Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

VISKOSITAS BERBAGAI JENIS CAIRAN

Oleh:
Kelompok 1

Agung Leonardo Sibarani 1607114571

Ayla Annisa Liswani 1707114182

Nur Hafizah 1707113839

Samsinar Sriningsih 1707111488

PROGRAM SARJANA TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Viskositas diartikan sebagai resistensi atau ketidakmauan suatu bahan
untuk mengalir yang disebabkan karena adanya gesekan atau perlawanan suatu
bahan terhadap deformasi atau perubahan bentuk apabila bahan tersebut dikenai
gaya tertentu (Kramer, 1996). Viskositas secara umum dapat juga diartikan
sebagai suatu tendensi untuk melawan aliran cairan karena internal friction atau
resistensi suatu bahan untuk mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai
suatu gaya (Lewis, 1987).
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa
gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh,
apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu
tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya
sampai di dasar zat cair.Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami
sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil
menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair
sehingga kecepatan bola berubah. Mula-mula akan mengalami percepatan yang
dikarenakan gaya beratnya tetapi dengan sifat kekentalan cairan maka besarnya
percepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut
kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal. Hambatan-hambatan
dinamakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibat viskositas  zat cair itulah yang
menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup drastis terhadap kecepatan batu.
1.2 Tujuan percobaan
1. Menerangkan arti viskositas suatu cairan.
2. Menggunakan alat penentuan viskositas dan berat jenis untuk
menentukan viskositas berbagai cairan.
3. Mempelajari pengaruh temperature terhadap viskositas cairan.
1.3 Rumusan masalah
1. Apa itu viskositas?
2. Apa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi viskositas?
3. Bagaimana cara penggunaan alat dalam menentukan viskositas suatu
cairan?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Viskositas
2.1.1 Pengertian Viskositas
Viskositas (kekentalan) berasal dari kataViscous (Soedojo, 1986). Suatu
bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous
yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan.Viskositas dapat dianggap
sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida (Sears & Zemansky,
1982).
Viskositas diartikan sebagai resistensi atau ketidakmauan suatu bahan
untuk mengalir yang disebabkan karena adanya gesekan atau perlawanan suatu
bahan terhadap deformasi atau perubahan bentuk apabila bahan tersebut dikenai
gaya tertentu (Kramer, 1996). Viskositas secara umum dapat juga diartikan
sebagai suatu tendensi untuk melawan aliran cairan karena internal friction atau
resistensi suatu bahan untuk mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai
suatu gaya (Lewis, 1987).
Viskositas biasanya berhubungan dengan konsistensi yang keduanya
merupakan sifat kenampakan (appearance property) yang berhubungan dengan
indera perasa. Konsistensi dapat didefinisikan sebagai ketidakmauan suatu bahan
untuk melawan perubahan bentuk (deformasi) bila suatu bahan mendapat gaya
gesekan (sheering fore). Gesekan yang timbul sebagai hasil perubahan bentuk
cairan yang disebabkan karena adanya resistensi yang berlawanan yang diberikan
oleh cairan tersebut dinamakan gaya irisan (sheering stress). Jika tenaga diberikan
pada suatu cairan, tenaga ini akan menyebabkan suatu bentuk atau deformasi.
Perubahan bentuk ini disebut sebagai aliran (Lewis, 1987).
Suatu fluida memiliki kekentalan yang berbeda. Viskositas alias
kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang
menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling
gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas
disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul
sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara
molekul (Suyitno, 1988).
Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin
tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut.Misalnya ketika
menggoreng ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental menjadi lebih cair
ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat, semakin kental zat
tersebut (Kartika, 1990).
Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koefisien viskositas adalah Ns/m 2 =
Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (sentimeter gram sekon) untuk koefisien
viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (P). Viskositas juga sering dinyatakan dalam
sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise digunakan untuk mengenang seorang
Ilmuwan Perancis, Jean Louis Marie Poiseuille. 1 poise = 1 dyn .s/cm 2 = 10-
1
 N.s/m2 (Kartika, 1990).
Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya
tarik menarik antar molekul, dan struktur cairan. Tiap molekul dalam cairan
dianggap dalam kedudukan setimbang, maka sebelum sesuatu lapisan melewati
lapisan lainnya diperlukan energi tertentu. Sesuai hukum distribusi Maxwell-
Boltzmann, jumlah molekul yang memiliki energi yang diperlukan untuk
mengalir, dihubungkan oleh faktor e-E/RT dan viskositas sebanding dengan e-E/RT.
Secara kuantitatif pengaruh suhu terhadap viskositas dinyatakan dengan
persamaan empirik,
h = A e-E/RT............................................................................
(1.1)

dimana:

