Anda di halaman 1dari 4

Mekanisme Sekresi Saliva 5.

Stimulasi parasimpatetik dan simpatetik menyebabkan kontraksi sel myoepithelial untuk


menghasilkan aliran saliva.
Pengaturan sekresi saliva oleh saraf.
6. Kapiler darah menerima stimuli dari kedua sistem, tetapi stimuli parasimpatetik menghasilkan
Glandula salivarius memiliki simpatetik dan parasimpatetik sekremotor innervation. vasodilatasi, ketika vasokonstriksi dihasilkan oleh stimulasi simpatetik membentuk bagian siste kontrol
vaskular dan tidak terlalu berpengaruh pada aktivitas refleks sekresi dari sistem simpatetik.
Otic ganglion adalah ganglion parasimpatetik yang berlokasi di bawah foramen ovale dan medial
nervus mandibula. Nervus lesser petrosal superficial, cabang dari Nervus glossopharingeal, membawa 7. Stimulasi parasimpatetik bertanggungjawab untuk sekresi saliva dengan volume yang besar olh
serat preganglionik parasimpatetik dari inferior nucleus salivatory pada batang otak ke sinaps di otic sel sekretori. Stimulasi simpatetik mempunyai pengaruh yang lebih besar pada komposisi saliva, dan
ganglion. Serat postganglionic mencapai glandula parotid melalui auriculotempolar cabang dari Nervus menghasilkan konsentrasi substansi oranik yang lebih besar karena meningkatnya eksositosis pada sell
mandibular. dengan seiringnya pengurangan pergerakan air.

Simpatetik innervation dari glandula parotid pada segmen thorac pertama dan kedua (T1 dan T2) dan 8. Tidak ada hambatan langsung pada kelenjar saliva oleh nervus. Sindrom mulut yang kering
sinaps pada simpatetik cervical ganglion superior, dari dimana serat postganglionik mencapai otic dimana adanya tekanan nervus untuk waktu yang lama diketahui terjadi oleh adanya hambatan dari
ganglion melalui plexus pada arteri meningeal bagian tengah. Serat simpatetik melewati otic ganglion simpatetik, berdasarkan adanya hambatan langsung pada pengaruh pusat tertinggi di batang otak
tanpa sinaps dan disertai serat parasimpatetik di glandula. nukleus salivatori.

Ganglion submandibular adalah ganglion parasimpatetik kecil yang berada pada dasar mulut dan Komposisi Saliva
berhubungan dengan Nervus lingual. Serat preganglionik dari superior nucleus salivatory pada batang
otak mencapai ganglion melalui cabang chorda tympani pada Nervus facial yang bergabung dengan Parotid saliva (serosa) merupakan cairan encer ketika saliva submandibular dan sublingual dicampur.
Nervus lingual. Serat postganglionik dari ganglion ini adalah sekretomotor pada glandula komposisi saliva : air (94 % - 99.5 %) dan padat (6.0% pada saliva tidak distimulus / dirangsang, 0.5%
submandibula dan sublingual. pada saliva distimulus/dirangsang ).

Nervus simpatetik pada glandula submandibula dan sublingual awalnya mengikuti rute yang sama Bahan Organik
untuk mensuplay glandula parotid. Serat postganglionik mencapai glandula submandibula melalui
plexus pada arteri facial dan lingual dan melalui ganglion tanpa sinaps untuk mensuplay glandula bahan organic penyusun saliva secara keseluruha ialah urea, asam uric, glokosa bebas, asam amino
submandibula dan sublingual. bebas, laktat dan asam lemak. adapun makromolekul yang ditemukan di saliva : protein, amilase,
peroksidase, thiocyanate, lisozyme, lipid, IgA, IgM, dan IgG.
Glandula salivarius minor pada palatum disuplay oleh serat parasimpatetik yang ada di superior
salivatory nucleus. Serat preganglionic menjalankan parasimpatetik ganglion sphenopalatine, berlokasi Bahan Inorganik
pada fossa pterygopalatine dan terhubung ke nervus maxillary, melalui cabang petrosal superficial
yang lebih besar pada Nervus facial dan berakhir pada cabang lesser petrosal superficial. Serat substansi inorganic paling penting yang ditemukan diseluruh saliva : ion Ca, Mg, F, HCO3, K, Na, Cl,
postganglionik dari ganglion sphenopalatine mencapai glandula pada palatum melalui Nervus NH4
maxillary cabang palatum.

