Abstract
This study aims to determine the efforts made by Bosowa School Makassar in implementing the
School Literacy Movement and the obstacles faced in implementing the School Literacy Movement
program. This research uses descriptive qualitative method. Data collection techniques namely
observation, interviews, and documentation. Analysis of the data used is data reduction, data
presentation, and concluding. Test the validity of the data by using method triangulation and
source triangulation. The results of the research show that the efforts made by Bosowa School
Makassar in implementing the School Literacy Movement are implementing literacy classes,
conducting literacy extracurricular activities, selecting ambassadors to read, publishing student
workbooks, and compulsory library visits. Constraints faced in implementing the School Literacy
Movement program are consistency and awareness of students about literacy is still low, the
attractiveness of students is more likely to use media technology, lack of discipline, and student
awareness in returning books to the library and the tight time of class hours.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan Bosowa School Makassar
dalam penerapan Gerakan Literasi Sekolah dan kendala yang dihadapi dalam penerapan program
Gerakan Literasi Sekolah. Penelitan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik
pengumpulan data yakni observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan
yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data dengan
menggunakan triangulasi metode dan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan upaya
yang dilakukan Bosowa School Makassar dalam penerapan Gerakan Literasi Sekolah yaitu
menerapkan kelas literasi, mengadakan ekskul literasi, pemilihan duta baca, menerbitkan buku
karya siswa dan wajib kunjung perpustakaan. Kendala yang dihadapi dalam penerapan program
Gerakan Literasi Sekolah yaitu konsistensi dan kesadaran siswa tentang literasi masih rendah, daya
tarik siswa lebih cenderung ke penggunaan media teknologi, kurangnya disiplin dan kesadaran
siswa dalam mengembalikan buku ke perpustakaan dan padatnya waktu jam pelajaran.
371 jauh dibawah rata-rata [1]. Tentu (internal) diri siswa seperti: faktor
persoalan literasi ini merupakan tantangan keturunan, minat, bakat dan IQ, sedangkan
dan tugas yang berat dilakukan lembaga faktor yang berasal dari luar (eksternal)
pendidikan dan pemerintah secara khusus, siswa seperti motivasi, keluarga dan
terlebih literasi merupakan landasan atau bimbingan belajar (les).
pondasi yang penting dalam mencerdaskan Tentu ukuran kualitas suatu bangsa
kehidupan anak bangsa. diukur dari segi kecerdasan dan pengetahuan
Secara sederhana literasi merupakan masyarakatnya dan semua itu bisa
kemampuan membaca dan menulis, menurut didapatkan melalui kegiatan literasi, maka
Ref. [2] Literasi dapat diartikan sebagai dari itu pemerintah berupaya memberikan
kemampuan mengakses, memahami, dan salah satu solusi dalam mengatasi persoalan
menggunakan sesuatu secara cerdas melalui literasi ini. Berdasarkan Peraturan Menteri
berbagai aktivitas antara lain membaca, Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21
melihat, menyimak, menulis dan berbicara. Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi
Sedangkan menurut Ref. [3] menjelaskan Pekerti maka Menteri Pendidikan dan
literasi sebagai kemampuan membaca dan Kebudayaan Republik Indonesia Anies
memahami teks, grafik, tabel, dan diagram Baswedan meluncurkan program yang diberi
dalam berbagai konteks. Dengan demikian nama Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
literasi dapat diartikan kemelekan huruf atau Kepala Badan Pengembangan dan
keberaksaraan dalam memahami suatu Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Mahsun
informasi baik dalam kemampuan menulis, [6] mengatakan bahwa tujuan Gerakan
membaca maupun menganalisa suatu Literasi Sekolah (GLS) ini yakni agar siswa
fenomena. membiasakan dan termotivasi untuk mau
Kemampuan literasi ini harus dipupuk membaca dan menulis guna menumbuhkan
sedini mungkin, agar menjadi dasar budi pekerti. Dalam jangka panjang,
pendidikan sepanjang hayat. Usia sekolah diharapkan dapat menghasilkan anak-anak
sangat cocok dalam pendalaman karakter yang memiliki kemampuan literasi tinggi.
budaya literasi, karena diusia sekolah inilah Sedangkan dalam Ref. [7] dijelaskan tujuan
mudah dalam menyerap instruksi dan dari Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yakni
pengetahuan dibandingkan ketika usia menjadikan sekolah sebagai organisasi
semakin lanjut maka sulit untuk menyerap pembelajaran berbudaya literasi dan
sesuatu dan daya ingat mulai mengalami membentuk warga sekolah yang literat
penurunan. Lanjut usia secara fisiologis dalam hal baca tulis, numerasi, sains, digital,
terjadi penurunan fungsi kognitif (memori) finansial, budaya dan kewargaan.
