Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Kesalahan dalam memutuskan suatu tindakan, hampir terjadi di setiap proses


pelayanan di rumah sakit (RS), tanpa kecuali pelayanan asuhan gizi rawat inap.
Dampak dari kesalahan pada asuhan gizi yang ditimbulkan seperti rasa tidak nyaman,
berisiko ringan atau hampir tidak berarti secara klinis. Namun tidak sedikit pula yang
dapat menimbulkan resiko berat, yang berdampak memberi ancaman terhadap
peningkatan angka kesakitan, memperburuk keadaan, lama sembuh, biaya
pengobatan meningkat, bahkan kematian. Faktor petugas (manusia) paling banyak
menjadi penyebab langsung terjadinya kesalahan, tetapi bukan merupakan akar
masalah, organisasi dan kondisi lingkungan pekerjaan merupakan faktor-faktor yang
turut menyumbang terjadinya kesalahan. Tujuan: Mengidentifikasi terjadinya error
dan mengidentifikasi faktor–faktor yang mempengaruhi terjadinya error pada asuhan
gizi pasien rawat inap di RSUD dr.R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Metode:
Penelitian ini dilakukan dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data diawali
dari observasi tindakan asuhan gizi di ruang rawat inap. Selanjutnya dilakukan
wawancara mendalam,dan diskusi kelompok terarah. Hasil dan pembahasan:
Tindakan asuhan gizi yang paling banyak tidak dilakukan, diantaranya adalah
penentuan diit awal oleh dokter sebesar 88,7%, tindakan monitoring dan evaluasi
sebesar 71,3%, menghitung kebutuhan gizi sebesar 39,3% dan pengukuran
antropometri sebesar 35,3%. Sedangkan tindakan pemberian makan ke pasien yang
paling banyak tidak dilakukan, diantaranya adalah penandatanganan pemesanan
blangko diit oleh perawat sebesar 72%, dan tindakan memberi informasi asupan
makan pasien dari pramusaji ke ahli gizi sebesar 58,3%. Adapun faktor yang
mempengaruhi terjadinya error pada asuhan gizi rawat inap dari faktor petugas terjadi
karena ketidaktaatan terhadap SOP yang ada ( melakukan pelanggaran) pada ahli gizi,
sedangkan pada petugas pramusaji error terjadi karena ketidakfahaman petugas
terhadap SOP yang ada. Pada faktor organisasi tidak adanya penempatan struktur
organisasi yang jelas dan minimnya sosialisasi SOP pada petugas pramusaji. Faktor
kondisi kerja, pada petugas ahli gizi dan pramusaji adalah lemahnya supervisi
terhadap kinerja petugas berimplikasi pada lemahnya penegakan SOP.
BAB II
KASUS DAN ANALISIS
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD Fakfak, dapat di simpulkan
beberapa masalah ahli gizi dalam instansi tersebut yaitu,
1. Berdasarkan hasil observasi dan penilaian enumerator pada makan pagi sebanyak
11 orang (11,3%) yang sesuai dengan diet, yang tidak sesuai dengan diet pada
makan pagi sebanyak 86 (88,7%), untuk makan siang yang sesuai diet sebanyak 15
orang (15,5%), yang tidak sesuai diet pada makan siang sebanyak 82 orang
(84,5%) dan makan sore yang sesuai diet sebanyak 19 (19,6%), tidak sesuai diet
sebanyak 78 orang (80,4%). Hal ini membuktikan bahwa makan pagi yang
tertinggi tidak tepat diet karena pola menu yang diterapkan oleh RSUD Fakfak
belum sesuai dengan standar pelayanan minimal gizi rumah sakit.
2. Ketidaktepatan waktu pemberian pada pasien.
Penyediaan makanan kepada pasien harus selalu dilakukan tepat waktu sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Berdasarkan Menkes nomor 129 tahun 2008,
ketepatan waktu pemberian diet kepada pasien haruslah memenuhi standar ≥ 90%.
3. Sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien
Sisa makanan terjadi karena makanan yang disajikan tidak habis dikonsumsi.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya sisa makanan dapat berupa faktor yang
berasal dalam diri pasien (faktor internal), faktor dari luar pasien (faktor eksternal)
serta faktor lain yang mendukung (Almatsier, dkk, 2004)
a. Faktor Internal yaitu faktor yang berasal dari pasien yang meliputi :

 Psikologis. Faktor psikologis merupakan rasa tidak senang, rasa takut

karena sakit dan ketidakbebasan karena penyakitnya sehingga

menimbulkan rasa putus asa. Manifestasi rasa putus asa tersebut sering

berupa hilangnya nafsu makan sehingga penderita tersebut tidak dapat

menghabiskan makanan yang disajikan.


