Anda di halaman 1dari 13

Nama : Annisa Nur Rabiah

NIM : P07231118006

TELAAH JURNAL

A. Indentitas Jurnal
Judul Jurnal : Higiene dan Sanitasi Jajan Pasar di Pasar Kotagede
Yogyakarta
Penulis Jurnal : Okta Setyawanti, Sri Wahyu Andayani
Jenis Jurnal : Jurnal Keluarga Vol. 1, No. 2 September 2015

B. Pendahuluan
Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan
memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Kegiatan makan
merupakan suatu bagian dari tujuh unsur kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki kekhasan
tersendiri dalam kegiatan makan, mulai dari menyiapkan bahan makanan, proses memasak,
mengemas, hingga proses memakannya.
Menurut Marwati (2000:112), bahwa makanan tradisional mempunyai pengertian suatu
makanan rakyat sehari-hari, baik yang berupa makanan pokok, makanan selingan, atau sajian
khusus yang sudah turun-temurun dari zaman nenek moyang. Kotagede merupakan salah satu
daerah yang khas dengan budaya tradisional, di tempat terdapat beraneka ragam masakan,
jajanan, dan minuman tradisional yang dijual. Di pasar Kotagede Yogyakarta, beberapa
pedagang makanan jajanan tradisional cukup mudah ditemui di hampir sekeliling pasar.
Pedagang tersebut sering kali menunjukkan perilaku yang tidak sehat dalam menjamah
makanan, misalnya menjajakan makanan dalam keadaan terbuka padahal letaknya di pinggir
jalan yang banyak dilalui oleh kendaraan bermotor.
C. Metode
Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan
sampel. Istilah yang digunakan adalah setting atau tempat penelitian (Suharsimi Arikunto,
2006: 13). Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Kotagede Yogyakarta. Waktu penelitian secara
formal dimulai sejak berlakunya perizinan meneliti sesuai dengan permohonan izin pimpinan
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. Untuk mendapat data yang tepat maka
perlu ditentukan informan yang memiliki kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan data
(purposive). Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah penjual jajan pasar atau jajan
pasar di Pasar Kotagede Yogyakarta.
Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan focus penelitian maka
yang dijadikan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut : Pertama, teknik wawancara
(interview), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Lexy J. Moleong,
2009: 186). Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancaara
terbuka. Kedua, teknik observasi, teknik ini dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak
penjual yang menjual makanan tradisional serta melihat bagaimana perilaku penjual dalam
melayani pembeli. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental.
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 206) metode dokumentasi adalah mencari data yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda
dan sebagainya.

