Tugas Seminar Pemeriksaan - Nurul Azizah - 1513010168
Tugas Seminar Pemeriksaan - Nurul Azizah - 1513010168
NPM : 1513010168
A. Pengertian
Sistem pengendalian mutu merupakan suatu konsep yang mensyaratkan bahwa
suatu KAP diharuskan untuk mentaati peraturan dan standar yang berlaku serta harus
menggunakan kemahiran profesinya secara sungguh-sungguh dalam memberikan jasanya
sehingga KAP tersebut dapat memenuhi tanggung jawab profesinya.
SPM ini mengatur tanggung jawab Kantor Akuntan Publik (KAP) atas sistem
pengendalian mutu dalam melaksanakan perikatan asurans (Audit, Reviu, dan
Perikatan Asurans Lainnya) dan perikatan selain asurans. SPM ini harus dibaca dalam
kaitannya dengan Standar Audit dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik (“Kode Etik”)
yang ditetapkan oleh IAPI.
Standar profesi lainnya yang tercantum dalam standar profesi yang ditetapkan
oleh IAPI mengatur standar dan pedoman tambahan mengenai tanggung jawab personel
KAP atas prosedur pengendalian mutu dalam perikatan tertentu. Suatu sistem
pengendalian mutu terdiri dari kebijakan yang dirancang untuk mencapai tujuan dan
prosedur yang diperlukan untuk menerapkan dan memantau kepatuhan terhadap
kebijakan tersebut. SPM ini berlaku bagi semua KAP yang melaksanakan perikatan
asurans (audit, reviu, serta perikatan asurans lainnya) dan perikatan selain asurans. Sifat
dan luas dari kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh masing-masing KAP
untuk mematuhi SPM ini akan bergantung pada berbagai faktor, seperti besar kecilnya
dan karakteristik operasi dari KAP, dan masuk tidaknya KAP tersebut dalam suatu
Jaringan.
SPM ini berisi tujuan KAP dalam mematuhi SPM dan ketentuan yang dirancang
untuk memungkinkan KAP dapat memenuhi tujuan tersebut. Selain itu, SPM ini berisi
pedoman terkait lainnya, yang disajikan dalam bentuk materi penerapan dan penjelasan
lainnya serta materi pendahuluan yang menjelaskan kondisi yang relevan untuk
memahami SPM dengan tepat, beserta definisinya.
Tujuan SPM ini memberikan konteks ketentuan yang ditetapkan dan ditujukan
untuk membantu KAP dalam :
1. Independensi
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur yang memberi
keyakinan bahwa setiap personil akan mempertahankan diri independensinya.
2. Penugasan Personil
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur yang memberi
keyakinan bahwa setiap personil mempunyai tingkat pelatihan dan keahlian
teknis.
3. Konsultasi
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur yang memberi
keyakinan bahwa setiap personil akan memperoleh informasi memadai sesuai
yang dibutuhkan dari orang yang memilliki tingkat pengetahuan, kompetensi,
pertimbangan dan wewenang yang memadai.
4. Supervisi
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian
mutu mengenai pelaksanaan dan supervisi perikatan untuk memberikan keyakinan
yang memadai bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar mutu yang
ditetapkan Kantor Akuntan Publik.
5. Pemekerjaan (hiring)
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur untuk
memberikan keyakinan yang memadai bahwa orang yang diperjakan memiliki
karakteristik semestinya sehingga mereka akan melaksanakan penugasan secara
kompeten.
6. Pengembangan Profesional
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur untuk
memberikan keyakinan yang memadai bahwa personil mempunyai pengetahuan
yang memadai, dengan demikian bisa memenuhi tanggungjawabnya.
7. Promosi (Advancement)
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur untuk
memberikan keyakinan yang memadai bahwa personil yang terseleksi untuk
promosi memiliki kualifikasi.
8. Penerimaan dan Keberlanjutan Klien
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur untuk
menentukan apakah perikatan dari klien akan diterima/ dilanjutkan untuk
meminimkan kemungkinan terjadinya hubungan dengan klien yang
manajemennya tidak mempunyai integritas.
9. Inspeksi
Kantor Akuntan Publik harus merumuskan kebijakan dan prosedur untuk
memberikan keyakinan yang memadai bahwa prosedur yang berhubungan dengan
unsur lain pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif.