Serat simpatetik melalui glandula pada palatum dari segmen thorac pertama dan kedua (TI dan T2). Gas (CO2, N2, dan O2 )
Sinaps serat preganglionik pada ganglion cervical superficial, dari dimana serat postganglionik
mencapai parasimpatetik ganglion sphenopalatine melalui plexus arteri maxillaty. Serat tersebut Air
melalui ganglion ini tanpa sinaps untuk mencapai palatum bersamaan dengan serat parasimpatetik.
Bahan-bahan Didapat dari Rongga Oral ini termasuk sel epitel desquamosa, leukosit polymorphnuklear
Nuclei inferior dan superior salivatory terdapat di medula oblongata. Awalnya berhubungan dengan dari crevicular fluid, dan bakteri.
nucleus batang otak dari nervus facial, akhirnya ujungnya bersatu dengan nervus glossopharingeal.
Modifikasi Komposisi Saliva oleh duktus system
Sistem persarafan parasimpatetik adalah untuk sekresi dan vasodilatasi, ketika saraf simpatetik
bervasokonstriksi, walaupun stimulasi selanjutnya dipromosikan juga oles sekresi pada beberapa Siap melewati duktus, cairan acinar dimodifikasi dari isotonic, atau sedikit hypertonic, cairan
kasus. Aktivitas sekresi dari sel-sel kelenjar diatasi oleh agen kolinergik (sistem para simpatetik) dan hypotonic terdiri dari konsentrasi rendah ion sodium dan klorida. aktivitas elektrolit ini di rubah pada
andregenik (sistem simpatetik). nervus sekretomotor berakhir pada persatuan dengan sel-sel bagian duktus striated dan paling ditandai pada saliva distimulus/dirangsang. karakter osmotic saliva dirubah
duktus kelenjar saliva yang memodifikasi komposisi saliva, sel-sel myoepithelial, otot halus arteriol, oleh transport aktif sodium dari saliva melewati duktus striated menuju bagian extrsellular.
dan sel-sel terminal sekretori. Reabsorbsi sodium terjadi dengan melawan gradient konsentrasi dan energi dimana untuk proses
disediakan oleh mitokondria pada sel ini. ion klorida diresorb dengan pasif secara serentak, ketika
Hal-hal berikut ini dapat terjadi dengan memperhatikan persarafan sekresi dari kelenjar saliva: bikarbonat dan potassium secara aktif berpindah dari sel ini ke saliva. Sel duktus impermeable secara
luas ke air dimana sisanya pada lumen duktus. proses diatas menghasilkan larutan hypotonic.
1. Sel-sel sekretori disuplai oleh nervus parasimpatetik dan simpatetik.
3.1 Komposisi Organik
2. Impuls yang dikonduksikan melalui sistem parasimpatetik lebih umum daripada impuls sepanjang
nervus simpatetik. • Fungsi enzimatik dan menlindungi jaringan

3. Efek dari stimulasi oleh nervus dari kedua sistem tidak berupa antagonis. • Terdiri atas:

4. Impuls yang umum penting untuk mengatur metabolisme normal sel-sel sekretori. a. Protein

b. Dimana peningkatan dari saliva akan berbanding lurus dengan peningkatan protein.
Komponen organic utama dari saliva adalah protein dan mukoprotein Terdapat 2 substansi:

Protein dengan Sifat Lubrikasi · Parotin: proses kalsifikasi dan pemeliharaan kadar kasium serum