D. Hasil dan Pembahasan


Dari hasil jurnal tersebut dapat diketahui sebagai berikut :
1. Pengetahuan mengenai higiene dan sanitasi pada makanan
Berdasarkan wawancara mendalam terhadap penjual jajan pasar yang ada di pasar
Kotagede, diketahui bahwa pengetahuan mengenai higiene dan sanitasi oleh masing-
masing penjual sangat kurang hanya sebagian penjual saja yang sudah mengetahui apa itu
higiene, dan apa itu sanitasi. Sebagian informan mengutarakan bahwa mereka tahu, akan
tetapi belum paham betul apa yang dimaksud dengan higiene dan sanitasi pada makanan.
Setelah mengetahui kemampuan penjual dalam hal pengetahuan hygiene dan sanitasi pada
makanan, terdapat beberapa temuan yang tidak sesuai dengan teori ataupun dengan
pernyataan dari ketua bagian informasi BPOM Dinas Kesehatan DIY, antara lain:
a. Jawaban dari informan yang menyatakan bahwa higiene makanan adalah kesehatan
dan keamanan pangan, sedangkan menurut teori higiene adalah ilmu yang berhubungan
dengan masalah kesehatan serta berbagai usaha mempertahankan atau untuk
memperbaiki kesehatan.
b. Tidak ada informan yang mengetahui tentang sanitasi makanan. Sedangkan
pengetahuan akan kebersihan lingkungan juga sangat penting untuk penjual makanan,
karena salah satu sumber yang menyebabkan pencemaran makanan adalah dari
lingkungan. Sejalan dengan itu pengurus pasar Kotagede juga menyatakan bahwa
kebersihan pasar sangat berpengaruh terhadap makanan yang dijual.
c. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mendalam terhadap penjual yang ada di
pasar Kotagede, sebagian besar dari mereka tidak mengetahui apa saja yang perlu
diperhatikan pada makanan sehat karena mereka hanya menjual, tidak mengolah. Saat
ditanyakan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan pada makanan sehat, beberapa
penjual menjawab dapat dilihat dari bahan bakunya, kemudian ada juga yang
menjawab tidak tahu karena mereka tidak mengolah makanan tersebut.
2. Penerapan Higiene dan Sanitasi Pada Penjualan Jajan Pasar
a. Dilihat dari Personal Hygiene, berdasarkan wawancara mendalam yang
dilakukan terhadap penjual jajan pasar yang ada di pasar Kotagede, diketahui bahwa
penerapan higiene sanitasi hanya sekitar kebersihan diri, seperti mandi 2 kali sehari,
sikat gigi, kemudian memotong kuku, serta menerapkan pencucian tangan. Sedangkan
hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, hampir semua penjual makanan di pasar
Kotagede tidak menggunakan celemek saat bekerja, serbet atau lap kerja juga tidak
semua menyediakan.
b. Peralatan yang Digunakan dalam Penjualan Jajan Pasar
Berdasarkan hasil wawancara mendalam terhadap penjual jajan pasar di pasar
Kotagede, diketahui bahwa secara umum peralatan yang digunakan berasal dari para
penitip/pemasok makanan, sehingga pada saat ditanya mengenai peralatan apa saja
yang digunakan, para penjual hanya menjawab seadanya sambal menunjukan peralatan
yang ada. Sedangkan pada saat ditanya mengenai cara membersihkan peralatan, para
pejual mempunyai jawaban yang bermacam-macam, salah satu ada yang menyatakan
dengan cara mencuci peralatan tersebut menggunakan sabun pembersih, ada juga yang
tidak dicuci tetapi langsung dikembalikan kepada pemilik. Dari hasil wawancara dan
observasi sudah dibahas bagaimana penjual memperlakukan makanan yang mereka
jual dan bagaimana sikap mereka dalam melayani pembeli, maka dapat dikatakan
bahwa secara umum seluruh penjual jajan pasar sudah menerapkan higiene dan
sanitasi. Akan tetapi, masih terdapat ketidaksesuaian dengan teori atau penerapan yang
ada. Pakaian khusus, topi atau penutup kepala, celemek, sarung tangan plastik, serta
kain khusus untuk membasuh keringat sebaiknya wajib digunakan selama bekerja
karena hal tersebut merupakan salah satu usaha higiene dalam personal hygiene, selain
itu kebersihan lingkungan sekitar juga perlu diperhatikan. Melihat hal tersebut maka
sebagai pengurus pasar sebaiknya lebih tegas dalam menyeleksi penjual makanan serta
memperhatikan jenis makanan yang dijual. Selain itu, pengawasan setiap bulan dari
BPOM atau Dinas Kesehatan yang dilaksanakan harus selalu berjalan dan lebih
menyeluruh supaya jika terjadi kesalahan dalam penjualan makanan dapat segera
diatasi dan diperbaiki. Sosialisasi tentang higiene dan sanitasi jasa boga harus
ditingkatkan secara menyeluruh supaya setiap usaha jasa boga dapat mengetahui dan
memahami pentingnya makanan yang sehat.
E. Kesimpulan
Menurut hasil jurnal tersebut dari penjual jajan pasar yang ada di pasar Kotagede maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Seluruh penjual jajan pasar yang ada di Pasar Kotagede tingkat pengetahuan mengenai
higiene dan sanitasi masih kurang tidak mengetahui tentang kriteria makanan yang sehat
dan aman, tentang pencemaran makanan, serta kurang memahami prinsip-prinsip sanitasi.
Hal ini bisa dikarenakan sebagian besar dari mereka hanya tamatan Sekolah Dasar.
2. Secara umum seluruh penjual jajan pasar yang ada di Pasar Kotagede sudah menerapkan
higiene dan sanitasi dalam penjualan makanan. Akan tetapi, masih terdapat
ketidaksesuaian dengan teori atau penerapan yang ada.
a. Pertama, belum terdapat ketentuan yang jelas mengenai penanganan pekerja yang
mengalami gangguan kesehatan.
b. Kedua, belum terdapat pakaian khusus bagi penjual atau penjamah makanan seperti
penggunaan topi, sarung tangan, dan celemek saat bekerja.
c. Ketiga, belum ada kain khusus untuk membasuh keringat ataupun kain khusus untuk
membersihkan tempat kerja.
d. Keempat, tidak memiliki peralatan yang sesuai dengan teori ataupun standar yang
seharusnya. Contoh, penyajian kue belum dikemas, hanya diletakkan di tempat
terbuka, kemudian peralatan hanya menggunakan baki dan container saja.

F. Saran
1. Sebaiknya sebagai penguasaha dalam bidang makanan, penjual harus terlebih dahulu
memahami bagaimana pentingnya higiene dan sanitasi terutama dalam bidang makanan.
2. Setiap penjual makanan seharusnya menggunakan pakaian khusus, topi atau penutup
kepala, kain khusus untuk membasuh keringat, celemek, sarung tangan plastik sekali pakai,
dan penjual makanan wajib menggunakannya selama bekerja.
3. Sebagai pengurus pasar sebaiknya lebih tegas dalam membuat peraturan mengenai syarat-
syarat yang harus dilakukan sebagai penjual makanan.
4. Bagi Badan POM, sosialisasi terhadap ketentuan dan aspek-aspek yang berkaitan dengan
usaha dalam bidang makanan wajib dilakukan secara menyeluruh untuk setiap usaha jasa
boga sehingga usaha jasa boga dapat mengetahui dan memahami pentingnya makanan
sehat.
Jurnal KELUARGA Vol 1 No 2 September 2015

