IDENTITAS
KASUS
Seorang pasien perempuan usia 52 tahun berdomisili di Koka datang ke klinik RSGM UNSRAT
dengan keluhan gigi palsu sebagian yang sedang digunakan sudah mulai longgar dan ingin
dibuatkan gigi palsu agar pasien bisa kembali mengunyah dengan baik. Pasien sudah tidak
bergigi sejak ± 20 tahun yang lalu dan terakhir melakukan pencabutan gigi depan bawah sebelah
kanan ± 1 bulan yang lalu.
Kondisi Sistemik
Nama Penyakit Keluhan / gejala Keterangan
Ya Tidak
Penyakit jantung
Hiper/hipotensi
Kelainan darah
Haemophilia
Diabetes melitus
Penyakit ginjal
Hepatitis
Penyakit pernafasan
Kelainan pencernaan
Epilepsi
HIV/AIDS
Alergi obat
Alergi makanan
Hamil/menyusui
MARIA WOKANUBUN/14014103089 1
CASE REPORT SESSION
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
Status Lokal
Luar mulut :
a. Sendi kanan : palpasi tidak bengkak, auditori tidak ada clicking
Sendi kiri : palpasi tidak bengkak, auditori tidak ada clicking
b. Pembukaan mulut : kecil
c. Gerakan protrusive : lancar
Gerakan lateral kanan : lancar
Gerakan lateral kiri : lancar
d. Bibir : bentuk simetris, ukuran sedang, tonus otot sedang
Dalam mulut :
a. Bentuk lengkung RA : lonjong
Bentuk lengkung RB : lonjong
b. Ukuran lengkung RA : sedang
Ukuran lengkung RB : sedang
c. Bentuk linggir RA : lancip
MARIA WOKANUBUN/14014103089 2
CASE REPORT SESSION
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
MARIA WOKANUBUN/14014103089 3
CASE REPORT SESSION
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
q. Retromylohyoid : dangkal
r. Ludah, konsistensi : sedang
Volume ludah : sedikit
s. Refleks muntah : kecil
t. Lidah, ukuran : sedang
Gerakan lidah : sedang
u. Status gigi-geligi :
Keterangan:
X : Missing teeth
: Sisa akar
: Karies profunda
Diagnosis klinik
Rahang atas : Edentoulus teeth RA
Rahang bawah: Missing teeth (35,36, 37,38,44,45,46,47,48)
Karies profunda (38)
Indikasi Perawatan
Rahang atas : Gigi tiruan penuh lepasan
Rahang bawah : GTSL free-end bilateral
MARIA WOKANUBUN/14014103089 4
CASE REPORT SESSION
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
Gambaran Klinis
MARIA WOKANUBUN/14014103089 5
CASE REPORT SESSION
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
Rahang atas
Keterangan gambar :
Rahang atas
1. Plat akrilik serta perluasan ke arah bukal
2. Elemen GT
2 1
Rahang bawah
Keterangan gambar :
Rahang bawah :
1. Plat akrilik
2. Elemen GT
3. Cengkeram half-jackson dari bagian mesial gigi 33 dan 43
MARIA WOKANUBUN/14014103089 6
CASE REPORT SESSION
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
MARIA WOKANUBUN/14014103089 7
CASE REPORT SESSION
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
MARIA WOKANUBUN/14014103089 9
CASE REPORT SESSION
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
MARIA WOKANUBUN/14014103089 10
CASE REPORT SESSION
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
lebih pendek dari batas jaringan bergerak-tidak bergerak untuk memberi tempat
pada bahan cetak namun tetap tidak mudah lepas dari rahang pasien. Sendok cetak
harus mencakup seluruh prosessus alvoelaris dan jaringan lunak. Harus tepat
untuk memperoleh perlekatan otot dan perlekatan frenulum.
