puspitasari dan Eka Cania | Faktor-faktor yang Memengaruhi Kelengkapan Kunjungan Antenatal Care
(ANC) Ibu Hamil

memiliki angka kunjungan kurang dari 4 kali Dengan dukungan yang baik dari keluarga,
selama masa kehamilan.11 ibu akan lebih memperhatikan kesehatan diri
b. Penghasilan keluarga dan janinnya, yaitu dengan secara rutin
Ibu hamil dengan penghasilan keluarga yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan
rendah lebih memprioritaskan pemenuhan untuk melakukan ANC.11,12 Dukungan dari
kebutuhan pokok untuk keluarganya keluarga dapat berupa bantuan, perhatian,
sehingga hal lain menjadi terabaikan, penghargaan, atau dalam bentuk kepedulian
termasuk kesehatan kehamilannya. Sehingga, terhadap ibu hamil.17
semakin rendah penghasilan keluarga maka c. Faktor petugas kesehatan
semakin rendah angka kunjungan ibu ke Sikap petugas kesehatan di fasilitas
fasilitas pelayanan kesehatan untuk pelayanan kesehatan memengaruhi frekuensi
memeriksakan kehamilannya. kunjungan ANC ibu hamil. Semakin baik sikap
c. Media informasi petugas kesehatan maka semakin sering pula
Media informasi yang mencakup informasi seorang ibu hamil menginjungi fasilitas
mengenai pentingnya pelayanan antenatal kesehatan untuk memeriksakan
pada ibu hamil dapat meningkatkan kehamilannya.12 Belum meratanya petugas
pengetahuan dan motivasi ibu dalam kesehatan yang ada di daerah terpencil juga
melakukan kunjungan. Edukasi melalui media dapat menurunkan akses ibu hamil untuk
biasanya menjadi salah satu cara yang mendapatkan pelayanan kesehatan.14
dilakukan oleh pemerintah untuk mengubah
perilaku masyarakat dengan tingkat Ringkasan
pendidikan dan pengetahuan yang rendah. Antenatal care (ANC) adalah pelayanan
Media yang digunakan dapat berupa media antenatal yang diberikan kepada ibu hamil.
cetak, seperti leaflet, poster, koran, majalah, Pelayanan dilakukan untuk mempersiapan
dan lain-lain ataupun media elektronik persalinan dan kelahiran agar dapat mencegah,
seperti televisi, internet, dan lain-lain.12,13 mengatasi, dan mendeteksi masalah-masalah
Sedangkan, faktor penguat adalah faktor yang mungkin muncul selama kehamilan.
yang mendorong atau memperkuat terjadinya Masalah atau komplikasi yang terjadi dapat
perilaku kesehatan. Faktor ini mencakup faktor mengakibatkan kematian ibu dan meningkatkan
sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh angka kematian ibu (AKI) di Indonesia. Untuk itu,
agama dan para petugas kesehatan. Faktor pemerintah membuat kebijakan program
penguat yang memengaruhi kepatuhan ibu pelayanan antenatal dengan frekuensi
hamil dalam melakukan kunjungan ANC kunjungan minimal 4 kali selama masa
mencakup: kehamilan serta menerapkan standar pelayanan
a. Dukungan suami minimal “7T” dalam pelaksanaannya. Faktor-
Sebagai calon seorang ayah, sikap suami faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan
terhadap ibu hamil, yang dalam hal ini adalah ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC
istrinya, sangat menentukan rasa sayangnya terbagi menjadi faktor predisposisi, faktor
terhadap kesehatan istri dan calon anaknya. pemungkin dan faktor penguat. Faktor
Melalui dukungan suami yang baik sebagai predisposisi adalah faktor yang mempermudah
pendamping terdekat ibu, semakin tinggi terjadinya perubahan perilaku seseorang. Faktor
dorongan yang didapatkan ibu hamil untuk predisposisi ibu hamil dalam melakukan
menjaga kehamilannya, sehingga ibu kunjungan ANC terdiri dari faktor usia, tingkat
termotivasi untuk melakukan kunjungan pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan,
ANC.13 dan sikap ibu hamil. Faktor pemungkin adalah
b. Dukungan keluarga faktor yang memfasilitasi perilaku atau tindakan.
Dukan keluarga adalah sikap, tindakan dan Faktor pemungkin ibu hamil dalam melakukan
penerimaan keluarga terhadap anggota kunjungan ANC terdiri dari faktor jarak tempat
keluarganya.15 Sebagai lingkungan yang tinggal, penghasilan keluarga, serta sarana
terdekat dengan ibu hamil, dukungan dari media informasi yang ada. Faktor penguat
keluarga memegang peranan penting dalam adalah faktor yang mendorong atau
memengaruhi psikologi dan motivasi ibu memperkuat terjadinya perilaku kesehatan.
dalam melakukan perilaku kesehatan.16 Yang termasuk faktor penguat dalam

