Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDHULUAN

A. Latar belakang

Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi


kebersihan lingkungan dari subjeknya, misalnya menyediakan air bersih untuk
keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah agar tidak dibuang
sembarangan (Depkes RI 2004) Sanitasi sering juga disebut dengan sanitasi
lingkungan dan kesehatan lingkungan, sebagai suatu usaha pengendalian semua
faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan dapat
menimbulkan hal-hal yang mengganggu perkembangan fisik, kesehatannya
ataupun kelangsungan hidupnya (Adisasmito, 2006)

Sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk serta air minum yang tidak
aman berkontribusi terhadap 88 persen kematian anak akibat diare di seluruh
dunia. Bagi anak-anak yang bertahan hidup, seringnya menderita diare
berkontribusi terhadap masalah gizi, sehingga menghalangi anak-anak untuk
dapat mencapai potensi maksimal mereka. Kondisi ini selanjutnya menimbulkan
implikasi serius terhadap kualitas sumber daya manusia dan kemampuan
produktif suatu bangsa di masa yang akan datang (Unicef: 2012)

Air merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam kehidupan karena


semua makhluk hidup di dunia ini memerlukan air. Tumbuhan dan hewan
sebagian besar tersusun oleh air. Sel tumbuhan mengandung lebih dari 75% air
dan sel hewan mengandung lebih dari 67%. Kurang dari 0,5% air secara langsung
dapat digunakan untuk kepentingan manusia (Widiyanti, 2004).

Air dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai kebutuhan hidup sehari-


hari. Kebutuhan air untuk keperluan individu berbeda-beda untuk tiap tempat dan
tiap tingkatan kebutuhan. Semakin tinggi taraf kehidupan di suatu tempat, maka

1
semakin meningkat pula sejumlah kebutuhan akan air. Pemakaian air sangat luas,
sehingga harus diupayakan sedemikian rupa agar tetap tersedia dan memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu baik fisik, biologi maupun kimia (Alwi, 2012)

B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui PH dan tingkat
kebeningan berbagai sempel air.
C. Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah dapat mengetahui PH dan tingkat
kebeningan berbagai sempel air dengan baik dan benar

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Air
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain.
Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Air dalam obyek-obyek tersebut
bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan
aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara)
menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di
dunia terjadi kekurangan persediaan airAir merupakan satu-satunya zat yang
secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.

Sifat-sifat kimia dan fisika


Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O. Satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada
kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K.
Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak
umum dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan
antara hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel
periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas. Air
sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat
kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di
bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat

3
dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan)
dengan sebuah ion hidroksida (Anonim, 2008).
Tahap Pemeliharaan Air yang Bersih Menurut Ananda (2008) tahap
pemeliharaan air adalah sebagi berikut :

 Tahap Pengambilan. Dapat memakai pompa, ember, kran atau selang


yang bersih.
 Tahap Pengangkutan Air Menggunakan wadah yang tertutup agar
dalam perjalannan tidak tumpah
 Tahap Penyimpanan Air
Air disimpan pada tempat yang bersih , lebih tinggi dari lantai dan
jauh dari tempat sampah.
 Tahap Pemasakan
Menggunakan tempat yang tidak mudah berkarat dan dimasak sampai
mendidih.
 Tahap Penyimpanan Air Masak
Harus selalu ditutup dan tidak mudah dimasuki debu, serangga atau
binatang l ainnya.
 Tahap Penyajian
Gelas atau cangkir, teko harus bersih. Jauhkan dari benda-benda yang
kotor dan jangan campur dengan air mentah.

B. Air Limbah Rumah Tangga


Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal
dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan
pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia serta menggangu lingkungan
hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombiasi dari
cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman,

4
perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah,
air permukaan dan air hujan yang mungkin ada
Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air
yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun
kegiatan lain seperti indusri, perhotelan dan sebagainya.
Meskipun merupakan air sisa namun volumenya besar karena lebih
kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia
sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor
(tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai
dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air
buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik.
Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi sebagai berikut :
a. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes
water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada
umumnya air limbah ini terdiri dari eksreta (tinja dan air seni), air
bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari
bahan-bahan organik.
b. Air buanganindustri (industrial wastes water) yang berasal dari
berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang
terkandung didalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku
yang dipakai oleh masing-masing industi, antara lain nitrogen,
sulfida, amoniak, lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam
berat, zat pelarut, dan sebagainya. Oleh sebab itu, pengolahan jenis
air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi
lebih rumit.
c. Air buangan kotapraja (municipal wastes water) yaitu air buangan
yang berasal dari daerah perkantoran, perdagangan, hotel, restoran,
tempat-tempat umum, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada

5
umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama
dengan air limbah rumah tangga.

