Anda di halaman 1dari 18

Menerjemahkan Kehidupan Sosial, Budaya, dan Politik Pada Anak SD

Makalah

Disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagian tugas


Pada Mata Kuliah Pendidikan IPS di SD

Dosen Pengampu:
Dr. Desvian Bandarsyah, M.Pd.

Disusun oleh:
Mardita Putri Fauziah 1801025108
Anbar Fauziyyah 1801025212
Nadia Legina 1801025290
Dita Afifah 1801025238
Nurul Mutiara M 1801025520

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini dengan lancar. Makalah ini dibuat dengan tujuan memperdalam

pemahaman dan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah “Pendidikan IPS di SD”.

Ucapan terima kasih, kami ucapkan kepada semua yang telah membantu

dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah

ini.Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, apabila

dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan kami

mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam

penyempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita

semua untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Jakarta, 10 Juli 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………….…….. i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………..... 1
A. Latar Belakang ………………………………………………………...… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………….………………. 3
C. Tujuan ……………………………………………………………..…..…3
BAB II KAJIAN TEORI ……………………………………………….……… 4
A. Pengertian kehidupan sosial, budaya, dan politik menurut para ahli …..... 4
B. Ruang lingkup kehidupan sosial, budaya, dan politik ………………........ 5
BAB III PEMBAHASAN …………………………………….………….....….. 7
A. Nilai – nilai sosial, budaya, dan politik Perlu diterapkan pada anak SD….7
B. Penerapan Teori Pembelajaran Perenialistik dalam
Pendidikan IPS bagi anak SD ……………………………………..........10
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………..….. 12
A. Kesimpulan …………………………………………………………….. 12
B. Saran …………………………………………………………….……… 13
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara dengan berbagai kultur budaya dan sosial
yang dimilikinya, selain itu berbagai suku, agama, dan ras juga menjadikan
Indonesia sebagai negara yang kaya akan keberagaman dari masyarakatnya.
Indonesia memiliki keragaman etnis, budaya, tradisi, kelompok sosial,
agama, dan sebagainya.Disatu sisi telah menimbulkan dinamika keragaman
budaya dan peradaban positif. Di sisi lain hal ini akan memicu konflik dan di
integrasi, jika tidak dikelola secara bijaksana dan komperhensif.1
Indonesia juga dikenal sebagai negara dengan penerapan nilai sopan santun
yang baik dan juga adat istiadat yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.
Negara yang menjaga keteraturan dalam hidup bersosialserta saling menghargai
satu sama lain, itulah yang dulu menjadikan Indonesia menjadi negara yang
bersatu dan dapat mencapai kemerdekaan.
Budaya sopan santun yang dijunjung tinggi dan dibanggakan sebagai jati
diri bangsa Indonesia merupakan salah satu yang dihargai serta nilai norma yang
selalu menjadi nomor 1 dalam bersikap juga dalam setiap tindakan dan harus
dijadikan panutan oleh penerus bangsa. Akan tetapi, seperti yang kita ketahui saat
ini, semua itu tampaknya tidak lagi dapat ditemukan dalam kehidupan di zaman
sekarang.
Masyarakat saat ini dapat di bilang sebagai masyarakat yang sangat
individualisme yang tidak perduli dengan kehidupan sekitarnya.Masyarakat saat
ini tidak lagi mengenal yang namanya budaya gotong royong yang dahulu
diterapkan oleh masyarakat pada zaman dahulu.Mereka tidak lagi mengenal yang
namanya kebersamaan di lingkungan sekitar serta tidak merasa gelisah apabila
tidak mengenal sekitarnya. Dan masyarakat lebih acuh terhadap pemerintahan saat
ini.Yang artinya, budaya yang tertanam pada diri masyarakat Indonesia sekarang

1
Dalmeri.“Wacana pendidikan islam multikultural untuk keharmonisan
hidupberbangsa”.KAWISTARA.Vol. 05. No.1, 22 April 2015. Hlm 80.