- Lapis selembar malam merah yang telah dilunakkan diatas model studi kemudian
ditekan mengikuti batas desain yang telah digambar. Malam merah berfungsi
sebagai bahan pelapis antara bahan shellac base plate dengan model studi, agar
kelak terdapat ruang untuk bahan cetak ketika sendok cetak perorangan di
gunakan.
- Selanjutnya bahan shellac base plate dilunakkan diatas lampu spiritus, lalu
diletakkan di atas malam merah (yang telah dibasahi air atau diberi baby powder)
dan ditekankan dengan bantuan kain hingga bentuknya sesuai dengan desain yang
telah dibuat sebelumnya. Bagian tepi landasan disesuaikan dengan menggunakan
karet penghapus pensil 2B.
- Kelebihan shellac dipotong dengan menggunakan gunting/lecron panas saat
keadaan lunak sesuai bentuk dan batas desain yang telah digambar sebelumnya
lalu sempurnakan tepi-tepi sendok cetak. Setelah itu dibuat pegangan pada sendok
cetak perorangan tersebut.
- Sendok cetak perorangan yang sudah selesai dibuat dicobakan pada mulut pasien
dan periksa apakah sendok cetak perlu disempurnakan sebelum dilakukan border
moulding dan pencetakan fisiologis.
Instruktur : Drg. Merlin Liempepas
MARIA WOKANUBUN/14014103089 12
CASE REPORT SESSION
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
telah ditandai. Sehingga nantinya akan ada tanda vibrating line pada bagian
posterior dari hasil cetakan rahang atas.
- Lakukan pencetakan dengan cara yang sama pada rahang bawah pasien.
- Setelah cetakan rahang dikeluarkan dari mulut pasien, langsung dicuci dengan
kran air yang mengalir kemudian dikeringkan dengan semprotan udara kering.
Sebelum dicor dengan stone gips dibuat boxing dengan menggunakan lembaran malam di
sekeliling cetakan untuk mengamankan bentuk tepi cetakan. Maksud dari boxing ialah
agar bentuk/batas tepi tetap dipertahankan. Sekeliling tepi batas cetakan diberi malam
merah yang tebalnya 5 mm dengan jarak antara batas tepi cetakan dengan malam merah ±
3 mm.
Jarak antara batas tepi cetakan dengan batas dinding atas lempeng malam boxing
paling tinggi 13 mm sehingga stone gips dibatasi dan pekerjaan mengecor lebih mudah.
Cetakan fisiologis ini kemudian dicor dengan stone gips untuk memperoleh model kerja.
Setelah stone gips mengeras, lempeng dinding malam, sendok dan bahan cetak dilepas,
jangan sampai modelnya rusak.
MARIA WOKANUBUN/14014103089 13
CASE REPORT SESSION
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
10. Tahap Pembuatan base plate gigi tiruan dan bite rim, uji coba bite rim
Tanggal : 08 Agustus 2018
Tanggal : 10 Agustus 2018
Occlusal bite rim terdiri dari dua bagian yaitu base plate dan bite rim.
1) Membuat base plate
- Membuat gambar desain gigi tiruan penuh pada model kerja, berdasarkan pada
batas tepi dengan memperhatikan daerah mucobuccal fold.
- Model kerja dibasahi dengan air atau ditaburi dengan baby powder.
- Selanjutnya selembar malam dilunakkan dengan lampu spritus, lalu diletakkan di
atas working model dan ditekan mulai dari bagian palatum dengan batas-batas
sesuai dengan desain.
- Bagian tepi dibuat seal dengan cara kelebihan malam dilipat ke atas sehingga
mempunyai ketebalan 2 lembar malam dan lebar 2 mm.
- Sisa malam yang melebihi batas tepi dibuang dengan menggunakan pisau malam.