A = konstanta

E = energi ambang per mol yang diperlukan untuk proses awal aliran

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Viskositas


Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (Kartika,
1990):
1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka
viskositas akan turun, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena
adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu
ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
2. Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan
volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin
tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
3. Berat molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute, karena dengan
adanya solute yang berat akan menghambat atau memberi beban yang berat pada
cairan sehingga akan menaikkan viskositasnya.
4. Tekanan
Tekanan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
viskositas suatu cairan dikarenakan besar kecil nya tekanan mempengaruhi besar
kecil nya viskositas suatu cairan.

2.1.3 Metoda Penghitungan Viskositas


Untuk mengukur besarnya viskositas menggunakan alat viskometer.
Berbagai tipe viskometer dikelompokkan menurut prinsip kerjanya
(Bourne,1982):
1. Tipe kapiler
Pengukuran ini berdasarkan atas waktu yang diperlukan oleh cairan untuk
melewati sepanjang pipa kapiler pada volume tertentu.Viskometer Oswald adalah
salah satu tipe viskometer kapiler yang sederhana.Viskositas dari cairan yang
ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk
lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer
Ostwald.Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang
dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk
lewat 2 tanda tersebut.
Jika air dipakai sebagai pembanding, mula-mula air dimasukkan melalui
tabung A kemudian dihisap agar masuk ke tabung B tepat sampai batas a
kemudian dilepaskan dan siapkan stopwatch sebagai pengukur waktu. Ukur waktu
yang diperlukan air untuk bergerak dari permukaan a sampai b, setelah itu
percobaan diganti dengan zat cair lain dengan cara yang sama seperti di atas.

Tabung Tabung
A B

Gambar 2.1 Viskometer Ostwald (Suyitno,1988)

apabila diperlukan t2 dengan menggunakan rumus Poiseville karena V, L dan R


sama maka didapat persamaan:

η1 Τ 1...............................................................................(2.1)
γ1
=
η2 Τ 2 γ 2
dimana :
γ 1 = massa jenis air

γ 2 = massa jenis zat cair yang dicari

Pada viskometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri, waktu yang dibutuhkan oleh cairan untuk
melalui batas a dan b diukur menggunakan stopwatch.
2. Office Type
Tipe viskometer ini menggunakan kapiler yang pendek. Prinsip
pengukuran juga sama dengan tipe kapiler (berdasarkan waktu). Alat ini sangat
simpel, murah, dan dapat digunakan secara cepat, dan digunakan untuk cairan
newtonian maupun non newtonian. Alat yang dipakai disebut zhan viskometer.
3. Viskometer Rotasi
Pengukuran viskometer berdasarkan rotasi (putaran) dalam silinder.Alat
yang digunakan adalah stormer viskometer dan tipe Mac Michael. Alat stormer
viskometer banyak digunakan untuk mengukur viskositas susu kental manis,
produk olahan tomat, dan lainnya. Prinsip alat ini berdasarkan atas waktu yang
diperlukan.

