TELAAH PUSTAKA
Gas buang motor bensin jauh lebih berbahaya dibanding dengan mesin
diesel, emisi gas buang mesin bensin pada umumnya tidak terlihat oleh mata
namun sangat membahaya-kan untuk kelangsungan hidup manusia. CO tidak
berwarna dan tidak beraroma, gas ini terjadi bila bahan bakar atau unsur C tidak
mendapat ikatan yang cukup dengan O2 artinya udara yang masuk ke ruang
silinder kurang atau suplai bahan bakar berlebihan. HC (Hidro carbon) Warna
kehitam-hitaman dan beraroma cukup tajam, gas ini terjadi apabila proses
pembakaran pada ruang bakar tidak berlangsung dengan baik atau suplai bahan
4
bakar berlebihan. Pb (timah hitam) tidak berwarna dan tidak beraroma memiliki
berat jenis lebih berat dari udara, partikel ini terjadi pada semua bahan bakar yang
menggunakan timbal seperti bensin dan premix. CO2, tidak berwarna dan tidak
beraroma, gas ini terjadi akibat pembakaran yang sempurna antara bahan bakar
dan udara dalam hal ini oksigen. NOx (Nitrogen oksida), tidak berwarna dan tidak
beraroma, gas ini terjadi akibat panas yang tinggi pada ruang bakar akibat proses
pembakaran sehingga kandungan nitrogen pada udara berubah menjadi Nox.
Daun Asam Jawa (Tamarindus Indica) adalah salah satu daun yang dapat
menyerap gas NO2. Pada kondisi gelap ia mampu menyerap NO2 dengan besar
serapan 37,25 µgr/gr sedangkan pada kondisi terang besar serapannnya adalah
80,47 µgr/gr. Penyerapan NO2 oleh daun asam jawa dipengaruhi oleh kerapatan
stomata, tebal daun, dan berat jenis daun. Semakin tinggi kerapatan stomata,
semakin tipis ketebalan daun dan semakin kecil berat jenis daun maka semakin
tinggi kemampuan dalam menyerap gas NO2 (Patra, dkk, 2004).
Daun asam jawa mampu menyerap NO2 yang terdapat di asap kendaraan
bermotor. Kemampuan tanaman dalam menyerap pencemar diduga dipengaruhi
oleh sifat genetik tanaman antara lain morfologi tanaman seperti stomata,
tebal daun, dan berat ienis daun. Selain itu, sebab daun asam jawa mengandung
saponin, flavonoid dan kanin. Selain daun asam jawa, karbon aktif juga memiliki
kemampuan untuk menyerap polusi terutama CO (Patra, 2004).
6
paparan menahun akan menunjukkan gejala gangguan syaraf, infark otak, infark
jantung dan kematian bayi dalam kandungan. Gas CO yang tinggi di dalam darah
dapat berasal dari rokok dan asap dari kendaraan bermotor. Terhadap lingkungan
udara dalam ruangan, gas CO dapat pula merupakan gas yang menyebabkan
building associated illnesses, dengan keluhan berupa nyeri kepala, mual, dan
muntah.
Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau,
mudah terbakar dan sangat beracun. Merupakan hasil utama pembakaran karbon
monoksida dan senyawa yang mengandung karbon monoksida yang tidak
lengkap. Agar kadar emisi gas buang CO yang keluar dari knalpot dapat
memenuhi standart baku mutu, maka perlu dilakukan upaya pengendalian antara
lain dengan modifikasi mesin pembakar, pengembangan reaktor sistem
pembuangan gas buang sehingga subtitusi bahan bakar untuk bensin
menghasilkan polutan dengan konsentrasi rendah selama pembakaran, yaitu
melakukan inovasi pada knalpot dengan penambahan glass wool, arang aktif, air
atau bahan-bahan lain yang bersifat adsorben atau absorben. Arang aktif adalah
arang yang telah mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimianya karena
dilakukan perlakuan aktifasi dengan aktifator bahan-bahan kimia ataupun dengan
pemanasan pada temperatur tinggi, sehingga daya serap dan luas permukaan
partikel serta kemampuan arang tersebut akan menjadi lebih tinggi. Ambang batas
emisi gas buang karbon monoksida (CO).
Karbon aktif ternyata dapat menurunkan kadar emisi gas buang CO pada
kendaraan bermotor. Adsorbsi dalam karbon aktif terjadi secara fisik, proses
adsorbsi terjadi karena sifat yang dimiliki karbon aktif sebagai penyerap,
penyaring molekul, katalis dan penukar ion. Karbon aktif merupakan adsorben
yang memiliki pori-pori diameter yang sangat kecil yang dapat menyerap gas,
7
sehingga gas CO yang melewatinya akan terikat dan mengalami gaya tarik
menarik dengan pori-pori karbon aktif .