2) Pembuatan bite rim
- Buat cetakan berbentuk balok panjang dari kertas karton tebal dengan ukuran
yang mengacu pada ukuran bite rim rahang atas yakni anterior (t: 12 mm, l: 4
mm) posterior (t: 10-11 mm, l: 6 mm) dan rahang bawah yakni anterior (t: 12 mm,
l: 4mm) dan posterior (t:10-11mm, l: 5 mm)
- Kemudian oles permukaan dalam cetakan balok dengan vaselin.
- Panaskan malam diatas bunsen burner hingga larut menggunakan sendok.
- Tuang malam yang telah larut ke dalam cetakan balok dan tunggu hingga
mengeras
3) Bite rim yang telah dibuat diletakkan di atas base plate dengan patokan sebagai
berikut:
- Pindahkan garis puncak linggir model kerja pada bite rim sehingga garis puncak
linggir rahang letaknya pada bite rim rahang atas yaitu di bagian bukal : bagian
palatal 2 : 1 (4 mm di bagian bukal dan 2 mm di bagian palatal), sedangkan pada
MARIA WOKANUBUN/14014103089 14
CASE REPORT SESSION
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
bite rim rahang bawah yaitu bagian bukal : bagian lingual 1 : 1 (3 mm di bagian
bukal dan 3 mm di bagian lingual).
- Sudut bite rim terhadap base plate dibuat 80°-85° terhadap dataran oklusal
- Panjang bite rim sampai bagian distal molar kedua. Kontur bagian bukal bite rim
dirapikan dengan menggunakan pisau malam.
- Lunakkan bite rim bidang orientasi di atas sebuah glass lab/kape diatas api
bunsen. Agar diperoleh bidang oklusal/orientasi yang datar dengan tinggi ite rim
di bagian anterior 12 mm dan posterior 10-11 mm.
4). Melakukan uji coba / try in bite rim rahang atas dan rahang bawah.
Pada rahang atas :
- Bite rim diam di tempat, tidak mudah lepas atau bergerak.
- Permukaan basis gigi tiruan dan bite rim rapat dengan jaringan pendukung.
- Pasien terlihat normal seperti bergigi ditunjukkan dengan posisi sulkus
nasolabialis dan philtrum pasien tidak terlalu dalam.
- Bibir dan pipi pasien tidak tampak cekung atau cembung.
- Ketinggian bite rim rahang atas anterior adalah low lip line yaitu pada saat
istirahat sisi depan garis insisisal bite rim atas berada 1-2 mm dari low lip line dan
dari sisi lateral sejajar dengan garis ala nasi – tragus.
Pada rahang bawah :
- Bite rim rahang bawah sudah rapat dengan bite rim rahang atas.
- Permukaan labial – bukal bite rim rahang bawah sudah terlihat sebidang dengan
bite rim rahang atas.
MARIA WOKANUBUN/14014103089 15
CASE REPORT SESSION
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
11. Tahap Pengukuran kesejajaran bidang orientasi, dimensi vertikal serta penentuan
oklusi sentrik.
Tanggal: 15 Agustus 2018
Pasien diminta duduk dengan posisi tegak, lalu Occlusal bite rim rahang atas dimasukan
ke dalam mulut pasien.
Uji coba Occlusal bite rim RA dilakukan dengan pedoman sebagai berikut :
1) Adaptasi base plate gigi tiruan :
- Base plate gigi tiruan harus diam di tempat, tidak boleh mudah lepas atau
bergerak karena akan mengganggu pekerjaan tahap selanjutnya.
- Permukaan base plate gigi tiruan harus rapat dengan jaringan pendukung.
- Tepi base plate gigi tiruan tidak boleh terlalu panjang dan pendek.
2) Dukungan bibir dan pipi :
- Pasien harus terlihat normal seakan-akan seperti bergigi. Penilaiannya dilihat dari
sulkus nasolabialis dan philtrum pasien tampak tidak terlalu dalam atau alurnya
hilang.
- Bibir dan pipi pasien tidak boleh tampak cekung atau cembung.
