Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. D

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Community Nursing Program 5

Disusun Oleh :

Lisdian Widowati 220110120088

Dede Nurhayati 220110130005

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2017

1
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTIKUM ..................................................................................... 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
1.1 Latar belakang ................................................................................................... 3
1.2 Tujuan ............................................................................................................... 4
1.3 Manfaat ............................................................................................................. 4
ISI ............................................................................................................................ 5
2.1 Pengkajian ......................................................................................................... 5
2.2 Perencanaan..................................................................................................... 18
2.3 Rencana Intervensi Keperawatan .................................................................... 19
2.4 Implementasi ................................................................................................... 20
2.5 Evaluasi ........................................................................................................... 22
PENUTUP ............................................................................................................. 23
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 23
3.2 Lesson learned ................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24
LAMPIRAN .......................................................................................................... 25

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Usia lanjut merupakan tahap akhir siklus kehidupan yang normal akan
dialami oleh setiap individu. Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang
mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa
dekade. Menurut WHO (1989), dikatakan usia lanjut tergantung dari konteks
kebutuhan yang tidak dipisah-pisahkan. Konteks kebutuhan tersebut dihubungkan
secara biologis, sosial, dan ekonomi dan dikatakan usia lanjut dimulai paling tidak
saat masa puber dan prosesnya berlansung sampai kehidupan dewasa (Depkes RI,
1999). Proses seorang individu menjadi usia lanjut biasa disebut dengan proses
penuaan.
Proses penuaan biasanya ditandai dengan penurunan fungsi fisik, psikologis,
maupun sosial, yang saling berinteraktif satu sama lain serta memiliki potensi
menimbulkannya masalah kesehatan jiwa, karena adanya perasaan tak berdaya.
Pada lansia terjadi tahapan-tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh
yang menyebabkan semakin rentannya lansia terkena berbagai penyakit dan
bahkan dapat menyebabkan kematian. Perubahan tersebut pada umunya
mengakibatkan kemunduran kesehatan baik fisik maupun psikologis yang akan
berpengaruh pada aspek sosial pada lansia (BKKBN, 2011). Semakin
bertambahnya usia maka lansia lebih rentan terhadap berbagai keluhan fisik, baik
karena faktor alamiah maupun faktor penyakit.
Masalah yang mungkin dan kerap terjadi pada lansia adalah menurunya
masa otot yang diakibatkan oleh proses degeneratif. Penurunann ini biasanya
ditandai dengan penurunan rentang gerak, kelambatan dalam memberikan rekasi,
dan penurunan dalam melakukan fungsinya misalnya perlambatan dalam merubah
posisi, dan berpindah. Dalam diagnosa keperawatan disebut dengan hambatan
mobilitas fisik yang disebabkan oleh proses degeneratif. Hambatan mobilitas fisik

3
pada lansia erat kaitanya dengan masalah keperawatan yaitu risiko jatuh. Sehingga
akan berbahaya bagi lansia dengan hambatan mobilitas fisik jika diabaikan.
Perlunya program untuk mengurangi gejala dari proses degeneratif tersebut
dengan harapan lansia dapat memenuhi kebtuhan dasarnya secara mandiri dan
tanpa risiko terjadinya kecelakaan.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Memberikan asuhan keperawatan yang holistik dengan memperhatikan proses


perubahan fungsional pada lansia.

1.2.2 Tujuan khusus

a. Membuat asuhan keperawatan gerontik pada Ny. D


b. Melakukan pengkajian fungsional baik dari aspek bio-psiko-sosio-spiritual
pada Ny. D
c. Merumuskan diagnosa keperawatan gerontik pada Ny D
d. Membuat intervensi keperawatan gerontik pada Ny. D sesuai dengan prioritas
masalah.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi pasien

Memberikan pemecahan masalah serta penyelesaianya sesuai dengan prosedur


asuhan keperawatan.

1.3.2 Bagi Mahasiswa

Memberikan pengalaman praktik dan wawasan serta kesempatan mengaplikasikan


ilmu yang telah didapatkan di kelas.

4
BAB II

ISI
2.1 Pengkajian

1. Identitas Klien
a. Nama : Ny. D
b. Umur : 95 tahun
c. Alamat : Dusun Kaum Kulot RT04/ RW 05
d. Jenis kelamin : Wanita
e. Suku : Sunda
f. Agama : Islam
g. Status Perkawinan : Janda
h. Tanggal Pengkajian : 28 April 2017
2. Status Kesehatan Saat ini
a. Keluhan utama
Klien mengeluh sering pusing dan lemas
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh sering pusing, lemas, dan lemah. Pusing timbul setiap hari,
dan berkurang jika makan atau minum obat.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat kesehatan di waktu lampau
d. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan keluarga tidak memiliki penyakit genetik seperti DM,
hipertensi, jantung dll.