1
adalah budaya yang sangat bertolak belakang dengan budaya Indonesia yang
sesungguhnya.
Tak terkecuali juga terjadi pada anak-anak usia Sekolah Dasar saat ini, yang
perilakunya tidak sesuai dengan usianya. Kebanyakan anak usia Sekolah Dasar
saat ini, menunjukan perilaku dan kebiasaan yang bertolak belakang dengan yang
seharusnya.Ini di akibatkan karena rendahnya nilai nilai sosial, budaya, dan politik
yang ia pahami serta banyak faktor lainnya, seperti masuknya budaya asing tanpa
adanya seleksi dan pengawasan dari orang dewasa sehingga menimbulkan sikap
individualis, emosional, dan premanisme,akibat rendahnya nilai sosial, moral,
kesopanan, pada anak usia Sekolah Dasar.
Itulah mengapa pendidikan nilai – nilai sosial, budaya, dan politik seperti
PPKn dan IPS harus dihadirkan dalam pendidikan sekolah sedasar mungkin,
karena dengan pendidikan nilai-nilai sosial, moral, norma, budaya, dan politik
sangat berpengaruh dalam terciptanya keberhasilan pendidikan di indonesia.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi – potensi manusiawi
serta didik, baik potensi fisik, potensi cipta rasa, maupun karsanya agar potensi itu
menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya.Pendidikan
bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, organis, harmonis,
dinamis guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.2Pendidikan tak dapat di
pisahkan dengan nilai – nilai sosial, budaya, dan politik. Secara dalam proses
pentransferannya,carapaling tepat adalah denganpendidikan. Keduanya sangat erat
sekali hubungannya karena saling melengkapi dan mendukung antara satu sama
lainnya.

2
Ahmad Zain Saputro. “Konsepsi politik pendidikan di Indonesia”.EDUCHILD.Vol.01 No.1, Tahun
2012, hlm. 30.

2
B. Rumusan masalah
1. Apapengertian Kehidupan Sosial,Budaya, dan Politik menurut para ahli?
2. Apa lingkup Kehidupan Sosial,Budaya, dan Politik?
3. Mengapa nilai-nilai Sosial, Budaya, dan Politik perlu dihadirkan pada anak
SD?
4. Bagaimana menanamkan nilai-nilai Sosial, Budaya, dan Politik pada anak
SD?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kehidupan sosial, budaya, dan politik menurut para
ahli.
2. Mengetahui lingkup sosial,budaya, dan politik.
3. Mengetahuialasanmengapa nilai-nilai sosial,budaya, dan politik perlu
dihadirkan pada anak SD.
4. Mengetahui cara menanamkan nilai-nilai sosial,budaya, dan politik pada anak
SD.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Kehidupan Sosial, Budaya, dan Politik menurut para ahli


a. Kehidupan sosial menurut para ahli

Ilmu – Ilmu sosial dinamakan demikian karena ilmu-ilmu


tersebut mengambil masyarakat atau kehidupan bersama
sebagai objek yang dipelajarinya.3Yang dimaksud objek disini
ialah masyarakat kita yang selalu beubah-ubah. Berikut
kehidupan sosial menurut para ahli :

1. Sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling


berhubungan (Enda, 2010)
2. Sosial dalam arti masyarakat atau kemasyarakatan berarti
segala sesuatu yang bertalian dengan sistem hidup bersama atau
hidup bermasyarakat dari orang atau sekelompok orang yang
didalamnya sudah tercangkup struktur, organisasi, nilai-nilai
sosial, dan aspirasi hidup serta cara mencapainya (Ranjabar,
2006)

Pendidikan sosial memberi kemudahan bagi kehidupan kita, karna


menegaskan kodrat manusia yaitu sebagai makhluk sosial yang tidak
bisa hidup sendiri.

b. Kehidupan budaya menurut para ahli

a) Pengertian budaya menurut para ahli :

Definisi “budaya” menurut KamusBesar Bahasa


Indonesia adalah adat istiadat, sesuatu mengenaikebudayaan
yang sudah berkembang.4Menurut E.B. TYLOR (1832-
1917), budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang
meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, keilmuan,
hukum, adat istiadat, kemampuan yang lain,serta kebiasaan
yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.5Sedangkan menurut Raymond Williams, tokoh
studi budaya (cultural studies) dari Inggris, memberikan
beberapa definisi mengenai budaya. Pertama, budaya dapat