3) Tinggi bite rim
- Pedoman untuk bite rim rahang atas ialah low lip line, yaitu pada saat pasien
dalam keadaan rest position, garis insisal/bidang oklusal/bidang orientasi bite rim
rahang atas setinggi garis bawah bibir atas dilihat dari muka, sedangkan apabila
dilihat dari lateral sejajar dengan garis tragus-alanasi.
- Apabila pasien tersenyum, garis insisal/bidang orientasi bite rim rahang atas
terlihat kira-kira 2 mm di bawah sudut bibir.
MARIA WOKANUBUN/14014103089 16
CASE REPORT SESSION
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
4) Bidang orientasi
Bidang orientasi didapat dengan mensejajarkan:
- Bagian anterior dengan garis antarpupil
- Bagian posterior dengan garis camper yang ditarik melalui tragus (porion) hingga
ala nasi.
Gambar 9. Hubungan antara garis interpupil mata, camper’s line dan bidang oklusal.
Setelah uji coba oclusal bite rim rahang atas selesai, kemudian dilanjutkan dengan uji
coba oclusal bite rim rahang bawah dengan pedoman:
1) Adaptasi landasan
- Caranya sama dengan rahang atas, landasan harus diam ditempat, tidak boleh
mudah lepas/bergerak
- Pada rahang bawah tidak dapat sebaik rahang atas karena luas landasan yang lebih
sempit dan gangguan gerakan lidah.
2) Bite rim rahang bawah
- Bidang orientasi bite rim rahang bawah harus merapat (tidak boleh ada celah)
dengan bidang orientasi bite rim rahang atas.
- Permukaan labial/bukal bite rim harus sebidang dengan yang atas. Bila kelebihan
harus dikurangi dan sebaliknya bila kekurangan harus ditambah.
- Tarik garis median pada tanggul gigitan sesuai dengan garis median pasien.
- Pengukuran kesejajaran bidang orientasi dengan menggunakan fox bite gauge.
Pertama-tama cari bidang orientasi dengan mensejajarkan :
Bagian anterior dengan garis pupil.
MARIA WOKANUBUN/14014103089 17
CASE REPORT SESSION
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
Bagian posterior dengan garis camper yang berjalan dari ala nasi ke tragus,
caranya menarik benang katun yang telah dihubungkan ke gelang karet pada
kedua ujungnya. Lalu gelang karet tersebut dikaitkan pada daun telinga kanan
dan kiri (tragus) sedangkan benang katun diposisikan pada sub nasal.
Selanjutnya dibuat penyesuaian pada basis gigi tiruan dan bite rim rahang atas
sehingga diperoleh kesejajaran terhadap bidang orientasi dengan
menggunakan fox bite gauge. Penyesuaian untuk bite rim rahang atas hanya
dilakukan melalui penambahan atau pengurangan biterim di bagian posterior.
Pada pasien yang telah kehilangan semua gigi, dimensi vertikal sangat penting karena
fungsi mastikasi, berbicara, maupun estetika wajah, semuanya bergantung pada hubungan
vertikal dan horizontal mandibula dengan maksila. Terdapat dua jenis dimensi vertikal,
yaitu dimensi vertikal oklusal (DVO) dan dimensi vertikal istirahat/fisiologis (DVI).
DVO adalah jarak vertikal rahang saat gigi beroklusi. Sedangkan DVI adalah jarak
vertikal saat otot-otot pembuka dan penutup mandibula dalam kondisi istirahat pada tonic
contraction, di mana gigi-geligi tidak saling berkontak. DVI selalu lebih besar daripada
DVO. Selisih antara DVI dan DVO disebut freeway space atau interocclusal gap atau
interocclusal clearance. Besar rata-rata freeway space yang dianggap normal adalah 2-4
mm. Pada kasus ini diperoleh DVO = 58,2.