3. Tinjauan Sistem
Keadaan Umum
Kesadaran : composmentis, bersih dan lemah
Tanda-tanda vital :
 Nadi : 100 x/menit
 Nafas : 18 x/ menit
 TD : 110/90 mmHg (duduk), 100/80 mmHg (tidur)

5
Kepala Tidak ada benjolan di kepala, tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri
tekan pada kepala. Rambut sudah beruban.
Mata Simetris, penglihatan klien masih baik. Seringkali tampak
mengeluarkan air mata.
Telinga Letak telinga simetris, bersih, sudah adanya penurunan fungsi
pendengaran.
Mulut & Mukosa mulut tidak kering, sebagian besar gigi klien sudah tanggal,
tenggorokan tidak terdapat luka, benjolan, tidak ada keluhan pada tenggorokan.
Sudah adanya penurunan kemampuan pengecapan rasa.
Leher Simetris, tidak ada benjolan dan nyeri, refleks menelan baik
Integumen Kulit berwarna sawo matang, kulit klien tampak keriput dan kering,
tidak terdapat lesi, dan tidak terdapat edema
Respirasi Bentuk hidung simetris, tidak terdapat pernafasan cuping hidung,
tidak ada hambatan pada jalan napas, tidak ada keluaran pada
hidung, bentuk dan pergerakkan dada simetris, RR 18 x/ menit,
perkusi dada timpani, bunyi nafas vesikuler, tidak terdapat bunyi
nafas tambahan seperti ronchi, wheezing, dan rales. Tidak ada batuk
atau pilek.
Kardiovaskular Tidak ada Riwayat penyaki hipertensi, konjungtiva tidak anemis,
tidak terdapat sianosis pada bibir, tidak terdapat peningkatan JVP,
CRT < 3 detik, nadi karotis teraba dengan irama teratur dan letak
simetris. Pada auskultasi jantung murni regular, tidak terdapat
murmur. TD 110/80 mmHg.
Gastrointestinal Sklera tidak ikterik, mukosa bibir lembab. Abdomen datar dan
lembut, perkusi abdomen normal, tidak ada nyeri tekan, bising usus
6 x/ menit. Anus dan rektal tidak terkaji.
Urinari Klien mengatakan masih mampu untuk menahan keinginan
berkemih dan buang air.
Muskuloskeletal Postur tubuh bungkuk (lordosis), rentang gerak pada ekstremitas atas
maupun bawah terbatas. Kekuatan otot masing masing 4 untuk
kedua eksteremitas atas, dan 3 untuk ekstremitas bawah.
Genitoreproduksi Tidak terkaji
Sist. Saraf Pusat Nervus I Klien masih dapat membedakan bau.
Nervus II Klien masih mampu melihat hanya terjadi sedikit
penurunan penglihatan.
Nervus III, Reflek pupil normal, mampu menggerakkan bola
IV, VI mata secara asimetris
Nervus V Refleks menelan (+)
Nervus VII Pergerakan otot wajah (+), wajah mulai sulit
berekspresi.
Nervus VIII Pendengaran (+), mulai berkurang secara progresif
Nervus IX, Pergerakan lidah (+)
X, XII
Nervus XI Kekuatan otot bahu (+)
Endokrin Tidak ada riwayat penyakit DM, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening.

6
4. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
a. Psikososial
Klien mampu bersosialisasi di keluarga namun untuk bersosialisasi
dengan orang lain di lingkungannya sudah berkurang karena keterbatasan
dalam berjalan. Klien kehilangan kemampuannya untuk mengenali wajah,
tempat dan objek yang sudah dikenalnya. Terjadi perubahan ringan dalam
pola berbicara; penderita menggunakan kata-kata yang lebih sederhana,
menggunakan kata-kata yang tidak tepat atau tidak mampu menemukan kata-
kata yang tepat.

Ketika klien ditanya tentang persiapan menghadapi kematian, klien


mengatakan sudah siap untuk menghadapi kematian, karena mengingat umur
klien sudah sepuh.

b. Identifikasi Masalah Emosional


Pertanyaan Tahap 1
 Apakah klien mengalami sukar tidur? Tidak
 Apakah klien sering merasa gelisah? Ya
 Apakah klien sering murung atau menangis sendiri? Ya
 Apakah klien sering was-was atau kuatir? Ya
Pertanyaan Tahap 2
 Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? Ya
 Ada masalah atau banyak pikiran? Ya
 Ada gangguan/masalah dengan keluarga lain? Tidak
 Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? Tidak
 Cenderung mengurung diri? Ya
Kesimpulan : masalah emosional (+)

c. Spiritual
Klien beragama islam, klien selalu melakukan shalat lima waktu di rumah.

