BAB I
A. Latar Belakang
1945 yang selanjutnya disebut UUD 1945. Pada Pasal 1 ayat (3)
kehidupan bernegara sudah diatur melalui hukum yang sah, hal itu
1
Padmo wahjono, ilmu negara suatu sistematik dan penjelasan 14 teori ilmu
negara dan jellinek, melati study group 1977. hlm 30.
2
Pasal 1 ayat 3 UUD negara republik indonesia tahun 1945.
2
3
Padmo Wahjono, Op.cit hlm 98
4
Sri Hartini, hukum kepegawaian di indonesia, sinar grafika jakarta 2008. Hlm
24
3
hal ini pegawai negeri sipil bertindak sebagai abdi negara, abdi
5
Pasal 1 UU no 5 tahun 2014 tentang Aparatur sipil Negara
4
nasional.
netralitas, yang hal itu berarti bahwa ASN harus bersikap netral
6
Phlilipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada
University press, Yogyakarta, 2005, hlm 214.
5
maksud bahwa pegawai ASN harus tetap loyal hanya pada satu
7
S.F Marbun dan Mahfud M.D, pokok-pokok Hukum Adminitrasi Negara,
Liberty, Yogykarta, 1987, hlm 98-99
8
Ibid, hlm 99-100
6
9
Pasal 93 Huruf F Undang-Undang no 7 Tahun 2017 tentang Pemilu
7
terjadi.
10
Utama felldy https://www.inews.id/news/read/159997/peneliti-ungkap-80-
kasus-asn-terlibat-politik-praktis-di-5-provinsi (diakses pada jum’at 28 Oktober 2018,
pukul 19.46)
11
sakinah Rakhmah DIan setiawan
https://nasional.kompas.com/read/2018/06/25/18180101/bawaslu-temukan-
500-kasus-asn-tak-netral-pada-pilkada-serentak “sakinah Rakhmah DIan setiawan”
(diakses pada jum’at 16 Oktober 2018, pukul 20.15)
8
sebagai ASN.
berbagai regulasi itu justru tidak ada yang menyasar pada Pihak
tidak juga jelas ada perlindungan hukum bagi ASN yang dipaksa
skripsi penulis lebih pada penerapan asas netralitas bagi ASN yang
B. Identifikasi Masalah
Perundang-Undangan ?
C. Tujuan Penelitian
perundang-undangan.
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
kepegawaian.
2. Kegunaan Praktis
E. Kerangka Pemikiran
1945 pada pasal 1 ayat (3), konsepsi negara hukum adalah suatu
hukum12
12
A Mukthie Fadjar, Tipe Negara Hukum, Banyumedia, Malang, 2003, hlm 18-
19
13
diletakkan pada tangan seluruh rakyat, bukan pada salah satu elit,
yang teratur.14
13
Sri Soemantri, Bunga Rampai Hukum Tatat Negara Indonesia, Alumni,
Bandung,1992, hlm 28.
14
Mochtar Kusumaatmadja dan Arif Sidharta, pengantar imu hukum: suatu
pengenalan pertama ruang lingkup berlakuknya ilmu hukum, alumni, bandung, 2009,
hlm 34-35
14
rasional dijalankan.
bentuk yang pasti yang semua fungsi dijalankan dalam cara yang
weberian.
yang kompetitif.
dan keluarganya.
tertulis dan dapat disimak oleh siapa pun juga. Rasional artinya
berlaku untuk semua aparat mulai dari tingkat atas sampai tingkat
kesejahteraan masyarakatnya.
17
Agung Kurniawan, Transformasi Birokrasi, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta,
2009, hlm 13.
18
Pasal 1 UU no 5 Tahun 2014 tentang Aparatur sipil Negara
18
memihak (tidak ikut atau tidak membantu salah satu pihak), jadi
berubah.
19
Riawan Tjandra, Hukum Administrasi Negara, Universitas Atma Jaya,
Yogyakarta, 2008, hlm 150.
20
Miftah Thoha, Birokrasi dan Politik Indonesia, Grafindo Persada, jakarta
2008,hlm 168
19
kampanye”23
21
Pasal 9 no 5 Tahun 2014 Tentang, Aparatur Sipil Negara
22
Undang-Undang no 5 Tahun 2014 Tentang, Aparatur Sipil Negara
23
Pasal 283 ayat 1 Undang-Undang No 7 tahun 2017 tentang pemilu
20
dilematis, disatu sisi ASN dituntut untuk netral, sementara disi lain
mereka tetap memiliki hak pilih, ditambah lagi posisi ASN yang
24
http://www.kopertis12.or.id/undang-undang-nomor-5-tahun-2014-tentang-
aparatur-sipil-negara.html#EltPQFL.dpuf. (diakses pada 29 november 2018, pukul 21.45)
21
peserta pemilu yang ini biasanya pada calon petahana pada suatu
ASN.