yang bersifat ireversibel, kondisi ini Bosowa School Makassar merupakan
disebabkan oleh penuaan dan perubahan sekolah swasta yang didirikan pada tahun
degenerative yang mungkin progresif [4]. 2013 oleh Yayasan Aksa Mahmud-Bosowa
Kondisi minat baca dan tulis siswadi Education yang memiliki dua tingkatan
Indonesia masih tergolong sangat rendah, yakni SMP dan SMA. Sekolah ini
tentu ada faktor yang mempengaruhi menerapkan dua kurikulim yakni kurikulum
sehingga terjadi demikian, misalnya Nasional dan kurikulum Cambride
pengaruh lingkungan keluarga, bahan Internasional, meski terbilang cukup muda
bacaan, metode pembelajaran dan namun Bosowa School Makassar terus
perkembangan teknologi informasi. Menurut melakukan pembenahan dan meningkatkan
Ref. [5] dalam penelitiannya kualitas sehingga pada tahun 2015
mengungkapkan bahwa faktor-faktor memperoleh akreditasi dengan nilai “A” [8].
mempengaruhi literasi pada siswa ada 2 Sebagai lembaga pendidikan yang memiliki
yaitu faktor yang berasal dari dalam visi misi untuk mencerdaskan kehidupan
anak bangsa, Bosowa School Makassar tentu Ref. [11] sumber data adalah tempat data
melakukan pengembangan dan peningkatan diperoleh dengan menggunakan metode
dalam proses belajar mengajar termasuk tertentu baik berupa manusia, artefak,
dalam menerapkan program Gerakan ataupun dokumen-dokumen. Pada penelitian
Literasi Sekolah (GLS) guna meningkatkan ini memanfaatkan data primer yang datanya
budaya literasi siswa di Bosowa School diperoleh dari guru dan pustakawan serta
Makassar. Tujuan penulisan ini yakni untuk data sekunder yang diperoleh datanya dari
mengetahui upaya-upaya yang dilakukan sumber tertulis seperti buku, website, jurnal
Bosowa School Makassar dalam penerapan dan dokumen-dokumen yang terkait tentang
program Gerakan Literasi Sekolah serta Gerakan Literasi Sekolah di Bosowa School
kendala apa saja yang dihadapi didalam Makassar.
pelaksanaan program tersebut. Penelitian ini Teknik pengumpulan data menurut Ref.
juga diharapkan mampu memberikan [12] ialah cara-cara yang dapat digunakan
manfaat dan masukan kepada sekolah oleh peneliti untuk mengumpulkan data,
sekolah dalam menerapkan Gerakan Literasi dimana cara tersebut menunjukkan pada
Sekolah sehingga memberikan sumbangan suatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan
pemikiran maupun menjadi acuan atau dalam benda yang kasat mata tetapi dapat
pertimbangan dalam penerapan Gerakan dipertontonkan hasilnya. Teknik
Literasi Sekolah sebagai upaya pengumpulan data pada penelitian ini yakni
meningkatkan budaya literasi siswa. melakukan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Analisis data dalam penelitian
METODE PENELITIAN ini menggunakan model Miles dan
Metode penelitian merupakan bagian Huberman, Ref. [13] yaitu reduksi data,
penting dalam setiap penelitian karena penyajian data dan penarikan kesimpulan.
merupakan cara ilmiah dalam memperoleh Reduksi data dilakukan dengan melakukan
data penelitian, Ref. [9] menjelaskan bahwa proses pemilihan dan penyederhanaan data,
metode penelitian merupakan cara ilmiah catatan atau hasil wawancara yang
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan didapatkan, kemudian menyajikan dengan
kegunaan tertentu. Penelitian ini bentuk teks naratif setelah itu menarik
menggunakan penelitian kualitatif deskriptif, kesimpulan hasil analisis data yang telah
Ref. [10] menjelaskan kualitatif deskriptif didapatkan. Uji keabsahan data dengan
merupakan suatu penelitian yang dilakukan menggunakan triangulasi metode dan
pada kondisi yang alamiah, peneliti triangulasi sember.
bertindak sebagai instrument kunci dari
sebuah penelitian dan data yang dihasilkan HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah data deskriptif berupa kata-kata yang
selanjutnya dinarasikan. Upaya-upaya yang dilakukan Bosowa
Lokasi penelitian ini di Bosowa School School Makassar dalam penerapan
Makassar yang berlokasi di jalan Lanto Dg. program Gerakan Literasi Sekolah.