· Mucin · Faktor pertumbuhan saraf:tumbuh dan pembentukan saraf simpatik

Jika fungsi utama saliva adalah lubrikasi, kandungan organic yang paling penting mucin atau f. Karbohidrat : Sebagai ikatan dalam protein saliva dimana konsentrasi sama dengan darah
mukoprotein. Biasanya merupakan glycoprotein yang mengandung lebih dari 40% karbohidrat,
bertindak sebagai lubrikan pada permukaan epitel seluruh traktus digestive. Mereka memiliki protein g. Lipid : Sebagai pelindung dan antibacterial
core dengan oligosakarida pada rantainya, dilekatkan oleh O-glycosidic linkage. Dua prinsip mucin dari
kelenjar saliva submandibular adalah terisolasi dan memiliki kareakteristik. Mereka dikenal dengan h. Nitrogen : Hasil degradasi dari protein mikroba,darah,metabolisme KH,dan beberapa vitamin
MG1 dan MG2. MG2 lebih kecil, memiliki ukuran molekul 200-250 kDa sedangkan MG1 lebih besar larut air
memiliki ukuran diatas 1000kDa. Protein core MG2 adalah rantai peptide tunggal dengan threonin,
proline, serine dan alanin sebagai asam amino mayor. Rantai peptide ini account sekitar 30% molekul
dan karbohidrat dengan beberapa 170 rantai pendek oligosakarida melekat seperti bristle of i. Laktoferin : Diproduksi oleh sel epitel kelenjar dan leukosit PMN yang mempunyai efek
bottlebrush. Mucin yang besar memiliki protein core yang dengan komposisi dasar yang sama dengan bakteriasid
MG2, tapi account ini hanya unutk 15% dari berat total. Rantai oligisakarida lebih besar dari MG2,
bervariasi antara 4 dan 16 residu gula. Dalam mukoprotein residu karbohidrat termasuk fucose dan N- j. Komponen organik yang lain
acetiglukosamin serta N-asetilgalaktosamin dalam jumlah besar. Molekul panjang MG1 berkontribusi
dalam sifat lubrikasi dari saliva. · Substansi-substansi golongan darah
· Protein kaya Prolin (proline-rich) Sekitar 805 dari komunitas barat mensekresikan substansi-substansi golongan darah dari golongan
darah AOB ke dalam saliva mereka. Antigen golongan darah lainnnya, dengna pengecualian lewis A
Parotis dan submandibular mengandung glikoprotein yang kaya akan prolin. ; juga memiliki dan lewis B, tidak disekresikan, walaupun Lewis A juga disekresikan oleh subjek sebaliknya status non-
karbohidrat sekitar 40% pada molekulnya. Glikoprotein yang kaya prolin ini memiliki rantai peptide sekretor. Saliva kelenjar parotid tidak mengandung substansi-substansi golongan darah. Antigen
tunggal dengan enam unit oligosakarida yang melekat. Perannya dalam lubrikasi kecil. golongan darah sebagian besar karbohidrat dengan sejumlah kecil protein, termasuk substansi H yang
dihasilkan oleh orang dengan golongan darah O sebaik substansi A dan B. Sifat saliva ini kadang-
c. Immunoglobulin : Ig A,Ig M,Ig G,Albumin, dan beberapa alfa dan beta globulin kadang penting untuk forensik.

· Sekresi S-Ig A dihasilkan dari sintesis sel plasma kelenjar dan epitel mukosa mulut · Gula

· S-IgA terbanyak di hasilkan kelenjar parotis.85 % saliva mayor dan 30%-35% saliva minor. Sejumlah kecil gula ditemukan pada saliva, konsentrasi glukosa mengikuti plasma glukosa tapi kadang-
kadang seratus kali lebih kecil.
· Fungsi immunoglobulin adalah penetralisir virus,antibodi terhadap antigen bakteri dan
makanan,dan pertahanan rongga mulut dan saluran cerna. · Lipid

c. Enzim saliva Lipid yang terkandung dalam saliva sangat rendah tapi itu termasuk hormon steroid. Hal ini sangat
penting untuk dua alasan : ada fakta bahwa estrogen dan testosteron mempengaruhi populasi bakteri
· Amilase: enzim pencernaan karbohidrat oral, dan faktanya bentuk ikatan non-protein steroid dapat memberikan jalan masuk saliva yang
berarti bahwa steroid yang terdapat dalam saliva dapat diuji untuk memperoleh ukuran dari
konsentrasi steroid bebas dalam plasma. Hal ini berarti bahwa kumpulan non-invasif dari seluruh
· Lisozim: enzim antibakterial,produksi di tentukan kelenjar submandbular saliva dapat digunakan untuk mengontrol level hormon plasma.
· Asam fosfatase: buffer saliva dan anti pelarutan saliva. · Asam amino, ammonia, urea, sialin
· Lipase: sekresi kelenjar lingual untuk pencernaan lemak Diantara komponen-komponen lainnya dari saliva adalah asam amino, sebuah tetrapeptida yang
dinamakan sialin dengan komposisi GGKR (gly-gly-lys-arg), urea, asam urea, amonia, dan kreatinin.
· Peroksida: antibakterial Urea siap dipecah dengan lempengan urea untuk menghasilkan amonia, sialin juga diubah ke dalam
amonia dalam plak, dan amonia ada dengan sendirinya. pH dental plak tampak dimunculkan amonia
· Kalikerein: mengubah serum beta globulin menjadi bradikmin yang gunanya untuk vasodilatasi dari tiga sumbr ini , ini menyediakan produksi sebuah kombinasi asam plak dan perbaikan lebih plak
untuk meningkatkan sekresi kelenjar. alkalin selama periode berpuasa.

d. Mukus glikoprotein
3.2 Komponen Inorganik
· Fungsi untuk lapisan permukaan/lubrikasi jaringan rongga mulut
• Komponen terpenting dalam saliva: natrium dan kalium juga anion cl,bikarbonat.