HIGIENE DAN SANITASI JAJAN PASAR DI PASAR KOTAGEDE


YOGYAKARTA

Okta Setyawanti1, Sri Wahyu Andayani2


oktalikes2bluberry@gmail.com
Prodi PKK FKIP UST

Abstrak Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menge- The purpose of this study to determine (1)
tahui (1) gambaran tingkat pengetahuan hi- How to Know the level of knowledge of hy-
giene dan sanitasi pada penjual Jajan pasar giene and sanitation at tradisional Snack ven-
yang dijual di Pasar Kotagede Yogyakarta (2) dor are sold in the Kotagede Yogyakarta
penerapan hygiene dan sanitasi pada Jajan Market (2) the implementation of hygiene and
pasar yang ada di pasar Kotagede Yogyakarta. sanitation on traditional snack in market Ko-
Teknik pengumpulan data yang digunakan tagede Yogyakarta. Data collection techniques
dalam penelitian ini yaitu teknik wawancara used in this study is an open interview tech-
terbuka kepada penjual Jajan pasar, teknik niques to the market snack seller, techniques
observasi atau pengamatan lansung serta of direct observation and documentation tech-
teknik dokumentasi. Hasil penelitian ini niques. The results of this study indicate that
menunjukkan bahwa hampir seluruhnya almost entirely market Snack seller in Ko-
penjual Jajan pasar yang ada di Pasar Ko- tagede Market lack of knowledge about hy-
tagede tingkat pengetahuan mengenai higiene giene and sanitation. They have lack of under-
dan sanitasi masih kurang, kurang memahami standing of the principles of sanitation. This
prinsip-prinsip sanitasi. Hal ini bisa dikare- could be possibly happened because most of
nakan sebagian besar dari mereka hanya tama- them just graduated from elementary school.
tan Sekolah Dasar. Sebagian besar kriteria Most of the criteria in personal hygiene has
dalam personal hygiene telah dilaksanakan been implemented according to the required
sesuai standar yang berlaku. Tetapi, masih standards. But, still there is a mismatch imple-
terdapat ketidaksesuaian penerapan aspek per- mentation aspects of personal hygiene, do not
sonal hygiene, belum menggunakan pakaian use special clothing for the seller or food han-
khusus bagi penjual atau penjamah makanan, dlers, hat or head covering is not used for
topi atau penutup kepala belum digunakan work, the seller does not use an apron when
selama bekerja, penjual tidak menggunakan working, no handkerchief to wipe the sweat or
celemek saat bekerja, belum ada sapu tangan napkin to clean the workplace up. Such dis-
untuk membasuh keringat ataupun serbet un- crepancy is due to lack of knowledge and
tuk membersihkan tempat kerja. Ketidaks- awareness of each seller.
esuaian tersebut diakibatkan karena kurangnya
pengetahuan dan kesadaran dari masing- Keyword(s): Hygiene, Sanitation, and
masing penjual. traditional Snack.
Kata kunci: Higiene, Sanitasi, dan Jajan pasar

PENDAHULUAN dasar semata, padahal dari sudut kajian an-


Makanan merupakan salah satu tropologi budaya, kegiatan makan merupa-
kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan kan suatu bagian dari tujuh unsur ke-
setiap saat dan memerlukan pengelolaan budayaan. Setiap kebudayaan memiliki
yang baik dan benar agar bermanfaat bagi kekhasan tersendiri dalam kegiatan makan,
tubuh. Kegiatan makan seringkali dianggap mulai dari menyiapkan bahan makanan,
sebagai kegiatan pemenuhan kebutuhan proses memasak, mengemas, hingga proses