7
5. Pengkajian Fungsional Klien
a. Katz Index Of Independence In Activities Of Daily Living
Activities Independence Dependence
Point (1 or 0) (1 Point) (0 Points)
NO supervision, direction or WITH supervision, direction,
personal assistance. personal assistance or total care.
BATHING (1 POINT) (0 POINTS)
Points: 1 Bathes self completely or Need help with
needs help in bathing only a single bathing more than one part of
part the
of the body such as the back, body, getting in or out of the tub
genital or
area or disabled extremity. shower. Requires total bathing
DRESSING (1 POINT) (0 POINTS)
Points: 1 Get clothes from closets Needs help with
and drawers and puts on clothes dressing self or needs to be
and completely dressed.
outer garments complete with
fasteners.
May have help tying shoes.
TOILETING (1 POINT) (0 POINTS)
Points: 1 Goes to toilet, gets on and Needs help
off, arranges clothes, cleans genital transferring to the toilet,
area cleaning
without help. self or uses bedpan or commode.
TRANSFERR (1 POINT) (0 POINTS)
ING Moves in and out of bed or Needs help in moving
Points: 0 chair unassisted. Mechanical from bed to chair or requires a
transfer complete transfer.
aids are acceptable
CONTINENC (1 POINT) (0 POINTS)
E Exercises complete self Is partially or totally
Points: 1 control over urinati incontinent of bowel or bladder
on and defecation.
FEEDING (1 POINT) (0 POINTS)
Points: 1 Gets food from plate into Needs partial or total
mouth without help. help with feeding or requires
Preparation of food parenteral feeding.
may be done by another person.

TOTAL POINTS : 5
Kesimpulan : Klien termasuk ke dalam kategori B yaitu mandiri kecuali satu
poin diatas yaitu berpindah.
b. Barthel Indeks

8
DENGAN
No KRITERIA MANDIRI KETERANGAN
BANTUAN
1. Makan 5 10 Frekuensi : 3 kali dalam sehari
Point : 10 Jumlah : sedang
Jenis : karbohidrat, protein,
sayuran (bentuk lunak )
2. Minum 5 10 Frekuensi : ± 6-8 kali dalam
Point : 10 sehari
Jumlah : ± 1-2 gelas sekali
minum
Jenis : air mineral
3. Berpindah dari kursi 5-10 15
roda ke tempat tidur,
sebaliknya
Point : 5
4. Personal toilet (cuci 0 5 Frekuensi : dua kali sehari
muka, menyisir
rambut, gosok gigi)
Point : 5
5. Keluar masuk toilet 5 10
(mencuci pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)
Point : 10
6. Mandi 5 15 Frekuensi : dua kali sehari
Point : 15
7. Jalan di permukaan 0 5
datar
Point : 0
8. Naik turun tangga 5 10
Point : 5
9. Mengenakan pakaian 5 10
Point : 10
10. Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi : 1-3 kali sehari
Point : 10 Konsistensi : normal, kadang
encer
11. Kontrol bladder 5 10 Frekuensi : sering
(BAK) Warna : jernih
Point : 10
12. Olah raga/latihan 5 10
Point : 5
13. Rekreasi/pemanfaatan 5 10 Jenis : menonton televisi,
waktu luang aktivitas bersama keluarga
Point : 5 Frekuensi : setiap hari, ± 1
minggu sekali
Keterangan :
1. 130 : mandiri

9
2. 65-125 : ketergantungan sebagian
3. 60 : ketergantungan total
Kesimpulan : klien ketergantungan sebagian dengan total skor 100

6. Pengkajian Stasus Mental Gerontik


a. Short Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)
BENAR SALAH NO PERTANYAAN
˅ 01 Tanggal berapa hari ini?
˅ 02 Hari apa sekarang ini?
˅ 03 Apa nama tempat ini?
˅ 04 Dimana alamat Anda?
˅ 05 Berapa umur Anda?
˅ 06 Kapan Anda lahir?
˅ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang?
˅ 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
˅ 09 Siapa nama Ibu Anda?
˅ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari
setiap angka baru, semua secara menurun.
Total skor : 0
Interpretasi hasil :
a. Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9-10 : Kerusakan intelektual berat

Kesimpulan : Klien memiliki kerusakan intelektual berat dengan menjawab


salah semua pertanyaan.