2.1.4 Contoh Viskositas Beberapa Zat


Tabel 2.1 Contoh viskositas berbagai zat.
Nama Fluida Temperatur Viskositas Densitas Tekanan
( ˚C)  (Centistokes) (kg / liter)
(kPa)

Air 10 1.307 1 1.3


Air 30 0.802 0.996 4.3
Air laut 30 0.822 1.023 4.3
Asetaldehid 20 0.295 0.788 105
Asetaldehid 30 0.275 0.748 148
Benzena 30 0.65 0.868 20.7
Etil asetat 20 0.51 0.905 14
Etil alkohol 20 1.51 0.772 9
Gliserin 20 1183 1.261 0
Kerosin 20 2.4 0.804 0.5
Nitro benzena 20 1.67 1.203 0.5
Propanol 20 2.8 0.804 2.4
Stirena 20 0.9 0.926 0.5
Toluena 20 0.68 0.867 5.4

(Kramer, 1996)

2.1.5 Jenis – Jenis Viskositas


Macam-macam viskositas menurut Lewis (1987):
1. Viskositas dinamik, yaitu rasio antara shear, stress, dan shear rate. Viskositas
dinamik disebut juga koefisien viskositas.
2. Viskositas kinematik, yaitu viskositas dinamik dibagi dengan densitasnya.
Viskositas ini dinyatakan dalam satuan stoke (St) pada cgs dan m²/s pada SI.
3. Viskositas relatif dan spesifik, pada pengukuran viskositas suatu emulsi atau
suspensi biasanya dilakukan dengan membandingkannya dengan larutan
murni. Viskositas berbanding lurus dengan tekanan, karena semakin besar
tekanannya, cairan akan semakin sulit mengalir akibat dari beban yang
dikenakannya. Viskositas akan bernilai tetap pada tekanan 0-100 atm.

2.1.6 Pengaruh Temperatur terhadap Viskositas


Viskositas merupakan besaran yang harganya tergantung terhadap
temperatur. Pada kebanyakan fluida cair, bila temperatur naik viskositas akan
turun dan sebaliknya bila temperatur turun maka viskositas akan naik.Konstanta
viskositas dinyatakan dengan rumus:
A
Log η= + B..............................................................................(1.2)
T
Dimana
A dan B :tetapan untuk cairan tertentu
T : temperatur mutlak
Rumus ini dapat dipakai untuk cairan murni, adapun rumus untuk sistem
campuranadalah:
A ..................................................................(1.3)
Log η= + B⋅LogT +C
T
dimana A, B dan C adalah suatu tetapan.
2.2 Densitas
2.2.1 Pengertian Densitas
Densitas adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi)
akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang
memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Massa jenis berfungsi untuk
menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat
berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama
(Suyitno. 1988).

2.2.2 Metoda Penghitungan Densitas


Densitas suatu cairan dapat dihitung dengan menggunakan alat yang
bernama piknometer. Penggunaan piknometer sebagai parameter dalam
penghitungan densitas suatu cairan memiliki tingkat keakuratan yang tinggi,
selain itu penggunaan piknometer dalam penghitungan densitas pada praktek nya
tidak menyulitkan.
Sistematika pemakaian piknometer dapat dimulai dengan menimbang
berat dari piknometer, selanjutnya piknometer yang telah diisi dengan cairan yang
akan ditentukan densitasnya ditimbang, berat piknometer yang berisi cairan
kemudian dikurangkan dengan berat piknometer kosong, dan dibagi dengan
volume dari piknometer tersebut. Penghitungan densitas dengan menggunakan
piknometer dapat ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut :
ρ cairan = (berat piknometer+ sampel) – berat piknometer kosong
volume piknometer

2.2.3 Contoh Densitas Beberapa Zat


Tabel 1.2 Contoh densitas berbagai zat
Cairan Temperatur Densitas/ρ
(oC) (kg/m3)
Air 4 1000
Air laut 25 1025
Asam asetat 25 1049
Etanol 25 785.1
Benzena 25 873.8
Etana -89 570
Etil asetat 20 901
Gliserol 25 1126
Metana -164 465
Stirena 25 903
Toluena 25 862

(Kramer, 1996)