130
Jurnal KELUARGA Vol 1 No 2 September 2015

memakannya. Berdasarkan definisi dari “Hygiene is the study of health and the
WHO Makanan adalah semua substansi prevention of the disease” hal ini berarti
yang dibutuhkan oleh tubuh tidak termasuk bahwa higiene adalah ilmu tentang
air, obat-obatan, dan substansi-substansi kesehatan dan pencegahan penyakit.
lainnya yang digunakan untuk pengobatan Menurut Ahmad Said (2007: 2) Sanitasi
(Budiman Chandra, 2005: 85). adalah usaha pencegahan penyakit dengan
Indonesia merupakan Negara kepu- cara menghilangkan atau mengatur faktor-
lauan yang memiliki beraneka ragam jenis faktor lingkungan yang berkaitan dengan
makanan, salah satunya adalah jajan pasar. rantai perpindahan penyakit tersebut. Secara
Jajan pasar merupakan makanan yang luas, ilmu sanitasi merupakan penerapan
banyak disukai oleh masyarakat disamping dari prinsip-prinsip yang akan membantu
rasanya enak jajan pasar juga mempunyai memperbaiki, mempertahankan, atau
nilai tersendiri karena merupakan salah mengembalikan kesehatan yang baik pada
satu ciri khas dari suatu daerah dan manusia.
makanan yang asli dari tanah Nusantara Kotagede merupakan salah satu
ini. Jajan pasar pada umumnya memiliki daerah yang khas dengan budaya tradision-
kelemahan dalam hal keamanannya ter- al, di tempat terdapat beraneka ragam
hadap bahaya biologi atau mikrobiologi, masakan, jajanan, dan minuman tradisional
kimia atau fisik. Menurut Marwati (2000: yang dijual. Dengan kondisi masyarakat
112), bahwa makanan tradisional mem- tersebut tidak sedikit pedagang yang
punyai pengertian suatu makanan rakyat melakukan kecurangan dalam mengolah
sehari-hari, baik yang berupa makanan makanan yang mereka jual demi mendapat-
pokok, makanan selingan, atau sajian kan keuntungan yang banyak, bahkan
khusus yang sudah turun-temurun dari kemungkinan untuk menambahkan bahan-
zaman nenek moyang. Pendapat lain dari bahan berbahaya dalam makanan mereka
Lilyana (2004 : 4), macam-macam jajan sangat ada, sehingga jajan pasar yang
pasar juga dapat dilihat dari rasanya yaitu ditawarkan juga sudah mempunyai rasa
manis legit, dan asin gurih. Rasa manis di- yang berbeda karena bahan yang digunakan
peroleh dengan mencampurkan gula pasir pun sudah banyak yang dimanipulasi
atau gula jawa kedalam adonan, begitu dengan penambahan bahan kimia seperti
juga rasa asin didapat karena adonan pengawet, pemanis buatan, pewarna sintetis,
dicampur dengan garam. dan lain-lain.
Tahapan terakhir dalam penyeleng- Berdasarkan pengamatan awal yang
garaan makanan adalah penyajian ma- dilakukan peneliti, dipasar Kotagede
kanan. Hal ini perlu diperhatikan pada Yogyakarta, beberapa pedagang makanan
waktu penyajian makanan yaitu harus jajanan tradisional cukup mudah ditemui di
menyatakan kebersihan dan keamanan baik hampir sekeliling pasar. Pedagang tersebut
pada alta-alat yang digunakan maupun sering kali menunjukkan perilaku
hidangan itu sendiri. Alat hidang yang yang tidak sehat dalam menjamah makanan,
berhubungan langsung dengan makanan misalnya menjajakan makanan dalam
hendaknya terhindar dari segala pencema- keadaan terbuka padahal letaknya di pinggir
ran sehingga makanan yang dihidangkan jalan yang banyak dilalui oleh kendaraan
terjaga kebersihannya dan keamanannya. bermotor.
Makanan yang dihidangkan sebaiknya ha-
rus higiene supaya tidak menyebabkan METODOLOGI PENELITIAN
penyakit untuk manusia. Kata hygiene be- Jenis Penelitian
rarti kesehatan atau ilmu tentang kesehatan. Ditinjau dari jenis datanya pendeka-
Dalam buku “The Theory Catering” oleh tan penelitian yang digunakan dalam
Kiton dan Caserani (Dalam Suwantini dan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Purwiyatun, 2004: 2), disebutkan bahwa
131
Jurnal KELUARGA Vol 1 No 2 September 2015

