Anda di halaman 1dari 19

VISKOSITAS

Dosen Pengampu :

Apt.Safrina, S.Farm., M.Farm

Kelompok 5 :

Anisa Pratama (1948201002)

Ayu Maulani (1948201005)

Dora Salmiatul Liska (1948201006)

Rifka Afdilla (1948201028)

Rayatul Iza (1948201026)

FARMASI FISIK

UNIT A FARMASI SEMESTER 2

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS SAINS CUT NYAK DHIEN LANGSA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan

rahmad dan hidayah sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang

berjudul : “VISKOSITAS” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas yang diberikan oleh dosen.Selain itu, makalah ini juga menambah wawasan

tentang daun bambu bagi saya dan teman-teman.Saya menyadari, makalah yang

saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, karena saya juga masih dalam

keadaan belajar.Oleh karena itu, kritikan dan saran saya terima demi

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat bagi kita sekalian.

Langsa, 7 juni 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

1.1 Rumusan Masalah…………………………………………………………..

1.2 Tujuan………………………………………………………………………

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengaertian Viskositas……………………………………………………..

2.2 Konsep Viskositas………………………………………………………….

2.3 Pengukuran Viskositas……………………………………………………..

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Viskositas……………………………..

2.5 Viskositas dalam Kehidupan Sehari-Hari…………………………………..

BAB III

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………

3.2 Saran………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makalah ini ada bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan kami

disemester 2 dengan mata kuliah farmasi fisik.

Makalah ini mencakup mengenai viskositas yang terdiri dari ; pengertian

viskositas, konsep viskositas, pengukuran viskositas, faktor-faktor yang

memengaruhi viskositas dan visksitas dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

Karena itu, kami membahasnya pada makalah ini. Semoga dengan adanya

makalah ini dapat membantu dalam mempelajari viskositas lebih dalam.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu viskositas?

2. Apa konsep dari viskositas?

3. Bagaimana cara mengukur viskositas?

4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi vikositas?

5. Bagaimana viskositas dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa itu viskositas

2. Dapat mengenal lebih dalam mengenai viskositas

3. Tahu cara pengukuran viskositas

4. Mengetahui faktor yang memengaruhi viskositas

5. Manfaat viskositas dalam kehidupan sehari-hari


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Viskositas

Viskositas adalah suatu pernyataan “ tahanan untuk mengalir” dari suatu

sistem yang mendapatkan suatu tekanan. Makin kental suatu cairan, makin besar

gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu.

Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari

partikel.( Moechtar,1990).

Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperatur, maka viskositas cairan

justru akan menurun jika temperatur dinaikan.

Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi adalah sebagai

berikut : system Newton dan system Non-Newton. Pemilihan bergantung pada

sifat-sifat alirannya Viskositas dipengaruhi oleh :

 Besar dan bentuk molekul

 Viskositas cairan semakin berkurang dengan bertambahnya suhu tapi tak

cukup banyak dipengaruhi oleh perubahan tekanan.

 Adanya koloid dapat memperbesar viskositas sedang adanya elektrolit

akan sedikit menurunkan viskositas dari cairan.

Metode yang umum digunakan untuk pengukuran kekentalan meliputi

penetapan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah volume tertentu cairan untuk

mengalir melalui kapiler.Banyak viscometer tabung kapiler telah dirancang, tetapi

viskkometer Ostwald dan ubbelohde adalah yang paling sring digunakan. Dalam
mengkalibrasi viscometer tipe kapiler, perlu dihitung konstanta viscometer k,

dengan rumus :

v = kekentalan cairan yang diketahui ( centipoises / cp )

k= v / d.t

d = bobot jenis cairan uji ( gram / liter )

t = waktu alir cairan ( detik ), dari batas atas hingga bata bawah dalam tabung

kapiler.

Kekentalan dinamik ditetapkan memakai viscometer kapiler, misalnya

viscometer Ostwald.

Catatan pada viskositas :

1. System Newton (ampe aliran dari Newton)

Semakin besar viskositas suatu cairan, akan semakin besar gaya per satuan

luas (shearing stress) yang diperlukan untuk menghasilkan suatu rate of shear

tertentu. Oleh karena itu, rate of share harus berbanding langsung dengan

shearing stress.

Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan

(dv) antara dua bidang cairan yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil

(dr).Shearing stress (τ atau F ) F’/A untuk menyatakan gaya per satuan luas yang

diperlukan untuk menyebabkan aliran.

