Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO B

BLOK XII

KELOMPOK V
Dosen Pembimbing: dr. Vina Pramayastri

Ahmad Winarto 702018032


Shabrina Ananda Heparrians 702015024
Tasya Aulia Dita 702018019
Rindi Amelia 702018023
Radicha Maurisha 702018027
Nabila Tahiyyah 702018035
Msy. Nabila Muthiaddinda 702018042
Rahmi Nurbadriya Ningsih 702018062
Dinda Nafatilana 702018068
M. Zulisandi Ghifari 702018094

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario B Blok XII
Semester 4. Shalawat seiring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar
Muhammad SAW. beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir
zaman. Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, guna perbaikan
tugas-tugas selanjutnya.
Dalam penyelesaian tugas tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini kami sampaikan rasa hormat dan
terimakasih kepada :
1. dr. Vina Pramayastri
2. Semua pihak yang membantu penulis
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini
bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan.Semoga kita selalu dalam
lindungan Allah SWT.Aamiin.

Palembang, April 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Sistem Endokrin adalah Blok ke XII pada semester 4 dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang. Pembelajaran blok ini sangat penting untuk
dipelajari dalam komponen pendidikan blok di Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial dengan judul “Berdebar di
Dada” studi kasus skenario B yang memaparkan kasus Ny. Raisa, 45 tahun,
datang ke poli umum RSMP dengan keluhan utama tangan sering gemetar dan
jantung berdebar-debar yang semakin bertambah sejak 1 minggu terakhir.
Keluhan ini disertai mudah lelah bila banyak beraktivitas, terkadang ada rasa
mengganjal saat menelan, keringat berlebihan, mata agak menonjol, mudah
merasa cemas dan mudah tersinggung sejak 2 bulan yang lalu. Ny. Raisa tidak
tahan pada cuaca panas dan nafsu makan pasien meningkat namun tidak
disertai peningkatan berat badan. Ny. Raisa merasakan adanya benjolan pada
leher bagian tengah agak ke bawah yang makin lama makin membesar sejak 1
tahun yang lalu. Benjolan tidak dirasakan nyeri seiring bertambah besarnya
benjolan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial skenario kali ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari
sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
4. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami materi baru yang telah
diajarkan pada proses belajar.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Pembimbing : dr. Vina Pramayastri
Moderator : Ahmad Winarto
Sekretaris Meja : Nabila Tahiyyah
Sekretaris Papan : Tasya Aulia Dita
Waktu pelaksanaan : Senin, 20 April 2020
Pukul 08:00

Peraturan :
1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.
2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen
3. Izin saat akan keluar ruangan
4. Dilarang meletakkan barang-barang yang mengganggu diatas meja selain
kamus Dorland dan Kamus Besar Bahasa Indonesia

2.2 Skenario Kasus


“Berdebar di dada”
Ny. Raisa, 45 tahun, datang ke poli umum RSMP dengan keluhan utama
tangan sering gemetar dan jantung berdebar-debar yang semakin bertambah sejak
1 minggu terakhir. Keluhan ini disertai mudah lelah bila banyak beraktivitas,
terkadang ada rasa mengganjal saat menelan, keringat berlebihan, mata agak
menonjol, mudah merasa cemas dan mudah tersinggung sejak 2 bulan yang lalu.
Ny. Raisa tidak tahan pada cuaca panas dan nafsu makan pasien meningkat namun
tidak disertai peningkatan berat badan. Ny. Raisa merasakan adanya benjolan
pada leher bagian tengah agak ke bawah yang makin lama makin membesar sejak
1 tahun yang lalu. Benjolan tidak dirasakan nyeri seiring bertambah besarnya
benjolan. Pemeriksaan fisik:
Kesadaran : kompos mentis, BB 47 kg, TB 165 cm
Tanda Vital : TD 130/80 mmHg, nadi 112x/menit, regular, pernapasan 22
x/menit, temp 37,0OC
Kepala : exopthalmus (+), lid retraction (+), lid lag (+), stelwag sign (+),
rosenbach sign (+), mobius sign (+), von grave sign (+), joffroy
sign (+)
Leher : JVP 5-2 mmH2O
Pemeriksaan khusus
Inspeksi : Tampak benjolan leher sebelah kanan dan kiri, bulat seperti telur
ayam, rata, ikut bergerak saat menelan, kulit dalam batas normal
(tidak ada tanda-tanda radang)
Palpasi : Massa kenyal padat ukuran 6 x 7 cm, permukaan rata, fluktuasi
(-), isthmus tidak teraba, mobile, tidak teraba panas, benjolan
teraba bergerak ketika diminta menelan.
Auskultasi : Bruit (+)
Thoraks :
Jantung : Inspeksi: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra
Perkusi : Batas jantung kiri 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung normal, HR 112 x/menit, regular, bising (-)
Paru : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Kulit terlihat basah, teraba lembab, tremor (+), edema (-)

2.3 Klarifikasi istilah


Tangan sering gemetar Tangan sering bergerak berulang-ulang
dengan cepat
Bruit Bunyi seperti tiupan pada aneurisma

Mobius sign Kelumpuhan wajah dan tidak dapat


menggerakan mata
Jantung berdebar-debar Kondisi ketika jantung berdenyut terlalu
cepat dan tidak beraturan
Exopthalmus Penonjolan abnormal bola mata.
Lid Lag Sign Kelopak mata atas berada di atas iris pada
saat gerak bola mata ke arah bawah
Stellwag sign Jarang berkedip
Von Graefe sign Palpebra mengikuti bulbus okuli waktu
melihat ke bawah
Lid Retraction Keadaan tertarik kembali kelopak mata

Rossenbach sign Tremor palpebra jika mata ditutup.


Joffroy sign Tidak bisa mengerutkan dahi ketika mata
melihat ke atas
Benjolan pada leher Pembesaran kelenjar tiroid menyebabkan
(goiter) pembengkakan dibagian depan leher
Tremor Getaran yang involunteer (tidak sadar).

2.4 Identifikasi Masalah


1. Ny. Raisa, 45 tahun, datang ke poli umum RSMP dengan keluhan utama
tangan sering gemetar dan jantung berdebar-debar yang semakin
bertambah sejak 1 minggu terakhir
2. Keluhan ini disertai mudah lelah bila banyak beraktivitas, terkadang ada
rasa mengganjal saat menelan, keringat berlebihan, mata agak menonjol,
mudah merasa cemas dan mudah tersinggung sejak 2 bulan yang lalu.
3. Ny. Raisa tidak tahan pada cuaca panas dan nafsu makan pasien
meningkat namun tidak disertai peningkatan berat badan
4. Ny. Raisa merasakan adanya benjolan pada leher bagian tengah agak ke
bawah yang makin lama makin membesar sejak 1 tahun yang lalu.
Benjolan tidak dirasakan nyeri seiring bertambah besarnya benjolan
5. Pemeriksaan fisik:
Kesadaran : kompos mentis, BB 47 kg, TB 165 cm
Tanda Vital : TD 130/80 mmHg, nadi 112x/menit, regular, pernapasan
22 x/menit, temp 37,0OC
Kepala : exopthalmus (+), lid retraction (+), lid lag (+), stelwag
sign (+), rosenbach sign (+), mobius sign (+), von grave
sign (+), joffroy sign (+)
Leher : JVP 5-2 mmH2O
Pemeriksaan khusus
Inspeksi : Tampak benjolan leher sebelah kanan dan kiri, bulat
seperti telur ayam, rata, ikut bergerak saat menelan, kulit
dalam batas normal (tidak ada tanda-tanda radang)
Palpasi : Massa kenyal padat ukuran 6 x 7 cm, permukaan rata,
fluktuasi (-), isthmus tidak teraba, mobile, tidak teraba
panas, benjolan teraba bergerak ketika diminta menelan.
Auskultasi : Bruit (+)
Thoraks
Jantung : Inspeksi: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba 2 jari lateral linea midclavicularis
sinistra
Perkusi : Batas jantung kiri 2 jari lateral linea midclavicularis
sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung normal, HR 112 x/menit, regular, bising (-)
Paru : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Kulit terlihat basah, teraba lembab, tremor (+), edema (-)

2.5 Prioritas Masalah


Identifikasi yang pertama karena merupakan keluhan utama yang membuat
Ny. Raisa datang ke RS dan apabila tidak ditatalaksana dengan baik akan
mengakibatkan komplikasi

2.6 Analisis Masalah


1. Ny. Raisa, 45 tahun, datang ke poli umum RSMP dengan keluhan utama
tangan sering gemetar dan jantung berdebar-debar yang semakin
bertambah sejak 1 minggu terakhir
a. Bagaimana anatomi dan fisiologi yang terkait pada kasus?
b. Apa makna Ny. Raisa, 45 tahun, datang ke poli umum RSMP
dengan keluhan utama tangan sering gemetar dan jantung berdebar-
debar yang semakin bertambah sejak 1 minggu terakhir?
Maknanya adalah menandakan bahwa terdapat gangguan pada
sistem metabolik Ny. Raisa yang terjadi karena adanya penigkatan basal
metabolic Rate (BMR) yang berefek pada saraf simpatis berupa
manisfesnya adalah jantung berdebar dan tremor (tangan gemeetar).
sistem metabolik mengalami gangguan karena aktivasi yang berlebihan
(hiperaktivasi) dari hormon tiroid pada sel target.
(Guyton&Hall. 2014)
Guyton, C.Arthur&Hall E John., 2014. Buku Ajar Fisiologi Keokteran Edisi ke-
12. Singapura: Saunders ElSevier.

c. Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan pada kasus
ini?
d. Apa saja etiologi dari tangan sering gemetar dan jantung berdebar-
debar?

e. Bagaimana patofisiologi dari tangan gemetar dan jantung berdebar-


debar pada kasus?
Tangan gemetar :
Sistem imun (autoimun) mengasilkan TSI (thyroid Stimulating
Hormon) TSI akan berikatan dengan reseptor membran yang sama
dengan reseptor TSH Sel folikel yang dirangsang oleh TSI akan
menghasilkan hormon throid (T3 dan T4) yang berlebihan kelenjar
tiroid hiperaktiv dan peningkatan sekresi hormon tiroid peningkatan
kepekaan sinap saraf yang mengandung tonus otot tangan gemetar.

Jantung berdebar
Sistem imun (autoimun) mengasilkan TSI (thyroid Stimulating
Hormon) TSI akan berikatan dengan reseptor membran yang sama
dengan reseptor TSH Sel folikel yang dirangsang oleh TSI akan
menghasilkan hormon throid (T3 dan T4) yang berlebihan kelenjar
tiroid hiperaktiv dan peningkatan sekresi hormon tiroid peningkatan
kepekaan sinap saraf simpatis di jantung jantung berdebar
(Sjamsuhidajat,2010)

Sjamsuhidajat & Jong WD., 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

2. Keluhan ini disertai mudah lelah bila banyak beraktivitas, terkadang ada
rasa mengganjal saat menelan, keringat berlebihan, mata agak menonjol,
mudah merasa cemas dan mudah tersinggung sejak 2 bulan yang lalu.
a. Apa makna keluhan ini disertai mudah lelah bila banyak
beraktivitas, terkadang ada rasa mengganjal saat menelan, keringat
berlebihan, mata agak menonjol, mudah merasa cemas dan mudah
tersinggung sejak 2 bulan yang lalu?
Keluhan tersebut menandakan adanya gangguan laju
metabolisme tubuh yang disebabkan oleh adanya peningkatan hormon
tiroid (hipertiroidisme) sebagaimana manifestasi klinis dari hipertiroid
adalah peningkatan frekuensi denyut jantung dan tremor, peningkatan
laju metabolisme badal sehingga tubuh mudah lelah dan banyak
berkeringat, mata melotot, peningkatan ukuran kelenjar tiroid yang
menekan esofagus sehingga menggal ketika menelan, mudah cemas dan
mudah tersinggung, 2 bulan menunjukan bahwa keluhan tersebut belum
terlalu lama dialami, dimana keluhan-keluhan pada hipertiroid dapat
berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa tahun.
(Price&Wilson, 2005)
Price, Sylvia.A&Wilson, L.M., 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi ke-6. Jakarta. EGC.

b. Apa hubungan keluhan utama dengan keluhan tambahan?


c. Apa etiologi mudah lelah bila banyak beraktivitas, terkadang ada
rasa mengganjal saat menelan, keringat berlebihan, mata agak
menonjol, mudah merasa cemas ?
d. Bagaimana patofisiologi dari mudah lelah bila banyak beraktivitas,
terkadang ada rasa mengganjal saat menelan, keringat berlebihan,
mata agak menonjol, mudah merasa cemas dan mudah tersinggung?
e. Apa kemungkinan penyakit dari keluhan utama dan tambahan?

3. Ny. Raisa tidak tahan pada cuaca panas dan nafsu makan pasien
meningkat namun tidak disertai peningkatan berat badan
a. Apa makna Ny. Raisa tidak tahan pada cuaca panas dan nafsu
makan pasien meningkat namun tidak disertai peningkatan berat
badan?
b. Apa etiologi tidak tahan pada cuaca panas dan nafsu makan
meningkat namun tidak disertai peningkatan berat badan pada
kasus?
c. Apa hubungan Ny. Raisa tidak tahan pada cuaca panas dan nafsu
makan pasien meningkat namun tidak disertai peningkatan berat
badan dengan keluhan utama?
d. Apa kemungkinan penyakit dengan keluhan nafsu makan pasien
meningkat namun tidak disertai peningkatan berat badan?
e. Bagaimana patofisiologi nafsu makan pasien meningkat namun
tidak disertai peningkatan berat badan?

