Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP FUNGSI

KOGNITIF PADA LANSIA DI RT 03 RW 01 KELURAHAN TANDES


SURABAYA
Yuliati, Nur Hidaayah

1. Definisi
Senam otak atau lebih dikenal dengan Brain Gym adalah gerakan-gerakan
ringan dengan permainan melalui olah tangan dan kaki dapat memberikan
rangsangan atau stimulus pada otak. Gerakan yang menghasilkan stimulus
itulah yang dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan menunda
penuaan dini dalam arti menunda pikun atau perasaan kesepian yang
biasanya menghantui para manula (Gunadi, 2009).

2. Pembahasan
 Fungsi Kognitif Sebelum (Pre Test) Diberiakn Senam Otak Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa fungsi kognitif sebelum diberikan
senam otak sebagian besar (66,7%) memiliki gangguan fungsi kognitif
sedang, dan hampir setengahnya (33,3%) mengalami gangguan fungsi
kognitif berat. Dari hasil persentase tes kuesioner MMSE (pretest)
didapatkan bahwa responden paling banyak mengalami kemunduran
daya ingat misalnya menyebutkan nama benda yang telah disebutkan
sebelumnya. Menurtut Nugroho (2008) ciri gangguan fungsi kogntif
sedang (awal) diantaranya kesulitan dalam berbahasa, mengalami
kemunduran daya ingat, disorientasi waktu dan tempat dan sangat
mudah lupa, terutama untuk peristiwa yang baru dari nama orang.
Berdasarkan tes kuesioner MMSE (pre test) didapatkan lansia banyak
mengalami kemunduran daya ingat. Pelupa merupakan tanda awal
gangguan fungsi kognitif ringan, pelupa dalam hal ini melebihi pelupa
yang kadang-kadang terjadi dan normal yang dialami sebagai bagian
proses penuaan. Selain itu usia juga dapat mempengaruhi fungsi
kognitif. Berdasarkan hasil penelitian dari 6 responden sebagian besar
(66,7%) berumur 60-69 tahun. Pada lanjut usia akan sering muncul
keluhan semakin pelupa. Kondisi semakin menjadi pelupa ini selain
akibat proses penuaan sel-sel otak, juga dapat disebabkan karena
berkurangnya pasokan gizi melalui makanan untuk otak (Program
Pendidikan Dokter Spesialis Neurologis, 2008) menyatakan bahwa
usia mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang dimana semakin
bertambahnya usia akan menimbulkan variatif pada kemampuan
fungsi kognitifnya pada setiap individu tidak sama.
 Fungsi Kognitif Setelah (Post Test) Diberiakan Senam Otak Fungsi
kognitif pada lansia di RT 03 RW 01 Kelurahan Tandes Surabaya
sesudah diberikan senam otak mengalami peningkatan. Berdasarkan
hasil penelitian bahwa sesudah diberikan senam otak dari 6 resonden
sebagian besar (66,7%) responden tidak ada gangguan fungsi kognitif
dan hampir setengahnya (33,3%) mengalami gangguan fungsi kognitif
sedang. Penurunan jumlah persentase responden dengan gangguan
fungsi kognitif sedang dan peningkatan fungsi kognitif dalam batas
tidak ada gangguan kognitif (normal) membuktikan bahwa apabila
senam otak dilakukan secara rutin minimal 1 hari 1 kali melakukan
senam otak dapat melawan proses penuaan pada 93 Jurnal Ilmiah
Kesehatan, Vol. 10, No. 1, Februari 2017, hal 88-95 otak dan dapat
menghambat proses penurunan fungsi kognitif. Senam otak dapat
meningkatkan daya ingat responden, hal ini terbukti dengan
peningkatan persentase tes ingatan pada tes MMSE.

3. Intervensi
 Hasil peneltian menunjukkan bahwa senam otak mampu
meningkatkan fungsi kognitif pada lansia dibandingkan sebelum
diberikan senam otak. Melalui gerakangerakan permainan olah
tangan dan kaki yang mengahasilkan stimulus itulah yang dapat
meningkatkan fungsi kognitif. Menurut Dennison (2009) bahwa
senam otak (brain gym) adalah serangkaian gerak sederhana yang
menyenangkan bisa digunakan dari berbagai usia dan
gerakangerakan pada brain gym dapat memberikan rangsangan
atau stimulus pada otak. Gerakan yang menghasilkan stimulus
itulah yang dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan
menunda penuaan dini dalam arti menunda pikun atau perasaan
kesepian yang biasanya menghantui para manula (Gunadi, 2009).
Berdasarkan hasil.
 Tindakan :
- Nugroho (2008) menyatakan apabila aktivitas fisik seperti
senam otak dilakukan secara rutin dapat menghambat
penurunan fungsi kognitif. Gerakan sederhana dalam senam
otak yang mengahasilkan stimulus itulah yang dapat
meningkatkan daya ingat dan menunda penuaan dini dalam arti
menunda pikun atau perasaan kesepian yang biasanya
menghantui para manula.
Hubungan Nyeri Kepala Primer dengan Kualitas Hidup pada Remaja Usia 10-12
Tahun di Sekolah Dasar Negeri 077 Sejahtera Bandung

1. Definisi
Nyeri kepala adalah gangguan neurologis dengan penyebab yang
bervariasi dan disebabkan oleh kelainan primer maupun sekunder. Nyeri
kepala primer adalah nyeri kepala tanpa adanya gangguan pada struktur di
kepala dan bukan sebagai gejala dari penyakit lain.