F’/A = η dv/dr

η= F’/A = F

dv/dr G

Viskositas η merupakan perbandingan antara Shearing stress F’/A dan

Rate of shear dv/dr. Satuan viskositas adalah poise atau dyne detik cm -2.
Fluiditas merupakan kebalikan dari viskositas.Satuan fluiditas adalah amperter

(cps). 1cps= 0,01poise

f = 1/ η

Viskositas Kinematik adalah viskositas ampert dibagi kerapatan cairan

(bobot jenis). Satuannya adalah stokes, s atau centistokes, cs.

Viskositas kinematik = η /r

Grafik rheogram aliran Newtonian diilustrasikan sebagai berikut :

- Besarnya Rate of shear sebanding dengan Shearing stress.

Jadi, perbedaan kecepatan antara bidang cairan yang dipisahkan oleh suatu

jarak dilalui oleh gaya yang menyebabkan terjadinya aliran.

Pengaruh Suhu terhadap Viskositas

RUMUS ARRHENIUS :

h = A.eEv/RT

A = konstanta tergantung pada berat molekul dan molar volume cairan

Ev = amper aktivasi yang diperlukan untuk menginisiasi aliran antar molekul

Dibutuhkan lebih banyak amper untuk memecah ikatan dan membuat

cairan tersebut mengalir, karena cairan tersebut tersusun dari molekul-molekul

yang dihubungkan dengan ikatan ampert. Tetapi ikatan ini akan dipecahkan pada

amperter yang tinggi oleh perpindahan panas dan Ev akan menurun dengan nyata.

Viskositas cairan akan menurun jika suhu diturunkan, sedangkan viskositas gas

meningkat jika suhu dinaikkan.

2. System Non-Newton

Non-Newtonian bodies adalah zat-zat yang tidak mengikuti persamaan

aliran Newton ; disperse heterogen cairan dan padatan larutan seperti koloid,
emulsi, ampert cair, salep, dan produk-produk serupa. Jika bahan-bahan non-

Newton dianalisis dalam suatu viscometer putar dan hasilnya diplot, diperoleh

berbagai kurva konsistensi yang menggambarkan adanya tiga kelas aliran, yakni:

plastis, pseudoplastis, dan dilatan.

Ada 3 jenis tipe aliran dalam amper Non-Newtonian, yaitu: Plastis,

Pseudoplastis, dan Dilatan.

 Aliran Plastis

Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu

shearing stress ( atau akan memotong jika bagian lurus dari kurva tersebut

diekstrapolasikan ke sumbu ) pada suatu titik tertentu yang dikenal dengan

sebagaiharga yield. Cairan plastis tidak akan mengalir sampai shearing

stress dicapai sebesar yield value tersebut. Pada harga stress di bawah

harga yield value, zat bertindak sebagi bahan amper ( meregang lalu

kembali ke keadaan semula, tidak mengalir ).

U=(F–f)

U adalah viskositas plastis, dan f adalah yield value.

Aliran plastis berhubungan dengan adanya partikel-partikel yang

tersuspensi dalam ampert pekat. Adanyayield value disebabkan oleh

adanya kontak antara partikel-partikel yang berdekatan (disebabkan oleh

adanya gaya van der Waals), yang harus dipecah sebelum aliran dapat

terjadi. Akibatnya, yield value merupakan indikasi dari kekuatan

flokulasi.Makin banyak ampert yang terflokulasi, makin tinggi yield value-

nya. Kekuatan friksi antar partikel juga berkontribusi dalam yield value.
Ketika yield value terlampaui ( shear stress di atas yield value ), amper

plastis akan menyerupai amper newton.

 Aliran Pseudoplastis

Aliran pseudoplastis ditunjukkan oleh beberapa bahan farmasi

yaitu gom alam dan sisntesis seperti ampert cair dari tragacanth, natrium

ampert, metil selulosa, dan natrium karboksimetil selulosa.Aliran

pseudoplastis diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam larutan, hal ini

berkebalikan dengan amper plastis, yang tersusun dari partikel-partikel

tersuspensi dalam emulsi. Kurva untuk aliran pseudoplastis dimulai dari

(0,0) , tidak ada yield value, dan bukan suatu harga tunggal.

Viskositas aliran pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate of

shear. Rheogram lengkung untuk bahan-bahan pseudoplastis ini

disebabkan adanya aksi shearing terhadap molekul-molekul polimer ( atau

suatu bahan berantai panjang ). Dengan meningkatnya shearing stress,

molekul-molekul yang secara normal tidak beraturan, mulai menyusun

sumbu yang panjang dalam arah aliran. Pengarahan ini mengurangi

tahanan dari dalam bahan tersebut dan mengakibatkan rate of shear yang

lebih besar pada tiap shearing stress berikutnya.

FN = η’ G

Eksponen N meningkat pada saat aliran meningkat hingga seperti aliran

newton. Jika N=1 aliran tersebut sama dengan aliran newton.