4. Ny. Raisa merasakan adanya benjolan pada leher bagian tengah agak ke
bawah yang makin lama makin membesar sejak 1 tahun yang lalu.
Benjolan tidak dirasakan nyeri seiring bertambah besarnya benjolan
a. Apa makna Ny. Raisa merasakan adanya benjolan pada leher
bagian tengah agak ke bawah yang makin lama makin membesar
sejak 1 tahun yang lalu?
Maknanya adalah terdapat pembesaran organ pada regio colli yaitu
kelenjar tiroid. Hal tersebut dilihat dari kelenjar tiroid yang berada
pada fasia colli media (pada bagian tengah) dan fasia pretrebalis.
Berada pada ruang yang sama dengan trakea, esofagus, pembuluh
darah besar. Berdasarkan lokasinya sesuai dengan letakyang
disebutkan pada kasus. Keluhan terjadi sejak 1 tahun yang lalu dan
membesar menunjukan perjalanan penyakit semakin parah dan dapat
disebabkan karena tidak ditatalaksanan secara komperhensif.
(Guyton&Hall. 2014)

Guyton, C.Arthur&Hall E John., 2014. Buku Ajar Fisiologi Keokteran Edisi ke-
12. Singapura: Saunders ElSevier.

b. Apa saja etiologi dari keluhan tersebut?


c. Apa hubungan timbulnya benjolan dengan keluhan utama pada
kasus?
d. Apa makna benjolan tidak dirasakan nyeri seiring bertambah
besarnya benjolan?
e. Apa saja kemungkinan penyakit dengan keluhan benjolan pada
leher?
f. Bagaimana patofisiologi yang terkait pada kasus?

5. Pemeriksaan fisik:
Kesadaran : kompos mentis, BB 47 kg, TB 165 cm
Tanda Vital : TD 130/80 mmHg, nadi 112x/menit, regular, pernapasan
22 x/menit, temp 37,0OC
Kepala : exopthalmus (+), lid retraction (+), lid lag (+), stelwag
sign (+), rosenbach sign (+), mobius sign (+), von grave
sign (+), joffroy sign (+)
Leher : JVP 5-2 mmH2O
Pemeriksaan khusus
Inspeksi : Tampak benjolan leher sebelah kanan dan kiri, bulat
seperti telur ayam, rata, ikut bergerak saat menelan, kulit
dalam batas normal (tidak ada tanda-tanda radang)
Palpasi : Massa kenyal padat ukuran 6 x 7 cm, permukaan rata,
fluktuasi (-), isthmus tidak teraba, mobile, tidak teraba
panas, benjolan teraba bergerak ketika diminta menelan.
Auskultasi : Bruit (+)
Thoraks
Jantung : Inspeksi: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba 2 jari lateral linea midclavicularis
sinistra
Perkusi : Batas jantung kiri 2 jari lateral linea midclavicularis
sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung normal, HR 112 x/menit, regular, bising (-)
Paru : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Kulit terlihat basah, teraba lembab, tremor (+), edema (-)
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik?
b. Bagimana mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan fisik?
c. Bagaimana cara pemeriksaan stelwag sign, rosenbach sign,
mobius sign, von grave sign, joffroy sign

6. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus?


7. Apa diagnosis banding pada kasus?
8. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus?
9. Apa working diagnosis pada kasus?
a. Definisi
b. Epidemiologi
c. Etiologi
d. Faktor resiko
e. Patogenesis
f. Manifestasi klinis
10. Bagaimana tatalaksana pada kasus?
11. Apa saja komplikasi pada kasus?
12. Bagaimana prognosis pada kasus?
13. Bagaimana SKDU pada kasus?
14. Bagaimana NNI pada kasus

2.7 Hipotesis
Ny. Raisa, 45 tahun, mengalami gemetar dan jantung berdebar, disertai
mudah lelah, mata menonjol, rasa mengganjal saat menelan, mudah cemas dan
mudah tersinggung karena kemungkinan mengalami hipertiroidsm ec struma
toksik
Faktor resiko: Umur
dan jenis kelamin

Gangguan autoimun

Sekresi hormon tiroid


meningkat

2.8 Kerangka Konsep

Peningkatan hormon tiroid


Kelenjar tiroid hiperaktif
dalam darah

Sel-sel sekretori kelenjar


Tirotoksikosis
tiroid membesar
Struma Disfus toxic
Hipermetabolisme

Tangan Jantung Mata


bergetar berdebar menonjol

Pengeluaran Mudah cemas dan


keringat meningkat mudah tersinggung

Anda mungkin juga menyukai