25
Rina martini,”Politisasi Birokrasi Indonesia”,Program Studi Sagister Ilmu Politik
Universitas Diponegoro, Vol 1 No 1, 2010 hlm 70
22
F. Metode Penelitian
26
Sri Hartini, Setiajeng Kadarsih, dan Tedi Sudrajat, “Kebijakan Netralitas
Pegawai Negeri Sipil Dalam Pemilukada (Studi dijawa Tengah), Padjadjaran Jurnal Ilmu
Hukum, Vol 1 No 3, tahun 2014, Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung 2014,
hal 550.
23
1. Metode pendekatan
2. Spesifikasi penelitian
pemilu.
3. Tahapan penelitian
dari :
Sipil Negara
Administrasi Pemerintahan
Partai Politik
penelitian.
kesimpulan.
6. Lokasi penelitian
Dipatiukur No 46 bandung
G. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Negara
BAB V Penutup
BAB II
NEGARA
instansi Pemerintah.
pemerintahan.28
pelayan Prima dalam kapasitas PNS sebagai abdi negara dan abdi
berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam
berlaku.29
28
Pasal 1 UU no 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
29
Mohamad ismail, Aktualisasi pelayan Prima dalam kapasitas PNS sebagai
abdi negara dan abdi masyarakat, mandar maju, bandung. Hlm 32.
31
pemerintah, jadi pegawai negeri sipil adalah orang yang bekerja pada
Pegawai Negeri Sipil yang agak berbeda dari apa yang telah disebutkan
meliputi juga orang-orang yang menerima gaji atau upah dari suatu
no 5 tahun 2014 :
30
W,J,S, Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, balai pustaka,
Jakarta,1986, hlm 702.
31
Faizal Abdullah, Hukum Kepegawaian Indoneisa, Rangkang Education,2011,
hlm 2.,
32
tahun 2014 tentang hak-hak pegawai negeri sipil (PNS) adalah sesuatu
b. Cuti;
d. Pengembangan kompetensi.33
b. Cuti;
c. Perlindungan; dan
d. Pengembangan kompetensi
32
Pasal 8-9 UU no 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
33
Ibid., Pasal 21
33
antara hak yang diperoleh oleh pegawai ASN. Hanya Pegawai Negeri Sipil
saja yang diberikan hak untuk mendapatkan jaminan pensiun dan jaminan
hari tua, sedangkan hak lainya sama-sama dapat diperoleh oleh kedua
tidak dibedakan satu sama lainya, sebagaimana yang terdapat pada pasal
yang berwenang;
di luar kedinasan;
dan
Indonesia.
35
publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari
terlepas dari segala bentuk pengaruh apapun baik politik atau kepentingan
yang lain yang memaksa untuk mengabaikan aturan dan tata laksana
36
pejabat politik dari Partau politik yang memerintah itu berubah. 34 Asas
34
Miftah Thoha, Birokrasi dan Politik Indonesia, Grafindo Persada, jakarta
2008,hlm 168
37
Perundang-Undangan
pada hasil (outcome) bukan pada input. Untuk itu dalam mewujudkan
good governance yang netral perlu memahami akan keinginan dan tujuan
dijelaskan mengenai netralitas ini, hal itu lebih rinci diatur dalam Pasal 3
pembangunan.
kepada masyarakat.
35
Pasal 3 Undang Undang No 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan atas Undang-
Undang No 8 Tahun 1974 Pokok-Pokok Kepegawaian
39
Reformasi Birokrasi
berikut :
d. Penataan tatalaksana,
f. Penguatan pengawasan
terkait tuntutan 8 point diatas maka diwajibkan pegawai ASN terlepas dari
segala pengaruh baik dari dalam maupun dari luar birokrasi itu sendiri
dari apa yang telah diamanatkan dalam UU ASN BAB II yakni asas,
prinsip, nilai dasar, kode etik serta prilaku yang mana dialammnya
41
Pasal 1
intervensi politik.
f. netralitas
j. nondiskriminatif
42
sebagai berikut ;
Pasal 4
meliputi
luhur
Pasal 5
perundang-undangan.
Pasal 9
Pasal 12
Pasal 31 :
Pasal 72
bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, maka untuk tujuan
1. Pengertian Politisasi
berasal dari kata polis (bahasa Yunani), yang artinya negara kota,
berkuasa38. Politisasi birokrasi berada didua sisi; berasal dari sisi partai
politik yang mengintervensi birokrasi atau dari eksekutif itu sendiri yang
adanya sejumlah politisi yang melihat birokrasi sebagai alat yang dapat
38
Rina Martini “Politisasi Birokrasi Indonesia”, prorgam studi magister ilmu
politik Universitas Diponegoro, Vol 1 No 1, 2010, hlm 70.