Waktu dan Tempat Penelitian Pertama, teknik wawancara (interview),


Dalam penelitian kualitatif tidak wawancara adalah percakapan dengan
dikenal istilah populasi dan sampel. Istilah maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan
yang digunakan adalah setting atau tempat oleh dua pihak, yaitu pewawancara
penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 13). (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Ko- dan terwawancara (interviewee) yang
tagede Yogyakarta. Waktu penelitian secara memberikan jawaban atas pertanyaan itu
formal dimulai sejak berlakunya perizinan (Lexy J. Moleong, 2009: 186). Teknik wa-
meneliti sesuai dengan permohonan izin wancara yang digunakan dalam penelitian
pimpinan Universitas Sarjanawiyata Ta- ini adalah wawancaara terbuka. Kedua,
mansiswa Yogyakarta. teknik observasi, teknik ini dilakukan un-
tuk mengetahui seberapa banyak penjual
Target/ Subjek Penelitian yang menjual makanan tradisional serta
Untuk mendapat data yang tepat melihat bagaimana perilaku penjual dalam
maka perlu ditentukan informan yang mem- melayani pembeli. Dokumen bisa ber-
iliki kompetensi dan sesuai dengan kebu- bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
tuhan data (purposive). Yang menjadi monumental. Menurut Suharsimi Arikunto
subjek dalam penelitian ini adalah penjual (2002: 206) metode dokumentasi adalah
jajan pasar atau jajan pasar di Pasar Ko- mencari data yang berupa catatan, tran-
tagede Yogyakarta. skrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, legger, agenda dan
Desain Penelitian
sebagainya. Dokumen yang ditunjukan
Dengan digunakan metode kualitatif dalam hal ini adalah segala sesuatu yang
ini maka data yang didapatkan akan lebih dilakukan oleh penjual dalam melayani
lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan ber- pembeli. Teknik ini dilakukan untuk mem-
makna, sehingga tujuan penelitian dapat di- perkuat bukti nyata mengenai perilaku
capai. Untuk dapat mencapai semua itu penjual makanan tradisional yang berupa
maka penelitian ini perlu di atur sedemikian gambar, video, hasil wawancara.
rupa di dalam desain penelitian, desain
penelitian kualitatif ini dibagi dalam dua
Teknik Analisis Data
tahap, yaitu pertama perencanaan, kegiatan
yang dilakukan dalam tahap ini adalah se- Penelitian kualitatif harus
bagai berikut: analisis standar sarana dan mengungkap kebenaran yang objektif. Ka-
prasarana, penyusunan rancangan penelitian, rena itu keabsahan data dalam sebuah
penetapan tempat penelitian, dan penelitian kualitatif sangat penting. Me-
penyusunan instrumen penelitian. Kedua lalui keabsahan data kredibilitas
pelaksanaan, pada tahap ini peneliti sebagai (kepercayaan) penelitian kualitatif dapat
pelaksana penelitian sekaligus sebagai hu- tercapai. Dalam penelitian ini untuk
man instrument mencari informasi data, mendapatkan keabsahan data dilakukan
yaitu wawancara mendalam pada pedagang dengan triangulasi. Adapun triangulasi
jajan pasar di Pasar Kotagede Yogyakarta. adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
Selain itu diamati juga perilaku penjual da- yang memanfaatkan sesuatu yang lain di
lam menjual makanan sudah sesuai dengan luar data itu untuk keperluan pengecekan
prosedur higiene atau belum. atau Sebagai pembanding terhadap data itu
(Moleong, 2007: 330). Triangulasi dengan
Teknik Pengumpulan Data sumber yang dilaksanakan pada penelitian
Untuk mendapatkan kelengkapan ini yaitu membandingkan hasil wawancara
informasi yang sesuai dengan fokus dengan isi dokumen yang berkaitan. yaitu
penelitian maka yang dijadikan teknik tentang penerapan higiene sanitasi pada
pengumpulan data adalah sebagai berikut : makanan tradisional yang dijual.

132
Jurnal KELUARGA Vol 1 No 2 September 2015

HASIL PENELITIAN DAN Ketika ditanyakan mengenai bagaimana


PEMBAHASAN cara menghindari pencemaran makanan
Berdasarkan hasil wawancara yang dijual, seluruh penjual menyam-
dengan nara sumber, maka dapat dianalisis paikan penjelasan yang sama, yakni
tentang higiene sanitasi pada jajan pasar semua makanan ditutup menggunakan
yang dijual di Pasar Kotagede Yogyakarta plastik supaya tidak langsung terkena
yang meliputi : debu. Pada saat ditanyakan mengenai
1. Gambaran Tingkat Pengetahuan Higiene cara mempertahankan makanan supaya
dan Sanitasi pada Penjual Jajan Pasar di tetap bersih, hampir semua penjual juga
Pasar Kotagede Yogyakarta memiliki jawaban yang sama yaitu
Sebelum menerapkan higiene dengan cara mengusir lalat. Jika ma-
dan sanitasi pada makanan, pengetahuan kanan sudah dipilih pembeli, penjual
mengenai hal tersebut sangat diperlukan segera meng-ambil makanan dengan
untuk setiap orang yang berprofesi se- menggunakan alat atau menggunakan
bagai penjual makanan. Namun pada sarung tangan jadi makanan tidak lang-
kenyataannya belum semua penjual sung terkena oleh tangan.
mengetahui dan mengerti pentingnya Aspek personal hygiene digam-
higiene dan sanitasi pada makanan. barkan dalam 3 pertanyaan sederhana
Pengetahuan mengenai higiene dan yang mencakup kebiasaan batuk pada
sanitasi makanan dapat digambarkan saat penjual sedang sakit, kebiasaan cuci
melalui 3 bagian utama, yakni tangan, dan kebersihan diri/ ruang ling-
pengertian higiene makanan, pengertian kup personal hygiene. Ketika ditanyakan
sanitasi makanan, dan hal-hal yang perlu mengenai kebiasaan batuk hampir semua
diperhatikan pada makanan sehat. penjual mempuyai jawaban yang sama
Ketika ditanyakan mengenai pengertian yaitu, menghindar dari makanan dan
higiene makanan disetiap tempat menurut observasi yang dilakukan oleh
penjualan, hampir seluruh penjual men- peneliti belum ada informan yang
jawab tidak tahu. Hal berbeda terjadi menggunakan masker pelindung untuk
ketika ditanyakan mengenai pengertian menjaga sterilisasi. Begitu pula ketika
sanitasi makanan, hampir seluruh ditanyakan mengenai kebersihan diri,
penjual tidak mengetahui bahkan ada penjual Jajan pasar yang ada di pasar
penjual yang belum pernah mendengar Kotagede mempunyai jawaban yang
istilah sanitasi makanan, Hanya saja hampir sama yaitu mereka rajin mandi
mereka mengetahui dan menyadari dua kali sehari, kemudian sikat gigi
pentingnya menjaga kebersihan secara teratur. Keberadaan dan
lingkungan sekitar. pengelolaan sampah penting diperhatikan
2. Penerapan Higiene dan Sanitasi Pada untuk menjaga higienitas lingkungan
Penjualan Jajan Pasar di Pasar Kotagede pasar. Para pedagang berusaha menjaga
Yogyakarta. kebersihan agar tetap bersih dan rapi. Hal
Penerapan higiene sanitasi pada tersebut tampak dari cara penjual mem-
penjual makanan tradisionl di pasar perlakukan sampah yang ada di sekitar
Kotagede dapat digambarkan melalui tempat penjualan. Mereka mempunyai
beberapa aspek yaitu, cara menghindari jawaban yang sama, pada intinya selalu
pencemaran dan mempertahankan memunggut sampah yang sekiranya ber-
makanan yang akan dijual supaya serakan, terlebih di lingkungan Pasar ada
makanan itu tetap bersih, personal petugas kebersihan yang senantiasa siap
hygiene sebagai penjual makanan, serta bekerja 4 kali sehari untuk mem-
cara memperlakukan sampah yang ada bersihkan area penjualan.
disekitar tempat penjualan.