Karakteristik Air Limbah


Karakteristik air limbah perlu dikenal karena hal ini akan menentukan
cara pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan hidup.
Secara garis besar karakteristik air limbah ini digolongkan sebagai
berikut:
a. Karakteristik Fisik
Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari
bahan-bahan padat dan suspensi. Terutama air limbah rumah tangga,
biasanya berwarna suram seperti larutan sabun, sedikit berbau.
Kadang-kadang mengandung sisa-sisa kertas, berwarna bekas cucian
beras dan sayur, bagian-bagian tinja, dan sebagainya.
b. Karakteristik Kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia
anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat
organik berasal dari penguraian tinja, urine dan sampah-sampah
lainnya. Oleh sebab itu pada umumnya bersifat basa pada waktu masih
baru dan cenderung ke asam apabila sudah mulai membusuk.
Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 gabungan,
yakni :
- Gabungan yang mengandung nitrogen, missalnya urea, protein,
amine dan asam amino.
- Gabungan yang tak mengandung nitrogen,, misalnya lemak, sabun
dan karbohidrat, termasuk selulosa.
c. Karakteristik Bakteriologis

6
Kandungan bakteri patogen serta organisme golongan coli
terdapat juga dalam air limbah tergantung darimana sumbernya namun
keduanya tidak berperan dalam proses pengolahan air buangan.
Sesuai dengan zat-zat yang terkandung didalam air limbah ini
maka air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara
lain :
a) Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit,
terutama kolera typhus abdominalis, disentri baciler.
b) Menjadi media berkembangbiaknya mikroorganisme patogen.
c) Menjadi tempat-tempat berkembangbiaknya nyamuk atau
tempat hidup larva nyamuk.
d) Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak
sedap.
e) Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah dan
lingkungan hidup lainnya.
f) Mengurangi produktivitas manusia karena orang bekerja
dengan tindak nyaman dan sebagainya.

Untuk mencegah atau mengurangi akibat-akibat buruk tersebut


di atas diperlukan kondisi, persyaratan dan upaya-upaya sedemikian
rupa sehingga air limbah tersebut tidak mengakibatkan kontaminasi
terhadap sumber air minum, tidak mengakibatkan pencemaran
terhadap permukaan tanah, tidak menyebabkan pencemaran air untuk
mandi, perikanan, air sungai, atau tempat-tempat rekreasi, tidak dapat
dihinggapi serangga dan tikus dan tidak menjadi tempat
berkembangbiaknya berbagai bibit penyakit dan vector, tidak terbuka
kena udara luar (jika tidak diolah) serta tidak dapat dicapai oleh anak-
anak, baunya tidak mengganggu (Notoadmojo, 2003).

7
C. Air sumur BOR
Air sumur bor air dari PDAM yang baik adalah yang aquifer. Aquifer
ini adalah air tanah batu di bawah tanah yang dikelilingi oleh batu atau
bahan lainnya yang tidak mengijinkan pengiriman pesan air untuk
melewati. Jadi, air ini adalah aquifer terjepit oleh batu-batu yang lain,
membuat tekanan di tanah air aquifer. Ketika sebuah artesian aquifer
adalah tapped dengan baik tekanan air yang baik, kadang-kadang semua
jalan ke permukaan, membuat mengalir dengan baik (Anonim, 2008).
D. Air Sumur
Air sumur biasanya kadar terlarut karbondioksida tinggi, oksigen
rendah, mineral/logam yang cukup tinggi. Pada air tanah biasanya
ditemukan kadar Fe dan Mangan/ Seng. Tapi dengan oksidasi
(penggunaan aerator/spray bar). kadarnya akan berkurang. Air tanah untuk
konsumsi sebaiknya berjarak minimal 10 meter dr lokasi septik tank
rumah. Jarak ini adalah jarak yang aman terhadap infiltrasi bakteri-bakteri
yang berbahaya bagi kesehatan.
Air sumur terdiri dari 2 jenis yaitu:
a. Air sumur dangkal
Air yang keluar dari dalam tanah yang berasal dari lapisan air
didalam tanah yang dangkal. Kedalamannya 5 – 15 meter dari
permukaan tanah
b. Air sumur dalam
Berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah lebih dari 15
meter diatas permukaan tanah.
E. Air Sungai
Sungai telah digunakan sebagai sumber air, untuk makanan, untuk
transportasi, sebagai penghalang defensif, sebagai sumber hydropower untuk
menggerakkan mesin, dan sebagai sarana disposing limbah. organisme yang

