Abstract
This study aims to improve the reading skills of Javanese script students at Primary School
Teacher Educatoion Study Program of Sarjanawiyata Tamansiswa University through the
implementation of the transliteration method. This research is a classroom action research. The
subjects of this study were students in grade 3A. As for the object is the ability to read Javanese
script. Research data obtained through observation techniques, documents, and tests. The results
showed an increase in the ability to read Javanese script in students. Pre-cycle results showed an
average value of 46.84, increased in cycle 1 to 76.4 and 85.6 in cycle 2. Furthermore, classical
completeness in prasiklus by 41.03% increased to 64.1% in cycles 1 and 87, 2% in cycle 2.
Keywords: Javanese Script, Primary School Teacher Education, Reading, Student, Transliteration
Method.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan membaca aksara Jawa mahasiswa Program
Studi PGSD UST melalui implementasi metode transliterasi. Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas yang dilakukan di Program Studi PGSD Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarta. Subjek penelitian ini yaitu mahasiswa kelas 3A. Adapun objek penelitiannya yaitu
kemampuan membaca aksara Jawa. Data penelitian diperoleh melalui teknik observasi, dokumen,
dan tes. Kemudian, teknik analisis data yang digunakan merupakan deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian menunjuukan terjadinya peningkatan kemampuan membaca aksara Jawa pada
mahasiswa. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil kegiatan prasiklus hingga siklus II. Hasil prasiklus
menunjukkan rata-rata nilai sebesar 46,84, meningkat pada siklus 1 menjadi 76,4 dan 85,6 pada
siklus 2. Selanjutnya ketuntasan klasikal pada prasiklus sebesar 41,03% meningkat menjadi 64,1%
pada siklus 1 dan 87,2% pada siklus 2.
Kata Kunci: Aksara Jawa, Membaca, Metode Trasliterasi, PGSD, Siswa.
dapat dilakukan terkait penguasaan tepat. Oleh sebab itu, dalam kaitannya
membaca dan menulis aksara Jawa di membaca aksara Jawa, mahasiswa akan
sekolah adalah dengan mencetak lulusan kesulitan memperoleh makna dari suatu
Program Studi PGSD yang mampu bacaan jika tidak mampu mengenal simbol
membaca aksara Jawa dengan baik, sehingga bentuk aksara Jawa.
dapat mengajarkannya dengan baik pula di Melihat faktor penyebab dan
sekolah dasar. Pada pelaksanaan permasalahan pembelajaran aksara Jawa,
pembelajaran aksara Jawa terdapat beberapa maka perlu diambil langkah penyelesaian
kendala diantaranya yaitu kesulitan yang strategis. Salah satu cara strategi dalam
mahasiswa untuk memahami serta pembelajaran membaca aksara Jawa salah
menghafal bentuk aksara Jawa. satunya yaitu menerapkan metode yang tepat
Permasalahan tersebut, menyebabkan dalam pembelajaran. Metode pembelajaran
mahasiswa kesulitan membaca aksara Jawa merupakan cara kerja yang bersistem untuk
seperti tidak dapat membedakan bentuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan
huruf misalnya beberapa huruf yang mirip, terutama kegiatan pembelajaran guna
seperti aksara sa dan da, ha dan la, ca dan mencapai tujuan yang ditentukan [6].
