Pedoman Promkes 2019
Pedoman Promkes 2019
PENDAHULUAN
Dasar hukum
a. Pasal 7
b. Pasal 8
c. Pasal 10
d. Pasal 11
e. Pasal 17
Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan aksed terhadap informasi,
edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara
derajatkesehatan yang setinggi- tingginya.
f. Pasal 18
h. Pasal 55
i. Pasal 62
j. Pasal 115
k. Pasal 168
1. Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efesien
diperlukan informasi kesehatan
a. Pasal 1
b. Pasal 4
Bangunan Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas ruang , butir m) ruang
penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit
d. Pasal 29
e. Pasal 32
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Puri Betik Hati merupakan pengembangan dari Rumah
Bersalin (RB) Puri Betik Hati yang dirintis oleh Bidan Djamiah sejak tanggal 25 Juli 1996 yang
beralamat di Jalan Pajajaran No. 109 Jagabaya II kecamatan Wayhalim Bandar Lampung. Pada awal
berdirinya RB Puri Betik Hati memiliki fasilitas pelayanan pemeriksaan kehamilan dan imunisasi bayi,
kamar bersalin dan kamar perawatan yang terdiri dari kelas VVIP A, VVIP B, Kelas I, II dan III dengan
total kapasitas 65 tempat tidur. Rata-rata kunjungan rawat jalan 33 pasien per hari dan kunjungan rawat
inap 30 pasien setiap bulannya. Sejak tahun 2008 RB Puri Betik Hati telah bekerjasama dengan
Jamsostek dan saat ini telah berganti nama menjadi BPJS Kesehatan.
Seiring dengan berjalannya waktu dan minimnya akan pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya
pelayanan kesehatan Ibu dan Anak di rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta di Kota Bandar
Lampung, merupakan hal yang melatar belakangi RB Puri Betik Hati pada tanggal 1 Juli 2011
berkembang menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) yang memberikan pelayanan kesehatan
khususnya kesehatan ibu dan anak. Sehingga diharapkan keberadaan RSIA Puri Betik Hati ini dapat
memenuhi tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan dan dapat meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat luas, Dengan kapasitas kamar perawatan Presiden Suite, VVIP, Kelas I, II, III, Bayi sehat,
Incubator, HCU, Ruang Isolasi, Transit Jenazah, dengan jumlah kamar dan jumlah tempat tidur 65.
RSIA Puri Betik Hati dibagun diatas tanah seluas 1.584 M, Dengan letak lokasi yang sangat strategis
dan mudah dijangkau oleh kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum/angkutan kota.
Konsumen RSIA Puri Betik Hati berasal dari :
1. Rujukan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis anak, bidan praktek swasta
perorangan, Rumah Bersalin, Balai Pengobatan, Puskesmas di wilayah Bandar Lampung,
wilayah Lampung Selatan, Wilayah Pesawaran dan sekitarnya.
2. Rujukan dari mitra-mitra Asuransi dan Perusahaan rekanan RSIA Puri Betik Hati.
3. Seluruh masyarakat Bandar Lampung dan sekitarnya
BAB 3
RUMAH SAKIT
VISI:
MISI:
TUJUAN:
1. Memberikan pelayanan kesehatan khusus Ibu dan Anak terutama yang berhubungan
dengan fungsi reproduksi Ibu serta pertumbuhan dan perkembangan Anak.
2. Meningkatkan derajat kesehatan Ibu dan Anak dengan cara preventif, promotif,
kuratif dan rehabilitatif.
3. Menurunkan angka kesakitan dan kematian Ibu dan Anak di Bandar Lampung.
DIREKTUR
Sekertaris
Ketua PKRS
3. Pengertian :
Seorang professional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat memimpin
dalam menjalankan pelaksanaan program PKRS
4. Kualifikasi:
Tanggung jawab :
6. Uraian tugas :
Sekertaris PKRS
3. Pengertian :
Seseorang yang ahli dalam bidang PKRS dan mampu dalam menjalankan
pelaksanaan Program PKRS
Tanggung Jawab :
5. Tugas Pokok :
6. Uraian Tugas :
7. Uraian Wewenang :
3. Pengertian :
Seseorang yang diberi tugas oleh ketua PKRS dalam mengidentifikasi kebutuhan
promisi kesehatan yang terkait dan memfollow up pelaksanaan dan penerapaan
program kerja PKRS dalam masing – masing bagian/unit kerja.
a. Pendidikan Formal :
c. Pengalaman Kerja :
5. Tanggung Jawab :
6. Tugas Pokok :
7. Uraian Tugas :
8. Uraian Wewenang :
Berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan saran dan masukan mengenai
promosi kesehatan yang dibutuhkan per unit masing-masing.
