Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Emisi Gas Buang


1. Proses Pembakaran di Dalam Mesin

Tenaga yang dihasilkan kendaraan bermotor dihasilkan dari perubahan


energi bahan bakar menjadi tenaga gerak, perubahan energi bersumber dari hasil
pembakaran bahan bakar. Proses pembakaran pada laboratorium antara bahan
bakar bensin dengan %yawaan oksigen yang terdapat di udara ± 21 % dengan
perbandingan 1 : 14.7 (stoichiometri) akan terjadi pembakaran yang sempurna
menghasilkan CO2 (Carbon dioksid) dan H2O (Uap air).

Reaksi kimia pembakaran sempurna,

2C8H18 + 25O2  16CO2 + 18H2O

Reaksi kimia pembakaran tidak sempurna di ruang bakar mesin

C8H18 + 02 + N2  CO + CO2 + HC + NOx + SO2 + Pb + O2 + Partikel lainnya

2. Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor

Gas buang motor bensin jauh lebih berbahaya dibanding dengan mesin
diesel, emisi gas buang mesin bensin pada umumnya tidak terlihat oleh mata
namun sangat membahaya-kan untuk kelangsungan hidup manusia. CO tidak
berwarna dan tidak beraroma, gas ini terjadi bila bahan bakar atau unsur C tidak
mendapat ikatan yang cukup dengan O2 artinya udara yang masuk ke ruang
silinder kurang atau suplai bahan bakar berlebihan. HC (Hidro carbon) Warna
kehitam-hitaman dan beraroma cukup tajam, gas ini terjadi apabila proses
pembakaran pada ruang bakar tidak berlangsung dengan baik atau suplai bahan
4
bakar berlebihan. Pb (timah hitam) tidak berwarna dan tidak beraroma memiliki
berat jenis lebih berat dari udara, partikel ini terjadi pada semua bahan bakar yang
menggunakan timbal seperti bensin dan premix. CO2, tidak berwarna dan tidak
beraroma, gas ini terjadi akibat pembakaran yang sempurna antara bahan bakar
dan udara dalam hal ini oksigen. NOx (Nitrogen oksida), tidak berwarna dan tidak
beraroma, gas ini terjadi akibat panas yang tinggi pada ruang bakar akibat proses
pembakaran sehingga kandungan nitrogen pada udara berubah menjadi Nox.

Partikel asap (smoke) berwarna hitam keabu-abuan dari hasil pembakaran


mesin/mesin diesel, hal ini terjadi karena kurangnya suplai udara yang akan
bersenyawa dengan bahan bakar, tekanan pembukaan injector rendah, saat
penginjeksian tidak tepat dan beban yang berlebihan Bila kandungannya pada
suatu ruangan men-capai 3000 ppm (part per million) dapat membunuh manusia
dalam waktu ±30 menit, karena sifat carbon monoksida mudah beradap-tasi
dengan darah dan kandungan CO pada darah akan menolak oksigen yang
dibutuhkan oleh darah sehingga tubuh kekurangan oksigen dan tamatlah
riwayatnya.

Dampak CO yang terlalu tinggi dapat menurunkan kemampuan berfikir,


melemahkan refleksi tubuh, radang tenggorokan, menurunkan aktifitas, dan Jika
menghirup udara dengan kadar CO ± 0,3 %, dapat mengakibatkan kematian.
Sedangkan HC yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya iritasi mata.
batuk-batuk, mengantuk, bercak-bercak dikulit, perubahan kode genetik.

B. Daun Asam Jawa sebagai Penyerap Gas NO2

Meningkatnya polusi yang disebabkan kendaraan bermotor, terutama gas


NO2 dapat membahayakan kesehatan manusia yaitu menyebabkan penyakit pada
paru-paru. hal ini merupakan salah satu sebab mengapa pencemaran oleh gas NO 2
harus di tekan, yang antara lain dapat dilakukan oleh tanaman. Salah satu usaha
untuk menekan gas NO2 antara lain dengan menggunakan daun tanaman. Data
tanaman yang diperoleh menunjukkan bahwa semua tanaman yang digunakan
mampu menyerap gas NO2 baik pada kondisi gelap maupun terang. selain itu
5
juga ditemukan bahwa kerapatan stomata, ketebalan daun, clan kerapatan
spesifik daun mempengaruhi penyerapan gas NO2. dengan makin tingginya
kerapatan stomata, semakin tipisnya daun clan kerapatan spesifik daun yang
rendah akan meningkatkan kemampuan menyerap gas NO2 (Patra, dkk, 2004).

Daun Asam Jawa (Tamarindus Indica) adalah salah satu daun yang dapat
menyerap gas NO2. Pada kondisi gelap ia mampu menyerap NO2 dengan besar
serapan 37,25 µgr/gr sedangkan pada kondisi terang besar serapannnya adalah
80,47 µgr/gr. Penyerapan NO2 oleh daun asam jawa dipengaruhi oleh kerapatan
stomata, tebal daun, dan berat jenis daun. Semakin tinggi kerapatan stomata,
semakin tipis ketebalan daun dan semakin kecil berat jenis daun maka semakin
tinggi kemampuan dalam menyerap gas NO2 (Patra, dkk, 2004).

