Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KHUTBAH

IDUL FITRI DAN IDUL ADHA

Disusun oleh :

Rahmi Nurbadriyah N
702018062

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Tata Sukayat, khutbah adalah ucapan, ceramah, pidato dan
istilah-istilah lainnya yang semakna dengan khutbah.1Menurut Moh. Ali
Aziz, khutbah sudah bergeser dari pidato secara umum menjadi pidato atau
ceramah agama dalam ritual keagamaan.2Sebab definisi khutbah sudah
berubah makna dari pidato atau ceramah menjadi pidato yang khusus pada
acara ritual keagamaan di atas, maka perbedaan khutbah dan pidato pada
umumnya terletak pada adanya aturan yang ketat tentang waktu, isi dan cara
penyampaianpada khutbah.3Nabi Muhammad SAW mengingatkan untuk
berkhutbah dengan singkat dan padat. Sebab semakin padat dan singkat,
semakin tampak kecerdasan pengkhutbah. Diksi juga menentukan perhatian
dan kesan audiens. Hal ini yang harus dilakukan oleh oleh seorang
pengkhutbah agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh audiens.
Pemilihan topik juga harus diusakan agar menarik dan mudah diingat. Pesan
khutbah juga berisi pemberian motivasi kepada audiens, tidak hanya untuk
semangat beribadah tetapi juga untuk semangat hidup.
Yang dimaksud dua hari raya ialah Shalat hari raya Fitri dan Shalathari
raya Adha. shalat hari raya Fitri dilaksanakan pada setiap tanggal 1Syawal,
seusai umat muslim menunaikan ibadah puasa Ramahdan sebulanpenuhpada
setiap tahun. sedangkan shalat hari raya Adha dilaksanakanpada setiap
tanggal 10 Dzulhijjah pada setiap tahun.
Idul Fitri dan Idul Adha adalah waktu istimewa. Karena posisinya yang
spesial ini, Rasulullah memerintahkan umat Islam untuk berduyun-duyun
keluar rumah untuk bersama-sama merayakan hari bahagia tersebut.
Perempuan haid juga bisa turut melakukan hal yang sama, meski terpisah dari
tempat shalat (lihat hadits riwayat Imam Bukhari Nomor 928). Mereka berhak
mendengarkan khutbah, melantunkan takbir, doa, atau dzikir lainnya.maka
dari itu, penulis akan membahas mengenai khutbah sholat ied fitri dan sholat
ied adha.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana hukum khutbah idul fitri dan idul adha?
2) Kapan waktu dilaksanakan khutbah idul fitri dan idul adha?
3) Dimana tempat pelaksanaan Sholat idul fitri dan idul adha?
4) Bagaimana bilangan khutbah idul fitri dan idul adha?
5) Berapa jumlah takbir khutbah idul fitri dan idul adha?
6) Bagaimana materi khutbah idul fitri dan idul adha sesuai dengan PHI
WM?
7) Bagaimana praktik tata cara khutbah idul fitri dan idul adha?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hukum, Waktu khutbah Dan Tempat pelaksanaan Sholat idul