• Air dan komponen ionik berasal dari plasma darah tetapi konsentrasinya tidak sama.
· Sebagai perangkap bakteri
• Terdiri atas:
e. Hormon
a. Kalsium dan fosfat
• Pada komposisi ion, tiga ion yang paling penting dalam saliva adalah kalsium, fosfat, dan hidrogen • Berfungsi sebagai sistem bakteriostatik laktoperoksidae
karbonat – kalsium dan fosfat penting karena membantu mencegah dissolution dari enamel
sedangkan hidrogen karbonat penting karena bersifat buffer. Selain itu ada dua ion lain yang juga g. Fosfat
berperan dalam melindungi permukaan enamel : fluoride karena kemampuannya bersubstitusi
menjadi hydroxyapatite lattice, dan thiocyanate karena aktivitas antibacterialnya ketika diubah • Konsentrasi menurun dengan meningkatnya aliran saliva
menjadi hypothiocyanate oleh salivary lactoperoxidase.

• Kalsium dan fosfat yang terdapat di dalam unstimulated saliva : 1,4 mmol/l dan 6 mmol/l, • Fungsi untuk buffer saliva
sedangkan di dalam stimulated saliva : 1,7 dan 4 mmol/l. Kalsium dalam bentuk ion banyaknya sekitar
50 % dalam saliva – sekitar 40 % bergabung dengan ion lain dan 10 % terikat dengan protein saliva. Selain komponen diatas saliva juga mengadung gas CO2,N2,dan O2
Fosfat, hampir seluruhnya dalam bentuk ion – kemungkinan 10 % menjadi organik fosfat.
4 Fungsi Saliva
• Peningkatan pH atau peningkatan konsentrasi kalsium atau fosfat dapat menyebabkan
pengendapan garam kalsium yang membentuk kalkulus. Saliva berkontribusi untuk menghasilkan kinerja tubuh yang efisien dan keadaan umum yang baik,
fungsi-fungsi tersebut antara lain:
• Konsentrasi kalsium dalam saliva dapat berubah-ubah pada kecepatan aliran (flow) yang berbeda.
Sewaktu konsentrasi kalsium meningkat bersama kecepatan aliran pada saat sekresi, saliva akan a. Fungsi digestive
memiliki sejumlah kecil dari saliva submandibularis dan jumlah yang lebih besar dari saliva parotis
dengan kecepatan aliran yang tinggi. Saliva parotis hanya mempunyai konsentrasi kalsium setengah b. Fungsi antibacterial
dari yang ada pada saliva submandibula. Konsentrasi fosfat dalam saliva justru cenderung berkurang
pada kecepatan aliran yang tinggi. Mungkin dikarenakan fosfat yang disekresikan di dalam duktus dan c. Aksi pembuferan
semakin cepat disekresi, saliva yang melewati duktus juga semakin cepat.

• Fosfat mempunyai konsentrasi yang rendah pada saliva kelenjar minor. Konsentrasi kalsium yang d. Aksi higienis
tinggi juga membantu menjelaskan kenapa kalkulus sering muncul di sisi lingual pada gigi incisivus
bawah e. Koagulasi Darah dan Perbaikan Jaringan

b. Natrium:

• Saliva istirahat(menurun)->meningkat bila sekresi meningkat f. Penghambat karies gigi

• Fungsi untuk menjaga keseimbangan ionik g. Keseimbangan air

4.1 Fungsi digestive

c. Klorida Dalam sistem pencernaan saliva berperan dalam:

• Dihasilkan oleh sekresi sel asinus = konsentrasi plasma a. Menghancurkan (katabolisme) zat tepung

• Fungsi untuk menjaga keseimbangan elektrokimia b. Lubrikasi

d. Iodin - oleh glikoprotein

• konsentrasi saliva lebih tinggi dari konsentrasi plasma - memfasilitasi proses pengunyahan, pembentukan bolus makanan, penelanan, dan berbicara