3
Soekanto,Soerjono. 2011. SOSIOLOGI SUATU PENGANTAR. Jakarta: Rajawali Pers.Hlm 11.
4
Olivia M. Kaparan. “Analisa Gaya Hidup Remaja Dalam Mengimitasi Budaya PopKorea Melalui
Televisi”. Acta Diurna.Vol.II,No.2,2013.Hlm 7.
5
Setiadi, Elly M. etc.2006 Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Kecana

4
digunakan untuk mengacu pada suatu proses umum
perkembangan intelektual, spiritual, dan estetis. Kedua, budaya
berarti pandangan hidup tertentu dari masyarakat, periode, atau
kelompok tertentu. Selain itu, Williams juga mengatakan
bahawa budaya pun bisa merujuk pada karya dan praktik-praktik
intelektual, terutama aktivitas artistik. Dengan kata lain, teks-
teks dan praktik-praktik itu diandaikan memiliki fungsi utama
untuk menunjukkan, menandakan, memproduksi, atau kadang
menjadi peristiwa yang menciptakan makna tertentu. (Williams,
1983:90).6

Kebudayaan yang dimiliki oleh manusia, dimiliki dengan cara


belajar. Dia tidak diturunkan secara bilogis atau pewarisan melalui unsur
genetis. Hal ini perlu ditegaskan untuk membedakan perilaku manusia
yang digerakan oleh kebudayaan dengan perilaku mahluk lain yang
tingkahlakunya digerakan oleh insting.7Benar bahwa unsur-unsur dari
suatu kebudayaan tidak dapatdimasukan kedalam kebudayaan lain
tanpa mengakibatkan sejumlah perubahan pada kebudayaan itu. Tetapi
harus di ingat bahwa kebudayaan itu tidak bersifat statis, ia selalu
berubah. Tanpa adanya “gangguan” dari kebudayaan lain atau asing pun
dia akan berubah dengan berlalunya waktu. Bila tidak dari luar, akan ada
individu-individu dalam kebudayaan itu sendiri yang akan
memperkenalkan variasi-variasi baru dalam tingkah-laku yang akhirnya
akan menjadi milik bersama dan dikemudian hari akan menjadi bagian
dari kebudayaannya. Dapat juga terjadi karena beberapa aspek dalam
lingkungan kebudayaan tersebut mengalami perubahan dan pada
akhirnya akan membuat kebudayaan tersebut secara lambat laun
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi tersebut.

c. Hubungan politik menurut para ahli

Prof. Mr. Dr. J. Barents, yang dimaksud dengan ilmu politik


ialah ilmu yang mempelajari penghidupan negara. Dengan
demikian karena penghidupan negara tersebut adalah
pemerintah dari negara yang bersangkutan, maka politik dalam
pengertian sekarang ialah berbagai kebijaksanaan pemerintah
untuk mengelola berbagai bidang kehidupan negara di tengah-
tengah peristiwa kemasyarakatan, agar dengan kebijaksanaan-
kebijaksanaannya itu roda penghidupan negara dapat mencapai
tujuan yang telah digariskan semula, sebagai yang dimaksud
dalam Undang-undang Dasarnya.8
Adapun pendidikan politik menurut Kartono (2009:64)
adalah upaya edukatif yang intensional, disengaja dan sistematis
6
Olivia M. Kaparan, Op.Cit., Hlm 7.
7
Leonard Siregar.”ANTROPOLOGI DAN KONSEP KEBUDAYAAN”. Antropologi papua.Vol. 1, No. 1,
Agustus 2002. .Hlm 3.
8
Kartasapoetra, G. Gunarty S.H, Rience. 1983.Ilmu Politik. Bandung:

5
untuk membentuk individu sadar politik, dan mampu
menjadi pelaku politik yang bertanggung jawab secara etis
atau moril dalam mencapai tujuan-tujuan politik. Batawi
(2013:30) menyebutkan bahwa pendidikan politik sebagai
proses penyampaian budaya politik bangsa, mencakup cita-
cita politik maupun norma-normaoperasional dari sistem
organisasi politik yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Sedangkan tujuan dari pendidikan politik menurut Rusadi
Kantaprawira (2004:55) adalah pendidikan untuk meningkatkan
pengetahuan rakyat agar mereka dapat berpartisipasi secara
maksimal dalam sistem politiknya. Sesuai paham
kedaulatan rakyat atau demokrasi rakyat harus mampu
menjalankan tugas partisipasi. Hasil dari penghayatan
ituakan melahirkan sikap dan tingkah laku politik baru
yang mendukung sistem politik yang ideal, dan bersamaan
dengan itu lahirlah kebudayaan politik baru. Pembelajaran
pendidikan politik yang berkesinambungan
diperlukanmengingat masalah-masalah di bidang politik
sangat kompleks, bersegi banyak, dan berubah-ubah.9
Seperti yang kita ketahui, jika berbicara politik pasti selalu
berkaitan dengan Negara,Pemerintahan, Sistem Pemerintahan
dan Kekuasaan. Karena ilmu politik memang mempelajari segi
darikehidupan masyarakat yang menyangkut soal
Negara,Pemerintahan, Sistem Pemerintahan, dan Kekuasaan.
Apalagi melihat pada kenyataan bahwa kita semua hidup dalam
sistem politik dan kita dipengaruhi oleh perubahan ekonomi
politik global. Dengan munculnya globalisasi, telah terjadi
peningkatan minat masyarakat dunia dalam memahami sistem
politik negara-negara lain.makailmu politik menjadi penting
untukdipelajari setiap masyarakat sebagai warga negara. Maka
pendidikan ilmu politik harus dihadirkan pada pendidikan
sedasar mungkin.

B. Ruang lingkup kehidupan sosial, budaya, dan politik

a) Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah memiliki peran yang juga penting


untuk mengembangkanpribadi anak, karna didalam sekolah
dibentuk kepribadian seorang anak, sekolahsebagai program
pembimbingan/pembinaan mental anak. Oleh karena itu penting

9
Ahmad anis abdullah, Suhartini. “Berpikir Kritis Melalui Pembelajaran Statistika
BerbasisPendidikan Politik Di Lingkungan Sekolah”. JURNAL GANTANG. Vol. II, No. 1, Maret
2017.

6
dikembangkan lingkungan pembelajaran disekolah yang dilandasi
oleh nilai danmoral seperti sikap hormat, menghargai, tanggung
jawab, displin, keteguham,
toleransi, kedamaian, dan kasih sayang. Terkait dengan pelaksaan
pendidikan nilaidisekolah, pada taraf terntentu diperlukan adanya
training, pelatihan dan berbagaipengembangan untuk mendukung
keterampilan dan teknik mengajar guru yangyang dapat
mendukung pembentukan lingkungan belajar berbasis nilai.
Kesadaranpendidik terhadap nilai-niai mereka sendiri akan
menunjang para guru untukmembawanya lebih lanjut kedalam
ruang kelas, sehingga suasana penuh nilai danakan lebih terbangun,
daripada hanya sekedar memberlakukannya nilai yang ketatdan
kaku, yang wajib dipahami oleh seluruh siswa.

b) Keluarga

Posisi keluarga, memang memiliki peran yang sangat


strategi dalam meletakkannilai dan moralitas anak. Melalui orang
tua sebagai anggota keluarga inti, anakmenemukan “model” atau
panutan pertama dan utama, terutama dari sosokorangtua (ayah dan
ibu) sebagai individu yang bertanggung jawab atas pendidikan
nilai dan moralitas anak. Dengan demikian kelurga sebagai
lembaga pendidikannon formal mempunyai peran penting dalam
menanamkan nilai dan moralitas padaanak sebelum masuk level
pendidikan formal. Orang tua sebagai penanggungjawab untama
dalam menanamkan nilai-nilai paling dasar sebelum anak masuk
komunitas. Kebanyakan orang tua berasumsi bahwa suksesnya
masa depan anaksangat terkait dengan prestasi akademik disekolah
serta sederet predikat kejuaraan
lainnya.

c) Masyarakat

Masyarakat memang memiliki peran yang sangat strategis


untuk ikut sertamenciptakan lingkungan dan kondisi tata pergaulan
yang baik, sebagai acuankehidupan bersama warganya termasuk
generasi muda. Keberadaan idealmasyarakat indonesia dengan
perangkat dan pranata nilai “ketimuran” yang luhursebagaimana
dimaksud, saat ini memang sedang mengahadapi tantangan
yangserius . Masyarakat menjadi individualis, a-socialis, acuh tak