9. Hasil Kerja
Sarana
1. Leaflet
2. Poster
3. Video
Prasarana
1. Ruang PROMKES
BAB 9
TATA LAKSANA
Pengertian
Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan
sebagai berikut: Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya
untuk meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok
masyrakat, agar pasien dapat mandiri dalam memperepat kesembuhan dan
rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri dalam
meningkatkan kesehatan, mencegah maslaah-maslaah kesehatan, dan
mengembangka upaya kesehatanbersumber daya masyarakat,melalui
pmebelajaran dari, oleh, untuk dan bersama mereka, sesuai sosial budaya
mereka, serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Ruang Lingkup promosi kesehatan
a. Di dalam gedung
- PKRS dalam pelayanan Rawat Inap bagi pasien, yaitu di ruang-ruang gawat
darurat, rawat intensif dan rawat inap.
- PKRS dalam pelayanan bagi klien (Orang sehat), yaitu seperti di pelayanan
KB, konseling gizi, bimbingan senam, pemeriksaan kesehatan jiwa,
konseling kesehatan remaja, dan lain- lain.
- PKRS di ruang Pembayaran rawat inap, yaitu di ruang di mana pasien rawat
inap harsu menyelesaikan pembayaranrawat inap, sebelum meninggalkan
RS.
b. Di luar gedung
Kawasan luar gedung RS yang dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk PKRS,
yaitu:
Panitia PKRS berada dibawah naungan pelayanan medis RS Royal Progress dan
berkoordinasi dengan DPJP, dokter ruangan dan seluruh jajaran unit pelayanan
Rumah Sakit dalam menyampaikan informasi medis kepada pasien. Informasi
medis tertulis yang diberikan meliputi 10 penyakit terbanyak di RS Royal Progress
yaitu: stroke, diabetes melitus, hipertensi, paska operasi appendiks, paska operasi
hernia, paska operasi hemoroid, paska operasi sumbing , demam berdarah, demam
tiphoid dan diare. Pemberian promosi kesehatan dapat dilaksanakan di setiap
instalasi rumah sakit dan oleh personel medis yang berkompetensi di bidang
tersebut terutama rawat inap, rawat jalan, penunjang medis, fisioterapi, farmasi dan
lain-lain. Informasi diluar kategori 10 penyakit terbanyak disampaikan secara lisan
oleh subunit panitia PKRS baik di seluruh instalasi rumah sakit maupun di suatu
ruangan PKRS khusus.
Denah ruangan
Ruang penyuluhan PKRS dapat digunakan oleh setiap uit PKRS dan terletak di
sebelah customer service. Suasana dalam ruang PKRS dibina sedemikian rupa
sehingga tenang dan kondusif dalam menyampaikan informasi dan promosi
kesehatan bagi pasien dan klien.
Tatalaksana
Promosi kesehatan Rumah sakit adalah suatu tim rumah sakit yang terdiri dari tim
medis dan non medis yang berperan dalam menyediakan, menyampaikan informasi
medis serta mengedukasi pasien rumah sakit mengenai kondisi yang berhubungan
dengan penyakit pasien di area rumah sakit yaitu rawat inap (saat dirawat dan
sebelum pasien pulang), rawat jalan, IGD dan penunjang medis. Tim tersebut
merupakan titik akhir pelayanan tim medis RSIA Puri Betik Hati. Pelayanan panitia
PKRS terdiri dari pelayanan promosi kesehatan dan informasi yang berhubungan
dengan pasien dari 7 subunit panitia PKRS yang terintegrasi. Unit- unit tersebut
adalah Customer Service (CS), Medical Information for Patient Care (MIPC), Gizi,
Keperawatan ( perawatan dan bidan), Fisioterapi (Ft), Farmasi, Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) dan Rekam Medis (RM).
Tujuan:
Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih
dalam tentang penyakitnya secara holistik
Tujuan Khusus
Rawat inap : memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu
penjelasan lebih dalam mengenai penyakitnya pada saat awal perawatan,
selama perawatan dan ketika pasien akan pulang
Rawat jalan:
Rawat inap
Rawat jalan
1. Apabila pasien rawat jalan yang datang berobat masuk kedalam kategori 10
penyakit terbanyak, maka di ruang rawat jalan RS Royal Progress, perawat
mengidentifikasi kebutuhan informasi dan edukasi yang dibutuhkan oleh pasien
sebagai edukasi kolaboratif yaitu pemberian edukasi kepada pasien yang
membutuhkan informasi dari lebih dari satu subunit PKRS yaitu Customer
service, Medical Informasi, farmasi, fisiotererapi, keperawatan, PPI dan Gizi.