8
terdapat didalam sungai diantaranya seperti salmon dan hilsa, telah
disesuaikan untuk dapat hidup baik di sungai maupun di laut.
F. Air PAM
Air PAM termasuk air dgn karakteristik yg paling layak dikonsumsi
karena diproduksi dengan standar tertentu. Air PAM biasanya membawa
Klorin atau Kloramin (substitusi untuk pengganti klorin) untuk
desinfektan dalam kadar yang aman untuk dikonsumsi. Klorin/kloramin
relatif tidak stabil, hilang karena aging/curing, pemanasan dan oksidasi.
Klorin/kloramin merubah rasa air dan yang paling membahayakan adalah
bersifat karsinogen jika bereaksi dgn mineral-mineral tertentu. Karena
Kloramin relatif lebih stabil dibanding klorin dalam reaksi pembetukan zat
karsinogenini, di beberapa negara maju, Kloramin bisanya dipakai sebagai
pengganti klorin. Dibandingkan kekurangannya, keuntungan
klorin/kloramin lebih banyak. Tanpa klorin/kloramin wabah mudah
menyebar lewat sumber air dan bisa menyebabkan kematian (kolera,
disentri dan lain-lain).
Zat Klorin/kloramin mudah hilang selama perjalanan/distribusi dari
sumber air (PAM) ke rumah. Semakin jauh dari sumber, biasanya kadar
zat klroin semakin sedikit. Satu hal yang tidak disadari oleh pengguna air
PAM, penguapan zat klorin seperti pada saat kita mandi air panas
menggunakan shower akan mempengaruhi kesehatan kita dalam jangka
panjang. Klorin yg menguap ini akan terhisap oleh paru-paru, menyebar
lewat darah dan disinyalir menyebabkan kanker. Karena itu filtrasi
klorin/kloramin biasanya diperlukan di rumah-rumah yg menggunakan
sumber air PAM (Rakaryan, 2007).
G. pH
pH merupakan suatu ekpresi dari konsentrasi ion hidrogen (H+) di
dalam air. Besarannya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi

9
ion H. Sebagai contoh, kalau ada pernyataan pH 6, itu artinya konsentrasi
H dalam air tersebut adalah 0.000001 bagian dari total larutan
Tidak semua mahluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH, untuk
itu alam telah menyediakan mekanisma yang unik agar perubahan tidak
tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan. sistem pertahanan ini
dikenal sebagai kapasitas pembufferan. Penanganan pH Seperti disebutkan
sebelumnya, pengananan atau pengubahan nilai pH akan lebih efektif
apabila alkalinitas ditanganai terlebih dahulu. Berikut adalah beberapa
cara pangananan pH, yang kalau diperhatikan lebih jauh, cenderung
mengarah pada penanganan kesadahan atau alkalinitas (Anonim, 2003).

10
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakasanakan pada ;
Hari / tanggal : Selasa / 03 Maret 2020
Waktu / tempat : 14.30 – selesai / Lab. Mikrobiologi
B. Alat dan bahan
Alat :
1. Beaker Glass
2. pH meter
3. Kertas indicator pH
Bahan :
1. Air buang rumah tangga
C. Prosedur kerja

Tingkat kebeningan percobaan ini dilakukan pengamata secara visual terhadap air
yang berada di dalam gelas beaker.

Untuk mengetahui pH pada percobaan ini menggunakan pH meter dan kertas


indicator pH untuk mengukur pH pada sampel air yang digunakan.

