BLOK XII
KELOMPOK V
Dosen Pembimbing: dr. Vina Pramayastri
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario B Blok XII
Semester 4. Shalawat seiring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar
Muhammad SAW. beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir
zaman. Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, guna perbaikan
tugas-tugas selanjutnya.
Dalam penyelesaian tugas tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini kami sampaikan rasa hormat dan
terimakasih kepada :
1. dr. Vina Pramayastri
2. Semua pihak yang membantu penulis
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini
bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan.Semoga kita selalu dalam
lindungan Allah SWT.Aamiin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Sistem Endokrin adalah Blok ke XII pada semester 4 dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang. Pembelajaran blok ini sangat penting untuk
dipelajari dalam komponen pendidikan blok di Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial dengan judul “Berdebar di
Dada” studi kasus skenario B yang memaparkan kasus Ny. Raisa, 45 tahun,
datang ke poli umum RSMP dengan keluhan utama tangan sering gemetar dan
jantung berdebar-debar yang semakin bertambah sejak 1 minggu terakhir.
Keluhan ini disertai mudah lelah bila banyak beraktivitas, terkadang ada rasa
mengganjal saat menelan, keringat berlebihan, mata agak menonjol, mudah
merasa cemas dan mudah tersinggung sejak 2 bulan yang lalu. Ny. Raisa tidak
tahan pada cuaca panas dan nafsu makan pasien meningkat namun tidak
disertai peningkatan berat badan. Ny. Raisa merasakan adanya benjolan pada
leher bagian tengah agak ke bawah yang makin lama makin membesar sejak 1
tahun yang lalu. Benjolan tidak dirasakan nyeri seiring bertambah besarnya
benjolan.
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Pembimbing : dr. Vina Pramayastri
Moderator : Ahmad Winarto
Sekretaris Meja : Nabila Tahiyyah
Sekretaris Papan : Tasya Aulia Dita
Waktu pelaksanaan : Senin, 20 April 2020
Pukul 08:00
Peraturan :
1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.
2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen
3. Izin saat akan keluar ruangan
4. Dilarang meletakkan barang-barang yang mengganggu diatas meja selain
kamus Dorland dan Kamus Besar Bahasa Indonesia
c. Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan pada kasus
ini?
d. Apa saja etiologi dari tangan sering gemetar dan jantung berdebar-
debar?
Jantung berdebar
Sistem imun (autoimun) mengasilkan TSI (thyroid Stimulating
Hormon) TSI akan berikatan dengan reseptor membran yang sama
dengan reseptor TSH Sel folikel yang dirangsang oleh TSI akan
menghasilkan hormon throid (T3 dan T4) yang berlebihan kelenjar
tiroid hiperaktiv dan peningkatan sekresi hormon tiroid peningkatan
kepekaan sinap saraf simpatis di jantung jantung berdebar
(Sjamsuhidajat,2010)
Sjamsuhidajat & Jong WD., 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
2. Keluhan ini disertai mudah lelah bila banyak beraktivitas, terkadang ada
rasa mengganjal saat menelan, keringat berlebihan, mata agak menonjol,
mudah merasa cemas dan mudah tersinggung sejak 2 bulan yang lalu.
a. Apa makna keluhan ini disertai mudah lelah bila banyak
beraktivitas, terkadang ada rasa mengganjal saat menelan, keringat
berlebihan, mata agak menonjol, mudah merasa cemas dan mudah
tersinggung sejak 2 bulan yang lalu?
Keluhan tersebut menandakan adanya gangguan laju
metabolisme tubuh yang disebabkan oleh adanya peningkatan hormon
tiroid (hipertiroidisme) sebagaimana manifestasi klinis dari hipertiroid
adalah peningkatan frekuensi denyut jantung dan tremor, peningkatan
laju metabolisme badal sehingga tubuh mudah lelah dan banyak
berkeringat, mata melotot, peningkatan ukuran kelenjar tiroid yang
menekan esofagus sehingga menggal ketika menelan, mudah cemas dan
mudah tersinggung, 2 bulan menunjukan bahwa keluhan tersebut belum
terlalu lama dialami, dimana keluhan-keluhan pada hipertiroid dapat
berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa tahun.