10
b. Mini Mental Status Exam (MMSE)
ASPEK NILAI NILAI
NO KRITERIA
KOGNITIF MAKS. KLIEN
1. Orientasi 5 0 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : salah
Musim : salah
Tanggal : salah
Hari : salah
Bulan : salah
Orientasi 5 0 Dimana kita sekarang berada?
Negara Indonesia : tidak tahu
Provinsi Jawa Barat : tidak tahu
Kabupaten Bandung : tidak tahu
Rancaekek : tidak tahu
2. Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek (oleh
pemeriksa) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing objek.
Kemudian tanyakan kepada klien
ketiga objek tadi. (untuk disebutkan)
 pulpen : benar
 kertas : benar
 baju : benar
3. Perhatian dan 5 0 Minta klien untuk memulai dari
kalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali/tingkat
 93 : salah
 86 : salah
 79 : salah
 72 : salah
 65 : salah
4. Mengingat 3 1 Minta klien untuk mengulangi ketiga
objek pada no 2 (registrasi) tadi. Bila
benar, 1 poin untuk masing-masing
objek.
5. Bahasa 9 7 Tunjukkan pada klien suatu benda
dan tanyakan namanya pada klien
 TV (1)
 Bantal (1)

Minta klien untuk mengulang kata


berikut : “tak ada jika, dan, atau

11
tetapi”.
Bila benar, nilai satu point
 Pertanyaan benar 2 buah : tak
ada, tetapi (1)

Minta klien untuk mengikuti


perintah berikut yang terdiri dari 3
langkah :
“Ambil kertas di tangan Anda, lipat
dua dan taruh di lantai”
 Ambil kertas di tangan Anda
(1)
 Lipat dua (1)
 Taruh di lantai (1)

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut (bila aktivitas sesuai perintah
nilai 1 point)
 “tutup mata Anda” (1)

Perintahkan pada klien untuk


menulis satu kalimat dan menyalin
gambar
 Tulis satu kalimat (0)
 Menyalin gambar (0)
TOTAL NILAI 11

Interpretasi hasil :
> 23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤ 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

Kesimpulan : Klien memiliki kerusakan aspek fungsi mental berat dengan


total skor 11.

12
7. Pengkajian Keseimbangan
Pengkajian keseimbangan dinilai dari dua komponen utama dalam bergerak, dari
kedua komponen tersebut dibagi dalam beberapa gerakan yang perlu diobservasi
oleh perawat.
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini :
NO KEGIATAN POIN
1. Bangun dari kursi (dimasukkan dalam analisis) 1
Tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan tetapi
usila mendorong tubuhnya ke tas dengan tangan atau bergerak ke
bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri
pertama kali.
2. Duduk ke kursi (dimasukkan dalam analisis) 1
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi
3. Menahan dorongan pada sternum (Pemeriksa mendorong sternum 1
sebanyak 3 kali dengan hati-hati)
Klien menggerakkan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki
tidak menyentuh sisi-sisinya
4. Mata tertutup 1
Lakukan pemeriksaan sama seperti di atas tapi klien disuruh
menutup mata
5. Perputaran leher 1
Menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk dukungan kaki :
Keluhan vertigo, pusing, atau keadaan tidak stabil.
6. Gerakan menggapai sesuatu 1
Tidak mampu menggapai sesuatu dengan bahu fleksi sepenuhnya
sementara berdiri pada ujung jari-jari kaki, tidak stabil memegang
sesuatu untuk dukungan
7. Membungkuk 1
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek kecil
(misalnya pulpen) dari lantai, memegang objek untuk bisa berdiri
lagi, dan memerlukan usaha-usaha yang keras untuk bangun.

13
KOMPONEN GAYA BERJALAN ATAU PERGERAKAN

Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini, atau beri
nilai 1 jika klien menunjukkan salah satu dari kondisi di bawah ini:

NO. KEGIATAN POIN


1. Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan. 1
(Ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk dukungan)
2. Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat melangkah) 1
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau
menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (>5 cm)
3. Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping 0
klien)
Setelah langkah-langkah awal menjadi tidak konsisten, memulai
mengangkat satu kaki sementara kali yang lain menyentuh lantai
4. Kesimetrisan langkah (lebih baik diobservasi dari samping klien) 0
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi
5. Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari 1
samping klien)
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi
6. Berbalik 1
Berhenti sebelum bebalik, jalan sempoyongan, bergoyangm
memegang objek untuk dukungan

Interpretasi hasil :
Jumlahkan semua nilai yang diperoleh klien, kemudian interpretasikan sebagai
berikut
0-5 resiko jatuh rendah
6-10 resiko jatuh sedang
11-15 resiko jatuh tinggi

Kesimpulan: Klien memiliki resiko jatuh tinggi dengan jumlah skor 11

14
8. Pengkajian Demensia
Kuesioner EDQ
Kuesioner ini adalah tentang status demensia pada bapak/Ibu. Silakan pilih
salah satu dari empat pilihan (tidak pernah, jarang, sering, selalu) yang bapak/Ibu
rasakan sejak dua tahun yang lalu khususnya dalam seminggu ini. Silakan
contreng (√) pada pernyataan yang anda pilih.