Pasewang No. 39-41, Kecamatan Ujung
1. Menerapkan kelas literasi
Pandang Kota Makassar, Provinsi Sulawesi
Kelas literasi sudah menjadi bagian
Selatan. Penelitian ini berfokus pada upaya-
dalam kurikulum pendidikan Bosowa
upaya dan kendala Bosowa School Makassar
School Makassar, kelas literasi sendiri
dalam penerapan program Gerakan Literasi
diajarkan mulai jenjang SMP dan SMA yang
Sekolah.
memiliki durasi waktu 45 menit dalam 1 kali
Sumber data merupakan hal vital dalam
pertemuan setiap minggunya. Di kelas
penelitian karena merujuk kepada sumber
literasi siswa SMP wajib membaca 3 buku
peneliti dalam memperoleh sebuah data,
dan siswa SMA 4 buku setiap semester,
Siswa diwajibkan berkunjung ke Tentu ini tidak lepas dari kesadaran siswa
perpustakaan guna membangkitkan gairah yang masih sangat kurang tentang manfaat
membaca serta program ini juga dapat literasi bagi dirinya sendiri sehingga
menigkatkan jumlah siswa ke perpustakaan semangat itu masih sering berubah-ubah
sehingga siswa juga belajar bagaiamana terlebih ketika ada faktor tertentu yang
prosedur peminjaman dan pengembalian mempengaruhi.
buku. Konsistensi dan kesadaran siswa tentang
Perpustakaan Bosowa School Makassar kegiatan literasi ini tentu menjadi salah satu
menyediakan koleksi buku sebanyak 2.977 kendala dalam penerapan Gerakan Literasi
ekslamplar yang bisa diakses secara online Sekolah (GLS) sehingga harus menjadi
dengan mengunjungi situs perhatian pihak sekolah dalam menyadarkan
https://www.librarybsm.bosowaschool.sch.id arti penting literasi bagi siswa dalam
. Layanan ini diberikan untuk memudahkan kehidupannya.
siswa dalam mencari informasi yang 2. Daya tarik siswa lebih cenderung ke
dibutuhkan. penggunaan media teknologi
Tak bisa dipungkiri bahwa kita sedang
memasuki era teknologi informasi, dimana
kehadirannya tentu memudahkan aktivitas di
segala aspek kehidupan, terutama dalam
pemenuhan informasi. Kemajuan teknologi
ini pula tak memandang usia yang
menggunakannya, mulai dari usia balita
sampai dengan usia tua. Tak terlepas dari
manfaatnya tentu kemajuan teknologi ini
pula memiliki dampak negatif terhadap
kehidupan manusia.
Gambar 5. Siswa mengunjungi perpustakaan Hal ini pula lah yang membuat siswa
Sumber: Instagram @bosowaschoolmks Bosowa School Makassar lebih tertarik
terhadap penggunaan media teknologi
Kendala yang dihadapi Bosowa School dibandingkan membaca buku fisik, siswa
Makassar dalam penerapan program lebih menyukai bermain dengan smartphone
Gerakan Literasi Sekolah. atau leptop/notebook yang mereka miliki
sebagai sarana hiburan baik digunakan
1. Konsistensi dan kesadaran siswa tentang bermain game, nonton ataupun aktivitas
literasi masih rendah lainnya sehingga mengurangi daya tarik
Diusia sekolah atau diusia remaja tentu untuk membaca buku fisik.
sering mengalami perubahan suasana hati Daya tarik penggunaan teknologi inilah
atau mood yang berubah-ubah, begitu pun yang menjadi salah satu kendala dalam
yang dihadapi siswa Bosowa School penerapan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Makassar yang belum konsisten dalam di Bosowa School Makassar sehingga perlu
pelaksaan kegiatan literasi yang adanya perhatian khusus terhadap siswa
dilaksanakan di sekolah, biasanya diawal yang kecanduan dalam menggunakan
pertemuan semangat dalam menjalani teknologi yang bisa berdampak buruk
kegiatan namun ditengah pertemuan mereka terhadap kesehatannya.
sudah mulai merasa bosan sehingga daya 3. Kurangnya disiplin dan kesadaran siswa
tarik terhadap kegiatan literasi yang dalam mengembalikan buku ke
dilakukan cenderung diabaikan. perpustakaan