7
acuh, dan tidakperduli dalam gejala-gejala yang sedang terjadi
dalam kehidupannya. Kondisiseperti ini menjadi ancaman sekaligus
menjebak masyarakat kehutan belantarakeganasan sosial yang
dapat merenggut identitas, mentalitas dan moralitaswarganya
ternasuk generasi mudanya. Semua fakta tersebut menunjukkan
anggotamasyarakat, terutma generasi milenial, seolah-olah
berkesendirian didalamkeramaian.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Nilai – nilai sosial, budaya, dan politik Perlu diterapkan pada anak SD

1. Perlunya Nilai Sosial dalam Pendidikan

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia


dalam kelompok – kelompok dan struktur sosialnya ( Pidarta, 2009: 151).
10

Sedangkan nilai  Menurut bambang daroeso, nilai adalah suatu


kualitas atau pengahargaan terhadap sesuatu, yang menjadi dasar penentu
tingkah laku seseorang. Ketika dihadapkan pada kondisi hidup
bersama dalam suatu tatanan masyarakat diperlukan sebuah nilai
yang dapat menjadi acuan seseorang dalam berinteraksi dengan
orang lain yang disebut nilai social.

Dalam sosiologi perilaku manusia bertalian dengan nilai-nilai,


karena setiap perilaku dalam sosiologi dinilai tidak bebas. Semua
berhubungan erat dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Sekolah-
sekolah menjadi dasar setelah keluarga dan lingkungan dalam
memperhatikan pengembangan nilai - nilai sosial pada anak.

Sekolah menjadi kontrol sosial dan pengubah sosial pada anak


yaitu dalam memperbaiki kebiasaan kebiasaaan buruk di lingkungan
rumah dan masyarakat serta menjadikan anak anak kedepan menjadi
warga negara yang baik. Dalam pendidikan pemerintah tidak menjadikan

10
Syatriadin. Landasan sosiolois dalam pendidikan. Vol 1, No. 2, November 2017

8
penanaman nilai-nilai kehidupan dalam mata pelajaran, tetapi peran
pendidikan yaitu mengintegrasikan ke dalam situasi pembelajaran.

Apalagi pengaruh globalisasi terus menggerus budaya timur yang


dianut dan berpengaruh terhadap perilaku sosial siswa. Nilai-nilai sosial
perlu ditanamkan agar siswa tidak mudah terprovokasi pengaruh buruk.
Karena itu, Sekolah memiliki potensi paling besar dalam rangka mendidik
anak anak, didalam tugas sekolah secara sadar dapat mengembangkan
kemampuan anak, memupuk bakat dan minat anak, mengembangkan
kepekaan terhadap nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Disekolah guru
memiliki tanggung jawab dalam menanamkan nilai-nilai dan bentuk sikap
yang baik pada anak.

Nilai-nilai dan sikap yang tumbuh dan berkembang dalam


lingkungan sekolah merupakan keterserapannya nilai-nilai hidup yang
terpancar dari seorang guru, maka dari itu penanaman nilai- nilai sosial
harus ditanamkan sejak dini mulai dari kehidupan lingkungan rumah,
sekolah dan masyarakat agar terciptanya pergaulan yang positif supaya
anak tidak terjerumus dalam pergaulan yang negatif, saling menghormati,
menghargai sesama masyarakat, patuh terhadap norma-norma yang
berlaku sehingga terciptanya masyarakat yang baik dimasa depan.

Seperti yang terdapat dalam Undang-Undang no 20 tahun 2003


dalam konteks tujuan pendidikan tentang Pendidikan nasional yang
menyebut bahwa "Pedidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk warak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rabgka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab".11

2. Perlunya Nilai Budaya dalam Pendidikan

Kehidupan sosial tidak terlepas dari budaya, karena budaya sama


halnya dengan kebiasaan hidup sehari-hari. Kebudayaan adalah segala
pikiran dan perilaku manusia yang secara fungsional dan disfungsional
ditata dalam masyarakatnya(Koentjaraningrat,1970).12

11
Dini Palupi Putri “Pendidikan Karakter pada Anak Sekolah Dasar di Era Digital” Vol.02, no.1,
2018
12
Salio “Konsep Diri dalam Budaya Jawa”vol.20, no.27, 2012

9
Kebudayaan sendiri mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kebiasaan- kebiasaan. Budaya
dapat dikatakan sebagai kebiasaan, maka selalu diwariskan dari generasi
ke generasi. Sekolah adalah salah satu hal penting sebagai penyangga
sistem sosial yang lebih besar dalam tatanan kehidupan masyarakat.