133
Jurnal KELUARGA Vol 1 No 2 September 2015

3. Peralatan yang digunakan dalam sedangkan menurut teori higiene ada-


penjualan Jajan Pasar. lah ilmu yang berhubungan dengan
Peralatan yang digunakan untuk masalah kesehatan serta berbagai
menjual makanan adalah salah satu hal usaha mempertahankan atau untuk
yang harus diperhatikan dalam higiene memperbaiki kesehatan.
sanitasi makanan, karena peralatan san- b.Tidak ada informan yang mengetahui
gat berpengaruh pada kebersihan ma- tentang sanitasi makanan. Sedangkan
kanan. Ketika ditanyakan peralatan yang pengetahuan akan kebersihan ling-
digunakan, mereka mempunyai jawaban kungan juga sangat penting untuk
yang sama yaitu tidak menyediakan penjual makanan, karena salah satu
peralatan yang banyak. Hal tersebut sumber yang menyebabkan pencema-
dikarenakan peralatan yang digunakan ran makanan adalah dari lingkungan.
untuk meletakkan makanan hampir Sejalan dengan itu pengurus pasar
semua berasal dari penitip, hanya Cake Kotagede juga menyatakan bahwa
Tong/ penjepit saja yang mereka se- kebersihan pasar sangat berpengaruh
diakan. Sedangkan mengenai cara mem- terhadap makanan yang dijual. Berikut
perlakukan peralatan tersebut, informan cuplikan hasil wawancara dengan
memiliki jawaban yang berbeda. bapak Lumpia. “kebersihan ling-
kungan ya menyangkut kebersihan
Pembahasan tempat disekeliling pasar ini berarti
Dari hasil observasi yang dilakukan, mbak, disini juga sudah ada petugas
telah ditemukan sikap-sikap penjual ma- kebersihan yang selalu keliling untuk
kanan yang tidak sesuai dengan prosedur membersihkan pasar jadi kondisi pasar
higiene sanitasi yang seharusnya dilakukan ini tetap bersih, pengunjung juga
oleh penjamah makanan. Berikut akan ter- merasa nyaman.”
lihat perbedaan antara teori atau aturan yang c. Berdasarkan hasil observasi dan wa-
seharusnya dengan kenyataan. wancara mendalam terhadap penjual
1. Pengetahuan mengenai higiene dan yang ada di pasar Kotagede, sebagian
sanitasi pada makanan besar dari mereka tidak mengetahui
Berdasarkan wawancara men- apa saja yang perlu diperhatikan pada
dalam terhadap penjual jajan pasar yang makanan sehat karena mereka hanya
ada di pasar Kotagede, diketahui bahwa menjual, tidak mengolah. Saat ditan-
pengetahuan mengenai higiene dan sani- yakan mengenai hal-hal yang perlu
tasi oleh masing-masing penjual sangat diperhatikan pada makanan sehat,
kurang hanya sebagian penjual saja yang beberapa penjual menjawab dapat
sudah mengetahui apa itu higiene, dan dilihat dari bahan bakunya, kemudian
apa itu sanitasi. Sebagian informan men- ada juga yang menjawab tidak tahu
gutarakan bahwa mereka tahu, akan teta- karena mereka tidak mengolah
pi belum paham betul apa yang dimaksud makanan tersebut. Berbeda dengan Ibu
dengan higiene dan sanitasi pada ma- Getuk selaku pembuat jajan pasar yang
kanan. Setelah mengetahui kemampuan biasanya disetorkan di pasar tersebut
penjual dalam hal pengetahuan higiene yang menjawab sebagai berikut. “tidak
dan sanitasi pada makanan, terdapat be- menggunakan bahan berbahaya seperti
berapa temuan yang tidak sesuai dengan borak, bahan pengawet, pewarna tektil,
teori ataupun dengan pernyataan dari ket- dsb tetapi menggunakan bahan-bahan
ua bagian informasi BPOM Dinas yang aman”. Jawaban ini di dukung
Kesehatan DIY, antara lain: oleh jawaban sumber informasi dari
a. Jawaban dari informan yang menya- BPOM dinas kesehatan DIY, ada be-
taka bahwa higiene makanan adalah berapa hal yang perlu diperhatikan
kesehatan dan keamanan pangan, pada makanan sehat. Berikut cuplikan
134
Jurnal KELUARGA Vol 1 No 2 September 2015