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat yang digunakan


1. Viskometer Oswald
2. Piknometer 10 ml
3. Corongkaca
4. Water bath
5. Statifdanklem (Holder)
6. Termometer

3.2 Bahan yang digunakan


1. Akuades
2. Etanol
3. Etilasetat
4. Gliserol

3.3 Metodologi percobaan


3.3.1 Menentukan viskositas berbagai cairan
1. Cairan yang akan digunakan harus disaring terlebih dahulu.
2. Viskometer diisi dengan akuades dengan memasukkan akuades melalui
tabung yang lebih besar.
3. Viskometer yang berisi sampel dipanaskan hingga mencapai suhu 30
℃.
4. Cairan pada viskometer dihisap melalui tabung yang lebih kecil hingga
mencapai batas atas pada pipa kapiler pada viskometer.
5. Efflux time cairan dihitung saat zat mulai turun kebatas bawah pipa
kapiler.
6. Kinematic viscosity dihitung dengan mengalikan efflux time dengan
konstanta viskometer.
7. Suhu sampel tersebut diukur menggunakan termometer.
8. Percobaan diulangi dengan berbagai cairan lainnya dengan variable
suhu 35℃ dan 45℃.
3.3.2 Menentukan berat jenis berbagai cairan
1. Piknometer kosong ditimbang dengan neraca analitik dengan volume
diketahui 10 ml
2. Piknometer diisi dengan cairan yang ingin ditentukan berat jenisnya.
Piknometer ditutup hingga rapat.
3. Piknometer yang berisi sampel ditimbang dengan neraca analitik.
4. Hitung berat jenis cairan tersebut.
5. Percobaan diulangi dengan sampel yang berbeda.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


4.1.1 Menentukan Viskositas Berbagai Jenis Cairan
Tabel 4.1 Perbandingan suhu dengan waktu terhadap nilai viskositas cairan
No Nama Jenis Waktu (s) Viskositas (cp)
3 3 45 30 35 45oC
Cairan
0 oC 5 oC o
C o
C
o
C

1 Aquades 0,4 0,3 0,2 3,81 x 2,86 x 1,91 x


10-4 10-4 10-4

2 Etanol 0,3 0,2 0,1 2,86 x 1,91 x 0,95 x


10-4 10-4 10-4

3 Etil asetat 0,5 0,4 0,3 4,76 x 3,81 x 2,86 x


10-4 10-4 10-4

4 Gliserol 1,7 1,5 1,3 16,2 x 14,93 x 12,39 x


10-4 10-4 10-4

4.1.2 Menentukan Berat Jenis Berbagai Jenis Cairan


Tabel 4.2 Perbandingan suhu terhadap nilai densitas berbagai cairan.

Berat piknometer + Densitas (gr/cm3)


Nama Jenis
No cairan (gr)
Cairan
30 oC 35 oC 45 oC 30 oC 35 oC 45 OC

1 Aquades 25,7 25.,68 25,56 1,025 1,023 1,017

2 Etanol 23,74 23,66 23,54 0,829 0,821 0,809

3 Etil asetat 24,63 24,47 24,37 0,918 0,902 0,892


4 Gliserol 24,77 24,7 24,64 0,932 0,925 0,919
4.2 Pembahasan

4.2.1 Menentukan Viskositas Berbagai Jenis Cairan


Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Dari percobaan
tersebut dapat dilihat bahwa viskositas berbagai jenis cairan tergantung pada suhu.
Dapat dilihat dari tabel 4.1 bahwa semakin tinggi suhu suatu cairan, maka
semakin rendah viskositasnya. Begitu pula sebaliknya semakin rendah suhu, maka
semakin tinggi viskositasnya. Pada suhu 30 oC; 35 oC; dan 45 oC viskositas
aquades semakin menurun yaitu 3,81 x 10-4 cp; 2,86 x 10-4 cp; dan 1,91 x 10-4 cp.
Etanol pada suhu 30 oC; 35 oC; dan 45 oC menghasilkan viskositas sebesar 2,86 x
10-4 cp; 1,91 x 10-4 cp; dan 0,95 x 10-4 cp. Etil asetat pada suhu 30 oC; 35 oC; dan
45 oC menghasilkan viskositas sebesar 4,76 x 10-4 cp; 3,81 x 10-4 cp; dan 2,86 x 10-
4
cp. Gliserol pada suhu 30 oC; 35 oC; dan 45 oC menghasilkan viskositas sebesar
16,2 x 10-4; 14,93 x 10-4 cp; dan 12, 39 x 10-4 cp. Berdasarkan percobaan,
viskositas terbesar adalah viskositas gliserol sedangkan viskositas terkecil adalah
etanol, hal ini membuktikan bahwa viskositas setiap bahan berbeda (Kartika,
1990).