Tidak pernah : Jika sama sekali tidak pernah mengalami


Jarang : Jika dalam 1 minggu mengalami 2-3 hari
Sering : Jika dalam 1 minggu mengalami 4-6 hari
Selalu : Jika dalam 1 pekan mengalami setiap hari

No Pernyataan Tidak Jarang Sering Selalu


pernah
1. Saya memerlukan catatan
sebagai bantuan untuk √
mengingat
2. Saya kesulitan dalam mengingat
kejadian-kejadian yang
berlangsung 1 minggu yang lalu √
(Daya ingat yang baru terjadi)
3. Saya tidak dapat menemukan
barang yang disimpan √

4. Saya kesulitan dalam mengingat


nama atau wajah orang yang √
saya kenal
5. Saya kesulitan dalam mengingat
arah jalan yang biasa saya lewati √

6. Saya kesulitan dalam mengikuti


percakapan √

7. Saya kesulitan dalam memahami


bacaan √

8. Saya kesulitan dalam mengikuti


cerita dalam televisi √

9 Saya mengulang - ulang


pertanyaan √

10. Saya kesulitan melaksanakan


kegiatan harian, pekerjaan atau √
hobi
11. Saya kesulitan dalam menjaga √

15
kebersihan pribadi dan
menggunakan toilet
12. Saya merasakan gangguan
pergerakan (kelelahan fisik) √

13. Saya menanggapi rangsangan


luar dengan tidak baik (misal
telepon berbunyi, pintu rumah √
diketuk-anda bereaksi marah)
14. Saya terpengaruh terhadap
peristiwa yang menyedihkan
atau menyenangkan, meskipun

telah terjadi lama (contoh:
kematian anggota keluarga atau
teman)
15. Saya merasa apatis atau tidak
ada gairah atau tidak tertarik √
dengan keadaan disekeliling
16. Saya mencari dukungan dari

pasangan atau keluarga
17. Saya mengalami gangguan ritme
(rutinitas) pada malam hari √

18. Saya mengalami kelelahan/



kegelisahan pada malam hari
19. Saya mengalami kebingungan
setelah pindah rumah atau di √
lingkungan baru
20. Orang lain menyadari perubahan
perilaku dan penampilan pada √
diri saya

9. Pengkajian Indikasi Kekerasan pada Lansia


HWLEK

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah bapak/ ibu mempunyai seseorang yang



menemani, mengantar bepergian, dan periksa ke dokter?

2 Apakah bapak/ ibu memiliki tanggungjawab membantu



seseorang?

3 Apakah bapak/ibu merasa sering sedih atau kesepian? √

4 Apakah bapak/ ibu membuat keputusan sendiri tentang √

16
kehidupan yang bapak/ ibu jalani?

5 Apakah bapak/ibu merasa tidak nyaman dengan



seseorang dalam keluarga?

6 Apakah bapak/ ibu dapat minum obat dan berjalan-jalan



sendiri?

7 Apakah bapak/ ibu merasa tidak diinginkan oleh orang



sekitar?

8 Apakah dalam keluarga ada anggota keluarga yang



berprilaku kasar kepada bapak/ ibu?

9 Apakah ada anggota keluarga yang memperlakukan


bapak/ibu seperti orang sakit dan harus berada di tempat √
tidur walaupun sebenarnya bapak/ ibu merasa sehat?

10 Adakah seseorang yang memaksa bapak/ibu melakukan


sesuatu yang sebenarnya tidak ingin dilakukan oleh √
bapak/ibu?

11 Adakah seseorang yang mengambil barang milik bapak/



ibu tanpa izin?

12 Apakah bapak/ibu mempercayai sebagian besar orang



yang ada dalam keluarga bapak/ibu?

13 Apakah ada yang mengatakan pada bapak/ibu bahwa



bapak/ibu menyebabkan banyak masalah buat keluarga?

14 Apakah bapak/ibu mempunyai kesempatan untuk



melakukan kegiatan pribadi?

15 Apakah ada orang yang mencoba untuk melukai atau



berbuat kasar pada bapak/ibu akhir-akhir ini?

Sumber: Modifikasi dari Neale, A. V., Hwalek, M. A., Scott, R. O., & Stahl, C.
(1991). Validation of the Hwalek- Sengstock elder abuse screening test.

17
2.2 Perencanaan

Analisa Data

Masalah
Data Etiologi
Keperawatan
DO: Penurunan kekuatan Hambatan mobilitas
Nadi :100 x/menit kendali atau massa fisik
Nafas : 18 x/ menit otot akibat proses
TD : degeneratif.
110/90mmHg(duduk),
100/80mmHg (tidur)
Klien terlihat lemas, lemah dan
lesu.
Ketidakstabilan postur tubuh
(bungkuk), perubahan gaya
berjalan, berpindah dengan
bantuan orang lain,
Risiko jatuh tinggi dengan skor
11.