hasil wawancara dengan Ibu Titi. pasar satu bulan sekali yaitu:
Menurut Badan POM RI, ada 5 kunci “seharusnya sebagai penjual teruta-
untuk keamanan pangan yaitu: jagalah ma dalam bidang makanan, dalam
kebersihan, pisahkan pangan mentah melaksanakan prosedur higiene
dan pangan matang, memasaklah mereka harus menggunakan
dengan benar, jagalah pangan pada celemek, penutup kepala, membawa
suhu aman, dan yang terakhir gunakan serbet, tetapi pada kenyataanya
air dan bahan yang aman. Hal-hal yang mereka kurang memperhatikan yang
perlu diperhatikan pada makanan sehat satu ini, terutama celemek, saya lihat
yaitu makanan yang terbebas dari ba- jarang sekali penjual makanan ini
haya fisik, missal potongan kaleng, menggunakan celemek, hanya seba-
plastik, kerikil,dan lain-lain. Terjadi gian saja.” Setelah mengetahui pen-
bila: erapan higiene dan sanitasi oleh
1) Pangan dijual ditempat terbuka/ masing-masing penjual, ada bebera-
tidak tertutup rapat pa temuan yang tidak sesuai dengan
2) Penjual menggunakan perhiasan teori maupun pernyataan dari BPOM
tangan RI DIY, antara lain: Tidak meng-
3) Penjual menangani pangan dan gunakan celemek saat bekerja,
bahan pangan dengan ceroboh sedangkan menurut Siti Fatonah
Kemudian yang kedua yaitu Bahan (2005: 11): “pakaian pengolah dan
Kimia, racun alami yaitu jamur racun, penyaji makanan harus selalu bersih,
HCN dalam singkong, asam Jengkolat bila perlu pakaian khusus. Pakaian
dalam jengkol, racun dalam ikan yang seharusnya digunakan adalah
buntel. Serta racun dari bahan yang berlengan, menutupi bahu dan
kimia.Kemudian yang ketiga yaitu ba- ketiak pekerja dan menggunakan
haya biologi, mikroba:virus, parasite, celemek. Pakaian kerja hendaknya
kapang, bakteri. Binatang pengetar: dibedakan dengan pakaian harian,
tikus. Serangga: lalat, kecoa. disarankan ganti setiap hari”.
2. Penerapan Higiene dan Sanitasi Pada b. Peralatan yang Digunakan dalam
Penjualan Jajan Pasar Penjualan Jajan Pasar
a. Dilihat dari Personal Hygiene, ber- Berdasarkan hasil wawancara
dasarkan wawancara mendalam mendalam terhadap penjual jajan
yang dilakukan terhadap penjual pasar di pasar Kotagede, diketahui
jajan pasar yang ada di pasar Ko- bahwa secara umum peralatan yang
tagede, diketahui bahwa penerapan digunakan berasal dari para penitip/
higiene sanitasi hanya sekitar pemasok makanan, sehingga pada
kebersihan diri, seperti mandi 2 kali saat ditanya mengenai peralatan apa
sehari, sikat gigi, kemudian memo- saja yang digunakan, para penjual
tong kuku, serta me-nerapkan hanya menjawab seadanya sambil
pencucian tangan. Sedangkan hasil menunjukan peralatan yang ada. Se-
observasi yang dilakukan oleh dangkan pada saat ditanya mengenai
peneliti, hampir semua penjual ma- cara membersihkan peralatan, para
kanan di pasar Kotagede tidak pejual mempunyai jawaban yang
menggunakan celemek saat bekerja, bermacam-macam, salah satu ada
serbet atau lab kerja juga tidak yang menyatakan dengan cara
semua menyediakan. Hal ini se- mencuci peralatan tersebut meng-
pendapat dengan salah satu in- gunakan sabun pembersih, ada juga
forman dari BPOM RI yang selalu yang tidak dicuci tetapi langsung
melakukan pengecekan rutin di dikembalikan kepada pemilik.