4.2.2 Penentuan Berat Jenis Berbagai Jenis Cairan


Pada penentuan berat jenis (densitas) cairan, temperatur cairan
mempengaruhi berat jenis cairan. Berdasarkan tabel 4.2 semakin tinggi suhu
cairan, maka berat jenis cairan semakin kecil. Begitu pula sebaliknya semakin
rendah suhu cairan, maka semakin tinggi berat jenis cairan Pada suhu 30 oC; 35
o
C; dan 45 oC densitas aquades semakin menurun yaitu 1,025 gr/cm3; 1,023
gr/cm3; dan 1,017 gr/cm3. Etanol pada suhu 30 oC; 35 oC; dan 45 oC menghasilkan
densitas sebesar 0,829 gr/cm3; 0,821 gr/cm3; dan 0,809 gr/cm3. Etil asetat pada
suhu 30 oC; 35 oC; dan 45 oC menghasilkan densitas sebesar 0,918 gr/cm3; 0,902
gr/cm3; dan 0,892 gr/cm3. Gliserol pada suhu 30 oC; 35 oC; dan 45 oC
menghasilkan densitas sebesar 0,932 gr/cm3; 0,925 gr/cm3; dan 0,919 gr/cm3.
Berdasarkan percobaan, densitas terbesar adalah densitas gliserol sedangkan
densitas terkecil adalah etanol, hal ini membuktikan bahwa setiap zat memiliki
massa jenis yang berbeda (Suyitno, 1988).

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Viskositas dari berbagai cairan tergantung pada berat jenis dan suhu dari
suatu cairan.
2. Semakin tinggi suhu atau temperatur suatu cairan maka akan mengakibatkan
menurunnya viskositas dari suatu cairan, sebaliknya dengan suhu atau
temperatur yang lebih rendah maka viskositas suatu cairan akan semakin
tinggi.
3. Densitas suatu cairan akan semakin berkurang dengan bertambahnya suhu
dari cairan, walaupun pengaruh yang terjadi pada densitas cairan tidak
terlalu besar.
5.2 Saran
1. Sebelum menggunakan viskometer dan piknometer, harus dicuci bersih
terlebih dahulu agar tidak mempengaruhi hasil.
2. Pengamatan waktu untuk menentukan viskositas harus dilakukan dengan
teliti agar memperkecil persentase kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Bourne.1982. Mekanika Pergerakan Benda dan Pengaruh Viskositas Suatu


Zat.Bandung: Bintang Utara.
Kartika, B. 1990.Metoda-Metoda Penentuan Viskositas suatu zat.Bandung: ITB.
Kramer. 1996. Fisika Untuk SMA. Jakarta: Erlangga.
Lewis. 1987. Mekanika Panas dan Bunyi.Jakarta : Bina Cipta.
Soedojo, P. 1986. Asas-asas Ilmu Fisika.Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Sears dan Zemansky. 1982. Fisika Universitas. Bandung: Bina Cipta.
Suyitno.1988. Fisika Untuk Sains dan Teknik.Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN A
TUGAS DAN PERHITUNGAN

A. Tugas
1. Sebagai cairan pembanding digunakan akuades. Tentukan terlebih dahulu
viskositas dan densitas akuades pada suhu kamar, 35°C, dan 45°C.
1. Suhu 30°C
a) Efflux time (t) = 0,4 second
b) Kinematic viscosity = 0,0003812 cP
c) Densitas = 1,025 gr/cm3
2. Suhu 35°C
a) Efflux time (t) = 0,3 second
b) Kinematic viscosity = 0,0002859 cP
c) Densitas = 1,023 gr/cm3
3. Suhu 45°C
a) Efflux time (t) = 0,2 second
b) Kinematic viscosity = 0,0001906 cP
c) Densitas = 1,017 gr/cm3