11
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Kelompok Jenis Air Hasil Kertas pH Hasil pH Meter

1 Air rumah tangga 5 6,7

2 Air PDM 5 6,5

3 Air rawa 6 6,8

4 Air sumur 5 6,7

5 Air sungai 5 6,3

6 Air danau 5 7,6

B. Pembahasan
Pada praktikum hygiene sanitasi kali ini, dilakukan pemeriksaan pH terhadap
beberapa jenis air dengan prosedur pengukuran yang berbeda. Setiap jenis air
dilakukan pengukuran pH sebanyak 2 kali, yaitu menggunakan kertas pH dan alat
pengukur pH (pH meter). Sampel air yang digunakan pada praktikum kali ini ada
beberapa jenis, yaitu : air limbah rumah tangga, air PDAM, air rawa, air sumur,
air sungai, dan air danau.
Praktikum dilakukan dengan cara menyiapkan sampel air yang akan diukur
didalam beaker glass, kemudian dicelupkan kertas pH selama 3 detik dan hasil

12
dari kertas pH yang telah dicelupkan akan dibandingkan dengan indikator nilai
pH yang ada kemasan kertas pH. Selanjutnya pH diukur menggunakan pH meter
dengan cara mencelupkan pH meter kedalam beaker glass yang berisi sampel air
dan tunggu hingga muncul angka hasil.
Sampel pertama yang diukur adalah air limbah rumah tangga. Air limbah
rumah tangga yang digunakan adalah air cuci pakaian. Sampel air limbah rumah
tangga diukur menggunakan kertas pH dan didapatkan hasil yaitu 5, sedangkan
saat diukur menggunakan pH meter didapatkan hasil yaitu 6,7. Dari hasil
pengukuran tersebut terdapat hasil pH yang cukup berbeda, namun hasil tersebut
tetap menunjukkan jika air limbah rumah tangga khususnya air cuci pakaian
memiliki pH yang asam. Jenis sampel air limbah rumah tangga yang kami
gunakan adalah greywater karena sampel berasal dari limbah cucian baju. Disini
warna sampel air yang didapatkan adalah keruh dikarenakan air sudah dicampur
dengan sabun deterjen pencuci baju. Bau yang dihasilkan oleh sampel air adalah
bau tidak sedap. Menurut jurnal abdimas ubj, Air limbah domestik dibagi
menjadi 2 jenis yaitu greywater dan blackwater. Greywater adalah air limbah
yang berasal dari kegiatan mandi, mencuci, aktivitas memasak, dan lainnya.
Sedangkan black water adalah air limbah yang berasal dari kamar mandi atau
kakus.
Sampel kedua yang diukur adalah air PDAM (air keran). Air ini biasanya
digunakan untuk keperluan sehari – hari seperti mandi, mencuci dan lain
sebagainya. Sampel PDAM air diukur menggunakan kertas pH dan didapatkan
hasil yaitu 5, sedangkan saat diukur menggunakan pH meter didapatkan hasil
yaitu 6,5. Dari hasil pengukuran tersebut terdapat hasil pH yang cukup berbeda,
namun hasil tersebut tetap menunjukkan jika air PDAM memiliki pH yang asam.
Sampel ketiga yang diukur adalah air rawa. Air rawa biasanya terbentuk
karena kurangnya drainase dilingkungan sekitar atau struktur tanah yang lebih
rendah yang menyebabkan terjadinya genangan. Sampel rawa air diukur
menggunakan kertas pH dan didapatkan hasil yaitu 6, sedangkan saat diukur