Tujuan KAP dalam menetapkan dan memelihara sistem pengendalian mutu adalah untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa:
a. KAP dan personelnya mematuhi standar profesi, serta ketentuan hukum dan peraturan
yang berlaku
b. Laporan yang diterbitkan oleh KAP atau rekan perikatan telah sesuai dengan
kondisinya.
Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang menjelaskan sifat,
waktu dan luasnya suatu penelaahan pengendalian mutu. Kebijakan dan prosedur tersebut
harus mengatur bahwa laporan perikatan tidak diberi tanggal sampai dengan penyelesaian
penelaahan pengendalian mutu perikatan.
Standar Pekerjaan Lapangan merupakan salah satu dari tiga Standar Auditing
yang berlaku Umum. Standar ini sangat berperan penting dalam suksesnya proses audit
yang dijalankan hingga didapatnya hasil temuan audit.
1. Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan mengawasi semua asisten
sebagaimana mestinya.
2. Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup mengenai entitas serta
lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menilai resiko salah saji yang
material dalam laporan keuangan karena kesalahan atau kecurangan.
3. Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang tepat dengan melakukan prosedur
audit agar memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat menyangkut
laporan keuangan yang di audit.
- SUPERVISI
Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan
audit dan penentuan apakan tujuan tersebut tercapai. Unsur Supervisi adalah
memberikan intruksi kepada asisten, tetap menajaga penyampaian informasi
masalah-masalah penting yang dijumpai dalam audit, mereview pekerjaan yang
dilaksanakan, dan menyelesaiakan perbedaan pendapat di antara Staf Audit kantor
Akuntan.
Audit yang bertanggungjawab akhir mengenai auditnya dan asistennya
harus menyadari prosedur yang harus diikuti jika terdapat perbedaan pendapat
mengenai masalah prosedur yang harus diikuti jika terdapat perbedaan pendapat
mengenai masalah Akuntansi dan Auditing di antara personal kantor akuntan
publik yang terlibat dalam audit. Prosedur tersebut harus memungkinkan asisten
mendokumentasikan ketidak setujuan di antara mereka dan kesimpulan yang
diambil jika, setelah konsultasi memadai, berkeyakian bahwa perlu baginya untuk
tidak sependapat dengna penyelesaian masalah tersebut, Dasar penyelesaian akhir
masalah harus juga didokumentasikan.
- PROGRAM AUDIT
Standar Auditing yang berlaku umum menyatakan bahwa dalam
merencanakan Audit, Auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan saat
pekerjaan yang harus dilaksanakan serta harus mempersiapkan suatu program
audit tertulis untuk setiap audit.
Suatu program Audit adalah mengatur secara sistematis prosedur audit
yang akan dilaksanakan selama audit berlangsung. program Audit tersebut
menyatakan bahwa prosedur audit yang diyakini oleh Auditor merupakan hal yang
penting untuk mencapai tujuan Audit.
Jenis pengujian yang termasuk dalam program Audit meliputi :
Prosedur Analitis
Prosedur ini meneliti hubungan yang dapat diterima antara data keuangan dan
data non-keuangan untuk mengembangkan harapan atas saldo laporan
keuangan.
Prosedur Awal
Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas :
a. Faktor persaingan bisnis dan industri klien
b. Struktur pengendalian intern nya.
Auditor juga melaksanakan prosedur awal untuk memastikan bahwa catatan-
catatan dalam buku pembantu sesuai dengan akun pengendali dalam buku
besar.
Pengujian Estimasi Akuntansi
Pengujian ini meliputi subtantif atau saldo.
Pengujian Pengendalian
Adalah pengujian pengendalian intern yang ditetapkan oleh strategi audit dari
auditor.
Penguji Transaksi
Adalah pengujian substantif yang meliputi tracing atau vouching transaksi
berdasarkan bukti dokumenter yang mendasari.
Pengujian Saldo
Berpokus pada perolehan bukti secara langsung tentang saldo akun serta item-
item yang membentuk saldo tersebut.
Pengujian Penyajian dan pengungkapan
Mengevaluasi penyajian secara wajar semua pengungkapan yang besyaratkan
oleh GAAP.