Dalam konteks kebudayaan pendidikan memiliki peran sebagai


agen pengajaran nilai-nilai budaya, karena pada dasarnya pendidikan yang
berlangsung adalah proses pembentukan kualitas manusia sesuai kodrat
budaya yang dimiliki. Pendidika ada untuk memberi arah dan pandangan
yang lebih baik akan budaya.

“ Pendidikan adalah suatu proses menaburkan benih-benih budaya


dan peradaban manusia yang hidup dan di hidupi oleh nilai-nilai atau visi
yang berkembang dan di kembangkan dalam suatu masyarakat”( HAR.
Tilaar, 2002:9). Inilah pendidikan sebagai suatu proses pembudayaan. 13
Pendidikan dan kebudayaan berkenaan dengan sesuatu hal yang sama,
yaitu nilai-nilai. Pendidikan juga dipandang sebagai proses transmisi
kebudayaan. Unsur – unsur kebudayaan yang ditransmisi melalui
pendidikan. Selain nilai – nilai, pendidikan kebudayaan juga meliputi adat
istiadat, kebiasaan sosial, sikap, tingkah laku, yang di gunakan dalam
interaksi atau pergaulan para anggota dalam masyarakat tersebut.

Tanpa pendidikan budaya pun anak kehilangan arah yang


disebabkan karena budaya bersifat dinamis.Perkembangan globalisasi
yang sangat pesat memempengaruhi budaya manusia. Hal ini menjadi
tolak ukur agar pendidikan dijadikan sebagai controller atas nilai-nilai
budaya yang semakin bebas tanpa kendali. Untuk itu nilai-nilai
kebudayaan harus diterapkan melakui pendidikan.

Penanaman nilai-nilai budaya pada tingkat dasar diharapkan dapat


melestarikan nilai-nilai budaya sebagai indentitas bangsa yang tidak bisa
punah. Dalam konteks pembelajaran diharapkan membentuk perlaku anak
menjadi manusia yang mampu bersosialisasi dalam masyarakat, dapat
menyesuaikan diri terhadap lingkungan, dapat menanamkan sikap yang
positif, belajar hidup dalam perbedaaan, menjunjung sikap saling
menghargai, terbuka dalam berpikir, apresiasi dan interpendensi dan
resolusi konflik.

13
Dyah Kumalasari. “Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Pada Mata Kuliah Perspektif
Global”. Vol 13, No 1, September 2017.Hlm 5.

10
Maka sudah seharusnya sebagai pendidikan kita harus menerapkan
kepada anak untuk menjaga dan melestarikan budaya, dilestarikan atau
hilang semua ada ditangan generasi penerus bangsa. Untuk itu pendidikan
merupakan pondasi kemjuan sebuah bangsa, maka peranannya sangat
penting sebagai transfer nilai-nilai budaya.