Diagnosis Keperawatan

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan Penurunan kekuatan kendali atau


massa otot akibat proses degeneratif ditandai dengan:

- Klien terlihat, lemas, lemah dan lesu


- Ketidakstabilan postur tubuh (bungkuk)
- Perubahan gaya berjalan
- Berpindah dengan bantuan orang lain
- Risiko jatuh tinggi dengan skor 11.

18
2.3 Rencana Intervensi Keperawatan

Tujuan : Kemperlihatkan kemampuan peningkatan mobilitas

Intervensi Rasional
Pasien:
- Mengajarkan teknik berpindah - Posisi berpindah yang benar
sesuai ergonomi meminimalisir cedera
- Mengajarkan posisioning (tidur, - Posisioning untuk memastikan
duduk, berdiri). oksigenasi normal, dan mencegah
adanya dekubitus, kontraktur,
penekanan lama pada bagian tubuh
tertentu.
- Mengajarkan penggunaan alat - Penggunaan alat bantu yang benar akan
bantu berpindah. efektif dalam proses mobilisasi.
- Melakukan ROM Pasif 1 x 15 - ROM dapat melancarkan peredaran
menit sehari. darah dan mencegah kontraktur.
Keluarga
- Advokasi pengadaan alat bantu - Modifikasi lingkungan dapat membantu
jalan dan modifikasi lingkungan: klien dalam mobilisasi dan mencegah
 Pembuatan pegangan untuk risiko jatuh.
jalan
 Usahakan lantai tidak licin/
penggunaan alas kaki anti
selip
 Penerangan rumah
ditingkatkan
 Dekatkan benda-benda yang
dibutuhkan klien
- Mengajari ROM - Mengajarkan Rom pada keluarga untuk
maintenance intervensi
- Penkes: penyebab kemungkinan
“risiko jatuh”, pencegahan “ risiko
jatuh”

19
2.4 Implementasi

Diagnosis
Tanggal Tujuan Khusus Implementasi
Keperawatan
16/05/2017 Hambatan mobilitas - Setelah dilakukan a. Mengajarkan kepada klien
kunjungan ke
fisik berhubungan terkait teknik berpindah
rumah 3 kali dan
dengan penurunan mengajarkan cara sesuai ergonomi,
berpindah,
kekuatan kendali atau positioning dan
positioning
massa otot akibat penggunaan alat penggunaan alat bantu
bantu berpindah
proses degeneratif berpindah secara baik dan
diharapkan klien
ditandai dengan: mampu benar.
mempraktikan.
- Klien terlihat, lemas,
lemah dan lesu
- Ketidakstabilan postur
tubuh (bungkuk)
- Perubahan gaya
- Setelah dilakukan b.Mengajarkan kepada
berjalan
kunjungan rumah 3
- Berpindah dengan keluarga cara melakukan
kali dan
bantuan orang lain
mengajarkan ROM ROM pasif.
- Risiko jatuh tinggi
pasif diharapkan
dengan skor 11. keluarga mampu
membimbing klien
untuk melakukan
ROM pasif.

- Setelah dilakukan
kunjungan rumah 3 c. Melakukan advokasi
kali dan
kepada keluarga terkait
mengadvokasi
keluarga terkait pengadaan alat bantu
pengadaan alat
berjalan dan modifikasi
bantu berjalan dan
modifikasi lingkungan seperti
lingkungan
- Pembuatan pegangan
diharapkan
keluarga dapat untuk jalan
memenuhi hal
- Usahakan lantai tidak
yang disarankan.
licin/ penggunaan alas

20
kaki anti selip
- Penerangan rumah
ditingkatkan
- Dekatkan benda-benda
yang dibutuhkan klien

21
2.5 Evaluasi

Tanggal Diagnosis Keperawatan Catatan Perkembangan TTD


1.
16/05/2017 DX I S: klien mengatakan sudah memahami
tentang cara berpindah sesuai ergonomi,
positioning dan penggunaan alat bantu
berpindah secara baik dan benar.
O: klien dapat mempraktikan cara
berpindah sesuai ergonomi, positioning
dan penggunaan alat bantu berpindah
secara baik dan benar.
A: tujuan tercapai
P: lanjutkan intervensi
- Ajarkan teknik berpindah sesuai
ergonomi
- Ajarkan posisioning (tidur, duduk,
berdiri).
- Ajarkan penggunaan alat bantu
berpindah.