2. Tentukan juga viskositas dan densitas cairan lainnya pada suhu kamar,
35°C, dan 45°C.
a. Etanol
1) Suhu 30°C
a) Efflux time (t) = 0,3 second
b) Kinematic viscosity = 0,0002859 cP
c) Densitas = 0,829 gr/cm3
2) Suhu 35°C
a) Efflux time (t) = 0,2 second
b) Kinematic viscosity = 0,0001906 cP
c) Densitas = 0,821 gr/cm3
3) Suhu 45°C
a) Efflux time (t) = 0,1 second
b) Kinematic viscosity = 0,0000953 cP
c) Densitas = 0,809 gr/cm3

b. Etil Asetat
1) Suhu 30°C
a) Efflux time (t) = 0,5 second
b) Kinematic viscosity = 0,0004765 cP
c) Densitas = 0,918 gr/cm3
2) Suhu 35°C
a) Efflux time (t) = 0,4 second
b) Kinematic viscosity = 0,0003812 cP
c) Densitas = 0,902 gr/cm3
3) Suhu 45°C
a) Efflux time (t) = 0,3 second
b) Kinematic viscosity = 0,0002859 cP
c) Densitas = 0,892 gr/cm3

c. Gliserol (Minyak Jagung)


1) Suhu 30°C
a) Efflux time (t) = 1,7 second
b) Kinematic viscosity = 0,0016201 cP
c) Densitas = 0,932 gr/cm3
2) Suhu 35°C
a) Efflux time (t) = 1,5 second
b) Kinematic viscosity = 0,0014295 cP
c) Densitas = 0,925gr/cm3
3) Suhu 45°C
a) Efflux time (t) = 1,3 second
b) Kinematic viscosity = 0,0012389 cP
c) Densitas = 0,919 gr/cm3

3. Tabelkan hasil pengamatan saudara pada berbagai suhu untuk keempat jenis
cairan yang diberikan.
Jawab :

g/cmJenis
Suhu (oC) Densitas (3) Viskositas (cP)
Cairan

30 1,025 0,0003812

Aquades 35 1,023 0,0002859

45 1,017 0,0001906

30 0,829 0,0002859

Etanol 35 0,821 0,0001906

45 0,809 0,0000953

30 0,918 0,0004765

Etil Asetat 35 0,902 0,0003812

45 0,892 0,0002859

30 0,932 0,0016201

Gliserol 35 0,925 0,0014925

45 0,919 0,0012389
B. Perhitungan
Konstanta viskometer = 0,000953
Kinematic viscocity = 0,000953 x waktu di dalam kapiler
Berat piknometer kosong = 15,45 gr
Berat jenis = (Piknometer + cairan) – piknometer kosong
10 ml

1. Aquades
a. 30oC
- Waktu = 0,4 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 0,4 = 0,0003812 cP
- Berat piknometer + aquades = 25,70 gr
- Berat jenis = 25,70 – 15,45 = 1,025 gr/cm3
10
b. 35oC
- Waktu = 0,3 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 0,3 = 0,0002859 cP
- Berat piknometer + aquades = 25,68
- Berat jenis = 25,68 – 15,45 = 1,023 gr/cm3
10
c. 45oC
- Waktu = 0,2
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 0,2 = 0,0001906 cP
- Berat piknometer + aquades = 25,65 gr
- Berat jenis = 25,65 – 15,45 = 1,017 gr/cm3
10
2. Etanol
a. 30oC
- Waktu = 0,3 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 0,3 = 0,0002859 cP
- Berat piknometer + etanol = 23,74 gr
- Berat jenis = 23,74 – 15,45 = 0,829 gr/cm3
10
b. 35oC
- Waktu = 0,2 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 0,2 = 0,0001906 cP
- Berat piknometer + etanol = 23,66 gr
- Berat jenis = 23,66 – 15,45 = 0,821 gr/cm3
10
c. 45oC
- Waktu = 0,1 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 0,1 = 0,0000953 cP
- Berat piknometer + etanol = 23,54 gr
- Berat jenis = 23,54 – 15,45 = 0,809 gr/cm3
10
3. Etil Asetat
a. 30oC
- Waktu = 0,5 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 0,5 = 0,0004765 cP
- Berat piknometer + etil asetat = 24,63 gr
- Berat jenis = 24,63 – 15,45 = 0,918 gr/cm3
10
b. 35oC
- Waktu = 0,4 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 0,4 = 0,0003812 cP
- Berat piknometer + etil asetat = 24,47 gr
- Berat jenis = 24,47 – 15,45 = 0,902 gr/cm3
10
c. 45oC
- Waktu = 0,3 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 0,3 = 0,0002859 cP
- Berat piknometer + etil asetat = 24,37 gr
- Berat jenis = 24,37 – 15,45 = 0,892 gr/cm3
10