2. Pembahasan
Subjek penelitian yang berusia 10-12 tahun yang didasarkan usia remaja
pada fase awal tahapan perkembangan dengan ditandai percepatan fisik,
mental, emosional dan sosial. Pada usia remaja awal (10-14 tahun),
keluhan penyakit yang dirasa sudah dapat dikomunikasikan dengan baik.
Pada penelitian ini sebagian besar usia subjek kelompok nyeri kepala
primer adalah 11 tahun (64,8%) siswa laki-laki (70,4%).
Studi yang dilakukan Sophie dkk di Boston, Amerika Serikat pada 358
anak dan remaja yang menderita nyeri kepala migren, dikatakan frekuensi
nyeri kepala migren pada anak kurang dari 12 tahun sama proporsinya
antara laki-laki dan perempuan, sedangkan pada usia lebih dari 12 tahun,
perempuan lebih cenderung mengalami nyeri kepala migren.9 Sensitivitas
hormonal dianggap sebagai dasar penyebab untuk nyeri kepala migren
terkait menstruasi.

3. Intervensi
Nilai kualitas hidup yang rendah pada remaja usia 10-12 tahun dengan
nyeri kepala primer pada semua subdimensi; fungsi fisik, fungsi emosi,
fungsi sosial dan fungsi sekolah akan menjadi pertimbangan klinisi dalam
menghadapi masalah nyeri kepala primer pada anak terutama deteksi dini
yang dapat dilanjutkan dengan tindakan preventif, promotif selain kuratif
dan rehabilitatif. Hal ini dapat berguna dalam menurunkan prevalensi
nyeri kepala primer dan meningkatkan kualitas hidup dari remaja.
Gambaran fungsi kognitif penderita parkinson di Poliklinik Saraf RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

1. Definisi
Penyakit Parkinson adalah suatu kelainan fungsi otak yang secara
patologik ditandai oleh degenerasi sel-sel saraf dalam otak yang
disebut ganglia basal, hilangnya pigmentasi di substansia nigra, adanya
inklusi sitoplasmik yang disebut Lewy bodies, serta penurunan
dopamin di substansia nigra pars kompakta (SNC) dan korpus
striatum.1 Penyakit Parkinson biasanya muncul pada usia 40-70, rata-
rata diatas usia 55 tahun dan jarang di bawah usia 30 tahun atau setelah
usia 80 tahun.2 Lebih sering ditemukan pada laki-laki dibandingkan
perempuan dengan rasio 3:2.

2. Pembahasan
kan bahwa pasien laki-laki lebih banyak menderita Parkinson
dibandingkan dengan perempuan. Hasil penelitian ini juga sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh. Silitonga9 bahwa laki-laki
(51,6%) lebih banyak menderita Parkinson dibandingkan perempuan
(48,4%). 9 Hasil pemeriksaan fungsi kognitif menggunakan MMSE
(Tabel 2) mendapatkan 16,1% pasien lakilaki penderita Parkinson
mengalami penurunan fungsi kognitif. Berdasarkan pemeriksaan
menggunakan Moca Ina (Tabel 3) penurunan fungsi kognitif lebih
banyak didapatkan pada pasien laki-laki yaitu sebanyak 48,4%. Dari
kedua hasil ini didapatkan bahwa pemeriksaan MoCA Ina lebih dapat
menunjukkan gambaran penurunan fungsi kognitif penderita Parkinson
sehingga terlihat laki-laki penderita Parkinson lebih banyak mengalami
penurunan fungsi kognitif dibandingkan dengan perempuan.
Berdasarkan usia pada penelitian ini dibagi atas 4 kelompok yaitu 50-
60, 61-70, 71-80, dan >80 tahun. Kelompok usia yang paling banyak
menderita Parkinson yaitu pada 60-71 tahun. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Trisnadewi2 di Poliklinik Neurologi
RSUD Wangaya Denpasar selama bulan April-Juni 2014 pada 44
pasien bahwa penderita Parkinson paling banyak dialami oleh pasien
berusia >60 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit Parkinson
menyerang lebih banyak pada orang dengan usia lebih dari 60 tahun.
3. Intervensi
Salah satu proses memori ialah retrival yang merupakan kemampuan
untuk menyusun kembali dan mengeluarkan berbagai informasi yang
telah tersimpan sebagai memori. Proses retrival terdiri atas recall yaitu
kemampuan menggambarkan suatu informasi dengan kata-kata sendiri
secara bebas. Penderita yang mengalami gangguan pada memori, lebih
khususnya pada bagian recall tidak mampu mengulang 5 kata yang
telah diucapkan sebelumnya seperti wajah, sutera, masjid, anggrek,
merah. Hal ini menunjukkan bahwa pada penyakit Parkinson memori
verbal lebih berpengaruh daripada memori visual.

Anda mungkin juga menyukai