2.
S: keluarga mengatakan sudah
memahami tentang cara melakukan
ROM pasif
O: keluarga dapat menyebutkan dan
mempraktikan gerakan ROM pasif
A: tujuan tercapai sebagian
P: lanjutkan intervensi
- Anjurkan keluarga mendampingi
klien saat melakukan ROM pasif
3.
S: keluarga mengatakan akan membuat
pegangan untuk membantu klien dalam
berjalan, mengusahakan lantai tidak licin
dan penerangan diperbaiki
O: -
A: tujuan tercapai sebagain
P: -

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Usia lanjut merupakan tahap akhir siklus kehidupan yang normal akan
dialami oleh setiap individu. Dalam hal ini proses penuaan biasanya ditandai
dengan penurunan fungsi fisik, psikologis, maupun sosial, yang saling
berinteraktif satu sama lain serta memiliki potensi menimbulkannya masalah
kesehatan jiwa, karena adanya perasaan tak berdaya. Salah satu bentuk penurunan
fungsi yang cukup signifikan yaitu penurunan masa otot yang mengakibatkan
hambatan mobilitas fisik pada lansia. Hal ini mengakibatkan lansia akan
mengalami hambatan dalam melakukan aktifitas sehari-hari dan beresiko jatuh.
Salah satu cara untuk mengatasi hal ini berdasarkan asuhan keperawatan adalah
latihan ROM, modifikasi lingkungan dan pendidikan kesehatan kepada keluarga
untuk memberi dukungan baik berupa fasilitas, bantuan secara langsung, maupun
moril.

3.2 Lesson learned

Project paper ini memberikan kesempatan penulis untuk mendalami mata


kuliah CNP 5 bidang gerontik dari sisi lapangan yang cukup komplikatif.
Pelajaran yang penulis dapatkan sangat subyektif, namun secara umum project
paper ini memberikan pengalaman yang luar biasa dimana terdapat perpaduan
antara teori kelas, dan kondisi di lapangan. Penyusunan asuhan keperawatan
secara langsung pada pasien juga memberikan pengalaman baru bagi penulis,
sehingga memberikan gambaran keperawatan pada lansia secara nyata.

23
DAFTAR PUSTAKA

Br Sitepu, Sry O & Iwan R. 2012. Pengetahuan dan Sikap Keluarga tentang
Pencegahan Kejadian Jatuh pada Lansia di Kelurahan Pahlawab Binjai.
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.
Desiane H. U, Hermina dkk. 2016. Latihan Range of Motion Berpengaruh
terhadap Mobilitas Fisik pada Lansia di Balai Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Unit Abiyoso Yogyakarta. Universitas Respati Yogyakarta.
Kurniawan H, Arie & Suratini. 2015. Hubungan Penataan Lingkungan Rumah
terhadap Risiko Jatuh pada Lansia di Desa Karangwuni Wates Kulon
Progo. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Aisyiah Yogyakarta.
Widodo, Agus & Ika Sihjayadi. 2015. Pengaruh Free Active Exercise terhadap
Peningkatan Range of Motion (ROM) Sendi Lutut Usia Lanjut. Fisioterapi
Universitas Muhamadiyah Surakarta.

24
LAMPIRAN

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

LATIHAN FISIK RENTANG GERAK/RANGE OF MOTION (ROM)


PASIF

Pokok bahasan : Latihan fisik rentang derak/ Range Of Motion (ROM)


Sub Pokok bahasan : Mengajarkan latihan fisik rentang gerak kepada keluarga Ny.
D untuk diaplikasikan kepada Ny. D yang mengalami
hambatan mobilisasi fisik.
Hari dan Tanggal : Selasa, 16 Mei 2017
Waktu : Jam 11.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. D di Dusun Kaum Kulot RT04/ RW 05
Rancaekek
Sasaran : Ny. D dan keluarga.
Penyuluh : Dede Nurhayati & Dian Widowati

A. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai latihan ROM pasif diharapkan Ny.A dan
keluarga memahami mengenai latihan rentang gerak.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit Ny. D dan keluarga dapat :
a. menyebutkan pengertian latihan rentang gerak/ ROM.
b. menyebutkan tujuan dan manfaat latihan rentang gerak/ ROM.
c. menyebutkan gerakan-gerakan pada latihan rentang gerak/ ROM pasif.
d. mampu mendemonstrasikan dan menerapkan gerakan latihan rentang gerak
ROM pasif pada Ny. D