fitri dan idul adha?
Khutbah Id sama dengan rukun khutbah pada salat Jumat, secara umum
keduanya harus mencakup tahzir (peringatan) dan tabsyir (kabar gembira).
Adapun perbedaannya, pertama ada pada pembukaan khutbah. Pada pembukaan
khutbah Idulfitri disunahkan dengan membaca takbir, sedangkan khutbah Jumat
dimulai dengan mengucapkan bacaan tahmid. Perbedaan kedua, pada waktu
pelaksanaannya, khutbah Id dilakukan setelah salat, sedangkan khutbah Jumat
sebelum salat ditegakkan.
Adapun Hukum khutbah dalam shalat id adalah sunnah. Namun, ketika
dikerjakan ia harus tetap memenuhi rukun khutbah. Rukun khutbah pada shalat id
tidak berbeda dari rukun khutbah pada shalat jum’at, yakni memuji Allah,
membaca shalawat, berwasiat tentang takwa, membaca ayat Al-Qur'an pada salah
satu khutbah, serta mendoakan kaum Muslimin pada khutbah kedua.Khatib yang
disyaratkan berdiri (bila mampu) saat berkhutbah disunnahkan menyela kedua
khutbah dengan duduk sebentar.
Termasuk sunnah dalam khutbah Ied adalah dilakukan setelah shalat. Dalam
permasalahan ini Bukhari membuat bab dalam kitab ‘Shahih’nya : “Bab Khutbah
Setelah Shalat Ied”.
Dalam kitab al-Fiqh al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î karya
Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan 'Ali asy-Asyarbaji diterangkan bahwa
berbeda dari shalat jum’at, khutbah pada shalat id dilaksanakan setelah shalat dua
rakaat usai, bukan sebaliknya. Hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim
menjelaskan bahwa Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar juga menunaikan
dua shalat id sebelum khutbah.
Pada khutbah pertama khatib disunnahkan memulainya dengan membaca takbir
hingga sembilan kali, sedangkan pada khutbah kedua membukanya dengan takbir
tujuh kali. Menurut madzhab Hanafi, khatib Id jangan duduk di mimbar, kecuali
pada khutbah Jumat.
Yang paling utama adalah yang paling banyak menampung jamaah. Apabila
masjid dan tanah lapang yang tersedia sama luasnya maka shalat id di masjid lebih
dianjurkan. Sebab, dengan shalat di masjid umat Islam tidak hanya mendapat
pahala shalat tapi juga pahala hanya dengan berdiam diri di sana atau i’tikaf.
Masjid yang tidak ditempati shalat id pada zaman Rasulullah tak seluas yang
kita kenal sekarang sebagai Masjid Nabawi. Lapangan terbuka dipilih karena lebih
banyak menampung jamaah yang hendak merayakan shalat id.

B. Jumlah takbir Shalat idul fitri dan idul adha & Materi
khutbah sholat Id sesuai dengan PHI WM?

Sembahyang Idul Fithri terdiri atas dua rakaat. Pada rakaat pertama kita
disunahkan bertakbir sebanyak tujuh kali setelah takbiratul ihram dan doa iftitah.
Sementara pada rakaat kedua kita disunahkan untuk bertakbir lima kali.
Memang takbir pada shalat Id ini hanya sunah. Meninggalkan takbir ini tidak
membatalkan shalat Id. Hanya saja menambah atau menguranginya bisa menjadi
makruh.
Tetapi orang yang terlanjur membaca Surat Al-Fatihah karena lupa atas takbir
sunah, lalu teringat takbir, tidak perlu meninggalkan bacaan Surat Al-Fatihahnya
untuk kembali takbir atau membatalkan shalatnya. Karena tanpa takbir sunah,
shalat Id-nya tetap sah.

Materi khutbah Sholat ied sesuai dengan PHI WM, mengenai Puasa dan Idul Fitri
Meneguhkan Spiritualitas Perilaku Utama. Pasca Ramadhan dan Idul Fitri umat
Muslim di negeri ini dapat menyebarkan energi positif  dalam membangun
keadaban diri dan lingkungan sosial yang serbautama. Bangunlah perilaku
individu dan sosial yang membuahkan kebaikan, kedamaian, permaafan,
ketulusan, solidaritas sosial, serta hubungan antarsesama yang saling menebarkan
adil dan ihsan.Dunia anak-anak dan perempuan tidak bebas dari ancamanosial.
Kekerasan dan kejahatan seksual terhadap anak dan perempuan berada pada fase
gawat darurat. Padahal anak adalah permata hati keluarga dan tunas generasi yang
akan menentukan nasib bangsa dan peradaban ke depan. Perempuan pun
merupakan pilar penting bangsa, yang semestinya memperoleh perlakuan yang
adil dan bermartabat sebagaimana Allah dan Rasul memuliakannya selaku insan
fi-ahsani at-taqwim.Dunia politik tidak jarang keras, menebar benih konflik, dan
berbagai transaksi curang yang mekanggar norma agama, moral, dan hukum.
Politik yang semestinya dibingkai moral dan agama menjadi serbaboleh hingga
menghalalkan segala cara. Karenanya pasca Ramadlan dan Idul Fitri perlu
dikembangkan keadaban perilaku dan relasi sosial yang serbautama, yang
membawa kebajikan hidup untuk diri dan lingkungannya. Keadaban yang berbasis
al-akhlaq al-karimah yang mengedepankan sikap hidup yang benar, baik, dan
patut serta menjauhi perilaku yang salah, buruk, dan tidak patut berdasarkan nilai-
nilai luhur agama dan kearifan budaya bangsa.