13
menggunakan pH meter didapatkan hasil yaitu 6,8. Dari hasil pengukuran tersebut
terdapat hasil pH yang cukup berbeda, namun hasil tersebut tetap menunjukkan
jika air rawa memiliki pH yang asam.
Sampel keempat yang diukur adalah air sumur. Air sumur biasanya dapat
ditemukan didaerah pedesaan dan terbentuk secara alami atau melalui proses
pengeboran. Sampel air sumur diukur menggunakan kertas pH dan didapatkan
hasil yaitu 5, sedangkan saat diukur menggunakan pH meter didapatkan hasil
yaitu 6,7. Dari hasil pengukuran tersebut terdapat hasil pH yang cukup berbeda,
namun hasil tersebut tetap menunjukkan jika air sumur memiliki pH yang asam.
Sampel kelima yang diukur adalah air sungai. Di samarinda terdapat beberapa
sungai, air sungai berasal dari aliran air tawar yang membentang panjang dan
bermuara ke laut. Sampel air sungai diukur menggunakan kertas pH dan
didapatkan hasil yaitu 5, sedangkan saat diukur menggunakan pH meter
didapatkan hasil yaitu 6,3. Dari hasil pengukuran tersebut terdapat hasil pH yang
cukup berbeda, namun hasil tersebut tetap menunjukkan jika air sungai memiliki
pH yang asam. Menurut jurnal abdimas ubj, pencemaran air sungai sebagian
besar berasal dari limbah domestic atau rumah tangga yang dibuang ke aliran air
sungai, sehingga air sungai menjadi tercemar. Kandungan limbah domestik dapat
membahayakan air sungai, karena limbah domestik biasanya mengandung logam
berat yang berbahaya.
Sampel keenam yang diukur adalah air danau. Sampel air danau didapatkan
dari danau yang berada didaerah perumahan dekat kampus. Sampel air danau
diukur menggunakan kertas pH dan didapatkan hasil 5, sedangkan saat diukur
menggunakan pH meter didapatkan hasil 7,6. Dibandingkan dengan sampel lain,
air danau memiliki hasil ukur yang sangat jauh dan menurut pH meter, pH air
danau bersifat basa. Air yang mempunyai pH antara 6,7 – 8,6 mendukung
populasi hewan dan tumbuhan dalam air. Dalam jangkauan pH itu pertumbuhan
dan perkembangbiakan hewan dan tumbuhan di air tidak terganggu. Kebasaan air
ialah suatu kapasitas air untuk dapat menetralkan asam. Hal ini juga terbukti

14
dengan keadaan air danau yang bersih jernih seperti air keran dan tidak memiliki
bau menyengat.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada praktikum hygiene sanitasi kali ini, dilakukan pemeriksaan pH
terhadap beberapa jenis air dengan prosedur pengukuran yang berbeda. Setiap
jenis air dilakukan pengukuran pH sebanyak 2 kali, yaitu menggunakan kertas
pH dan alat pengukur pH (pH meter). Air limbah rumah tangga yang
digunakan adalah air cuci pakaian. Sampel air limbah rumah tangga diukur
menggunakan kertas pH dan didapatkan hasil yaitu 5, sedangkan saat diukur
menggunakan pH meter didapatkan hasil yaitu 6,7. Dari hasil pengukuran
tersebut terdapat hasil pH yang cukup berbeda, namun hasil tersebut tetap
menunjukkan jika air limbah rumah tangga khususnya air cuci pakaian
memiliki pH yang asam.
B. Saran
Semoga kedepannya lebih baik lagi dan dapat untuk melengkapi
prasaranan laboratorium yang digunakan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonym, 2017. Deterjen Cair . Institut Pertanian Bogor . Bogor.

Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Sonia, V., H. Koesyanto dan


Anikis, 2015. Evaluasi Penerapan Hygiene Daan Sanitasi
Penyelenggaraan Makanan Di RSUD.

Hidayat, Nur, 2017. Kontaminasi pada Pangan. Universitas Brawijaya.


Malang.

Jurnal of public heath


4(2): 12-34. Subhiandono, B. K., O. Setiani dan T. Joko, 2016.
Perbedaan Kualitas Bakteriologis (Coliform) dan Fisik (Warna dan
Kekeruhan) Pada Air Baku dan Isi Ulang di Kecamatan Pontianak
Utara
Jurnal Kesehatan Masyarakat.
4 (3) : 711-724. Tri H.,2016.Hygiene dan Sanitasi Pengolahan
Makanan Keluarga Anggota Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga (LPKK ). Jurnal Keluarga. 2(1) : 76-84
Kurnia, J., 2016. 10 Faktor Penyebab Pencemaran Air.
Http://Pengayaan/.com/10-Faktor-Penyebab-Pencemaran-Air/
(Diakses pada 14 Mei 2018)

Werdiningsih, 2016.Sanitasi Industry Pangan. Universitas mataram. Mataram


Schlegel H.G, 1994. Mikrobiologi Umum Penterjemah Tedjo Baskoro
Edisi Keenam.

16
LAMPIRAN

17

Anda mungkin juga menyukai