(Price&Wilson, 2005)
Price, Sylvia.A&Wilson, L.M., 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi ke-6. Jakarta. EGC.
3. Ny. Raisa tidak tahan pada cuaca panas dan nafsu makan pasien
meningkat namun tidak disertai peningkatan berat badan
a. Apa makna Ny. Raisa tidak tahan pada cuaca panas dan nafsu
makan pasien meningkat namun tidak disertai peningkatan berat
badan?
b. Apa etiologi tidak tahan pada cuaca panas dan nafsu makan
meningkat namun tidak disertai peningkatan berat badan pada
kasus?
c. Apa hubungan Ny. Raisa tidak tahan pada cuaca panas dan nafsu
makan pasien meningkat namun tidak disertai peningkatan berat
badan dengan keluhan utama?
d. Apa kemungkinan penyakit dengan keluhan nafsu makan pasien
meningkat namun tidak disertai peningkatan berat badan?
e. Bagaimana patofisiologi nafsu makan pasien meningkat namun
tidak disertai peningkatan berat badan?
4. Ny. Raisa merasakan adanya benjolan pada leher bagian tengah agak ke
bawah yang makin lama makin membesar sejak 1 tahun yang lalu.
Benjolan tidak dirasakan nyeri seiring bertambah besarnya benjolan
a. Apa makna Ny. Raisa merasakan adanya benjolan pada leher
bagian tengah agak ke bawah yang makin lama makin membesar
sejak 1 tahun yang lalu?
Maknanya adalah terdapat pembesaran organ pada regio colli yaitu
kelenjar tiroid. Hal tersebut dilihat dari kelenjar tiroid yang berada
pada fasia colli media (pada bagian tengah) dan fasia pretrebalis.
Berada pada ruang yang sama dengan trakea, esofagus, pembuluh
darah besar. Berdasarkan lokasinya sesuai dengan letakyang
disebutkan pada kasus. Keluhan terjadi sejak 1 tahun yang lalu dan
membesar menunjukan perjalanan penyakit semakin parah dan dapat
disebabkan karena tidak ditatalaksanan secara komperhensif.
(Guyton&Hall. 2014)
Guyton, C.Arthur&Hall E John., 2014. Buku Ajar Fisiologi Keokteran Edisi ke-
12. Singapura: Saunders ElSevier.
5. Pemeriksaan fisik:
Kesadaran : kompos mentis, BB 47 kg, TB 165 cm
Tanda Vital : TD 130/80 mmHg, nadi 112x/menit, regular, pernapasan
22 x/menit, temp 37,0OC
Kepala : exopthalmus (+), lid retraction (+), lid lag (+), stelwag
sign (+), rosenbach sign (+), mobius sign (+), von grave
sign (+), joffroy sign (+)
Leher : JVP 5-2 mmH2O
Pemeriksaan khusus
Inspeksi : Tampak benjolan leher sebelah kanan dan kiri, bulat
seperti telur ayam, rata, ikut bergerak saat menelan, kulit
dalam batas normal (tidak ada tanda-tanda radang)
Palpasi : Massa kenyal padat ukuran 6 x 7 cm, permukaan rata,
fluktuasi (-), isthmus tidak teraba, mobile, tidak teraba
panas, benjolan teraba bergerak ketika diminta menelan.
Auskultasi : Bruit (+)
Thoraks
Jantung : Inspeksi: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba 2 jari lateral linea midclavicularis
sinistra
Perkusi : Batas jantung kiri 2 jari lateral linea midclavicularis
sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung normal, HR 112 x/menit, regular, bising (-)
Paru : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Kulit terlihat basah, teraba lembab, tremor (+), edema (-)
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik?
b. Bagimana mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan fisik?
c. Bagaimana cara pemeriksaan stelwag sign, rosenbach sign,
mobius sign, von grave sign, joffroy sign
2.7 Hipotesis
Ny. Raisa, 45 tahun, mengalami gemetar dan jantung berdebar, disertai
mudah lelah, mata menonjol, rasa mengganjal saat menelan, mudah cemas dan
mudah tersinggung karena kemungkinan mengalami hipertiroidsm ec struma
toksik
Faktor resiko: Umur
dan jenis kelamin
Gangguan autoimun