• Ioding terus-menerus di sekresikan ke dalam saliva - menjaga mukosa membrane dari kekeringan dan mulai mengalami parakeratinasi, ataupun keratinasi

e. Fluorida c. Taste

• Fungsi dalam proses pembentukan plak Kandungan air di saliva makanan dapat dirasakan oleh reseptor gustatory dan reaksi pencernaan
dapat dimulai
f. Tiosinat
4.2 Fungsi antibacterial
• Thiocyanat adalah komponen system antibakteri dalam saliva. Thiocyanat dalam saliva ditemukan
berasosiasi dengan insiden kecil dari dental karies. Mekanismenya adalah oksidasi dari thiocyanat Substansi-substansi yang terdapat pada bakteri yang memiliki sifat antibakteri antara lain :
menjadi hypothiocyanat dengan oksigen aktif yang dihasilkan oleh bakteri peroksida akan dipecahkan
oleh salivary lactoperoksida. Hypothiocyanit adalah agen antibakteri yang kuat. Thiocyanat mencapai a. Secretory IgA (sIgA)
saliva melalui transport dalam duktus dan konsentrasinya menurun seiring dengan meningkatnya
daya alir (flow). Konsentrasi thiocyanat dalam saliva tinggi pada perokok dan dapat digunakan untuk - lebih resisten terhadap proteolisis oleh bacterial enzim dibandingkan IgA
mengidentifikasi anak-anak yang merokok, walaupun orang-orang perokok kelas tinggi juga memiliki
konsentrasi ion yang tinggi dalam salivanya. - Hampir 90% berasal dari saliva parotid
- mencegah kolonisasi/perlekatan bakteri flouride, kalsium, dan ion fosfat, yang dapat meningkatkan remineralisasi lesi- lesi karies

b. Peroksidase 4.7 Keseimbangan Air

- terdiri dari hidrogen peroksida, thiocynate, lactoperoxidase. Berperan dalam dehidrasi

- terutama ada pada saliva kelenjar parotid cairan tubuh<< à produksi saliva menurun à mulut menjadi kering à minum air à keseimbangan air
pulih kembali
- menghambat produksi asam dan pertumbuhan mikroorganisme
DAFTAR PUSTAKA
c. Lysozyme
David B. Ferguson.1999. Oral Bioscience. Harcourt Publishers Limited.London
- menyerang (lisis) dinding sel bakteri gram positif
Guyton, Arthur C., John E. Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. W.B. Saunders Company, Harry
- bekerjasama dengan thiocynate dan lactoperoxidase Sicher.1960. Oral anatomi ksrys 3rd ed . St Loius: CV Mosby.Philadelphia, Pennsylvania.

Isselhard, brand. 2003. Anatomy of orofacial structure. America : Mosby Chapter 25

Permar, Dorothy. 1959. A manual of Oral Embriology and Microscopic Anatomy. St Louis: Lea &
Febiger.
4.3 Aksi pembufferan
Rensburg, BGJ.1995. Oral Biology. Chicago: Quistessence Publishing Co,Inc.
• Sifat pembuferan dan ph saliva sebagian besar tergantung pada kandungan bikarbonatnya
Tortora, Gerard J., Bryan D.2006. Principles of Anatomy and Physiology. John Wiley & Sons,Inc.Unated
Disosiasi secara cepat pada bentuk air dan karbon dioksida. States of America

4.4 Aksi higienis

• Kelenjar saliva (mukus) sangat berperan penting dalam mempertahankan kesehatan jaringan
rongga mulut

• Kelenjar saliva (seperti kelenjar keringat di kulit) juga membantu deskuamasi sel epitel oral

• Membersihkan debris-debris makanan

4.5 Koagulasi Darah dan Perbaikan Jaringan

• Waktu pembekuan dikurangi oleh adanya saliva dari protein-protein yang sama terhadap faktor
pembekuan VII, IX dan faktor platelet

• Saliva, terutama dari kelenjar submandibula, mempercepat kecepatan kontraksi luka

4.6 Penghambat Karies Gigi

• Penghambatan karies oleh saliva melalui:

a. Aksi mekanis

membersihkan permukaan gigi

b. Aksi immunologi

dengan cara mensekresikan IgA

c. Aksi enzimatik

peroksidae dan sistem lisozim

d. Komposisi saliva

Anda mungkin juga menyukai