135
Jurnal KELUARGA Vol 1 No 2 September 2015

Peralatan merupakan salah satu Kesehatan yang dilaksanakan harus


bagian penyajian jajan pasar, oleh selalu berjalan dan lebih menyeluruh
karena itu dari kondisi tersebut ada supaya jika terjadi kesalahan dalam
beberapa temuan yang tidak sesuai penjualan makanan dapat segera di-
dengan teori maupun pernyataan dari atasi dan diperbaiki. Sosialisasi ten-
BPOM RI DIY, antara lain: Kurang tang higiene dan sanitasi jasa boga
tepatnya memperlakukan peralatan harus ditingkatkan secara menye-
yang digunakan dan cara penyajiann- luruh supaya setiap usaha jasa boga
ya, sedangkan salah satu prinsip hi- dapat mengetahui dan memahami
giene makanan dalam penyajian ma- pentingnya makanan yang sehat.
kanan adalah wadah/ tempat yang
digunakan, tidak jauh berbeda dengan SIMPULAN DAN SARAN
pendapat yang diutarakan oleh BPOM Simpulan
RI DIY yang menyatakan bahwa, Dari hasil wawancara peneliti ter-
“sebenarnya tempat yang digunakan hadap penjual jajan pasar yang ada di pasar
sebaiknya mempunyai tutup/harus Kotagede maka dapat disimpulkan bahwa:
tertutup, apalagi jajan pasar 1. Seluruh penjual jajan pasar yang ada di
merupakan mkanan yang tidak awet, Pasar Kotagede tingkat pengetahuan
akan lebih baik jika makanan tersebut mengenai higiene dan sanitasi masih
mempunyai kemasan misal daun kurang tidak mengetahui tentang krite-
pisang, kemudian pastikan ja-janan ria makanan yang sehat dan aman, ten-
yang dikemas sudah terdaftar P -IRT tang pencemaran makanan, serta kurang
atau BPOM RI MD (untuk pedagang memahami prinsip-prinsip sanitasi. Hal
dalam negeri) atau BPOM RI ML ini bisa dikarenakan sebagian besar dari
(untuk produk impor)”. mereka hanya tamatan Sekolah Dasar.
Dari hasil wawancara dan ob- 2. Secara umum seluruh penjual jajan pasar
servasi sudah dibahas bagaimana yang ada di Pasar Kotagede sudah men-
penjual memperlakukan makanan erapkan higiene dan sanitasi dalam
yang mereka jual dan bagaimana si- penjualan makanan. Akan tetapi, masih
kap mereka dalam melayani pembeli, terdapat ketidaksesuaian dengan teori
maka dapat dikatakan bahwa secara atau penerapan yang ada.
umum seluruh penjual jajan pasar su- a. Pertama, belum terdapat ketentuan
dah menerapkan higiene dan sanitasi. yang jelas mengenai penanganan
Akan tetapi, masih terdapat ketidaks- pekerja yang mengalami gangguan
esuaian dengan teori atau penerapan kesehatan.
yang ada. Pakaian khusus, topi atau b. Kedua, belum terdapat pakaian khu-
penutup kepala, celemek, sarung tan- sus bagi penjual atau penjamah ma-
gan plastik, serta kain khusus untuk kanan seperti penggunaan topi, sar-
membasuh keringat sebaiknya wajib ung tangan, dan celemek saat bekerja.
digunakan selama bekerja karena hal c. Ketiga, belum ada kain khusus untuk
tersebut merupakan salah satu usaha membasuh keringat ataupun kain
higiene dalam personal hygiene, khusus untuk membersihkan tempat
selain itu kebersihan lingkungan kerja.
sekitar juga perlu diperhatikan. d. Keempat, tidak memiliki peralatan
Melihat hal tersebut maka sebagai yang sesuai dengan teori ataupun
pengurus pasar sebaiknya lebih tegas standar yang seharusnya. Contoh,
dalam menyeleksi penjual makanan penyajian kue belum dikemas, hanya
serta memperhatikan jenis makanan diletakkan di tempat terbuka, kemu-
yang dijual. Selain itu, pengawasan dian peralatan hanya menggunakan
setiap bulan dari BPOM atau Dinas baki dan container saja.
136
Jurnal KELUARGA Vol 1 No 2 September 2015

Saran
3. Sebagai pengurus pasar sebaiknya lebih
1. Sebaiknya sebagai penguasaha dalam tegas dalam membuat peraturan
bidang makanan, penjual harus terlebih
mengenai syarat-syarat yang harus
dahulu memahami bagaimana
dilakukan sebagai penjual makanan.
pentingnya higiene dan sanitasi teruta-
4. Bagi Badan POM, sosialisasi terhadap
ma dalam bidang makanan.
ketentuan dan aspek-aspek yang ber-
2. Setiap penjual makanan seharusnya
kaitan dengan usaha dalam bidang
menggunakan pakaian khusus, topi atau
makanan wajib dilakukan secara me-
penutup kepala, kain khusus untuk
nyeluruh untuk setiap usaha jasa boga
membasuh keringat, celemek, sarung
tangan plastik sekali pakai, dan penjual sehingga usaha jasa boga dapat me-
makanan wajib menggunakannya ngetahui dan memahami pentingnya
selama bekerja. makanan sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Said . 2007. Sanitasi Higiene Makanan & Keselamatan Kerja. Jakarta: PT Sinar
Wadja Lestari.
Budiman Chandra .2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.

Lilyana. 2004. Kreasi Baru Jajan pasar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Marwati.2000. Pengolahan Makanan Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Moleong Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R& D Statistika untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

137

Anda mungkin juga menyukai