EKSTRAKSI
Disusun Oleh :
Kelompok I (A4)
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sereh
Sereh merupakan salah satu jenis rumput-rumputan yang sudah sejak lama
dibudidayakan di Indonesia. Sereh banyak gunanya, selain sebagai bumbu dapur
juga dapat dibuat minyak (minyak sereh) dan juga sebagai obat gosok atau
pewangi pada sabun mandi. Untuk menghasilkan minyak sereh murni digunakan
cara ekstraksi untuk mendapatkan campuran heksana dengan minyak sereh dan
distilasi untuk memisahkan campuran minyak sereh dengan pelarutnya, heksana.
2
1
sebagai campuran obat gosok, pasta gigi, obat pencuci mulut, sedangkan ester
sitronellol dan geraniol digunakan sebagai insektisida dan keperluan
kosmetik/pewangi (Guenther,1987)
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses pembuatan ekstrak bahan alam dimana
ekstraksi ini dilakukan untuk menarik komponen kimia pada bahan
alam. Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari
bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini
bermacam-macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering), mechanical
expression, dan solvent extraction (Ketaren, 1986).
2.2.1 Rendering
Menurut Ketaren (1986), rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak
atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar
air yang tinggi. Pada semua cara rendering, penggunaan panas adalah suatu hal
yang spesifik, yang bertujuan untuk mengumpulkan protein pada dinding sel
bahan dan untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh
minyak atau lemak yang terkandung di dalamnya.
Menurut Winarno (1991), rendering merupakan suatu cara yang sering
digunakan untk mengekstraksi minyak hewan dengan cara pemanasan. Pemanasan
dapat dilakukan dengan air panas. Lemak akan mengapung di permukaan
sehingga dapat dipisahkan. Pemanasan tanpa air biasanya dipakai untuk
mengekstraksi minyak babi dan lemak susu. Secara
komersial rendering dilakukan dengan menggunakan ketel vakum. Protein akan
rusak oleh panas dan air akan menguap sehingga lemak dapat
dipisahkan. Rendering terbagi dua yaitu wet rendering dan dry rendering.
Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan sejumlah air
selama berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang
terbuka atau tertutup dengan menggunakan temperature ang tinggi serta tekanan
40 sampai 60 pound tekanan uap (40-60 psi). Peralatan yang digunakan
adalah autoclave atau digester. Air dan bahan yang akan diekstraksi dimasukkan
4
Sleain itu, ampasnya harus dipisahkan dari pelarut yang tertahan, sebelum dapat
digunakan sebagai bahan makanan ternak. Ada tiga metode ekstraksi pelarut yaitu
maserasi, perkolasi, dan sokletasi.
Maserasi merupakan metode ekstraksi dengan cara merendam sampel
dengan pelarut yang cocok untuk senyawa yang akan dicari dan dilakukan
berulang-ulang hingga senyawa tersebut habis dari sampel yang ditandai dengan
warna pelarut yang berubah menjadi bening setelah perendaman. Maserasi berasal
dari bahasa latin Macerace berarti mengairi dan melunakkan. Maserasi
merupakan cara ekstraksi yang paling sederhana. Dasar dari maserasi adalah
melarutnya bahan kandungnan simplisia dari sel yang rusak, yang terbentuk saat
penghalusan ekstraksi (difusi) bahan kandungan sel yang masih utuh. Setelah
selesai waktu maserasi, artinya keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada
bagian dalam sel dengan masuk ke dalam cairan, telah tercapai maka proses difusi
segera berakhir.
Selama maserasi atau proses perendaman dilakukan pengocokan berulang-
ulang. Upaya ini menjamin keseimbangan konsentrasi bahan ekstraksi yang lebih
cepat didalam cairan. Sedangkan keadaan diam selama maserasi menyebabkan
turunnya perpindahan bahan aktif. Secara teoritis pada suatu maserasi tidak
memungkinkan terjadinya ekstraksi absolut. Semakin besar perbandingan
simplisia terhadap cairan pengekstraksi, akan semakin banyak hasil yang
diperoleh (Ketaren, 1986).
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru dan sempurnya
(Exhaustiva extraction) yang umumnya dilakukan pada temperature ruangan.