47
Perundang-Perundangan
serta berbagai tumpukan regulasi yang ada hanya berkutat pada soal
adas aat ini justru tidak ada yang mampu menyasar pada Pihak yang
ASN, dari kasus diatas tampak pada kontestasi pilkada beberapa waktu
yang tidak pernah terjawab, dan tidak terdapat sanksi tegas bagi pihak
yang melakukan penggiringan bagi ASN, tidak juga jelas ada perlindungan
hukum bagi ASN yang dipaksa secara terang-terangan untuk masuk pada
ruang politik yang notabene hal itu bertentangan pada prinsip asas
sampai saat ini penulis tidak sama sekali menemukan ketentuan tersebut,
Netralitas birokrasi sangat penting dan perlu mendapat prioritas dan harus
oleh setiap elemen pegawai ASN, namun ada beberapa pasal yang juga
menurut ayat tersebut tugas kedinasan yang dimaksud adalah tugas yang
a. Perintah kedinasan;
c. Peraturan kedinasan;
atau SOP)
53 Tahun 2010). Ini tentu berarti seorang bawahan tidak dapat memiliki
wewenang lebih pada saat telah diintervensi oleh atasan apabila sudah
mengingat pasal 5 dan ayat 2, (e) dan (h) menjadi disharmoni dengan
akhir ini terjadi tentu penjabaran diatas juga menjadi salah satu sebabnya
menilai bahwa regulasi-regulasi yang ada baik tentang ASN, Pemilu atau
BAB III
Drs. H. Riduan Kadir, SH, M.M. pada Februari 2006 diganti lagi, Dinas
kepalai oleh Drs. H. Arfan Usman. M.pd. lalu diganti lagi oleh Drs.
1. Visi
2. Misi
KKN)
1. Tugas Pokok
2. Fungsi
kecamatan.
Oleh karena itu ada semacam kewajiban mutlak untuk tunduk dan
41
Hasil Wawancara dengan Desti Arianti seorang Pegawai disalah satu Sekolah
Menengah Kejuruan dikecamatan Tualang, Kabupaten Siak pada 19 Desember 2019
59
atasan kepadanya.
telah dapat dipahami pada kasus ini telah terjadi pelanggaran asas
pada ASN, namun yang penulis lihat adalah jika mengacu kepada
bawahan, dan dilema ini tidak sama sekali terjawab atas ketentuan
menjadi proses wajib yang tidak bisa sama sekali ditolak oleh
bawahan.
penggiringan ASN ini adalah Pimpinan ASN sendiri dan sipil yang
pada hasil penelitian oleh Rizki Muharlin Rayadi dan Drs. Erman M,
62
Daerah Kabupaten Siak Tahun 2011)” dari hasil penelitan ini para
ASN 2014 yang hari ini di terapkan tidak juga cukup mampu
ini yaitu dengan turut serta dalam kampanye salah satu kandidat,
Bantul.
bawahanya.`
65
Hj. Sri Widati merupakan Bupati defenitif periode itu. Karena dari
tidak netral, mereka juga mendapat arahan dari pimpinan saat itu,
memang pada saat deklarasi Bupati Hj. Sri Surya Widati masih
43
Widuri Wulandari, “Netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Pemilihan
Umum Kepala Daerah serentak Kabupaten Bantul Tahun 2015” Ilmu Pemerintahan
Universitas Muhamadiyah Yoyakarta, 2015 hlm 70
66
Indonesia.
ada 14 pejabat ASN yang telah diperiksa oleh ORI perwakilan DIY
ASN.
ditindaklanjuti.45
45
https://nusantara.medcom.id/jawa-tengah/peristiwa/4KZxylWb-pemkab-
bantul-diminta-awasi-15-asn-tak-netral, oleh Ahmad Mustaqim, diakses Pada 15
Februari 2019.
46
https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2015/09/29/511/647267/pilkada-
bantul-tak-netral-lima-pns-bantul-diitegur, oleh Bhekti Suryani, diakses pada 15 Februari
2019.
69
Bantul sendiri.
Selain kasus pada proses pilkada Bantul tahun 2015 lalu ini,
Namun jikan melihat lebih jauh pada kasus ini jika sejatinya
47
https://tirto.id/potensi-pelanggaran-bupati-amp-pns-boyolali-dalam-demo-
pidato-prabowo-c9nW, oleh Lalu Rahadian diakses pada 18 februari 2019
71
sanksi pada ASN tersebut, hal itu senada dengan amanat Pasal 4
netralitas oeh ASN yang hal itu karena perintah Bupati, namun
sebagai ASN.