Daun asam jawa mampu menyerap NO2 yang terdapat di asap kendaraan
bermotor. Kemampuan tanaman dalam menyerap pencemar diduga dipengaruhi
oleh sifat genetik tanaman antara lain morfologi tanaman seperti stomata,
tebal daun, dan berat ienis daun. Selain itu, sebab daun asam jawa mengandung
saponin, flavonoid dan kanin. Selain daun asam jawa, karbon aktif juga memiliki
kemampuan untuk menyerap polusi terutama CO (Patra, 2004).

C. Karbon Aktif sebagai Penurun Kadar Emisi Gas Buang CO

Semakin tinggi konsentrasi CO yang terhirup oleh manusia maka semakin


fatal resiko yang diterima oleh manusia tersebut, bahkan dapat menyebabkan
kematian. Sifat CO yang berupa gas yang tidak berbau dan tidak berwarna serta
sangat toksik tersebut, maka CO sering disebut sebagai silent killer. Efek terhadap
kesehatan gas CO merupakan gas yang berbahaya untuk tubuh karena daya ikat
gas CO terhadap Hb adalah 240 kali dari daya ikat CO terhadap O2. Apabila gas
CO darah (HbCO) cukup tinggi, maka akan mulai terjadi gejala antara lain pusing
kepala (HbCO 10 persen), mual dan sesak nafas (HbCO 20 persen), gangguan
penglihatan dan konsentrasi menurun (HbCO 30%) tidak sadar, koma (HbCO
40% - 50%) dan apabila berlanjut akan dapat menyebabkan kematian. Pada

6
paparan menahun akan menunjukkan gejala gangguan syaraf, infark otak, infark
jantung dan kematian bayi dalam kandungan. Gas CO yang tinggi di dalam darah
dapat berasal dari rokok dan asap dari kendaraan bermotor. Terhadap lingkungan
udara dalam ruangan, gas CO dapat pula merupakan gas yang menyebabkan
building associated illnesses, dengan keluhan berupa nyeri kepala, mual, dan
muntah.

Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau,
mudah terbakar dan sangat beracun. Merupakan hasil utama pembakaran karbon
monoksida dan senyawa yang mengandung karbon monoksida yang tidak
lengkap. Agar kadar emisi gas buang CO yang keluar dari knalpot dapat
memenuhi standart baku mutu, maka perlu dilakukan upaya pengendalian antara
lain dengan modifikasi mesin pembakar, pengembangan reaktor sistem
pembuangan gas buang sehingga subtitusi bahan bakar untuk bensin
menghasilkan polutan dengan konsentrasi rendah selama pembakaran, yaitu
melakukan inovasi pada knalpot dengan penambahan glass wool, arang aktif, air
atau bahan-bahan lain yang bersifat adsorben atau absorben. Arang aktif adalah
arang yang telah mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimianya karena
dilakukan perlakuan aktifasi dengan aktifator bahan-bahan kimia ataupun dengan
pemanasan pada temperatur tinggi, sehingga daya serap dan luas permukaan
partikel serta kemampuan arang tersebut akan menjadi lebih tinggi. Ambang batas
emisi gas buang karbon monoksida (CO).

Karbon aktif adalah karbon yang telah mengalami perubahan sifat-sifat


fisika dan kimianya karena dilakukan perlakuan aktifasi dengan aktifator
bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi,
sehingga daya serap dan luas permukaan partikel serta kemampuan karbon
tersebut akan menjadi lebih tinggi.

Karbon aktif ternyata dapat menurunkan kadar emisi gas buang CO pada
kendaraan bermotor. Adsorbsi dalam karbon aktif terjadi secara fisik, proses
adsorbsi terjadi karena sifat yang dimiliki karbon aktif sebagai penyerap,
penyaring molekul, katalis dan penukar ion. Karbon aktif merupakan adsorben
yang memiliki pori-pori diameter yang sangat kecil yang dapat menyerap gas,
7
sehingga gas CO yang melewatinya akan terikat dan mengalami gaya tarik
menarik dengan pori-pori karbon aktif .

Ada penurunan kadar emisi gas buang CO dengan penambahan


karbon aktif pada kendaraan bermotor, yaitu dengan variasi 50 gram dengan
prosentase penurunan sebesar 2,57% dari kadar 5,49% menjadi 5,35%. Variasi
100 gram dengan prosentase penurunan sebesar 21,29%, yaitu dari kadar 5,49%
menjadi 4,33% dengan variasi 150 gram dengan prosentase penurunan sebesar
45,68 % yaitu dari kadar 5,49% menjadi 3,00% (Maryanto, dkk, 2009).

Anda mungkin juga menyukai