wa, serta masih banyak lagi aksara Jawa Metode yang digunakan untuk mengatasi
yang secara visual memiliki kemiripan permasalahan pembelajaran aksara Jawa
bentuk [1]. yaitu metode transliterasi. Onions dalam
Permasalahan yang muncul pada Ref. [7] menyebutkan bahwa transliterasi
pembelajaran aksara Jawa dapat disebabkan adalah suntingan yang disajikan dengan
oleh beberapa faktor. Faktor tersebut jenis tulisan lain. Senada dengan hal
diantaranya yaitu kurang tepatnya pemilihan tersebut, Ref. [8] berpendapat bahwa
metode dan media pembelajaran, rendahnya transliterasi adalah penggantian jenis tulisan,
motivasi belajar aksara Jawa, serta materi huruf demi huruf dari satu abjad ke abjad
pembelajaran yang cukup sulit. Selama ini, yang lain. Selain itu, transliterasi dalam
pembelajaran hanya berfokus pada bunyi Kamus Istilah Ref. [9], didefinisikan sebagai
aksara Jawa sehingga berdampak pada pengubahan teks dari satu tulisan ke tulisan
kesulitan mahasiswa untuk memahami yang lain atau dapat disebut alih huruf atau
bentuk atau simbol aksara Jawa yang alih aksara, misalnya dari huruf Jawa ke
berdampak pada rendahnya kemampuan huruf Latin, dari huruf Sunda ke huruf Latin,
membaca aksara Jawa. Membaca merupakan dan sebagainya. Kemudian, Ref. [10] juga
pengenalan simbol-simbol bahasa tulis yang menyebutkan bahwa transliterasi merupakan
merupakan stimulus yang membantu proses pemindahan sistem penulisan suatu naskah
mengingat tentang apa yang dibaca, untuk ke dalam sistem penulisan yang lain.
membangun suatu pengertian melalui Selanjutnya, ada pula yang menyebutkan
pengalaman yang telah dimiliki [2]. Selain transliterasi adalah penggantian atau
itu, Ref. [3] juga menyatakan bahwa pengalihan huruf demi huruf dari abjad yang
membaca merupakan aktivitas pencarian satu ke abjad yang lain [11]. Sehingga dapat
informasi melalui lambang-lambang tertulis. dikatakan bahwa transliterasi didefinisikan
Di samping membaca merupakan aktivitas sebagai pemindahan dari satu tulisan ke
mengenal simbol juga merupakan aktivitas tulisan yang lain. Pada peneltian ini
berbahasa yang bersifat reseptif karena diterapkan metode transliterasi pada teks-
dengan membaca seseorang dapat teks dalam majalah bahasa Jawa untuk
memperoleh informasi, pengetahuan, dan digubah ke dalam teks berhuruf Jawa.
pengalaman baru [4]. Ref. [5] juga Diharapkan dengan penerapan metode
mengemukakan bahwa hakikat kegiatan transliterasi, mahasiswa mampu dengan
membaca adalah memperoleh makna yang mudah untuk menghafalkan bentuk-bentuk
aksara Jawa sehingga mendukung terhadap deskripsi komparatif. Teknik ini digunakan
penguasaan keterampilan membaca aksara untuk membandingkan hasil antar siklus.
Jawa. Peneliti membandingkan hasil sebelum
penelitian dengan hasil pada akhir setiap
METODE PENELITIAN siklus. Indikator kinerja yang digunakan
Penelitian ini merupakan penelitian untuk menentukan keberhasilan dari
tindakan kelas yang dilakukan dalam dua implementasi metode transliterasi dalam
siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap, pembelajaran membaca aksara Jawa, yaitu
yaitu perencanaan, tindakan, observasi/ jika rata-rata kelas di atas nilai KKM
interpretasi, dan refleksi. Subjek penelitian (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebesar 75
tindakan ini adalah mahasiswa semester 3 dan minimal 80% mahasiswa mampu
kelas 3A Program Studi Pendidikan Guru mencapai nilai batas ketuntasan.
Sekolah Dasar (PGSD) Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemilihan kelas tersebut didasarkan pada Metode transliterasi dilakukan dengan
kemampuan membaca aksara Jawa mengubah teks berhuruf Latin pada bacaan-
mahasiswa yang masih rendah dibandingkan bacaan majalah bahasa Jawa menjadi bacaan
dengan kelas lainnya. Adapun objek berhuruf atau beraksara Jawa. Hasil tindakan
penelitiannya, yaitu kemampuan membaca prasiklus hingga siklus II mengalami
aksara Jawa mahasiswa. Teknik yang peningkatan hingga mencapai indikator
digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yang direncanakan. Perbandingan
meliputi pengamatan atau observasi, kajian hasil kemampuan membaca aksara Jawa
dokumen, dan tes. Teknik analisis data yang antar siklus dapat dilihat sebagai berikut.