 Aliran Dilatan

Aliran dilatan terjadi pada ampert yang memiliki presentase zat

padat terdispersi dengan konsentrasi tinggi.Terjadi peningkatan daya


hambat untuk mengalir (viskositas) dengan meningkatnya rate of shear.

Jika stress dihilangkan, suatu amper dilatan akan kembali ke keadaan

fluiditas aslinya.Pada keadaaan istirahat, partikel-partikel tersebuat

tersususn rapat dengan volume antar partikel pada keadaan

minimum.Tetapi jumlah pembawa dalam ampert ini cukup untuk mengisi

volume ini dan membentuk ikatan lalu memudahkan partikel-partikel

bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya pada rate of shear yang

rendah. Pada saat shear stress meningkat, bulk dari system itu

mengembang atau memuai ( dilate ). Hal itu menyebabkan volume antar

partikel menjadi meningkat dan jumlah pembawa yang ada tidak cukup

memenuhi ruang kosong tersebut.Oleh karena itu hambatan aliran

meningkat karena partikel-partikel tersebut tidak dibasahi atau dilumasi

dengan sempurna lagi oleh pembawa.Akhirnya suspense menjadi pasta

yang kaku.

.2 Konsep Viskositas

Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki

tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya

merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida.

Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek

ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena

adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam

zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Bird, 1993).
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya

air.Sebaliknya, fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya

minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain. Hal ini bias dibuktikan dengan

menuangkan air dan minyak goreng diatas lanyai yang permukaannya miring.

Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada minya goreng atau oli. Tingkat

kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair,

semakin kurang kental zat cair tersebut.Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di

dapur, minyak goreng yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika

dipanaskan.Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas

tersebut.

Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida rill

(rill = nyata). Fluida rill / nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan

sehari-hari, seperti air sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida rill berbeda

dengan fluida ideal.Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-

hari.Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam

menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan

fluida dinamis) (Bird, 1993).

Satuan system internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah Ns/m2 =

Pa.S (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk SI koifisien

viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (p). Viskositas juga sering dinyatakan dalam

sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000 p. satuan poise digunakan untuk mengenang

seorang Ilmuwan Prancis, almarhum Jean Louis Marie Poiseuille.

1 poise = 1 dyn. s/cm2 = 10-1 N.s/m2


Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk

zat cair.Jarak antar molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah

molukel itu. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling

bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi kecepatan fluida atau massanya

kecapatan volume tidak mempunyai makna yang tepat sebab jumlah molekul yang

menempati volume tertentu terus menerus berubah (while, 1988).

Fluida dapat digolongkan kedalam cairan atau gas. Perbedaan-perbedaan

utama antara cair dan gas adalah :

a) Cairan praktis tidak kompersible, sedangkan gas kompersible dan

seringkali harus diperlakukan demikian.

b) Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-permukaan

bebas, sedangkan agar dengan massa tertentu mengembang sampai mengisi

seluruh bagian wadah tempatnya (While, 1988).

.3 Pengukuran Viskositas

Peralatan untuk mengukur viskositas disebut viscometer. Terdapat

berbagai jenis viscometer yang berbeda, tetapi, karena sasaran makalah ini adalah

untuk membuktikan prinsip-prinsip tertentu dari hidrolika, bukan untuk

menjelaskan permesinan hidrolik dan peralatannya, makahal ini dapat dicari pada

sumber lain. Untuk mempermudah, disebutkan tiga cara untuk menentukan µ,

yaitu:

a. Dengan viscometer torsi

Rumus R = µA dipakai pada silinder konsentris.


b. Dengan viscometer Ostwald

Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh

sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya

yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan sebenarnya,

sejumlah tertentu cairan (misalnya 10 cm3, bergantung pada ukuran

viscometer) dipipet kedalam viscometer.Cairan kemudian dihisap melalui

labu pengukur dari viscometer sampai permukaan cairan lebih tinggi daripada

batas a. cairan kemudian dibiarkan turun ketika permukaan cairan turun

melewati batas a, stopwatch mulai dinyalakan dan ketika cairan melewati

tanda batas b, stopwatch dimatikan.Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk

melalui jarak antara a dan b dapat ditentukan. Tekanan ρ merupakan

perbedaan antara kedua ujung pipa U dan besarnya disesuaikan sebanding

dengan berat jenis cairan (Respati,1981).

Berdasarkan hokum Heagen Poisuille

Dimana :

p = tekanan hidrostatis

r = jari-jari kapiler

t = waktu aliran zat cair sebanyak volume V dengan beda tinggi h

L = panjang kapiler

Untuk air :

Ŋair = πρr4 .ta . pa.g.h / ( 8VL)

Secara umum berlaku :


Ŋx = πρr4 .tx . px.g.h / ( 8VL)

Jika air digunakan sebagai pembanding, maka :

Ŋx / ŋair = tx.ρx / taρa

c. Dengan hokum stokes untuk bola jatuh.