4. Gliserol
a. 30oC
- Waktu = 1,7 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 1,7 = 0,0016201 cP
- Berat piknometer + gliserol = 24,77 gr
- Berat jenis = 24,77 – 15,45 = 0,932 gr/cm3
10
b. 35oC
- Waktu = 1,5 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 1,5 = 0,0014925 cP
- Berat piknometer + gliserol = 24,70 gr
- Berat jenis = 24,70 – 15,45 = 0,925 gr/cm3
10
c. 45oC
- Waktu = 1,3 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 1,3 = 0,0012389
- Berat piknometer + gliserol = 24,64 gr
- Berat jenis = 24,64 – 15,45 = 0,919 gr/cm3
10
LAMPIRAN B
DOKUMENTASI

Gambar B.1 Cairan dalam Gambar B.2 Viskometer yang


Viskometer Oswald. dipanaskan.

Gambar B.3 Cairan di dalam Gambar B.4 Gliserol yang


piknometer. sedang disaring.
Gambar B.5 Gliserol di dalam Gambar B.6 Viskometer yang
Viskometer Oswald. berisi gliserol dipanaskan.

Gambar B.7 Piknometer yang


dipanaskan untuk meningkatkan
suhu cairan.

LAMPIRAN A
TUGAS DAN PERHITUNGAN

C. Tugas
4. Sebagai cairan pembanding digunakan akuades. Tentukan terlebih dahulu
viskositas dan densitas akuades pada suhu kamar, 35°C, dan 45°C.
4. Suhu 30°C
d) Efflux time (t) = 0,4 second
e) Kinematic viscosity = 0,0003812 cP
f) Densitas = 1,025 gr/cm3
5. Suhu 35°C
d) Efflux time (t) = 0,3 second
e) Kinematic viscosity = 0,0002859 cP
f) Densitas = 1,023 gr/cm3
6. Suhu 45°C
d) Efflux time (t) = 0,2 second
e) Kinematic viscosity = 0,0001906 cP
f) Densitas = 1,017 gr/cm3

5. Tentukan juga viskositas dan densitas cairan lainnya pada suhu kamar,
35°C, dan 45°C.
d. Etanol
4) Suhu 30°C
d) Efflux time (t) = 0,3 second
e) Kinematic viscosity = 0,0002859 cP
f) Densitas = 0,829 gr/cm3
5) Suhu 35°C
d) Efflux time (t) = 0,2 second
e) Kinematic viscosity = 0,0001906 cP
f) Densitas = 0,821 gr/cm3

6) Suhu 45°C
d) Efflux time (t) = 0,1 second
e) Kinematic viscosity = 0,0000953 cP
f) Densitas = 0,809 gr/cm3
e. Etil Asetat
4) Suhu 30°C
d) Efflux time (t) = 0,5 second
e) Kinematic viscosity = 0,0004765 cP
f) Densitas = 0,918 gr/cm3
5) Suhu 35°C
d) Efflux time (t) = 0,4 second
e) Kinematic viscosity = 0,0003812 cP
f) Densitas = 0,902 gr/cm3
6) Suhu 45°C
d) Efflux time (t) = 0,3 second
e) Kinematic viscosity = 0,0002859 cP
f) Densitas = 0,892 gr/cm3

f. Gliserol (Minyak Jagung)


4) Suhu 30°C
d) Efflux time (t) = 1,7 second
e) Kinematic viscosity = 0,0016201 cP
f) Densitas = 0,932 gr/cm3
5) Suhu 35°C
d) Efflux time (t) = 1,5 second
e) Kinematic viscosity = 0,0014295 cP
f) Densitas = 0,925gr/cm3