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Nilai rata-rata Ketuntasan klasikal
Prasiklus 46.84 41.03
Siklus I 76.4 64.1
Siklus II 85.6 87.2
dapat menjadikan mahasiswa menjadi hafal yaitu nilai rata-rata kelas meenjadi 85,6
bentuk-bentuk aksara Jawa. Disisi lain dengan ketuntasan klasikal mencapai 87,2%.
mahasiswa secara berkelompok juga diberi
tugas untuk menyalin novel berbahasa Jawa
menjadi novel yang betuliskan dengan
aksara Jawa. Pengalihan bentuk huruf latin
menjadi aksara Jawa tersebut disebut dengan
transliterasi. DAFTAR PUSTAKA
Metode transliterasi yang diterapkan [1]. Praheto, Biya Ebi. 2013. Penerapan
berdampak positif dan mampu Quantum Learning dengan Media
meningkatkan kemampuan membaca aksara Permainan Puzzle untuk
Jawa secara signifikan. Hal tersebut dapat Meningkatkan Kemampuan
dilihat adanya peningkatan kemampuan Membaca Aksara Jawa pada Siswa
membaca aksara Jawa yang ditunjukkan dari Kelas 3B SD Negeri 1 Wangon Kab.
nilai rata-rata pda siklus I menjadi 76,4 Banyumas. Tesis. Universitas
dengan ketuntasan klasikal sebesar 64,1% Sebelas Maret Surakarta.
dan mengalami peningkatan lagi pada siklus
II menjadi 85,6 untuk nilai rata-rata kelas [2]. Abdurrahman, Mulyono. 1999.
dengan ketuntasan klasikal sebesar 87,2. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan
Proses transliterasi yang dilakukan oleh Belajar. PT Rineka Cipta: Jakarta.
mahasiswa secara tidak langsung
[3]. Ahmad, Listiyanto. 2010. Speed
menjadikan mahasiswa semakin hafal
Reading: Teknik dan Metode
terhadap bentuk-bentuk aksara Jawa.
Membaca Cepat. A Plus Books:
Hafalnya mahasiswa terhadap bentuk-bentuk
Yogyakarta.
aksara Jawa tersebut sangat berpengaruh
terhadap kemampuan membaca aksara Jawa, [4]. Nurgiyantoro, Burhan.1988.
sehingga setelah diterapkan metode Penilaian dalam Pengajaran Bahasa
transliterasi dalam pembelajaran, kemapuan dan Sastra. BPFE Yogyakarta:
membaca aksara Jawa mahasiswa dapat Yogyakarta.
meningkat dengan signifikan.
[5]. Darmiyanti, Zuchdi. 2007. Strategi
KESIMPULAN Meningkatkan Kemampuan
Metode transliterasi sangat tepat untuk Membaca. UNY Press: Yogyakarta.
diterapkan dalam pembelajaran membaca
maupun menulis aksara Jawa. Hal tersebut [6]. Iskandarwassid, dan Sunendar,
dikarenakan, dengan penerpan metode Dadang. 2013. Strategi
transliterasi mahasiswa lebih mudah untuk Pembelajaran Bahasa. PT Remaja
menghfalkan bentuk aksara Jawa. Rosdakarya: Bandung.
Berdasarkan hasil penelitian pada tahap
prasiklus hingga siklus II, dapat disimpulkan [7]. Darusuprapta. 1984. Beberapa
bahwa terjadi peningkatan kemampuan Masalah Kebahasaan dalam
membaca aksara Jawa yang signifikan. Hasil Penelitian Naskah. Yogyakarta:
pada prasiklus menunjukkan rata-rata nilai Balai Penelitian Bahasa Pusat
sebesar 46,84 dengan ketuntasan klasikal Pembinaan dan Pengembangan
sebesar 41,03% dan meningkat pada siklus 1 Bahasa Departemen Pendidikan dan
dengan nilai rata-rata klasikal menjadi 76,4 Kebudayaan.
dengan ketuntasan klasikal sebesar 64,1%.
Kemudian, meningkat kembali pada siklus II