Ff = 6πrη Rumus Stokes:

Dimana F adalah hambatan yang dialami oleh bola sangat kecil dengan

jari-jari r yang jatuh bebas melalui cairan yang viskositasnya µ dengan

keceptan v. Rumus Stokes hanya berlaku bila Reynolds untuk aliran kurang

dari (sekitar) 1, bilangan Reynolds didefinisikan sebagai :

Dimana d adalah diameter dari bola. Dengan kata lain, rumus Stokes

hanya berlaku pada kecepatan sangat kecil, tetapi bagaimana kecilnya juga

tergantung pada v dan d.Arti dari bilangan Reynolds kritis Re = 1 , adalah

bahwa Re 1 aliran melalui bola adalah viskos dan hambatan pada gerakan

adalah hambatan viskos, dimana pada Re 1 aliran melalui bola adalah

turbulen dan hambatan pada gerakan adalah campuran dari gesekan dan

hambatan bentuk akibat aliran turbulen.

d. Viscometer cup dan Bob

Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar Bob

dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengan-tengah.

Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan

gesekan yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan

penemuan konsentrasi.Penurunan konsentrasi ini menyebebkan bagian tengah

zat yang ditekan keluar memadat.Hal ini disebut aliran sumbat (Bird, 1993).

e. Viscometer Cone dan Plate


Cara pemakaiannya adalah sampek yang ditempatkan di tengah-tengah

papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut

digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser

didalam ruang sempit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang

berputar (Bird, 1993).

f. Viscometer hoppler

Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh

sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda

karena adanya gravitasi akan jatuh melalui medium yang berviskositas

(seperti cairan misalnya), dengan kecepatan yang semakin besar sampai

mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai bila

gravitasi sama dengan fictional resistance medium (Bird,1993).

Berdasarkan hokum stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi

keseimbangan sehingga : gaya gesek = gaya berat, gaya Archimedes :

6πrVmax = 4/3 r3 (ρbola – ρcair) g

Ŋ = { 2/g r3 (ρbola – ρcair) g } / Vmax

Vmax = h / t

Dimana :

t = waktu jatuh bola pada ketinggian h

Dalam percobaan ini dipakai cara relative terhadap air, harganya :

Ŋa = [ 2/g r2 (ρa – ρ1) g ta ] / h

Ŋx = [ 2/g r2 (ρx– ρ1) g tx ] / h

Ŋx/ Ŋa = [ (ρx – ρ1) g tx ] / [ (ρa – ρ1) g ta ]


.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Viskositas

Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas adalah :

1) Suhu

Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka

viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya

gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan

menurun kekentalannya.

2) Konsentrasi larutan

Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan

dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena

konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan

volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin

tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.

3) Berat molekul solute

Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan

adanya solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada

cairan sehingga manaikkan viskositas.

4) Tekanan

Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.

.5 Viskositas dalam kehidupan sehari-hari

 Mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena.


 Proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka semakin

kecil viskositas minyak goreng).

 Mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir kerumah-rumah

kita
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Viskositas adalah suatu pernyataan “ tahanan untuk mengalir” dari suatu

sistem yang mendapatkan suatu tekanan. Makin kental suatu cairan, makin besar

gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu.

Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari

partikel. ( Moechtar,1990).

Ada 3 jenis tipe aliran dalam amper Non-Newtonian, yaitu: Plastis,

Pseudoplastis, dan Dilatan.

Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk

zat cair. Jarak antar molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah

molukel itu. Fluida dapat digolongkan kedalam cairan atau gas.

Yang mempengaruhi viskositas adalah : suhu, kosentrasi larutan, berat

molekul solute, tekanan.

Viskositas dalam kehidupan sehari-hari : Mengalirnya darah dalam

pembuluh darah vena; Proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka

semakin kecil viskositas minyak goreng); Mengalirnya air dalam pompa PDAM

yang mengalir kerumah-rumah kita

3.2 Saran

Untuk pembahasan yang dirasa masih kurang, pembahasan viskositas

dapat pada buku yang membahas viskositas secara detail. Sekian yang dapat kami

paparkan, lebih dan kurang kami mohon maaf, Terimakasih dan

Wassalaamu’alaikum.
DAFTAR PUSTAKA

Referensi :

http://www.brookfieldengineering.com/education/learn-about-viscosity.asp

http://mipa-farmasi.blogspot.com/2012/02/viskositas-dan-rheologi.html

Anda mungkin juga menyukai