3. Perlunya Nilai Politik dalam Pendidikan Dasar

Kehidupan nilai sosial dan nilai budaya juga tidak telepas dari nilai
politik.Pertama mari kita telaah terlebih dahulu mengapa nilai politik perlu
hadir dalam pendidikan. Pendidikan dan politik adalah dua elemen penting
dalam sistem sosial politik di setiap negara, baik negara maju maupun
negara berkembang. Keduanya sering dilihat sebagai bagian-bagian
terpisah, yang satu sama lain tidak memiliki hubungan apa-apa. Padahal,
keduanya bahu-membahu dalam proses pembentukan karakteristik
masyarakat disuatu negara.14 Terlebih lagi, indonesia merupakan negara
yang memiliki bentuk pemerintahan, dimana Negara diatur dengan sistem
pemerintahan dan menganut sistem demokrasi pancasila. Karena itu,
pendidikan di indonesia harus menghadirkan pelajaran yang memuat
pendidikan politik. Keberadaan siswa sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
generasi muda saat ini juga memiliki andil yang cukup besar dalam menentukan
laju pemerintahan. Para siswa tersebut dapat dikatakan sebagai tulang
punggung negara karena di pundak merekalah masa depan bangsa ini akan
digantungkan. Hal ini bisa dimulai dari Pendidikan Sekolah Dasar. kenapa?
Karena anak usia SD merupakan masa emas untuk belajar, pada usia ini
masa-masa yang tepat untuk memperkenalkan pendidikan politik. Jadi,
Pendidikan Politik harus hadir sejak Sekolah Dasar agar Siswa dapat
menerapkan contoh partisipasi politik.untuk melatih siswa agar bisa
melibatkan diri dalam demokrasi yang ada di Indonesia. Setelah itu,
diharapkan siswa dapat mengembangkan partisipasinya dalam lingkup
yang lebih besar di masa yang akan datang. Seperti halnya para petinggi
negara dan tokoh –tokoh politik di Indonesia, mereka semua mengawali
semuanya dari sekolah. Berikut conto – conto yang dapat kita lakukan
untuk menerapkan pendidikan politik di sekola dasar :

1. pemilihan pengurus kelas

14
Sirozi, M. 2005. Pendidikan Politik. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm 1.

11
2. Ikut serta dalam mengawasi pelaksanaan tata tertib sekolah

3. Aktif menyuarakan aspirasi.

4. Aktif berpartisipasi dalam musyawarah atau forum diskusi di


lingkungan sekolah.

A. Menanamkan nilai-nilai Sosial, Budaya, dan Politik pada anak SD

Pendidikan berkarakter bukan sekedar mengajarkan mana yang


benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter
menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga
peserta didik menjadi paham (kognitif) nilai yang baik dan bisa
melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter yang
baik harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik” (moral
knowing), akan tetapi juga merasakan dengan baik atau loving good
(moral feeling), dan perilaku baik (moral action), pendidikan karakter
menekankan pada habit dan kebiasaan yang terus menerus dipraktikan dan
dilakukan.15

a. Bagaimana Menanamkan Nilai-nilai Sosial pada Anak SD?


Manusia diharapkan pada era globalisasi ini adalah manusia yang
siap berkompetisi dan tidak saling menjatuhkan.Siap menerima
keberhasilan manusia dan kegagalan. Membentuk karakter anak sejak
dini dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk membangkitkan dan
menguatkan kesadaran serta keyakinan anak didik kita bahwa tidak ada
masa depan yang lebih baik tanpa kejujuran, tanpa meningkatkan
disiplin diri, tanpa kegigihan mengembangkan rasa tanggung jawab,
tanpa semangat berkontribusi bagi sesama.
Menanamkan nilai-nilai sosial pada anak SD untuk menumbuhkan
rasa tanggung jawab pada diri anak. Dapat melakukan hal-hal sebagai
betikut:
 Menghormati dan merawat lingkungan dan peralatan dalam
kelas
 Mengikuti aktifitas rutin dalam kelas dan sekolah
 Mematuhi peraturan dalam kelas dan sekolah
 Bermain dengan baik bersama teman
 Berbagi dan menghormati hak orang lain

15
Zainal Aqib dan Ahmad Amrullah, (2017).Pedoman Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa,
Yogyakarta: Gava Media.

12
 Menghormati guru dan orang yang lebih tua

b. Bagaimana Menanamkan Nilai-nilai Budaya pada Anak SD?

Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,


kepercayaan, kesenian moral, hukum serta adat istiadat.Perlu diketahui
bahwa pendidikan anak tidak lepas dari kebudayaan, karena dari
budayalah karakter anak dapat terbentuk, kebudyaan juga meliputi
keluarga, masyarakat hingga lingkungan sosial dan kebudayaan
menjadi suatu yang sangat langka dalam artian bahwa kebudayaan
leluhur sudah tergeser dengan kebudayaan modern. Kebudayaan tidak
lahir dengan sendirinya, akan tetapi kebudayaan memiliki kaitan yang
sangat erat dengan bagaimana kita mendidik generasi kita dengan
memperkenalkan dasar-dasar dari kebudayaan leluhur, kebudayaan
tidak akan dikenal oleh generasi yang akan datang, jika kita sendiri
tidak memperkenalkan kebudayaan tersebut. Jika kita kembali melihat
bagaimana sekarang kebudayaan sudah kurang diminati oleh sebagian
besar bangsa ini.
Oleh karena itu menanamkan nilai-nilai budaya pada anak SD
sangatlah penting agar anak-anak bangsa lebih mengenal budaya
mereka sendiri. Dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
 Memperkenalkan budaya melalui cerita
 Memperkenalkan budaya melalui kunjungan ketempat
bersejarah
 Memeprkenalkan tarian tradisional kepada anak
 Memperkenalkan batik kepada anak SD dan
menerapkannya
 Memperkenalkan alat music tradisonal dan mengajarkan
kepada anak SD