6) Suhu 45°C
d) Efflux time (t) = 1,3 second
e) Kinematic viscosity = 0,0012389 cP
f) Densitas = 0,919 gr/cm3

6. Tabelkan hasil pengamatan saudara pada berbagai suhu untuk keempat jenis
cairan yang diberikan.
Jawab :

g/cmJenis
Suhu (oC) Densitas (3) Viskositas (cP)
Cairan

30 1,025 0,0003812

Aquades 35 1,023 0,0002859

45 1,017 0,0001906

30 0,829 0,0002859

Etanol 35 0,821 0,0001906

45 0,809 0,0000953

30 0,918 0,0004765

Etil Asetat 35 0,902 0,0003812

45 0,892 0,0002859

30 0,932 0,0016201

Gliserol 35 0,925 0,0014925

45 0,919 0,0012389
D. Perhitungan
Konstanta viskometer = 0,000953
Kinematic viscocity = 0,000953 x waktu di dalam kapiler
Berat piknometer kosong = 15,45 gr
Berat jenis = (Piknometer + cairan) – piknometer kosong
10 ml

5. Aquades
d. 30oC
- Waktu = 0,4 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 0,4 = 0,0003812 cP
- Berat piknometer + aquades = 25,70 gr
- Berat jenis = 25,70 – 15,45 = 1,025 gr/cm3
10
e. 35oC
- Waktu = 0,3 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 0,3 = 0,0002859 cP
- Berat piknometer + aquades = 25,68
- Berat jenis = 25,68 – 15,45 = 1,023 gr/cm3
10
f. 45oC
- Waktu = 0,2
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 0,2 = 0,0001906 cP
- Berat piknometer + aquades = 25,65 gr
- Berat jenis = 25,65 – 15,45 = 1,017 gr/cm3
10
6. Etanol
a. 30oC
- Waktu = 0,3 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 0,3 = 0,0002859 cP
- Berat piknometer + etanol = 23,74 gr
- Berat jenis = 23,74 – 15,45 = 0,829 gr/cm3
10
b. 35oC
- Waktu = 0,2 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 0,2 = 0,0001906 cP
- Berat piknometer + etanol = 23,66 gr
- Berat jenis = 23,66 – 15,45 = 0,821 gr/cm3
10
c. 45oC
- Waktu = 0,1 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 0,1 = 0,0000953 cP
- Berat piknometer + etanol = 23,54 gr
- Berat jenis = 23,54 – 15,45 = 0,809 gr/cm3
10
7. Etil Asetat
a. 30oC
- Waktu = 0,5 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 0,5 = 0,0004765 cP
- Berat piknometer + etil asetat = 24,63 gr
- Berat jenis = 24,63 – 15,45 = 0,918 gr/cm3
10
b. 35oC
- Waktu = 0,4 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 0,4 = 0,0003812 cP
- Berat piknometer + etil asetat = 24,47 gr
- Berat jenis = 24,47 – 15,45 = 0,902 gr/cm3
10
c. 45oC
- Waktu = 0,3 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 0,3 = 0,0002859 cP
- Berat piknometer + etil asetat = 24,37 gr
- Berat jenis = 24,37 – 15,45 = 0,892 gr/cm3
10

8. Gliserol
a. 30oC
- Waktu = 1,7 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 1,7 = 0,0016201 cP
- Berat piknometer + gliserol = 24,77 gr
- Berat jenis = 24,77 – 15,45 = 0,932 gr/cm3
10
b. 35oC
- Waktu = 1,5 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 1,5 = 0,0014925 cP
- Berat piknometer + gliserol = 24,70 gr
- Berat jenis = 24,70 – 15,45 = 0,925 gr/cm3
10
c. 45oC
- Waktu = 1,3 s
- Kinematic viscocity = 0,000953 x 1,3 = 0,0012389
- Berat piknometer + gliserol = 24,64 gr
- Berat jenis = 24,64 – 15,45 = 0,919 gr/cm3
10

Anda mungkin juga menyukai