72
jabarkan sebelumnya.
73
BAB IV
Undangan
ASN.
siapapun.
adalah filosofi yang menjadi inti dari sejumlah hukum. Asas hukum
Pasal 9 ayat (2) bahwa “ pegawai ASN harus bebas dari pengaruh
yang penulis jabarkan diatas, UU ASN cukup dan telah begitu jelas
mengulas tentang netralitas yang harus taati oleh ASN, akan tetapi
birokrasi dan serta melihat pada kasus yang penulis angkat pada
tentang ASN, penulis melihat betul bahwa netralitas yang ada dan
kuasa ditolak oleh ASN itu sendiri. Pada prinsipnya penulis menilai
netralitas.
77
tidak melihat sama sekali bahwa potensi ASN atau birokrasi pada
politik praktis yang berujung tidak netral ASN, padahal potensi itu
begitu jelas dan nyata ada dalam ruang birokrasi, ini yang tentu
sebelumnya.
52
Undang-Undang No 8 Tahu 2015 Tentang perubahan atas UU No. 1 tahun
2015 Tentang penetapan peratutan pemerintah pengganti Undang-Undang No.1 tahun
2014 tentang pemilihan Gubernur, bupati, dan walikota menjadi UU (pasal 70 ayat 1)
78
pidana penjara dan pidana denda sebagai mana diatur pada pasal
berikut :
53
Ibid, pasal 189
79
yang penulis temukan yang tejadi bukan oleh oknum kepala daerah
tanpa kejelasan.
82
dengan cara :
dan/atau
masyarkat;
84
Daerah
masyarakat.54
ataupun berat.
54
Tedi Sudrajat dan Sri Hartini, “Rekonstruksi Hukum Atas Pola Penanganan
Pelanggara Asas Netralitas Pegawai Negeri Sipil” Fakultas Hukum Universitas Gadjah
Mada, Vol 29 No 3, 2017 Hlm 451-452
86
ASN kabupaten Bantul yang terlibat, namun pada kasus ini yang
55
Undang-Undang No 8 Tahu 2015 Tentang perubahan atas UU No. 1 tahun
2015 Tentang penetapan peratutan pemerintah pengganti Undang-Undang No.1 tahun
2014 tentang pemilihan Gubernur, bupati, dan walikota menjadi UU (pasal 70 ayat 1)
87
netralitas yang itu tentu hanya menyasar pada ASN. Tidak sama
Pilkada.
kasus yang penulis teliti, akan tetapi ada ruang hukum yang penulis
Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, hal ini jelas terlihat dari
yang akan selalu menjadi korban atas penerapan asas netralitas ini
Namun jikan melihat lebih jauh pada kasus ini jika sejatinya
56
Lalu Rahadian, Op.Cit., hlm 70
90
sanksi pada ASN tersebut, hal itu senada dengan amanat Pasal 4
lebih penulis bahwa tidak adanya ruang bagi ASN untuk melakukan
melihat lebih dalam akar persoalan dan berhenti pada ASN yang
rangkaian beberapa kasus itu adalah fakta yang terjadi bahwa ASN
ASN dan aturan pelaksananya hal itu jelas terlihat bahwa dibawah
rezim undang-undang ASN yang saat ini belaku ASN tidak lebih
tersebut.
yang jelas untuk ASN menolak segala bentuk upaya atau potensi
rasional dijalankan. Artinya jauh sbelum hari ini ASN atau birokrasi
dengan sanksi tanpa ada upaya dari hukum sendiri untuk memberi
adalah kesalahan fatal yang penulis nilai hari ini menjadi soal berat
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
2014 yang telah penulis uraikan dalam skripsi penelitian ini, maka
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Peraturan Perundang-Undangang
UUD negara republik indonesia tahun 1945
Undang-Undang No 2 tahun 2011 tentang perubahan atas Undang
Undang-Undang No 2 tahun 2008 tentang Partai Politik
100
Sumber lain
https://www.inews.id/news/read/159997/peneliti-ungkap-80-kasus-
asn-terlibat-politik-praktis-di-5-provinsi diakses pada 28 oktober
2018
https://nasional.kompas.com/read/2018/06/25/18180101/bawaslu-
temukan-500-kasus-asn-tak-netral-pada-pilkada-serentak
diakses pada 28 oktober 2018.
http://www.kopertis12.or.id/undang-undang-nomor-5-tahun-2014-
tentang-aparatur-sipil-negara.html#EltPQFL.dpuf.