Anda di halaman 1dari 4

Judul Kegiatan : Pencegahan Primer Kekerasan Seksual Terhadap Anak

Lokasi Program : Desa Teloyo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten


Penyelenggara : Tim KKN Lokasi UNNES Tahap 1 Desa Teloyo 2019
Sasaran : Siswa-siswi SD Negeri Teloyo 1,2 dan 3
Highlight : Program ini memberikan edukasi mengenai kekerasan seksual
sekaligus melatih anak-anak khususnya siswa SD untuk
mencegah menjadi korban kekerasan seksual. Metode role-
play sendiri merupakan metode pelatihan yang berbasis
bermain peran yang dilakukan oleh peserta, adapun tujuan
dari metode tersebut ialah agar anak lebih mendalami materi
yang diberikan dengan memiliki pengalaman seolah-olah
menjadi korban kekerasan seksual.

Latar Belakang : Dalam masa perkembangan manusia, masa anak-anak


merupakan salah satu masa paling penting bagi kehidupan
manusia. Hal itu dikarenakan terciptanya individu dewasa yang
baik diawali dengan pertumbuhan dan perkembangan yang baik
pula pada saat masa anak-anak. Sehingga dengan demikian
anak-anak membutuhkan pengasuhan, bimbingan, serta
pendidikan yang berkualitas demi menjaga serta
memaksimalkan potensi-potensi yang terdapat dalam diri anak,
dan juga terciptanya karakter yang mulia.

Di Indonesia, menurut data Komnas Perlindungan Anak


pada tahun 2010 telah diterima laporan kekerasan pada anak
mencapai 2.046 kasus, laporan kekerasan pada tahun 2011 naik
menjadi 2.462 kasus, pada tahun 2012 naik lagi menjadi 2.629
kasus dan melonjak tinggi pada tahun 2013 tercatat ada 1.032
kasus kekerasan pada anak yang terdiri dari: kekerasan fisik
290 kasus (28%), kekerasan psikis 207 (20%), kekerasan
seksual 535 kasus (52%). Besarnya angka-angka tersebut
bukan berarti tidak dapat dilakukan langkah preventif. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah semakin
meningkatnya jumlah kasus kekerasan seksual ialah dengan
memberikan pendidikan seks sejak dini.

Sayangnya, pendidikan mengenai seks masih menjadi hal


yang tabu di masyarakat terlebih lagi jika diberikan pada anak-
anak tak terkecuali anak-anak di Desa Teloyo. Sehingga
akibatnya masih banyak anak yang tidak mengetahui mengenai
bagian-bagian tubuh penting mereka dan bagaimana cara
melindunginya dari perilaku tidak pantas orang lain.

Mitra : Dalam pelaksanaan program ini, kami bekerja sama dengan


tiga SDN yang ada di Desa Teloyo, yaitu SDN Teloyo 1, SDN
Teloyo 2, dan SDN Teloyo 3. SDN Teloyo 1 beralamat di
Teloyo Wetan tepatnya di RT 02 RW 02, dipimpin oleh Bapak
Suroto dengan jumlah siswa 90 anak dan guru sejumlah 7
orang. Sedangkan SDN Teloyo 2 berada di Teloyo Kulon,
dipimpin oleh Bapak Agus Tri Kuncoro dengan jumlah siswa
dan SDN Teloyo 3 terletak di Banjaran, dipimpin oleh Bapak
Wasito dengan jumlah siswa 54 anak dan guru sejumlah 6
orang.

Asal SD : 1. SD Negeri Teloyo 1

2. SD Negeri Teloyo 2

3. SD Negeri Teloyo 3
Waktu, Tempat dan Tanggal: 7-9 Agustus 2019 bertempat di masing-masing SD
Negeri Teloyo 1, 2 dan 3. Kegiatan ini dilaksanakan pukul
08.00-11.00

Pelaksanaan Kegiatan : Kegiatan diawali dengan pemaparan materi yang meliputi:


bagian tubuh penting, perilaku yang termasuk dalam
kekerasan seksual, cara menjaga diri agar tidak menjadi
korban kekerasan seksual, serta langkah yang harus dilakukan
ketika menjadi korban. Materi disampaikan dengan
menggunakan media power point untuk menarik perhatian
anak. Pada sesi materi anak diberikan kesempatan untuk
bertanya, maupun membagikan cerita bagi yang pernah
menyaksikan kasus kekerasan seksual di lingkungan
sekitarnya atau yang bahkan menjadi korban. Setelah sesi
pemaparan materi berakhir, sesi berikutnya adalah
penayangan film yang berjudul “Kisah si Komal” yang
menceritakan tentang dampak dari menjadi korban kekerasan
seksual. Kemudian peserta diminta untuk menuliskan
tindakan apa saja yang harus dilakukan, agar tidak mengalami
nasib seperti si “Komal” pada selembar kertas yang kemudian
diestafetkan agar siswa dapat membaca juga hasil jawaban
dari teman-temannya, lalu pemateri meminta beberapa siswa
untuk membacakan jawaban dari kertas yang dipegangnya
secara acak.
Sesi terakhir dari kegiatan ini ialah role play yang
dilakukan oleh tiga orang yang dipilih karena kalah dalam
permainan yang diberikan pada sesi ice breaking. Tiga siswa
tersebut diberikan briefing tentang skenario yang akan mereka
mainkan. Sementara siswa lain dipersiapkan untuk
memperhatikan teman yang akan membawakan drama singkat
tentang materi yang telah mereka terima sebelumnya. Adapun
tujuan dari metode role play ini ialah untuk meningkatkan
sikap asertif anak sebagai usaha pencegahan kekerasan
seksual. Melalui bermain peran, anak dapat menghayati peran
yang dimainkan sehingga lebih mudah pula bagi anak untuk
merealisasikannya ke dunia nyata. Setelah drama dimainkan,
siswa diminta untuk menceritakan kembali drama tersebut
dan diberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi secara
keseluruhan sebagai post-test serta untuk me-recall kembali
materi yang telah disampaikan sebelumnya.
Harapan: Diharapkan dengan adanya pendidikan serta wawasan ini dapat
meningkatkan kewaspadaan anak akan kasus kekerasan seksual. Sehingga kasus
kekerasan seksual dapat diminimalisir khususnya di Desa Teloyo.

Anda mungkin juga menyukai