25
B. ALOKASI WAKTU : ( 30 menit )
No Komunikator Komunikan Waktu
1 Pre Interaksi Menjawab salam
Memberi salam dan memperkenalkan 5 menit
diri
2 Menjelaskan tujuan penyuluhan dan Mendengarkan
tema penyuluhan
3 Isi Mendengarkan
Menjelaskan materi penyuluhan
mengenai latihan ROM pasif dan
gerakan-gerakan yang harus
15 menit
dilakukan dalam latihan fisik.
4 Memberikan kesempatan kepada Mengajukan
komunikan untuk bertanya tentang pertanyaan
materi yang disampaikan
5 Penutup Menjawab
Memberikan pertanyaan akhir 5 menit
sebagai evaluasi
6 Menyimpulkan bersama-sama hasil Mendengarkan
kegiatan penyuluhan
5 menit
7 Menutup penyuluhan dan Menjawab salam
mengucapkan salam

C. STRATEGI PENGAJARAN
1. Demontrasi
2. Diskusi
3. Tanya jawab

D. MEDIA PENGAJARAN
Leaflet latihan rentang gerak/ range of motion (ROM).
E. EVALUASI
1. Evaluasi proses pengamatan selama penyuluhan
2. Hasil Evaluasi formatif cara lisan/sering.

26
Lampiran
(Materi Penyuluhan)

A. Pengertian Latihan Fisik Rentang Gerak/ Range Of Motion (ROM)


Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan
persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot
(Potter & Perry, 2006). ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang
(pasien) dengan menggunakan energi sendiri.

B. Tujuan dan Manfaat Latihan Rentang Gerak/ ROM


Adapun tujuan dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot.
2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan.
3. Mencegah kekakuan pada sendi.
4. Merangsang sirkulasi darah.
5. Mencegah.kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur.

Manfaat dari ROM (Range Of Motion), yaitu :


a. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan
pergerakan.
b. Mengkaji tulang, sendi, dan otot.
c. Mencegah terjadinya kekakuan sendi.
d. Memperlancar sirkulasi darah.
e. Memperbaiki tonus otot.
f. Meningkatkan mobilisasi sendi.
g. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan.

C. Gerakan dalam Pelaksanaan Latihan Rentang Gerak/ Range Of Motion


(ROM)

Ada berbagai macam gerakan ROM, yaitu :


a. Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.

b. Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.

27
c. Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.

d. Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.

e. Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.

f. Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.

g. Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak


membentuk sudut persendian.

h. Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak


membentuk sudut persendian.

i. Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak


ke bawah.

j. Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak


ke atas.

k. Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada
tangan yang sama.
Gerak sendi Derajat rentang normal
Leher, Spina, Serfikal
Fleksi : menggerakkan dagu menempel ke dada. 45°
Ekstensi: mengembalikan kepala ke posisi tegak. 45°
Hiperektensi: menekuk kepala ke belakang sejauh 40-45°
mungkin.
Fleksi lateral: memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh 40-45°
mungkin kearah setiap bahu.
Rotasi: memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan 180°
sirkuler.
Bahu
Fleksi: menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke 180°
depan ke posisi di atas kepala.
Ekstensi: mengembalikan lengan ke posisi di samping 180°

28
tubuh.
Hiperektensi: menggerakkan lengan kebelakang tubuh,
siku tetap lurus. 45-60°
Abduksi: menaikan lengan ke posisi samping di atas
kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala. 180°
Adduksi: menurunkan lengan ke samping dan menyilang
tubuh sejauh mungkin. 320°
Rotasi dalam: dengan siku pleksi, memutar bahu dengan
menggerakan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam 90°
dan ke belakang.
Rotasi luar: dengan siku fleksi, menggerakan lengan
sampai ibu jari ke atas dan samping kepala. 90°
Sirkumduksi: menggerakan lengan dengan lingkaran
penuh. -
Siku
Ektensi: meluruskan siku dengan menurunkan tangan.
Fleksi :Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak 150°
ke depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu. 150°
Pinggul
Fleksi: menggerakkan tungkai ke depan
90-120°
dan keatas.
Ekstensi: menggerakan kembali ke samping tungkai yang 90-120°
lain.
Hiperekstensi: mengerakan tungkai ke belakang tubuh. 30-50°
Abduksi: menggerakan tungkai ke samping menjauhi 30-50°
tubuh,
Adduksi : menggerakan tungkai kembali ke posisi media 30-50°
dan melebihi jika mungkin.
Rotasi dalam: memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai 90°
lain.
Rotasi luar: memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai 90°
lain.

29
Sirkumduksi: menggerakan tungkai melingkar -
Lutut
Fleksi: mengerakan tumit ke arah belakang paha. 120-130°
Ekstensi: mengembalikan tungkai kelantai. 120-130°
Kaki
Inversi: memutar telapak kaki ke samping dalam. 10°
Eversi: memutar telapak kaki ke samping luar. 10°

30
Penyuluhan ROM pada Ny. D dan keluarga

Intervensi pada keluarga

31

Anda mungkin juga menyukai