c. Bagaimana Menanamkan Nilai-Nilai Politik pada Anak SD?

Pendidikan politik memegang peranan untuk dapat mendidik


generasi muda agar mendapatkan pemahaman yang jelas terhadap
berbagai konsep dan symbol politik.Terutama dalam membentuk
kesadaran politiknya.Pendidikan politik menjadi sarana bagi para
pemuda untuk mematangkan pemahaman nya terhadap orientasi
politik fundamental yang mesti dimiliki untuk dapat membentuk
kesadaran politik yang tinggi.Kurikulum dipersekolahan sebagai
komponen terpenting pendidikan, pada dasarnya dapat dijadikan media
pendidikan politik untuk menanamkan dan membentuk tumbuhnya
kesadaran politik.16

16
Wildan Nurul Fajar. “pelaksanaan Pendidikan Politik di Sekolah Dalam Meningkatkan Kesadaran
Politik Siswa”. JPIS. Vol.25, no.1, juni 2016

13
Menanamkan nilai-nilai politik pada anak SD untuk menumbuhkan
rasa dan membentuk kesadaran politik dalam anak usia dini dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut:
 Mengikuti kegiatan pemilihan kelas
 Bermusyawarah tentang pembagian jadwal piket
 Memperkenalkan sistem demokrasi
 Memperkenalkan sistem pemerintahan.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Globalisasi sudah menjadi tuntutan untuk semua masyarakat dunia


yang diantaranya para peserta didik sekolah dasar, banyak siswa di sekolah
dasar yang sudah mampu menggunakan teknologi-teknologi canggih.
Perkembangan teknologi yang serba cepat ini maka akan berdampak pada
perilaku siswa sehari-hari. Maka dari itu diperlukan adanya peningkatan
dalam hal menanamkan nilai-nilai sosial, budaya, dan politik pada siswa.
Nilai-nilai ini merupakan sarana dalam mengatur kehidupan bersama, yang
mana sangat menentukan dalam setiap kehidupan masa depan. Terlebih
saat ini kita berada didunia terbuka , dimana nilai-nilai sosial, budaya, dan
politik semakin melemah. Perlu perhatian lebih dalam menanamkan nilai
tersebut, yaitu dengan pendidikan.Pendidikan nilai-nilai sosial, budaya,
dan politik harus ditanamkan sejak pendidikan sekolah dasar.

Pendidikan nilai dimaksudkan an mengalami nilai-nilai serta


mampu menempatkannya secara integral dalam kehidupan. Untuk sampai
pada tujuan yang dimaksud, tindakan-tindakan pendidikan yang mengarah

14
pada perilaku yang baik dan benar perlu diperkenalkan oleh para
pendidik.Penilaian nilai secara khusus ditujukan untuk, menerapkan
pembentukan nilai kepada peserta didik, menghasilkan sikapa yang
mencerminkan nilai-nilai yang diinginkan, dan membimbing perilaku yang
konsisten dengan nilai-nilai tersebut.Dengan demikian, pendidikan nilai
meliputi tindakan mendidik yang berlangsung mulai dari usaha
penyadaran nilai sampai pada perwujudan perilaku-perilaku yang bernilai.

Pendidikan nilai dapat diintegrasikan dalam berbagai mata


pelajaran pendidikan nilai harus ada pada seluruh mata pelajaran yang
diprogramkan oelh lembaga pendidikan.Oleh karena itu setiap guru
memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan pendidikan nilai kepada
peserta didik, rasanya sungguh tidak bijak jika masalah penanaman nilai,
moral, dan etika hanya diserahkan kepada guru tertentu.

15

Anda mungkin juga menyukai