Majority | Volume 7 Nomor 1| November 2017| 75


Ayu Indah Rachmawati , Ratna Dewi Puspitasari dan Eka Cania | Faktor-faktor yang Memengaruhi Kelengkapan Kunjungan Antenatal Care
(ANC) Ibu Hamil

memengaruhi perilaku ibu dalam melakukan Kepatuhan ibu hamil dalam melakukan
kunjungan ANC adalah dukungan suami, kunjungan antenatal care (ANC) dipengaruhi
dukungan keluarga, dan sikap serta dukungan oleh faktor usia, tingkat pendidikan, pekerjaan,
dari petugas kesehatan. paritas, pengetahuan, sikap, jarak tempat
tinggal, penghasilan keluarga, sarana media
Simpulan informasi, dukungan suami, dukungan keluarga,
serta dukungan dari petugas kesehatan.

Daftar Pustaka
1. Kementerian Kesehatan RI. Profil kesehatan
Indonesia 2015. Jakarta: Kementerian [disitasi tanggal 14 Maret 2017]. Tersedia
Kesehatan RI; 2016. dari: http://www.biomedcentral.com/
2. Kementerian Kesehatan RI. Profil kesehatan 1471-2393/12/9.
Indonesia 2014. Jakarta: Kementerian 12. Salmah U, Ikhsan M, Nurlaelah. Faktor yang
Kesehatan RI; 2015. berhubungan dengan kunjungan antenatal
3. Lisbet L. Pencapaian Millenium care di wilayah kerja Puskesmas Dungkait
Development Goals (MDGs). Politica. 2016; Kabupaten Mamuju [internet]. Makassar:
4(1):129–56. Repository Universitas Hasanuddin; 2012
4. Kementerian Kesehatan RI. InfoDATIN: [disitasi tanggal 15 Maret 2017]. Tersedia
pusat data dan informasi kementerian dari:
kesehatan RI: mother's day. Jakarta: http://repository.unhas.ac.id/handle/12345
Kementerian Kesehatan RI; 2014. 6789/11503.
5. World Health Organization. Global Health 13. Syamsiah N, Pustikasari A. Faktor-faktor
Observatory (GHO) data: maternal yang berhubungan dengan kunjungan
mortality [internet]. Geneva: World Health antenatal care pada ibu hamil di Puskesmas
Organization(WHO); 2017 [diakses tanggal Kecamatan Kembangan Jakarta Barat tahun
2 Oktober 2017]. Tersedia dari: 2013. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 2014;
http://www.who.int/gho/maternal_health/ 6(1):15-8.
mortality/maternal_mortality_text/en/. 14. Bappenas. Meningkatkan kesehatan ibu:
6. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan tujuan 5 : meningkatkan kesehatan ibu.
perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; Jakarta: Laporan Perkembangan
2012. Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium
7. Mikrajab MA, Rachmawati T. Analisis Indonesia; 2010.
kebijakan implementasi antenatal care 15. Murniasih E, Rahmawati A. Hubungan
terpadu puskesmas di Kota Blitar. Buletin dukungan keluarga dengan tingkat
Penelitian Sistem Kesehatan. 2016; kecemasan akibat hospitalisasi pada anak
19(1):41-53. usia prasekolah di Bangsal L RSUP dr.
8. Lincetto O, Mothebesoane-anoh S, Gomez Soeradji Tirtonegoro Klaten tahun 2007
P, Munjanja S. Antenatal care: [internet]. Yogyakarta: Jurnal Kesehatan
opprotunities for Africa’s newborns. Int J Surya Medika; 2007 [disitasi tanggal 26
Sci Tech Res. 2013; 2(2):51–62. Maret 2017]. Tersedia dari:
9. Departemen Kesehatan RI. Pedoman http://digilb.unimus.ac.id/files/disk1/127/jt
pelayanan antenatal. Jakarta: Direktorat ptunimus-gdl-ernimurnia-6337-1-ernimd-
Jenderal Bina Pelayanan Medik r.pdf
Departemen Kesehatan RI; 2012. 16. Susanti NN. Psikologi kehamilan. Jakarta:
10. Green LW. Modifying and developing EGC; 2008.
health behavior. Ann Rev Public Health. 17. Pratiwi EY. Pengaruh dukungan keluarga
1984; 5:215-36. terhadap kepatuhan menjalankan program
11. Agus Y, Horiuchi S. Factors influencing the terapi pada pasien terapi rumatan metadon
use of antenatal care in rural West di Puskesmas Bogor Timur Kota Bogor
Sumatra, Indonesia [internet]. London: [skripsi]. Banyumas: Universitas Jenderal
BMC Pregnancy and Childbirth; 2012 Soedirman; 2011.

Majority | Volume 7 Nomor 1| November 2017| 76

Anda mungkin juga menyukai