Instruktur: drg. Merlin Liempepas
12. Tahap Fiksasi bite rim rahang atas dan rahang bawah dan penanaman model pada
artikulator
Tanggal: 15 Agutus 2018
MARIA WOKANUBUN/14014103089 18
CASE REPORT SESSION
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
Setelah dimensi vertikal pasien didapat, pasien dilatih untuk melakukan berbagai macam
gerakan di atas untuk menentukan relasi sentriknya, selanjutnya tarik garis-garis orietasi
diantaranya :
High lip line, yaitu garis tertinggi bibir atas waktu pasien tersenyum, low lip line dan
median line.
Tandai bagian distal gigi kaninus atas kiri dan kanan (garis lacrimal duct –ala nasi).
Fiksasi bite rim rahang atas dan rahang bawah dengan menggunakan staples yang
dipanaskan pada lampu spritus. Jika sulit, bagian anterior difiksasi terlebih dahulu
tanpa merusak tanda letak garis median line dan posisi gigi kaninus.
Bite rim yang telah difiksasi dikeluarkan dari mulut pasien, kemudian dipasangkan
pada model kerja yang selanjutnya akan ditanam pada artikulator.
Sebelum memasang model kerja dengan oklusal bite rim nya di dalam artikulator,
harus dipersiapkan jenis artikulator yang akan dipakai dan dilakukan persiapan model
yang meliputi penyesuaian ketinggian model atas dan bawah dengan ruang antara
bagian atas dan bawah artikulator. Bila terlalu tinggi yang paling aman ialah
mengurangi model bawah.
Artikulator sebelumnya dipasangkan karet gelang melingkar pada titik tengah yang
membagi artikulator secara vertikal. Selanjutnya, pasang model kerja dan bite rim
rahang atas pada artikulator dengan pedoman :
- Garis tengah working model dan bite rim atas berhimpit dengan garis yang
terbentuk oleh karet gelang dan garis tengah artikulator.
- Jarum horizontal insisal guide pin harus menyentuh tepi luar anterior bite rim
model RA dan tepat pada garis tengah bite rim.
Setelah pedoman tersebut terpenuhi upper member artikulator digerakan ke atas dan
adonan gips dituang pada bagian atas model kerja rahang atas, kemudian upper
member digerakkan ke bawah/menutup sampai menenkan gips yang ada pada model
kerja rahang atas.
Setelah mengeras kemudian artikulator dibalik. Oklusal bite rim rahang bawah
diletakkan kembali pada pada oklusal bite rim rahang atas sesuai dengan oklusinya.
Buat adonan gips kemudian lower member artikulator diangkat ke atas dan adonan
MARIA WOKANUBUN/14014103089 19
CASE REPORT SESSION
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
gips dituang pada model kerja rahang bawah, kemudian lower member digerakkan ke
bawah/menutup sampai menekan adonan gips. Artikulator dibalik dan gips dirapikan
Instruktur: drg. Merlin Liempepas
MARIA WOKANUBUN/14014103089 21
CASE REPORT SESSION
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
juga diberitahu untuk membersihkan gigi tiruan sekurang-kurangnya dua kali sehari
dengan menggunakan sikat yang halus dan deterjen cair sebagai pembersih.
Melakukan komunikasi efektif dengan pasien dalam hal cara perawatan alat selama
digunakan serta menginstruksikan kepada pasien untuk melakukan kontrol 1-2 minggu
kemudian.
MARIA WOKANUBUN/14014103089 22
CASE REPORT SESSION
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
Pada pemeriksaan subyektif pasien belum merasa nyaman, tidak ada keluhan sakit dan
terbiasa menggunakan gigi tiruan. Pada pemeriksaan objektif terdapat ulkus pada rongga
mulut pasien.
Pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan mulut dan plat gigi tiruannya.
MARIA WOKANUBUN/14014103089 23
CASE REPORT SESSION
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
MARIA WOKANUBUN/14014103089 24