Morfogenesis topografi bergelombang tersebut masih berkait dengan proses erosi selektif
sesudah blok faulting pengangkatan pegununungan Meratus akhir miosen. Dibagian barat
dari satuan topografi bergelombang berkembang satuan geomorfik dataran berupa dataran
yang disusun oleh material endapan alluvial.
Perkembangan relief morfologi satuan topografi bergelombang tersebut dicirikan dengan
kemiringan lereng 5-15% miring ke arah selatan dengan beda tinggi 5-20m. Sungai yang
berkembang adalah Sungai Tabalong dengan anak-anak sungainya antara lain: S. Mangkusip,
S. Jaing. S. Tabalong merupakan sungai utama yang pola alirannya membentuk pola sub
dendritik dengan lembah sungai berbentuk U berstadium tua.
Lokasi rencana tapak proyek PLTU beserta saluran air penunjangnya yang menghubungkan
PLTU hingga sungai Tabalong menempati daerah yang mempunyai kelerengan umum 5-15%,
ketinggian tempat terdapat pada level ketinggian 24 mdpal – 56 mdpal. Sungai dari rencana
lokasi PLTU mengalir ke sungai Mangkusip yang merupakan anak sungai Tabalong. Pola aliran
yang berkembang pada sungai Mangkusip adalah sub dendritik dengan ciri lembah sungai
berbentuk U melebar kesamping serta bermeander. Kondisi sungai tersebut dapat
dikelompokkan dalam stadium sungai tua.
3.1.4 Geologi
Dalam tatanan geologi regional, wilayah studi menempati bagian timur laut Sub Cekungan
Barito berdekatan dengan Pegunungan Meratus yang menjadi bagian dari Cekungan Kutai.
Dalam tatanan stratigrafi regional wilayah studi dan sekitarnya disusun oleh batuan
sedimenter tersier dan kuarter meliputi: Formasi Tanjung (Tet) berumur Eosen, Formasi
Berai (Tomb) berumur Oligomiosen, Formasi Warukin (Tmw) berumur Miosen, Formasi
Dahor (Qtd) dan Endapan Alluvial (Qa).
Daerah studi termasuk tapak proyek pembangunan PLTU terletak diatas Formasi Warukin yang
disusun oleh perselingan antara batupasir kuarsa dan batu lempung dengan sisipan batu lempung
pasiran dan batubara. Karakteristik