Prinsip perkolasi adalah dengan menempatkan serbuk sample sisa pada suatu
bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Proses terdiri dari
tahap pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya
(penetesan/ penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh ekstrak
(perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan (Depkes RI, 2000).
Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalau baru yang
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan
jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Ekstraksi
6
2.3 Minyak Atsiri
Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut minyak atsiri misalnya
dalam bahasa Inggris disebut essetial oils, etherial oils dan volatile oil. Dalam
bahasa Indonesia ada yang menyebutnya minyak terbang atau minyak kabur
karena minyak atsiri mudah menguap apabila dibiarkan begitu saja dalam keadaan
terbuka. Minyak atsiri sebagai bahan wewangian, penyedap masakan, dan obat-
7
obatan memiliki akar sejarah yang dalam. Tulisan-tulisan kuno sejarah masa
lampau, tidak lupa mencatat dupa, setanggi, serta minyak wangi. Pusaka-pusaka
sekarang yang tersimpan di museum, masih mengandung bekas-bekas semerbak
wewangian. Resep-resep jamu sebagian besar berupa ramuan sari bunga, akar,
daun, dan batang aneka tumbuh-tumbuhan (Harris, 1990).
Minyak atsiri dihasilkan dari bagian jaringan tanaman tertentu seperti akar,
batang, kulit, daun, buah, atau biji. Sifat minyak atsiri yang menonjol antara lain
mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai
aroma tanaman yang menghasilkannya dan umumnya larut dalam pelarut organik
(Lutony dan Rahmayati, 2000).
Minyak atsiri dapat dibagi menjadi menjadi dua kelompok. Pertama, minyak
atsiri yang dengan mudah dapat dipisahkan menjadi komponen-komponen atau
penyusun murninya, komponen-komponen ini dapat menjadi bahan dasar untuk
diproses menjadi produk-produk lain, contoh : minyak sereh, minyak daun
cengkeh, minyak permai dan minyak terpentin. Kedua, minyak atsiri yang sukar
dipisahkan menjadi komponen murninya, contoh : minyak akar wangi, minyak
nilam, dan minyak kenanga. Biasanya minyak atsiri tersebut langsung dapat
digunakan tanpa diisolasi komponen-komponennya sebagai pewangi berbagai
produk (Sastrohamidjojo, 2004).
2.4 Rendemen
Rendemen adalah perbandingan antara output dengan input dinyatakan
dalam persen. Jumlah minyak yang menguap bersama-sama air ditentukan oleh
tiga faktor yaitu: besarnya tekanan uap yang dipakai, berat molekul dari masing-
masing komponen dalam minyak dan kecepatan minyak yang keluar dari bahan.
Semakin cepat aliran uap dalam ketel suling, maka jumlah minyak yang
dihasilkan per kg kondesat uap semakin rendah, sebaliknya semakin lambat
gerakan uap dalam ketel maka waktu penyulingan lebih lama dan rendemen
minyak per jam rendah. Dalam tahap persiapan bahan perlu dirajang terlebih
dahulu agar kelenjar minyak terbuka selebar mungkin bertujuan agar rendemen
8
minyak lebih tinggi, minyak semakin cepat keluar dan waktu penyulingan lebih
singkat (Maulana, 2007).
Rendemen minyak juga dipengaruhi oleh kondisi bahan, cara pengolahan
atau perlakuan terhadap bahan dan metode penyulingan yang digunakan. Metode
penyulingan uap dan penyulingan air dan uap menghasilkan rendemen yang relatif
tinggi dibandingkan metode penyulingan air karena dalam penyulingan air
komponen minyak yang titik didih tinggi dan bersifat larut dalam air tidak dapat
menguap secara sempurna sehingga banyak minyak yang hilang atau tidak
tersuling (Lutony, 2000).
9
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1.2 Bahan-bahan
Adapun bahan yang digunakan sebagai berikut :
1. Serai 300 gram
2. Etanol 300 ml
99
1
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat dalam percobaan ini ditunjukkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Ekstraksi Minyak Sereh.