Hal ini dimaksudkan untuk memastikan informasi dan edukasi yang diberikan
kepada pasien baik di rawat inap maupun rawat jalan, sesuai dengan kondisi
penyakitnya dan diberikan secara holistik. Maka perawat memberikan edukasi
sesuai SPO pemberian edukasi kolaboratif.
2. Apabila pasien datang pada saat jam kerja (Senin- Jumat, pkl 08.00-17.00)
maka pasien dapat dijelaskan verbal dan diberikan leaflet edukasi sesuai dengan
penyakitnya oleh subunit PKRS terkait.
3. Apabila pasien datang diluar jam kerja seperti tertera diatas, maka pasien akan
mendapatkan informasi tertulis (leaflet) dan verbal oleh perawat unit terkait.
4. Apabila pasien ini dijelaskan lebih dalam mengenai informasi terkait
penyakitnya oleh subunit tertentu, maka pasien diharuskan membuat perjanjian
pada hasi kerja berikutnya. Apabila pasien tidak masuk kedalam 10 penyakit
terbanyak maka informasi akan diberikan oleh DPJP terkait/ dokter jaga atau
dokter medical information (pada jam kerja)
5. Apabila pasien rawat jalan datang untuk menanyakan rencana diagnosis atau
konsulatasi awal mengenai kondisi penyakitnya tanpa berobat, maka informasi
akan diberikan oleh dokter medical information sesuai dengan SPO pemberian
edukasi.
BAB 10
LOGISTIK
1. Kertas
2. Pena
3. Tinta
4. Map
5. Amplop
BAB 11
KESELAMATAN PASIEN
BAB 12
KESELAMATAN KERJA
BAB 13
PENGENDALIAN MUTU
BAB 14
PERTEMUAN
Evaluasi kualitas sumberdaya manusia dan fasilitas dilakukan dengan survey lapangan
setiap bulan dan pelatihan mengnai materi edukasi unit-unit PKRS setiap 6 bulan sekali.
Evaluasi kinerja panitia PKRS dilakukan dengan laporan bulan dari setiap unit PKRS, laporan
bulanan panitia PKRS dan survery kepuasan pelanggan setiap 3 bulan.
BAB 15
PELAPORAN
Evaluasi kinerja PKRS dilakukan dengan pemantauan setiap bulan oleh setiap PJ unit
terkait, pencatatan pasien yang teredukasi di LOGBOOK (unit dan edukasi kolaboratif) dan
formulir pemberian informasi dan formulir pemberian edukasi kolaboratif. Monitoring jumplah
pamflet yang tersedia dilakukan dengan penyediaan 50 lembar untuk setiap topik materi edukasi
disetiap unit terkait setiap bulannya dan dilakukan refill atau pengisian ulang setiap bulannya.
Apabila pamflet habis sebelum sebulan, maka permintaan pamflet dapat dilakukan ke panitia
PKRS (lihat lembar permintaan pamflet edukasi).
BAB 16
PENUTUP
Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini disusun agar menjadi acuan dalam
pengembangan kegiatan PKRS dan pengembangan AKreditasi Rumah Sakit yang berhubungan
dengan promosi kesehatan. Pedoman ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan Rumah sakit.
Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa PKRS bukanlah urusan mereka yang
bertugas di unit PKRS saja, PKRS adalah tanggung jawab dari Direksi RS, dan menjadi urusan
(tugas) bagi hampir sleuruh jajaran RS. Yang plaing penting dilaksanakan dalam rangka PKRS
adalah upaya-upaya pemberdayaan, baik pmeberdayaan terhadap pasien (rawat jalan dan rawat
inap) maupun terhadapa klien sehat.
Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil, jika didukung oleh upaya-
upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan terhadapa mereka yang paling
berpengaruh terhadap pasien/klien. Sedangkan advokasi dilakukan terhadap mereka yang dapat
mendukung.membantu RS dari segi kebijakan (peraturan perundang-undangan) dan sumber
daya, dalam rangka memberdayakan pasien/klien.
Banyak sekali peluang untuk melaksanakan PKRS, dan peluang-peluang tersebut harus dapat
dimanfaatkan dengan baik, sesuai dengan fungsi dari peluang yangbersangkutan.