Dengan puasa dan idul fitri setiap muslim menjadi insan yang berislam atau
beragama secara bersih dan lurus, karena jiwanya sepenuhnya lurus bertauhid
kepada Allah dan ihsan kepada kemanusiaan. Karennya beragama atau berislam
pun dijalaninya dengan kesejatian, yakni menembus hakikat atau esensi dan tidak
berhenti pada kulit luar atau syariat belaka. Dengan kata lain terdaoat kesejalanan
antara syariat dan hakikat, antara rukun dan isi, serta antara hal yang semestinya
dan senyatanya. Jika setiap muslim menjalankan Islam dengan konsisten seperti
itu maka Islam akan terwujud sebagai pedoman hidup yang utuh dan menyeluruh
dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, dan kehidupan
semesta.Jika manusia itu bersih beragama dengan bersih  maka akan lurus
hidupnya semata karena Allah, serta  tidak akan bersekutu dengan apapun. Insan
yang beragama dengan bersih tidak mendewakan ego diri, kelompok, golongan,
dan segala atribut ananiyah lainnya.
Beragama yang fithri dan hanif itu harus konsisten antara kata dan perbuatan.
Manakala seorang muslim bersuara lantang mengajarkan kebenaran, kebaikan,
dan kepantasan maka dia praktikkan jalan hidup yang benar, baik, dan patut itu
dalam seluruh gerak lakunya. Agama benar-benar dijadikan rahmat bagi semesta,
termasuk bagi diri, keluarga, dan lingkungan terdekatnya. Beragama yang ikhlas
akan membebaskan diri dari sangkar-besi kejumudan, keangkuhan, nifaq,  dan
kenaifan.
C. Praktik Tata Cara khutbah idul fitri dan idul adha

Jika Imam telah selesai Shalat Ied, hendaknya naik mimbar,


lalu menghadapkan wajahnya ke khalayak manusia dan memberikan
salam. Apakah harus didahului dengan duduk sebelum khutbah.
Kemudian melakukan dua khutbah yang mana rukun-rukunnya juga sama
seperti rukun khutbah jumat, yang mana khatib hendaknya berdiri di
kedua khutbah tersebut disertai duduk di antaranya sebagaimana
khutbah jumat. Akan tetapi bedanya pada khutbah Ied boleh khutbah
dengan duduk meskipun khatib punya kekuatan untuk berdiri.

Kemudian dianjurkan pada pembukaan khutbah pertama bertakbir 9 kali


berturut-turut dan khutbah kedua tujuh kali.”

Khatib juga harus memperhatikan rukun-rukun selama khutbah Ied. Ada empat
rukun khutbah yang harus diperhatikan.
1) membaca shalawat atas Nabi Muhammad Saw. pada khutbah pertama
dan kedua. Membaca salawat tersebut harus menggunakan kalimat
shalla allahu ala muhammad shallahu alaihi wasallam.

2) memberikan wasiat agar bertakwa kepada Allah SWT.

3) Ketiga, membaca ayat Alquran pada salah satu khutbah namun


lebih utama melakukannya pada khutbah pertama

4) Keempat, hendaknya khatib mendoakan orang-orang mukmin dalam k


hutbah kedua.
BAB III
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah khutbah Ied dilakukan setelah
salat sholat ied, jhukum khutbah dalam shalat id adalah sunnah. Tempat
pelaksanaan sholat ied adalah tempat yang paling banyak menampung jamaa bisa
itu di Masjid ataupun ditanah lapang sesuai dengan keadaan. Jumlah takbir dalam
sholat ied adalah pada rakaat pertama kita disunahkan bertakbir sebanyak tujuh
kali setelah takbiratul ihram dan doa iftitah. Sementara pada rakaat kedua kita
disunahkan untuk bertakbir lima kali. Pelaksanaan khutbah, khatib naik
mimbar,memberikan salam khatib hendaknya berdiri di kedua khutbah tersebut
disertai duduk di antaranya Kemudian dianjurkan pada pembukaan khutbah
pertama bertakbir 9 kali berturut-turut dan khutbah kedua tujuh kali.

Anda mungkin juga menyukai