No, Analisa Bahan Pelarut Suhu (oC) Waktu Hasil
Baku (menit)
1. Densitas (gr/ml) Serai Etanol 60 120 0,974
2. Rendemen (%) Hasil Etanol 105 1,5/90 14,635
Ekstraksi
4.2 Pembahasan
Ekstraksi merupakan proses pembuatan ekstrak bahan alam dimana
ekstraksi ini dilakukan untuk menarik komponen kimia pada bahan
alam. Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari
bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak ( Ketaren,1968)
Minyak atsiri merupakan suatu hasil olahan tumbuhan yang mempunyai
nilai penting bagi kehidupan manusia diantaranya untuk industry kosmetik,
makanan olahan, kesehatan, dan pengendalian organisme pengganggu makanan
(Harianingsih, 2017).
Percobaan kali ini dilakukan menggunakan bahan daun sereh wangi yang
diekstraksi menggunakan seperangkat alat ekstraksi. Daun sereh yang digunakan
untuk mendapatkan minyak sereh ialah sebanyak 300 gram kemudian dihaluskan
dengan cara diblender dan ditambah pelarut etanol sebanyak 300 ml. Penghalusan
ini bertujuan agar luas permukaan lebih besar sehingga dalam proses penguapan
uap air yang terdapat pada tiap jaringan lebih mudah terangkat. Kemudian
dilakukan proses ekstraksi untuk menghasilkan minyak sereh,setelah diekstraksi
campuran tersebut di peras dengan menggunakan kain tipis untuk mendapatkan
larutan dalam bubur batang sereh tersebut.
1
Kemudian dilakukan pemanasan selama 120 menit pada temperature 60 oC
yang bertujuan untuk menguapkan air, sehingga uap air dapat membawa minyak
atsiri yang terkandung di dalam slurry minyak sereh hasil dari ekstraksi. Selama
proses pemanasan, perlu dilakukan pemantauan terhadap kondesornya. Kondensor
disini bertindak sebagai pendingin uap yang terbentuk dari pemanasan agar dapat
menjadi cairan kembali. Uap yang dihasilkan dalam proses destilasi mengandung
minyak sereh dan air. Secara teoritis, uap air yang dihasilkan dialirkan kedalam
pipa kondensor dan mengalami proses kondensasi, bersama dengan uap air
tersebut terbawa juga minyak atsiri (Sihite, 2009)
kemudian hasil dari distilasi yaitu untuk mendapatkan minyak sereh dengan
kemurnian yang tinggi, tentu saja dengan menghilangkan etanol, air dan zat
pengotor lainnya dengan cara diuapkan. Proses perebusan menggunakan pemanas
matic yng mempercepat proses pemanasan, dengan temperature tinggi yang akan
membuat tekanan uap air yang ada didalamnya menguap sehinggak akan semakin
cepat memperoleh minyak sereh tersebut. Tahap destilasi untuk menghilangkan
kadar air ini merupakan tahap percobaan terakhir, sehingga akhirnya minyak atsiri
dari sereh wangi yang didapat pada produk bawah hasil destilasi adalah 4,87 gram
dengan densitas yang didapat adalah 0,974 gr/ml dan rendemennya adalah 14,635
% (Meri, 2014).
2
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Sebaiknya untuk menghasilkan minyak sereh digunakan pelarut yang titik
didih nya lebih rendah agar minyak sereh yang diperoleh lebih banyak dan tidak
menguap dengan uap air yang ada didalamnya
3
DAFTAR PUSTAKA
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2. Menghitung Rendemen
Erlemeyer kosong = 65.40 gram
Erlemeyer + minyak sereh = 109.305 gram
LCVI-1
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT
Beaker Glass
Termo
meter
LCVI-1
4. Untuk mengambil cairan dengan
volume tertentu dngan ketelitian lebih
tinggi.
Pipet Volume 25 ml
Bola Penghisap
Neraca Analitik
LCVI-2
7. Untuk mengukur nilai suatu massa jenis
fluida.
Picnometer 5 ml
Spatula
LCVI-3
10. Untuk mengukur, menyimpan,dan
untuk mencmpur cairan.
Erlenmeyer 100 ml
Corong Pemisah
Alumunium Foil
LCVI-4
13. Untuk memisahkan antara cairan
dengan partikel suspense.
Kertas Saring
Blender
LCVI-5