 Kebiasaan Makan. Kebiasaan makan pasien dapat mempengaruhi pasien

dalam menghabiskan makanan yang disajikan. Bila kebiasaan makan

sesuai dengan makanan yang disajikan baik dalam susunan menu maupun

besar porsi, maka pasien cenderung dapat menghabiskan makanan yang

disajikan. Sebaliknya bila tidak sesuai dengan kebiasaan makan pasien,

maka akan dibutuhkan waktu untuk penyesuaian

 Kebosanan. Rasa bosan biasanya timbul bila pasien mengkonsumsi

makanan yang kurang bervariasi sehingga sudah hafal dengan jenis

makanan yang disajikan. Rasa bosan juga dapat timbul bila suasana

lingkungan pada waktu makan tidak berubah. Untuk mengurangi rasa

bosan tersebut selain meningkatkan variasi menu juga perlu adanya

perubahan suasana lingkungan pada waktu makan.

b. Faktor eksternal yang mempengaruhi terjadinya sisa makanan meliputi :

 Penampilan Makanan. Penampilan makanan terdiri dari warna makanan,

tekstur makanan, dan besar porsi.

 Rasa Makanan. Rasa makanan dipengaruhi oleh suhu dari setiap jenis

hidangan yang disajikan, rasa dari setiap jenis hidangan yang disajikan dan

keempukan serta tingkat kematangan.

 Faktor Lain. Faktor lain yang dapat menyebabkan sisa makanan antara

lain penampilan alat makan, sikap petugas pengantar makanan. Cara

penyajian merupakan faktor yang perlu mendapat perhatian dalam


mempertahankan penampilan dari makanan yang disajikan. Penyajian

makanan berkaitan dengan peralatan yang digunakan, serta sikap petugas

yang menyajikan makanan termasuk kebersihan peralatan makan maupun

kebersihan petugas yang menyajikan makanan.

4. Faktor lainnya menurut survei asuhan gizi pasien rawat inap di daerah Jawa tengah

Tindakan asuhan gizi yang paling banyak tidak dilakukan yaitu, Penentuan diet
awal oleh dokter sebesar 88,7%, tindakan monitoring dan evaluasi sebesar 71,3%,
menghitung kebutuhan gizi sebesar 39,3% dan pengukuran antropometri sebesar
35,3%. Sedangkan tindakan pemberian makan ke pasien yang paling banyak tidak
dilakukan, diantaranya adalah penandatanganan pemesanan blangko diet oleh
perawat sebesar 72%, dan tindakan memberi informasi asupan makan pasien dari
pramusaji ke ahli gizi sebesar 58,3%. Adapun faktor yang mempengaruhi
terjadinya error pada asuhan gizi rawat inap dari faktor petugas terjadi karena
ketidaktaatan terhadap SOP yang ada ( melakukan pelanggaran) pada ahli gizi,
sedangkan pada petugas pramusaji error terjadi karena ketidakpahaman petugas
terhadap SOP yang ada. Pada faktor organisasi tidak adanya penempatan struktur
organisasi yang jelas dan minimnya sosialisasi SOP pada petugas pramusaji.
Faktor kondisi kerja, pada petugas ahli gizi dan pramusaji adalah lemahnya
supervisi terhadap kinerja petugas berimplikasi pada lemahnya penegakan SOP.
Analisis
Menurut kasus diatas seharusnya para ahli gizi yang berada di instalasi tersebut
harus memenuhi UU NO. 36 Tahun 2014 seperti berikut ,
1. Pasal 26 (1) Tenaga Kesehatan yang telah ditempatkan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan wajib melaksanakan tugas sesuai dengan Kompetensi dan
kewenangannya.
2. Pasal 57 huruf b : memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari
Penerima Pelayanan Kesehatan atau keluarganya.
3. Pasal 58 (1) Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik wajib :
a. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Profesi, Standar
Pelayanan Profesi, Standar Prosedur operasional, dan etika profesi serta
kebutuhan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan.
BAB III
PENUTUP

Sebagai seorang ahli gizi setidaknya harus memerhatikan bagimana kondisi


pasien, sehingga dalam pemberian makanan kepada pasien tersebut bisa dialkukan
dengan baik. Dalam penyajian makanan pun harus dipertimbangkan oleh para ahli
gizi melalui dari penampilan dari makanan tersebut sehinga nafsu makan dari pasien
tersebut meningkat sehingga tidak ada makanan sisa dari pasien ataupun makanan
yang belum dimakan oleh pasien. Dalam pemberian makanan kepada pasien haruslah
sesuai dengan waktu yang seharusnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?act=view&buku_id=64278&mod=penelitia
n_detail&sub=PenelitianDetail&typ=html
UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai