Anda di halaman 1dari 58

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

R
Nomor 44 P/HUM/2019

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
Memeriksa dan mengadili perkara permohonan keberatan hak uji materiil
terhadap ketentuan Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan Umum

do
gu Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan
Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih

In
A
dalam Pemilihan Umum, pada tingkat pertama dan terakhir telah
memutuskan sebagai berikut, dalam perkara:
ah

lik
1. RACHMAWATI SOEKARNOPUTRI, kewarganegaraan
Indonesia, tempat tinggal di Jalan Jati Padang Raya
Nomor 54A Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pekerjaan
am

ub
Wiraswasta;
2. ASRIL HAMZAH TANJUNG, kewarganegaraan
ep
k

Indonesia, tempat tinggal di Jatibening Estate C2


Nomor 8 RT. 05 RW. 013, Kelurahan Jatibening,
ah

R
Kecamatan Pondok Gede, pekerjaan Pensiunan;

si
3. DAHLIA, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal

ne
ng

di KP. Lio RT. 03 RW. 019 Kelurahan Depok,


Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, pekerjaan
Karyawan Swasta;

do
gu

4. RISTIYANTO, kewarganegaraan Indonesia, tempat


tinggal di Jalan Bunga Rampai VIII/7/79, Kelurahan
In
A

Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur,


pekerjaan Karyawan Swasta;
ah

lik

5. MUHAMMAD SYAMSUL, kewarganegaraan Indonesia,


tempat tinggal di Jalan Pajaga III, Nomor 90, Kelurahan
Mekar Jaya, Kecamatan Sukma Jaya, Kota Depok,
m

ub

pekerjaan Karyawan Swasta;


ka

6. PUTUT RIYADI WIBOWO, kewarganegaraan


ep

Indonesia, tempat tinggal di Gudang Peluru Blok A-


ah

Halaman 1 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
17, Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta

si
Selatan, pekerjaan Wiraswasta;
7. EKO SANTJOJO, kewarganegaraan Indonesia,

ne
ng
tempat tinggal di Perum Jaka Setia Jalan Nusa Indah
RT. 02 RW. 02, Kelurahan Jaka Setia, Kecamatan

do
gu Bekasi Selatan, Kota Bekasi, pekerjaan Wiraswasta;
8. HASBIL MUSTAQIM LUBIS, kewarganegaraan
Indonesia, tempat tinggal di Kp. Setu RT. 015 RW.

In
A
004 Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Kota
Tangerang Selatan, pekerjaan Wiraswasta;
ah

lik
Selanjutnya memberi kuasa kepada M. Taufiqurrahman,
S.H., dan kawan-kawan, Para Advokat pada kantor
am

ub
Baladhika Indonesia Jaya yang beralamat di Jalan
Jatipadang Raya Nomor 54 A, Pasar Minggu, Jakarta
Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 9 Mei
ep
k

2019;
ah

Selanjutnya disebut sebagai Para Pemohon;


R

si
melawan:
KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

ne
ng

tempat kedudukan di Jalan Imam Bonjol Nomor 29


Jakarta 10310;

do
gu

Selanjutnya disebut sebagai Termohon;


Mahkamah Agung tersebut;
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
In
A

DUDUK PERKARA
Menimbang, bahwa Para Pemohon dengan surat permohonannya
ah

lik

tertanggal 13 Mei 2019, yang diterima di Kepaniteraan Mahkamah Agung


pada Tanggal 14 Mei 2019, dan diregister dengan Nomor 44 P/HUM/2019,
m

ub

telah mengajukan permohonan keberatan hak uji materiil terhadap ketentuan


Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia
ka

Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih,


ep
ah

Halaman 2 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan

si
Umum, dengan dalil-dalil yang pada pokoknya sebagai berikut:
I. Latar Belakang

ne
ng
Bahwa Pemilu merupakan amanat konstitusi yang merupakan
manifestasi kedaulatan rakyat Indonesia dalam menciptakan cita-cita

do
gu nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945. Dalam pelaksanaan Pemilu rakyat Indonesia perlu
mendapat jaminan bahwa penyelenggaran Pemilu berpedoman pada

In
A
Asas Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil sebagai
perwujudan negara yang demokratis dan berintegritas. Bahwa untuk
ah

lik
mencapai perwujudan negara demokratis dan berintegritas dalam
pelaksanaan Pemilu perlu adanya kepastian hukum, melalui
am

ub
Pembentukan Peraturan perundang-undangan yang merepresentasikan
kepentingan rakyat Indonesia secara umum dan sedapat mungkin
Peraturan Perundangan yang dibentuk tidak ada pihak yang merasa
ep
k

dirugikan;
ah

Bahwa norma yang termaktub dalam Pasal 416 Undang-Undang Nomor


R

si
7 Tahun 2017 tentang Pemilhan umum merupakan penjabaran ulang
terhadap norma yang terkandung didalam Pasal 6A ayat 3 Undang-

ne
ng

Undang Dasar 1945, sehingga Komisi Pemilihan Umum Republik


Indonesia dalam penyelenggaraan Pemilu 2019 bersandar pada

do
gu

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu;


Bahwa pembentukan peraturan perundang-undangan yang berada di
bawah Undang-Undang saat ini in casu Peraturan Komisi Pemilihan
In
A

Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan


Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon
ah

lik

Terpilih dalam Pemilihan Umum bertentangan dengan Undang-Undang


Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dan Undang-undang
m

ub

Dasar 1945. Di dalam Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan


Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan
ka

Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon


ep

Terpilih dalam Pemilihan Umum memuat Ketentuan tentang Penetepan


ah

Halaman 3 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden terpilih berdasarkan suara

si
terbanyak;
Bahwa proses pembentukan dan penetapan Peraturan Komisi Pemilihan

ne
ng
Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan
Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon

do
gu Terpilih dalam Pemilu telah dilakukan dengan menambah norma baru;
Bahwa ketentuan yang dimaksud Pemohon dalam Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang

In
A
Penetapan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan
Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum, Pasal 3 ayat (7) yang berbunyi:
ah

lik
“Dalam hal hanya terdapat 2 (dua) Pasangan Calon dalam Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden, KPU menetapkan Pasangan Calon yang
am

ub
memperoleh suara terbanyak sebagai Pasangan Calon terpilih.”
Bahwa keberatan Pemohon dalam UJI MATERIIL terhadap ketentuan a
quo yang menurut Pemohon bertentangan dengan Peraturan
ep
k

Perundang-undangan yang lebih tinggi yakni ketentuan dalam Pasal 416


ah

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;


R

si
Bahwa terhadap pemberlakuan Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang

ne
ng

Penetapan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan


Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum bertentangan dengan kaidah

do
gu

hukum pembentukan perturan perundang-udangan yaitu asas Lex


superior derogat legi inferior adalah asas penafsiran hukum yang
menyatakan bahwa hukum yang tinggi (lex superior) mengesampingkan
In
A

hukum yang rendah (lex inferior);


II. Kedudukan Dan Kepentingan Hukum (Legal Standing)
ah

lik

1. Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka (4) PERMA Nomor 01 Tahun


2004 juncto PERMA Nomor 01 Tahun 2011 tentang Hak Uji Materiil
m

ub

dinyatakan Pemohon Keberatan adalah kelompok masyarakat atau


perorangan yang mengajukan permohonan keberatan kepada
ka

Mahkamah Agung atas berlakunya suatu peraturan perundang-


ep

undangan tingkat yang lebih rendah dari Undang- Undang;


ah

Halaman 4 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 31 A ayat (1), ayat (2), ayat

si
(3) dan ayat (4), Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985

ne
ng
tentang Mahkamah Agung, menyatakan sebagai berikut:
1) Permohonan pengujian peraturan perundang-undangan di bawah

do
gu undang-undang dilakukan langsung oleh Pemohon atau kuasanya
kepada Mahkamah Agung dan dibuat secara tertulis dalam Bahasa
Indonesia”;

In
A
2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
dilakukan oleh pihak yang menganggap haknya dirugikan oleh
ah

lik
berlakunya peraturan perundang-undangan di bawah undang-
undang, yaitu:
am

ub
a) Perorangan warga negara Indonesia;
b) Kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
ep
k

Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam Undang-


ah

undang; atau
R

si
c) Badan hukum publik atau badan hukum privat”;
3. Bahwa Pemohon dalam Permohonan ini bertindak selaku Warga

ne
ng

Masyarakat Indonesia yang terdaftar dalam DPT (Daftar Pemilih


Tetap) pada Pemilu 2019 yang dibuktikan dengan KTP yang

do
gu

mempunyai hak Konstitusional dalam penyelenggaraan Negara


termasuk namun tidak terbatas pada partisipasi dalam
Penyelenggaraan Pemilu 2019;
In
A

4. Bahwa Pemohon dalam hal ini sebagai rakyat Indonesia yang


merasa dirugikan atas pemberlakukan ketentuan Pasal 3 ayat (7)
ah

lik

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5


Tahun 2019 tentang Penetapan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan
m

ub

Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih. Karena dengan diberlakukan


Pasal Aquo membuka kemungkinan Presiden dan Wakil Presiden
ka

yang terpilih tidak memiliki akseptabilitas dan tidak


ep

merepresentasikan harapan rakyat Indonesia di 34 Provinsi yang


ah

Halaman 5 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tersebar di Negara Kesatuan Republik Indonesia;

si
5. Bahwa apabila melihat kondisi Demografis Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang merupakan Negara kepulauan, yang terbagi

ne
ng
dari 34 Provinsi dengan populasi penduduk kurang lebih 200 Juta
Jiwa, yang dimana sebaran populasi penduduk setiap provinsinya

do
gu tidak proporsional. Sebut saja Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur,
Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten memiliki Populasi hampir 50%
(lima puluh persen) dari total populasi penduduk Indonesia. Sehingga

In
A
dimungkinkan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden terpilih
apabila hanya didukung penuh oleh Provinsi-provinsi yang memiliki
ah

lik
populasi penduduk yang berjumlah besar saja, maka keterpilihannya
tidak merepresentasikan keseluruhan provinsi yang ada di Indonesia;
am

ub
6. Berdasarkan ketentuan a quo maka Pemohon telah memiliki
Kedudukan Hukum (Legal Standing) untuk dapat mengajukan
Keberatan terhadap ketentuan Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi
ep
k

Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang


ah

Penetapan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan


R

si
Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum;
III. Kewenangan Mahkamah Agung Republik Indonesia untuk Melakukan Uji

ne
ng

Materiil terhadap Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia


Nomor 5 Tahun 2019;

do
gu

1. Bahwa Pemohon mengajukan permohonan Uji Materiil agar


Mahkamah Agung RI berkenan untuk melakukan pengujian terhadap
peraturan perundang-undangan yang hirarki/kedudukannya di bawah
In
A

undang-undang, yaitu: Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 20


Tahun 2018, khususnya terhadap Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi
ah

lik

Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang


Penetapan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi” bertentangan
m

ub

dengan Pasal 416 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang


Pemilihan Umum;
ka

2. Bahwa adanya kewenangan Mahkamah Agung Republik Indonesia


ep

untuk melakukan Hak Uji Materiil diatur berdasarkan ketentuan Pasal


ah

Halaman 6 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
24 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 beserta Amandemen I

si
sampai dengan IV (selanjutnya disebut UUD 1945) yang menyatakan:
”Kekuasaan dan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah

ne
ng
Agung dan Badan Peradilan yang di bawahnya dalam lingkungan
Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan

do
gu Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi”;
3. Selanjutnya dalam Pasal 24 A ayat (1) UUD 1945 menyatakan:

In
A
“Mahkamah Agung berwenang mengadili pada Tingkat Kasasi,
menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang
ah

lik
terhadap undang-undang dan mempunyai wewenang lainnya yang
diberikan oleh undang-undang”;
am

ub
4. Bahwa kewenangan tersebut kemudian dijabarkan dan diatur kembali
berdasarkan ketentuan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 48 Tahun
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman yang menyatakan: “Kekuasaan
ep
k

dan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan Badan


ah

Peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan Peradilan


R

si
Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer,
lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara dan oleh sebuah

ne
ng

Mahkamah Konstitusi”;
7. Selanjutnya dalam Pasal 20 ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor

do
gu

48 Tahun 2009 disebutkan: “Mahkamah Agung berwenang menguji


peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap
undang-undang”;
In
A

Sedangkan pada Pasal 20 ayat (3) disebutkan: “Putusan mengenai


tidak sahnya peraturan perundang-undangan sebagai hasil pengujian
ah

lik

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diambil baik


berhubungan dengan pemeriksaan pada Tingkat Kasasi maupun
m

ub

berdasarkan permohonan langsung pada Mahkamah Agung”;


8. Bahwa adanya kewenangan Mahkamah Agung tersebut, selain diatur
ka

dalam Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan


ep

Kehakiman, juga secara spesifik kewenangan a quo diatur


ah

Halaman 7 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berdasarkan ketentuan Pasal 31 Undang-Undang Nomor 5 Tahun

si
2004 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1985 tentang Mahkamah Agung juncto Undang-Undang Nomor 3

ne
ng
Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor
14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung yang menyebutkan antara

do
gu lain:
a. Mahkamah Agung mempunyai kewenangan menguji peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap

In
A
undang-undang;
b. Mahkamah Agung menyatakan tidak sah peraturan perundang-
ah

lik
undangan di bawah undang-undang atas alasan bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau
am

ub
pembentukannya tidak memenuhi ketentuan yang berlaku;
c. Putusan mengenai tidak sahnya peraturan perundang-undangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diambil baik
ep
k

berhubungan dengan pemeriksaan pada Tingkat Kasasi maupun


ah

berdasarkan permohonan langsung pada Mahkamah Agung;


R

si
d. Peraturan perundang-undangan yang dinyatakan tidak sah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak mempunyai kekuatan

ne
ng

hukum mengikat”;
9. Bahwa kedudukan/hirarki setiap jenis atau bentuk peraturan

do
gu

perundang-undangan sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (1)


Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Undang-Undang Nomor 12 Tahun
In
A

2011) yang mengatur kedudukan/hirarki peraturan perundang-


undangan ditentukan sebagai berikut:
ah

lik

“Jenis dan hirarki peraturan perundang-undangan terdiri atas:


a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
m

ub

b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;


c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
ka

Undang;
ep

d. Peraturan Pemerintah;
ah

Halaman 8 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
e. Peraturan Presiden;

si
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota”;

ne
ng
Selanjutnya dalam ayat (2) dinyatakan:
“Kekuatan hukum peraturan perundang-undangan sesuai dengan

do
gu hirarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1)”;
10. Berdasarkan seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang
telah disampaikan sebagaimana tersebut di atas, Mahkamah Agung

In
A
Republik Indonesia berwenang untuk memeriksa dan memutus
Permohonan Uji Materiil terhadap Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi
ah

lik
Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang
Penetapan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi. dan dan
am

ub
Penetapan Calon Terpilih, dalam Pemilihan Umum, mengingat
permohonan a quo diajukan sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam PERMA Nomor 01 Tahun 2011, maka Permohonan
ep
k

Uji Materiil terhadap Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan


ah

Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan


R

si
Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi dan Penetapan
Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum, yang diajukan oleh Pemohon

ne
ng

ini sepatutnya diterima oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia;


1. Pokok Permohonan;

do
gu

Bahwa Pemohon akan menyampaikan pokok-pokok keberatannya


terhadap pemberlakuan Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Penetapan
In
A

Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi dan Penetapan


Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum;
ah

lik

A. Materi Muatan PKPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan


Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi dan Penetapan
m

ub

Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum, Bertentangan dengan Peraturan


yang Lebih Tinggi.
ka

11. Bahwa ketentuan dalam Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi


ep

Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 Tentang


ah

Halaman 9 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi

si
dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum telah
melanggar dan bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 7

ne
ng
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;
12. Bahwa Komisi Pemilihan Umum melalui Pasal 3 ayat (7) Peraturan

do
gu Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019
Tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan
Perolehan Kursi dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan

In
A
Umum, yang berbunyi:
“Dalam hal hanya terdapat 2 (dua) Pasangan Calon dalam Pemilu
ah

lik
Presiden dan Wakil Presiden, KPU menetapkan Pasangan Calon
yang memperoleh suara terbanyak sebagai Pasangan Calon
am

ub
terpilih;
Ketentuan Pasal tersebut merupakan norma baru yang bertentangan
Pasal 416 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
ep
k

Umum, yang berbunyi:


ah

Pasal 416 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017:


R

si
1. Pasangan Calon terpilih adalah Pasangan Calon yang
memperoleh suara lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah

ne
ng

suara dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dengan


sedikitnya 20% (dua puluh persen) suara di setiap provinsi yang

do
gu

tersebar di lebih dari 1/2 (setengah) jumlah provinsi di Indonesia;


2. Dalam hal tidak ada Pasangan Calon terpilih sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), 2 (dua) Pasangan Calon yang
In
A

memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dipilih kembali


oleh rakyat secara langsung dalam Pemilu Presiden dan Wakil
ah

lik

Presiden;
3. Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama
m

ub

diperoleh oleh 2 (dua) Pasangan Calon, kedua Pasangan Calon


tersebut dipilih kembali oleh ralryat secara langsung dalam Pemilu
ka

Presiden dan Wakil Presiden;


ep
ah

Halaman 10 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama

si
diperoleh oleh 3 (tiga) Pasangan Calon atau lebih, penentuan
peringkat pertama dan kedua dilakukan berdasarkan persebaran

ne
ng
wilayah perolehan suara yang lebih luas secara berjenjang;
5. Dalam hal perolehan suara terbanyak kedua dengan jumtah yang

do
gu sama diperoleh oleh lebih dari 1 (satu) Pasangan Calon,
penentuannya dilakukan berdasarkan persebaran wilayah
perolehan suara yang lebih luas secara berjenjang;

In
A
13. Bahwa ketentuan Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan
ah

lik
Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi dan Penetapan
Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum tidak dapat diterapkan dalam
am

ub
rangka menentukan Calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih,
karena bukan merupakan interpretasi dari Pasal 416 Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Karena di dalam
ep
k

Pasal 416 Undang- Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan


ah

Umum, sebaliknya bahwa ketentuan Pasal 3 ayat (7) Peraturan


R

si
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019
tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan

ne
ng

Kursi dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum


merupakan norma baru yang tidak memiliki landasan hukum baik

do
gu

Undang-Undang Dasar 1945 maupun Undang-undang Nomor 7


Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;
14. Bahwa Komisi Pemilihan Umum tidak dapat membuat norma baru
In
A

yang mengatur tentang Penetapan Calon Presiden dan Calon Wakil


Presiden terpilih dengan argumentasi mengacu pada realitas hanya
ah

lik

terdapat 2 (dua) pasangan calon yang mengikuti Pemilihan Presiden


dan Wakil Presiden pada tahun 2019, karena Pasal 416 Undang-
m

ub

Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum tidak


mendelegasikan kepada Komisi Pemilihan Umum untuk membuat
ka

Norma Baru yang mengakomodasi penetapan Calon Presiden dan


ep

Wakil Presiden yang hanya diikuti oleh 2 (dua) pasangan calon,


ah

Halaman 11 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sehingga Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan Umum

si
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan
Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi dan Penetapan

ne
ng
Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum, bertentangan dengan Pasal
416 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;

do
gu 15. Bahwa dalam hal ini KPU RI telah menciptakan norma baru dengan
setidak-tidaknya memperluas tafsir Pasal 416 Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum sehubungan dengan

In
A
Penetapan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden terpilih yang
hanya diikuti oleh 2 (dua) pasangan calon. Yang dimana berdasarkan
ah

lik
kaidah hukum tata negara KPU RI bukan lembaga yang memiliki
kewenagan atribusi, melainkan lembaga yang memiliki kewenangan
am

ub
delegasi. Dengan demikian menyatakan Pasal 3 ayat (7) Peraturan
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019
Tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan
ep
k

Kursi dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum dapat


ah

disimpulkan bertentangan dengan Pasal 416 Undang-Undang


R

si
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;
16. Bahwa dalam teori hukum tata negara dikenal asas Lex Superiori

ne
ng

Derogat Legi Inferiori, dimana apabila terjadi pertentangan Peraturan


perundang-udangan yang lebih rendah dengan Perturan Perundang-

do
gu

undangan yang lebih tinggi, maka Peraturan Perundang-undangan


yang Lebih tinggi dalam penerapannya mengalahkan Peraturan
Perundang-undangan yang lebih rendah. Maka dengan demikian
In
A

untuk menjaga kewibawaan dan menciptakan kepastian hukum,


maka sudahlah patut Majelis Hakim yang memeriksa, memutus dan
ah

lik

mengadili perkara a quo menyatakan Pasal 416 Undang-Undang


Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum sebagai peraturan
m

ub

yang lebih tinggi sehingga mengesampingkan Pasal 3 ayat (7)


Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5
ka

Tahun 2019 sebagai Peraturan Perundang-undangan yang lebih


ep

rendah;
ah

Halaman 12 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
B. Komisi Pemilihan Umum Tidak Berwenang Membentuk Norma Baru Di

si
Dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2019 tentang
Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi dan

ne
ng
Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum;
17. Bahwa dalam doktrin, hanya dikenal dua macam peraturan

do
gu perundang-undangan dilihat dasar kewenangan pembentukannya,
yaitu peraturan perundang-undangan yang dibentuk atas dasar:
1. Atribusi; dan;

In
A
2. Delegasi;
18. Bahwa menurut A. Hamid S. Attamimmi (Peranan Keputusan
ah

lik
Presiden Republik Indonesia dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Negara, 1990, hlm. 352 dan hlm. 347), menegaskan Atribusi
am

ub
kewenangan perundang-undangan diartikan penciptaan wewenang
(baru) oleh konstitusi/grondwet atau oleh pembentuk undang-undang
(wetgever) yang diberikan kepada suatu organ negara, baik yang
ep
k

sudah ada maupun yang dibentuk baru untuk itu, Sementara itu,
ah

delegasi dalam bidang perundang-undangan ialah pemindahan/


R

si
penyerahan kewenangan untuk membentuk peraturan dari
pemegang kewenangan asal yang memberi delegasi (delegans)

ne
ng

kepada yang menerima delegasi (delegataris) dengan


tanggungjawab pelaksanaan kewenangan tersebut pada delegataris

do
gu

sendiri, sedangkan tanggung jawab delegans terbatas sekali;


19. Bahwa ketentuan Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan
In
A

Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi dan


Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum, yang merupakan
ah

lik

Produk Hukum Komisi Pemilihan Umum yang mengatur tentang


Calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih melanggar kaidah hukum
m

ub

tata negara karena ketentuan tersebut merupakan norma baru yang


merupakan kewenangan lembaga negara yang memiliki
ka

kewenangan atribusi, sedangkan Komisi Pemilihan Umum


ep

merupakan lembaga negara yang hanya memiliki kewenangan


ah

Halaman 13 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
delegasi;

si
20. Bahwa dalam hal ini lembaga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI,
sebagai lembaga yang memilki kewengan atribusi yang membentuk

ne
ng
Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
tidak mengatur tentang Penetapan Calon terpilih yang hanya diikuti 2

do
gu (dua) Pasangan Calon, maka berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Hirarki
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, maka hanya dapat

In
A
dibentuk melalui PERPPU (Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang);
ah

lik
21. Bahwa setidaknya Komisi Pemilihan Umum telah melampaui
kewenangannya dan/atau mengambil peran Mahkamah Konstitusi
am

ub
sebagaimana diatur dalam pasal 10 ayat 1 UU Nomor 24 Tahun
2003 tentang Mahkamah Konstitusi untuk memberikan Penjelasan
dan/atau Penafsiran terhadap norma yang terdapat dalam undang-
ep
k

undang. Komisi Pemilihan Umum telah melakukan perluasan tafsir


ah

terhadap Pasal 416 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang


R

si
Pemilihan Umum. Yang pada pokoknya mengatur tentang penetapan
Calon Presiden dan Wakil Presiden yang hanya terdiri dari 2 (dua)

ne
ng

Pasangan Calon;
22. Bahwa Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 50/PUU-XII/2014 yang

do
gu

pada amar putusannya menyatakan bahwa Pasal 159 ayat (1)


Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum
Presiden dan Wakil Presiden bertentangan dengan Undang-Undang
In
A

Dasar 1945 sepanjang tidak dimaknai tidak berlaku untuk pasangan


Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden yang hanya terdiri dari 2
ah

lik

(dua) Pasangan Calon tidak dapat menjadi rujukan dan/atau tidak


dapat diberlakukan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
m

ub

tentang Pemilu;
23. Bahwa oleh karena Mahkamah Konstitusi dalam Putusannya Nomor
ka

50/PUU-XII/2014 adalah pengujian terhadap Undang-undang Nomor


ep

42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Calon Wakil


ah

Halaman 14 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Presiden, maka oleh karena undang-undang tersebut telah dicabut

si
dan diganti dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilhan Umum selaras dengan asas Lex posteriori Derogat Legi

ne
ng
Priori, bahwa yang menyatakan bahwa hukum yang terbaru (lex
posterior) mengesampingkan hukum yang lama (lex prior);

do
gu 24. Bahwa oleh karena sampai dengan waktu diajukannya Uji Materi
terhadap perkara a quo Presiden Republik Indonesia sebagai
lembaga negara yang juga memiliki kewenagan atribusi tidak

In
A
mengeluarkan PERPPU (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
udang) yang mengatur tentang Penetapan Calon Presiden dan Wakil
ah

lik
Presiden yang hanya terdiri dari 2 (dua) Pasangan Calon dan tidak
terdapat Putusan Mahkamah Konstitusi terkait Pengujian Materi
am

ub
Penetapan Calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih sebagaimana
diatur dalam Pasal 416 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum, maka dapat disimpulkan bahwa Peraturan
ep
k

Perundang-undangan yang berlaku untuk penyelenggaraan Pemilu


ah

Tahun 2019 adalah mengacu kepada Undang-udang Nomor 7 Tahun


R

si
2017 Tentang Pemilihan Umum, termasuk namun tidak terbatas
pada penetapan Calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih;

ne
ng

25. Bahwa pemberlakuan ketentuan Pasal 416 Undang-Undang Nomor 7


Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum sebagai Dasar Penetapan

do
gu

Calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih telah mengakomodasi


ketentuan mengenai Penetapan Calon Presiden dan Wakil Presiden
terpilih, sepanjang diinterpretasikan dalam hal Pasangan Calon
In
A

Presiden dan Wakil Presiden hanya diikuti 2 (dua) pasangan calon


sejak semula, maka proses pemilihan tetap dilakukan dengan
ah

lik

mekanisme 1 (satu) putaran, dengan perhitungan pemenang pada


tahap pertama mengacu pada Pasal 3 ayat (1) huruf a dan b
m

ub

Peraturan Komisi Pemilu Nomor 5 Tahun 2019, yakni yang


memperoleh dukungan perolehan suara sah sebesar 50% (lima
ka

Puluh persen) lebih dengan sedikitnya 20% (dua puluh persen)


ep

dukungan yang tersebar dari setidaknya setengah dari Jumlah


ah

Halaman 15 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Provinsi di Indonesia yang dilantik sebagai Presiden dan Wakil

si
Presiden Republik Indonesia. Apabila sebagaima diatur dalam
ketentuan Pasal 3 ayat (1) huruf a dan b Peraturan Komisi Pemilu

ne
ng
Nomor 5 Tahun 2019 tidak terpenuhi maka pada tahap kedua
mengacu kepada Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilu Nomor 5

do
gu Tahun 2019, yaitu Penetapan Presiden dan Waki Presiden terpilih
berdasarkan perolehan suara terbanyak.
26. Bahwa berdasarkan uraian Pemohon dalam perkara a quo mohon

In
A
kepada Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili, dan memutuskan
perkara a quo menyatakan Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi
ah

lik
Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang
Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi dan
am

ub
Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum, dicabut dan tidak
memiliki kekuatan hukum mengikat, dan Menetapkan sah dan
berlaku Pasal 416 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
ep
k

Pemilihan Umum sebagai Dasar Penetapan Calon Presiden dan


ah

Wakil Presiden terpilih dalam Pemilu 2019;


R

si
Bahwa berdasarkan alasan-alasan hukum yang telah Para Pemohon
uraikan di atas, Para Pemohon mohon kepada Ketua Mahkamah Agung

ne
ng

Republik Indonesia/Majelis Hakim perkara a quo berkenan memeriksa


Permohonan a quo dan memutus sebagai berikut:

do
gu

Dalam Pokok Perkara:


1. Menerima dan mengabulkan Permohonan Uji Materiil/Keberatan yang
diajukan oleh Para Pemohon untuk seluruhnya;
In
A

2. Menyatakan Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan Umum


Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan
ah

lik

Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi dan Penetapan Calon Terpilih


dalam Pemilihan Umum bertentangan dengan Pasal 416 ayat (1)
m

ub

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;


3. Menyatakan batal demi hukum dan tidak lagi memiliki kekuatan mengikat
ka

secara hukum terhadap ketentuan Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi


ep

Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang


ah

Halaman 16 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi dan

si
Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum;
4. Atau setidak-tidaknya Mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa,

ne
ng
mengadili dan memutus perkara a quo mengeluarkan fatwa dalam hal
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden hanya diikuti 2 (dua)

do
gu pasangan calon sejak semula, maka proses pemilihan tetap dilakukan
dengan mekanisme 1 (satu) putaran, dengan perhitungan pemenang
pada tahap pertama mengacu pada Pasal 3 ayat (1) huruf a dan b

In
A
Peraturan Komisi Pemilu Nomor 5 Tahun 2019, yakni yang memperoleh
dukungan peroleh suara sah sebesar 50% (lima Puluh persen) lebih
ah

lik
dengan sedikitnya 20% (dua puluh persen) dukungan yang tersebar dari
setidaknya setengah dari Jumlah Provinsi di Indonesia yang dilantik
am

ub
sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Apabila
sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 3 ayat (1) huruf a dan b
Peraturan Komisi Pemilu Nomor 5 Tahun 2019 tidak terpenuhi maka
ep
k

pada Tahap kedua mengacu kepada Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi
ah

Pemilu Nomor 5 Tahun 2019, yaitu Penetapan Presiden dan Wakil


R

si
Presiden terpilih berdasarkan perolehan suara terbanyak;
5. Menyatakan penghentian dan/atau penundaan serta memerintahkan

ne
ng

Pemerintah Republik Indonesia Cq. Menteri Hukum dan Hak Asasi


Manusia Cq. Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia untuk

do
gu

menghentikan dan menunda pemberlakuan serta penerapan beserta


segala implementasi Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik
Indonesia Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik
In
A

Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Penetapan Calon Terpilih


sampai adanya putusan dari Mahkamah Agung Republik Indonesia yang
ah

lik

berkekuatan hukum tetap dalam perkara a quo, termasuk namun tidak


terbatas pelaksanaan Penetapan Calon Presiden dan Calon Wakil
m

ub

Presiden terpilih pada Pemilu 2019;


6. Memerintahkan Panitera Mahkamah Agung Republik Indonesia untuk
ka

mencantumkan salinan putusan ini pada lembaran Berita Negara


ep

Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan yang berlaku;


ah

Halaman 17 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Atau:

si
Apabila Majelis Hakim pada Mahkamah Agung Republik Indonesia
berpendapat lain, Mohon kiranya diberikan putusan yang seadil-adilnya (ex

ne
ng
aquo et bono);
Menimbang, bahwa untuk mendukung dalil-dalil permohonannya,

do
gu Pemohon telah mengajukan surat-surat bukti berupa:
1. Fotokopi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum;

In
A
2. Fotokopi Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan
ah

lik
Perolehan Kursi dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum;
Menimbang, bahwa permohonan keberatan hak uji materiil tersebut
am

ub
telah disampaikan kepada Termohon pada tanggal 14 Mei 2019,
berdasarkan Surat Panitera Muda Tata Usaha Negara Mahkamah Agung
Nomor 44/PER-PSG/V/44 P/HUM/2019, tanggal 14 Mei 2019;
ep
k

Menimbang, bahwa terhadap permohonan Para Pemohon tersebut,


ah

Termohon telah mengajukan jawaban tertulis pada tanggal 19 Juli 2019,


R

si
yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:
I. Pokok Permohonan Pemohon

ne
ng

1. Bahwa Pemohon mengajukan permohonan pengujian Pasal 3 ayat (7)


Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan

do
gu

Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon


Terpilih dalam Pemilihan Umum terhadap Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (untuk selanjutnya disebut
In
A

dengan Undang-Undang Pemilu) Pasal 416 Bab XII tentang


Penetapan Perolehan Kursi dan Calon Terpilih dan Penetapan
ah

lik

Pasangan Calon Terpilih;


2. Bahwa bunyi Pasal 416 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
m

ub

adalah:
(1) “Pasangan Calon terpilih adalah Pasangan Calon yang
ka

memperoleh suara lebih dari 50% (lima puluh persen) dari


ep

jumlah suara dalam Pemilu Presiden daan Wakil Presiden


ah

Halaman 18 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan sedikitnya 20% (dua puluh persen suara di setiap

si
provinsi yang tersebar di lebih dari ½ (setengah) jumlah provinsi
di Indonesia;

ne
ng
(2) Dalam tidak ada Pasangan Calon terpilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), 2 (dua) Pasangan Calon yang memperoleh suara

do
gu terbanyak Pertama dan Kedua dipilih kembali oleh rakyat secara
langsung dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden;
(3) Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama

In
A
diperoleh oleh 2 (dua) Pasangan Calon, Kedua Pasangan Calon
tersebut dipilih kembali oleh rakyat secara langsung dalam Pemilu
ah

lik
Presiden dan Wakil Presiden;
(4) Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama
am

ub
diperoleh oleh 3 (tiga) Pasangan Calon atau lebih, penentuan
peringkat Pertama dan Kedua dilakukan berdasarkan persebaran
wilayah perolehan suara yang lebih luas secara berjenjang;
ep
k

(5) Dalam hal perolehan suara terbanyak Kedua dengan jumlah yang
ah

sama diperoleh oleh lebih dari 1 (satu) Pasangan Calon


R

si
penentuannya dilakukan berdasarkan persebaran wilayah
perolehan suara yang lebih luas secara berjenjang;”

ne
ng

3. Bahwa bunyi Pasal 3 ayat (7) Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019
tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan

do
gu

Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum adalah:


"Dalam hal hanya terdapat 2 (dua) Pasangan Calon dalam Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden, KPU menetapkan Pasangan Calon
In
A

yang memperoleh suara terbanyak sebagai Pasangan Calon terpilih;”


4. Bahwa Pemohon menyebutkan Pasal 3 ayat (7) Peraturan KPU
ah

lik

Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih,


Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam
m

ub

Pemilihan Umum tersebut mengatur bahwa jumlah bakal calon paling


banyak 100% (seratus persen) dari apabila hanya terdapat 2 (dua)
ka

Pasangan Calon dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, KPU


ep

menetapkan Pasangan Calon yang memperoleh suara terbanyak


ah

Halaman 19 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebagai Pasangan Calon terpilih. Sehingga atas dasar hal tersebut,

si
ketentuan Pasal 3 ayat (7) Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019
tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan

ne
ng
Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum menurut
Pemohon bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun

do
gu 2017 tentang Pemilihan Umum dan mengakibatkan Pemohon
mengalami kerugian imateril yaitu menimbulkan silang pendapat
diantara pakar hukum, keresahan di masyarakat umum serta

In
A
perdebatan yang berkepanjangan termasuk diantara Para Pemohon,
maka diajukan permohonan keberatan hak uji materiil ini;
ah

lik
5. Bahwa dasar argumentasi yuridis atau alasan-alasan hukum dari
Pemohon untuk mengajukan hak uji materiil adalah sebagai berikut:
am

ub
a. Bahwa Para Pemohon adalah Warga Negara Indonesia pembayar
pajak yang kelimanya berprofesi sebagai wartawan 1 (satu) orang,
1 (satu) orang wiraswasta, dan 3 (tiga) orang sebagai karyawan
ep
k

swasta;
ah

b. Bahwa sesuai ketentuan Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor


R

si
12 Tahun 2011 Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
jenis Peraturan Perundang-Undangan diakui keberadaannya dan

ne
ng

mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan


oleh Peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi atau

do
gu

dobentuk berdasarkan kewenangan;


c. Bahwa Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan
Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan
In
A

Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum adalah


bertentangan dengan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 12 Tahun
ah

lik

2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan


khususnya asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat
m

ub

dan asas kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan;


d. Bahwa Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan
ka

Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan


ep

Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum akan memberi


ah

Halaman 20 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pengaruh terhadap hasil penyelenggaraan Pemilihan Umum

si
Presiden dan Wakil Presiden disebabkan muatan Pasal 3 ayat (7)
merupakan prosedur tertentu yang harus dilakukan dan

ne
ng
berdampak pada hukum tertentu. Sementara dapat ditelaah
secara mendalam muatan Pasal 3 ayat (7) tidak diatur dalam

do
gu Undang-Undang diatasnya, yakni Undang-Undang Pemilu bahkan
Undang-Undang Dasar1945 Pasal 6A sebagai peraturan tertinggi
di Negara Kesatuan Republik Indonesia;

In
A
e. Bahwa materi Pasal 3 ayat (7) Peraturan KPU Nomor 5 Tahun
2019 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan
ah

lik
Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan
Umum berbunyi “Dalam hal terdapat 2 (dua) Pasangan Calon
am

ub
dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, KPU menetapkan
Pasangan Calon yang memperoleh suara terbanyak sebagai
pasangan calon terpilih” tidak selaras dengan ketentuan Undang-
ep
k

Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Perundang-


ah

Undangan Pasal 6 ayat (1) huruf i yang berbunyi “ketertiban dan


R

si
kepastian hukum dan atau huruf j yang berbunyi “keseimbangan,
keserasian dan keselarasan”;

ne
ng

6. Bahwa berdasarkan argumentasi yuridis atau alasan-alasan hukum


dari Pemohon sebagaimana angka 5 di atas, Pemohon menyatakan

do
gu

bahwa pembentukan Pasal 3 ayat (7) Peraturan KPU Nomor 5 Tahun


2019 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan
Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan
In
A

Umum dianggap bertentangan dengan bertentangan terhadap


Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;
ah

lik

7. Bahwa terhadap pokok permohonan tersebut, Pemohon


menyampaikan Petitum sebagai berikut:
m

ub

1) Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon untuk


seluruhnya;
ka

2) Menyatakan Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan Umum


ep

Nomor 5 Tahun 2019 tentang penetapan Pasangan Calon


ah

Halaman 21 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon

si
Terpilih bertentangan dengan Pasal 416 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;

ne
ng
3) Menyatakan batal demi hukum dan tidak lagi memiliki kekuatan
mengikat secara hukum terhadap ketentuan Pasal 3 ayat (7)

do
gu Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan
Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan
Penetapan Calon Terpilih;

In
A
4) Atau setidak-tidaknya Mohon kepada Majelis Hakim yang
memeriksa, mengadili dan memutus perkara Aquo
ah

lik
mengeluarkan fatwa dalam hal pasangan calon Presiden dan
Wakil Presiden hanya diikuti 2 (dua) pasangan calon sejak
am

ub
semula, maka proses pemilihan tetap dilakukan dengan
mekanisme 1 (satu) putaran, dengan perhitungan pemenang
ep
pada tahap pertama mengacu pada Pasal 3 ayat (1) huruf a dan
k

b Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2019,


ah

yakni yang memperoleh dukungan perolehan suara sah sebesar


R

si
50 % (lima puluh persen) lebih dengan sedikitnya 20 % (dua
puluh persen) dukungan yang tersebar dari setidaknya setengah

ne
ng

dari jumlah provinsi di Indonesia yang dilantik sebagai Presiden


dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Apabila sebagaimana

do
gu

diatur dalam ketentuan pasal 3 ayat (1) huruf a dan b Peraturan


Komisi Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2019 tidak terpenuhi
In
maka pada tahap kedua mengacu kepada Pasal 3 ayat (7)
A

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2019, yaitu


penetapan Presiden dan Wakil Presiden terpilih berdasarkan
ah

lik

perolehan suara terbanyak;


5) Menyatakan penghentian dan/atau penundaan serta
m

ub

memerintahkan Pemerintah Republik Indonesia untuk


menghentikan dan menunda pemberlakuan serta penerapan
ka

ep

beserta segala implementasi Peraturan Komisi Pemilihan Umum


Republik Indonesia Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan
ah

Halaman 22 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Umum Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan

si
Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan
Calon Terpilih sampai adanya putusan dari Mahkamah Agung

ne
ng
Republik Indonesia yang berkekuatan hukum tetap dalam
perkara Aquo, termasuk namun tidak terbatas pelaksanaan

do
gu penetapan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada
Pemilu 2019;
6) Memerintahkan Penitera Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
A
untuk mencantumkan petikan putusan ini pada lembaran berita
negara republik Indonesia sesuai ketentuan yang berlaku;
ah

lik
Atau Apabila Yang Mulia Majelis Hakim Agung Yang Terhormat
berpendapat lain, kiranya dapat diberikan putusan yang seadil-adilnya
am

ub
(ex-aequo et bono);
Bahwa terhadap Permohonan Pemohon tersebut, Termohon akan
ep
menyampaikan Eksepsi dan Jawaban sebagai berikut:
k

II. Eksepsi
ah

A. Pengajuan Permohonan Pemohon telah Melewati Batas Waktu yang


R

si
telah Ditentukan (Daluarsa)
1. Bahwa meskipun Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985

ne
ng

tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan


Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 dan Peraturan Mahkamah

do
gu

Nomor 1 Tahun 2011 tentang Hak Uji Materiil tidak mengatur


batas waktu pengajuan permohonan Uji Materill, namun
In
ketentuan dalam Pasal 76 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7
A

Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum pada pokoknya secara


khusus mengatur bahwa Permohonan Pengujian Peraturan KPU
ah

lik

ke Mahkamah Agung diajukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari


sejak Peraturan KPU diundangkan, sehingga dalam hal ini
m

ub

berlaku asas lex specialis derogat legi generalis (ketentuan


khusus mengesampingkan ketentuan umum);
ka

ep

2. Bahwa Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan


Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan
ah

Halaman 23 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum diundangkan

si
pada tanggal 4 Februari 2019, di mana penghitungan batas
waktu pengajuan permohonan 30 hari sejak Peraturan KPU

ne
ng
diundangkan seharusnya pada tanggal 6 Maret 2019;
3. Bahwa Pemohon mengajukan Surat Permohonan Uji Materiil

do
gu terhadap Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang
Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan
Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum ke

In
A
Mahkamah Agung tertanggal 13 Mei 2019 dan telah diregistrasi
pada tanggal 14 Mei 2019;
ah

lik
4. Bahwa surat Permohonan Uji Materiil terhadap Peraturan KPU
Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon
am

ub
Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon
Terpilih dalam Pemilihan Umum yang telah disampaikan oleh
Pemohon ke Mahkamah Agung telah melewati batas waktu yang
ep
k

telah ditentukan oleh Undang-Undang 7 Tahun 2017 tentang


ah

Pemilihan Umum sebagaimana penjelasan pada angka 1 dan 2;


R

si
5. Bahwa setiap tahapan Pemilu dibatasi oleh waktu dan
pembatasan waktu tersebut telah diatur dalam Undang-Undang

ne
ng

7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum termasuk pembatasan


waktu Pengajuan Uji Materiil terhadap Peraturan KPU in casu

do
gu

Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan


Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan
Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum;
In
A

6. Bahwa tahapan Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan


Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan
ah

lik

Umum telah selesai dilaksanakan dan saat ini telah memasuki


tahapan Penyelesaian Perselisihan Pemilihan Umum Legislatif.
m

ub

Selain itu juga, telah terpilih salah satu pasangan calon sebagai
Presiden dan Wakil Presiden yang akan dilantik, sehingga
ka

seyogianya sudah tidak ada lagi ruang bagi Pemohon untuk


ep

mengajukan Permohonan Judicial Review terhadap Peraturan


ah

Halaman 24 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon

si
Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon
Terpilih dalam Pemilihan Umum;

ne
ng
7. Bahwa berdasarkan penjelasan pada angka 1 sampai dengan 6,
terbukti bahwa Permohonan Pemohon telah melewati batas

do
gu waktu pengajuan Permohona Uji Materiil (daluarsa), sehingga
mohon kepada Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia cq
Majelis yang memeriksa perkara a quo menyatakan bahwa

In
A
permohonan Pemohon tidak dapat diterima atau NO (Niet
ontvankelijk verklaard);
ah

lik
B. Legal Standing Pemohon
1. Pasal 31 A ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
am

ub
Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2009 berbunyi: "Permohonan pengujian
peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap
ep
k

undang-undang diajukan langsung oleh pemohon atau kuasanya


ah

kepada Mahkamah Agung dan dibuat secara tertulis dalam Bahasa


R

si
Indonesia";
2. Pasal 31 A ayat (2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang

ne
ng

Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-


Undang Nomor 3 Tahun 2009 berbunyi: Permohonan sebagaimana

do
gu

dimaksud pada ketentuan Pasal 31 A ayat (1) Undang-Undang


Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, hanya
In
A

dapat dilakukan oleh pihak yang haknya dirugikan oleh berlakunya


peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang, yaitu:
ah

lik

a. Perorangan Warga Negara Indonesia;


b. Kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan
m

ub

sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara


Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-
ka

undang; atau
ep

c. Badan hukum publik atau badan hukum privat;


ah

Halaman 25 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Bahwa Pasal 76 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017

si
tentang Pemilihan Umum juga mengatur mengenai pihak yang
dapat mengajukan Permohonan Uji Materi Peraturan KPU, yaitu

ne
ng
Bawaslu dan/atau pihak yang dirugikan atas berlakunya Peraturan
KPU;

do
gu 4. Bahwa berdasarkan Pasal 31 A ayat (2) Undang-Undang Nomor
14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 dan Pasal

In
A
76 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum, hal yang sangat penting dan menentukan bagi
ah

lik
seseorang atau badan untuk dapat mengajukan permohonan
pengujian undang-undang adalah adanya hak atau kepentingan
am

ub
langsung yang dirugikan akibat berlakunya suatu peraturan
perundangan-undangan;
5. Bahwa sebagaimana ketentuan yang telah dijelaskan pada angka
ep
k

3 dan 4 tersebut, dapat dipahami bahwa dalam hal ini, pihak yang
ah

kepentingannya secara langsung dirugikan atas berlakunya


R

si
Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan
Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan

ne
ng

Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum adalah salah


satu Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden yang dirugikan

do
gu

hak konstitusionalnya secara langsung terhadap Peraturan KPU a


quo sehingga timbul suatu kerugian materil dan immateril;
6. Bahwa dalam hal pengajuan Penetapan Pasangan Calon Terpilih,
In
A

Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam


Pemilihan Umum sebagaimana ketentuan Pasal 76 ayat (2)
ah

lik

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum


merupakan hak Bawaslu dan/atau pihak yang dirugikan atas
m

ub

berlakukanya Peraturan KPU. Oleh Karena itu, Pasal 3 ayat (7)


Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan
ka

Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan


ep

Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum tidak bisa


ah

Halaman 26 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dimaknai sendiri-sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan

si
yang tidak dapat dipisahkan dari ayat lainnya yang menjelaskan
tentang hak Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan

ne
ng
Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan
Umum. Termohon tidak menerima pengajuan bakal calon secara

do
gu langsung maupun sendiri-sendiri dari perorangan, sebagaimana
juga dimaksud dalam Pasal 3 ayat (7) Peraturan KPU Nomor 5
Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih,

In
A
Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam
Pemilihan Umum yang mengatur Penetapan Pasangan Calon
ah

lik
Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon
Terpilih dalam Pemilihan Umum;
am

ub
7. Bahwa sebagaimana penjelasan pada angka 6 tersebut, yang
memiliki legal standing dalam mengajukan permohonan Uji
Materiil (Judicial Review) terhadap Peraturan KPU Nomor 5
ep
k

Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih,


ah

Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam


R

si
Pemilihan Umum adalah Bawaslu dan/atau pihak yang dirugikan
secara langsung oleh Peraturan KPU a quo;

ne
ng

8. Bahwa sehubungan dengan Permohonan Keberatan Pemohon


terhadap Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan

do
gu

Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan


Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum, maka perlu
diuji terlebih dahulu terkait dengan kepentingan Pemohon, apakah
In
A

terdapat hak Pemohon yang telah mendaftarkan diri sebagai calon


Presiden dan Calon Wakil Presiden pada Pemilu 2019, yang
ah

lik

betul-betul dan secara nyata dirugikan akibat berlakunya


Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan
m

ub

Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan


Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum atau hanya
ka

secara subyektif menyatakan dirugikan oleh keberlakuan


ep

Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan


ah

Halaman 27 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan

si
Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum;
9. Bahwa Pemohon adalah perseorangan warga negara Indonesia

ne
ng
yang menganggap haknya dirugikan dengan diberlakukannya
Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan

do
gu Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan
Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum. Hak
konstitusional Pemohon setidak-tidaknya dirugikan secara

In
A
potensial adalah hak yang diberikan oleh Pasal 28 D ayat (1) UUD
1945 “setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
ah

lik
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
yang sama di hadapan hukum”;
am

ub
10. Bahwa Termohon berpendapat, Pemohon tidak memiliki legal
standing yang sah secara hukum dengan alasan sebagai berikut:
a) Bahwa terhadap dalil Pemohon yang menyatakan telah
ep
k

dirugikan dengan berlakunya Peraturan a quo atau setidak-


ah

tidaknya dirugikan secara potensial adalah hak atas


R

si
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil sesuai Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945 adalah dalil

ne
ng

yang mengada-ngada serta harus ditolak dan


dikesampingkan;

do
gu

b) Bahwa dalil Pemohon yang menyatakan hak konstitusionalnya


telah dirugikan secara potensial harus dikesampingkan karena
Pemohon bukan lah salah satu pihak yang ikut berkontestasi
In
A

dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada tanggal


17 April 2019;
ah

lik

c) Bahwa yang seharusnya yang mengalami kerugian atau


potensi kerugian terhadap adanya ketentuan Peraturan KPU
m

ub

Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon


Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon
ka

Terpilih dalam Pemilihan Umum adalah Bawaslu dan/atau


ep

pihak yang dirugikan secara langsung sebagai salah satu


ah

Halaman 28 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kontestan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan dirugikan

si
terhadap pasal a quo yang menyebabkan tidak terpilih;
d) Bahwa selanjutnya, mendalilkan pada hal tersebut, maka

ne
ng
mohon kepada Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
cq Majelis yang memeriksa perkara a quo menyatakan bahwa

do
gu permohonan Pemohon tidak dapat diterima atau NO (Niet
ontvankelijk verklaard);
C. Permohonan Pemohon Kabur/Tidak Jelas (Obscuur Libel)

In
A
1. Bahwa ketentuan dalam Pasal 31 A ayat (1) Undang-Undang Nomor
14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah
ah

lik
diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 berbunyi:
"Permohonan pengujian peraturan perundang-undangan di bawah
am

ub
undang-undang terhadap undang-undang diajukan langsung oleh
pemohon atau kuasanya kepada Mahkamah Agung dan dibuat
secara tertulis dalam Bahasa Indonesia";
ep
k

2. Bahwa secara khusus dan eksplisit ketentuan dalam Pasal 76 ayat


ah

(1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum


R

si
berbunyi: "Dalam hal Peraturan KPU diduga bertentangan dengan
Undang-Undang ini, pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah

ne
ng

Agung."
3. Bahwa berdasarkan penjelasan sebagaimana pada angka 1 dan 2,

do
gu

dalil Permohonan Pemohon tidak menjelaskan pada bagian mana


hak konstitusional Pemohon dirugikan dari Pasal 3 ayat (7)
Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan
In
A

Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon


Terpilih dalam Pemilihan Umum sehingga timbul kerugian materil
ah

lik

dan imateril bagi diri pribadi Pemohon atau salah satu daripadanya;
4. Bahwa Van der Vlies mengemukakan salah satu asas dalam
m

ub

pembentukan peraturan yang baik adalah adanya Het begonsel van


de individuele rechtsbedeling yang maknanya adalah asas
ka

pelaksanaan hukum sesuai dengan keadaan individu. Maka dengan


ep

adanya adagium atau asas hukum tersebut patut dipertanyakan


ah

Halaman 29 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pelaksanaan hukum mana yang merugikan Pemohon secara materil

si
dan imateril sehingga dari sisi mana kah norma Pasal 3 ayat (7)
Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan

ne
ng
Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon
Terpilih dalam Pemilihan Umum yang bertentangan dengan das sein

do
gu Pemohon;
5. Bahwa berdasarkan penjelasan pada angka 1 s.d. 4 terbukti bahwa
Permohonan Pemohon Kabur/Tidak Jelas (obscuur libel), maka

In
A
mohon kepada Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia cq
Majelis yang memeriksa perkara a quo menyatakan bahwa
ah

lik
Permohonan Pemohon tidak dapat diterima atau NO (Niet
ontvankelijk verklaard);
am

ub
III. Jawaban Termohon
1. Bahwa Termohon menolak dengan tegas seluruh dalil yang
disampaikan Pemohon dalam Permohonan, kecuali hal-hal yang
ep
k

secara tegas diakui, dinyatakan dan disampaikan oleh Termohon


ah

dalam jawaban ini;


R

si
2. Bahwa yang menjadi objek keberatan dalam permohonan ini
adalah Pemohon mengajukan permohonan pengujian Pasal 3 ayat

ne
ng

(7) Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan


Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan

do
gu

Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum bertentangan


terhadap 416 Bab XII tentang Penetapan Perolehan Kursi dan
In
Calon Terpilih dan Penetapan Pasangan Calon Terpilih Undang-
A

Undang 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (selanjutnya


disebut UU Pemilu);
ah

lik

3. Bahwa terhadap dalil tersebut, Termohon menyampaikan


penjelasan, bantahan dan/atau sanggahan yang tersusun sebagai
m

ub

berikut:
ka

A. Penjelasan Terkait Kewenangan Termohon Menyusun


ep

Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan


ah

Halaman 30 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan

si
Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum
Bahwa dasar dibentuknya Peraturan KPU Nomor 5 Tahun

ne
ng
2019 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan
Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam

do
gu Pemilihan Umum adalah sebagai berikut:
1) Bahwa pembentukan peraturan perundang-undangan
didasarkan pada beberapa kewenangan, yaitu berdasarkan

In
A
perintah undang-undang dan/atau melekat pada tugas dan
kewenangan yang dimiliki (atribusi);
ah

lik
2) Bahwa wewenang atribusi Termohon dalam
Penyelenggaran Pemilihan Umum khususnya terkait
am

ub
dengan pembuatan norma tentang Penetapan Pasangan
Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan
Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum diatur dalam
ep
k

ketentuan Pasal 12 huruf c dan Pasal 13 huruf b Undang-


ah

Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum,


R

si
yaitu tugas dan wewenang Termohon dalam Pemilihan
Umum, antara lain menyusun dan menetapkan peraturan

ne
ng

KPU untuk setiap tahapan pemilu;


3) Bahwa selanjutnya, pemberian kewenangan atribusi

do
gu

Termohon menyusun peraturan juga diatur dalam Pasal 75


Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum yang berbunyi:
In
A

(1) Untuk menyelenggarakan Pemilu sebagaimana diatur


dalam Undang-Undang ini, KPU membentuk Peraturan
ah

lik

KPU dan Keputusan KPU;


(2) Peraturan KPU sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
m

ub

merupakan pelaksanaan peraturan perundang-


undangan;
ka

(3) Untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya, KPU


ep

Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota menetapkan


ah

Halaman 31 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
keputusan dengan berpedoman pada keputusan KPU

si
dan Peraturan KPU;
(4) Dalam hal KPU membentuk Peraturan KPU yang

ne
ng
berkaitan dengan pelaksanaan tahapan Pemilu, KPU
wajib berkonsultasi dengan DPR dan Pemerintah

do
gu melalui rapat dengar pendapat;
4) Bahwa berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas,
Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 telah dibentuk

In
A
berdasarkan kewenangan yang sah yang diberikan oleh
undang-undang yang melekat pada Termohon;
ah

lik
B. Penjelasan Terkait Mekanisme Penyusunan Peraturan KPU
Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Penetapan Pasangan Calon
am

ub
Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon
Terpilih dalam Pemilihan Umum
Bahwa sebelum memberi penjelasan terhadap isu pokok
ep
k

permohonan, Termohon perlu menyampaikan penjelasan


ah

tentang tahapan yang telah dilakukan Termohon dalam proses


R

si
penyusunan Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang
Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan

ne
ng

Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum


baik secara formil maupun secara materiil yang tersusun

do
gu

sebagai berikut:
1) Bahwa sesuai kewenangan atribusi sebagaimana
diuraikan di atas, Termohon menyusun rancangan
In
A

peraturan sebagai pedoman penyelenggaraan Pemilu;


2) Bahwa sehubungan dengan kewenangan tersebut,
ah

lik

Termohon telah melakukan mekanisme penyusunan


perubahan peraturan yang partisipatif secara konsisten
m

ub

dengan mekanisme sebagai berikut:


a) melakukan inventarisasi dan menyusun isu strategis
ka

materi muatan yang akan dituangkan dalam Peraturan


ep

KPU;
ah

Halaman 32 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
b) melakukan pembahasan Peraturan KPU dalam rapat

si
di lingkungan Sekretariat Jenderal KPU dan rapat-
rapat pleno KPU;

ne
ng
c) melakukan uji publik dengan Partai Politik dan
pemangku kepentingan (stakeholder);

do
gu d) melakukan konsultasi dengan Komisi II DPR RI dan
Pemerintah cq. Kementerian Dalam Negeri;
e) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan

In
A
para pakar hukum dan ahli di bidang pemilihan umum;
f) menyusun perumusan akhir dan pembahasan final
ah

lik
persetujuan Anggota KPU dalam pleno KPU;
g) penandatanganan Peraturan KPU oleh Ketua KPU;
am

ub
h) permohonan pengundangan kepada Menteri Hukum
dan HAM RI;
3) Bahwa dalam proses penyusunan Peraturan KPU Nomor
ep
k

5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon


ah

Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan


R

si
Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum, Termohon telah
memperhatikan ketentuan dalam Pasal 5 Undang-Undang

ne
ng

Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan yang menyatakan “bahwa dalam

do
gu

membentuk Peraturan Perundang-undangan harus


berdasarkan pada asas Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan yang baik dan berpedoman pada
In
A

sumber hukum formal di Indonesia.” Adapun sumber


hukum formal di Indonesia yang telah dipedomani oleh
ah

lik

Termohon meliputi: Undang-Undang dan Putusan


Mahkamah Konstitusi;
m

ub

4) Bahwa pembentukan Peraturan KPU Nomor 5 Tahun


2019 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih,
ka

Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon


ep

Terpilih dalam Pemilihan Umum juga telah didasarkan


ah

Halaman 33 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pada asas-asas materi muatan peraturan perundang-

si
undangan sebagaimana tertuang dalam Pasal 6 Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

ne
ng
Peraturan Perundang-undangan;
5) Bahwa sesuai dengan standar mekanisme pembentukan

do
gu Peraturan KPU, Termohon melakukan inventarisasi dan
menyusun isu strategis materi muatan yang akan
dituangkan dalam Peraturan KPU yang kemudian

In
A
dilanjutkan dengan melakukan pembahasan Peraturan
KPU secara internal dalam rapat di lingkungan Sekretariat
ah

lik
Jenderal KPU dan rapat-rapat pleno KPU;
6) Bahwa setelah dilakukan pembahasan final di lingkungan
am

ub
KPU, Termohon kemudian melaksanakan uji publik
dengan para pemangku kepentingan yaitu dengan
mengundang Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan
ep
k

Partai Politik, serta pihak-pihak pemangku kepentingan


ah

(Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Dalam


R

si
Negeri, KPK, Komisi Penyiaran Indonesia, Bawaslu, dan
DKPP), untuk membahas isu-isu strategis terkait dengan

ne
ng

Peraturan KPU;
7) Kemudian, Termohon melakukan Rapat Dengar Pendapat

do
gu

dengan DPR dan Pemerintah terkait rumusan Peraturan


KPU yang telah disiapkan guna dilakukan pembahasan;
8) Bahwa Termohon juga melakukan Focus Group
In
A

Discussion (FGD) dengan melibatkan Para Ahli dan Pakar


di Bidang Hukum untuk membahas Konsep Peraturan
ah

lik

KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan


Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan
m

ub

Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum;


9) Bahwa setelah dilaksanakan seluruh proses dan tahapan
ka

penyusunan peraturan sebagaimana tersebut di atas,


ep

pada tanggal 29 Januari 2019 Rancangan Peraturan KPU


ah

Halaman 34 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang dimaksud ditetapkan dan ditandatangani oleh Ketua

si
KPU serta pada tanggal 4 Februari 2019 diundangkan
oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia;

ne
ng
10) Bahwa setelah dilaksanakan seluruh proses dan tahapan
pengesahan, Termohon juga melakukan publikasi

do
gu Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan
Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi,
dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum di

In
A
laman resmi Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum
(JDIH) KPU sebagai upaya Termohon untuk
ah

lik
mempublikasikan kebijakan yang telah dibuat dalam
Peraturan KPU;
am

ub
11) Bahwa berdasarkan seluruh uraian dan fakta tersebut di
atas, jelas bahwa Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019
tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan
ep
k

Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam


ah

Pemilihan Umum secara nyata telah memenuhi aspek


R

si
hukum formil dan aspek hukum materiil pembentukan
suatu peraturan perundang-undangan sebagaimana yang

ne
ng

disyaratkan oleh ketentuan peraturan perundang-


undangan;

do
gu

C. Pasal 3 ayat (7) Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang


Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan
Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum
In
A

Tidak Bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun


2017 tentang Pemilihan Umum
ah

lik

1) Bahwa ketentuan Pasal 416 Undang-Undang Nomor 7


Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, berbunyi:
m

ub

“(1) Pasangan Calon terpilih adalah Pasangan Calon yang


memperoleh suara lebih dari 50% (lima puluh persen)
ka

dari jumlah suara dalam Pemilu Presiden daan Wakil


ep

Presiden dengan sedikitnya 20% (dua puluh persen


ah

Halaman 35 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari ½

si
(setengah) jumlah provinsi di Indonesia;
(2) Dalam tidak ada Pasangan Calon terpilih sebagaimana

ne
ng
dimaksud pada ayat (1), 2 (dua) Pasangan Calon yang
memperoleh suara terbanyak Pertama dan Kedua

do
gu dipilih kembali oleh rakyat secara langsung dalam
Pemilu Presiden dan Wakil Prsiden;
(3) Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah

In
A
yang sama diperoleh oleh 2 (dua) Pasangan Calon,
Kedua Pasangan Calon tersebut dipilih kembali oleh
ah

lik
rakyat secara langsung dalam Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden;
am

ub
(4) Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah
yang sama diperoleh oleh 3 (tiga) Pasangan Calon atau
lebih, penentuan peringkat Pertama dan Kedua
ep
k

dilakukan berdasarkan persebaran wilayah perolehan


ah

suara yang lebih luas secara berjenjang;


R

si
(5) Dalam hal perolehan suara terbanyak Kedua dengan
jumlah yang sama diperoleh oleh lebih dari 1 (satu)

ne
ng

Pasangan Calon penentuannya dilakukan berdasarkan


persebaran wilayah perolehan suara yang lebih luas

do
gu

secara berjenjang”;
2) Bahwa Pasal 3 ayat (7) Peraturan KPU Nomor 5 Tahun
2019 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih,
In
A

Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih


dalam Pemilihan Umum merupakan sebuah peraturan
ah

lik

turunan dibawah Undang-Undang Pemilu yang bertujuan


sebagai petunjuk pelaksanaan Undang-Undang 7 Tahun
m

ub

2017 tentang Pemilu sebagai das sollen utama;


3) Bahwa pembentukan Peraturan KPU dijelaskan secara
ka

eksplisit dan regred pada Pasal 75 Undang-Undang 7


ep

Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum yang berbunyi:


ah

Halaman 36 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(1) Untuk menyelenggarakan Pemilu sebagaimana diatur

si
dalam Undang-Undang ini, KPU membentuk Peraturan
KPU dan Keputusan KPU;

ne
ng
(2) Peraturan KPU sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan pelaksanaan peraturan perundang-

do
gu undangan;
4) Bahwa Pemohon mendalilkan frasa pada Pasal 3 ayat (7)
Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan

In
A
Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan
Penetapan Calon Terpilih yang mendalilkan dalam hal
ah

lik
hanya terdapat 2 (dua) Pasangan Calon d dalam Pemilihan
Umum bukan merupakan sebuah perintah kepada
am

ub
Termohon untuk membentuk sebuah norma yang kemudian
dituangkan pada Pasal a quo dikarenakan tidak ada
ketentuan pada Pasal 416 Undang-Undang 7 Tahun 2017
ep
k

adalah sebuah pemikiran yang sesat oleh seorang praktisi


ah

hukum;
R

si
5) Bahwa sebagaimana Penjelasan Atas Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

ne
ng

Perundang-Undangan angka romawi I penjelasan ‘umum’


nomor 216 menyatakan:

do
gu

“Di dalam peraturan pelaksanaan tidak mengutip kembali


rumusan norma atau ketentuan yang terdapat dalan
Peraturan Perundang-Undangan lebih tinggi yang
In
A

mendelegasikan. Pengutipan kembali dapat dilakukan


sepanjang rumusan norma atau ketentuan tersebut
ah

lik

diperlukan sebagai pengantar (aanloop) untuk merumuskan


norma atau ketentuan lehih lanjut di dalam pasal atau
m

ub

beberapa pasal atau ayat atau beberapa ayat selanjutnya;”


6) Bahwa sebagaimana penjelasan pada angka 5), Pasal 3
ka

ayat (7) Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang


ep

Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan


ah

Halaman 37 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan

si
Umum merupakan sebuah petunjuk pelaksanaan Pasal 416
ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang

ne
ng
Pemilu mengenai apabila hanya terdapat 2 (dua) Pasangan
Calon Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan merupakan

do
gu sebuah penjelasan dari norma peraturan pokoknya in casu
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu);
7) Bahwa norma yang digunakan pada Pasal 3 ayat (7)

In
A
Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan
Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan
ah

lik
Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum adalah
Teori Simple Majority;
am

ub
8) Bahwa Teori Simple Majority adalah sebuah keputusan
yang diambil apabila jumlah pemilih setuju lebih banyak dari
pada jumlah orang yang tidak setuju. Sistem ini
ep
k

menggunakan kalkulasi 50% + 1 (lima puluh persen tambah


ah

satu) yang mana sebuah hasil pemilihan dipilih dengan


R

si
dasar kuorum atas persentase yang ditentukan telah
tecapai atau melebihi. Pasal 3 ayat (7) Peraturan KPU

ne
ng

Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon


Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon

do
gu

Terpilih dalam Pemilihan Umum adalah representasi dari


Teori Simple Majority di mana Pasangan Calon yang terpilih
dan dilantik merupakan mereka yang memperoleh suara
In
A

sama dengan atau diatas 50% + 1. Selanjutnya, Pasal a


quo menyatakan apabila hanya ada 2 (dua) calon Presiden
ah

lik

dan Wakil Presiden yang salah satunya memperoleh suara


demikian maka berlaku lah pasal 3 ayat (7) Peraturan KPU
m

ub

Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon


Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon
ka

Terpilih dalam Pemilihan Umum yang mana das sollen dan


ep

das sein telah berkesinambungan karena secara empiris


ah

Halaman 38 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
benar hanya ada 2 (dua) calon yang salah satunya telah

si
memenuhi prosentase pada teori tersebut;
9) Bahwa sebagaimana Keputusan Komisi Pemilihan Umum

ne
ng
Republik Indonesia Nomor: 987/PL/01.8-
Kpt/06/KPU/V/2019 tentang Penetapan Hasil Pemilihan

do
gu Umum Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan

In
A
Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Secara Nasional dalam
Pemilihan Umum Tahun 2019 yang telah menunjukan
ah

lik
prosentase perolehan suara dari masing-masing pihak
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden;
am

ub
10) Bahwa sebagaimana penjelasan dari angka 8), Teori
Simple Majority pada tingkatan yang paling dasar, sistem
yang diadopsi dan diterapkan tersebut mengonversi
ep
k

perolehan suara dalam sebuah pemilihan umum yang yakni


ah

menjadi sebuah rumusan matematis untuk


R

si
memperhitungkan suara dari para konstituen yang
memberikan suara (IDEA: Institute for Democracy and

ne
ng

Electoral Assistance Handbook, 2005. Hlm. 6);


11) Bahwa selanjutnya, mengutip 2 (dua) asas oleh Van der

do
gu

Vlies dalam membedakan asas pembentukan peraturan


yang baik dalam hal formal dan materiil, yakni asas Het
rechtszerkerheidsbeginsel (asas kepastian hukum) dan
In
A

asas Het beginsel van de individuele rechtsbedeling (asas


pelaksanaan hukum sesuai dengan keadaan individu),
ah

lik

bahwasannya Pasal 3 ayat (7) Peraturan KPU Nomor 5


Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih,
m

ub

Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih


dalam Pemilihan Umum telah memenuhi kedua unsur asas
ka

a quo sebagai sebuah norma yang diterapkan dengan fakta


ep
ah

Halaman 39 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2019

si
pada 17 April 2019 lalu;
12) Bahwa secara substansial, norma yang diadopsi, dan

ne
ng
rancangan penyusunan produk hukum a quo (in casu
Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan

do
gu Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan
Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum)
sebagaimana pada penjelasan angka 1 sampai dengan 11

In
A
menunjukkan bahwa ketentuan Pasal 3 ayat (7) Peraturan
KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan
ah

lik
Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan
Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum secara keseluruhan
am

ub
telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017
tentang Pemilihan Umum, memiliki kepastian hukum, serta
tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-
ep
k

Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;


ah

13) Bahwa berdasarkan penjelasan sebagaimana tersebut di


R

si
atas, dalil Pemohon yang menyatakan pengaturan dalam
Pasal 3 ayat (7) Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019

ne
ng

tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan


Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam

do
gu

Pemilihan Umum adalah tidak sejalan dan diduga


bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang adalah
dalil yang harus ditolak dan dikesampingkan karena fakta
In
A

hukumnya pembentukan Pasal 3 ayat (7) Peraturan KPU


Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon
ah

lik

Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon


Terpilih dalam Pemilihan Umum telah sesuai dengan
m

ub

proses pembentukan peraturan perundang-undangan dan


tidak bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 7
ka

Tahun 2017 tentang Pemilu;


ep

IV. Kesimpulan
ah

Halaman 40 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Bahwa Pengajuan Permohonan Uji Materiil yang diajukan oleh

si
Pemohon telah melebihi tenggang waktu yang telah diatur dalam
ketentuan Pasal 76 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017

ne
ng
tentang Pemilihan Umum yang pada pokoknya mengatur bahwa
Permohonan Pengujian Peraturan KPU ke Mahkamah Agung

do
gu diajukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak Peraturan KPU
diundangkan;
2. Bahwa Pemohon tidak memiliki legal standing yang sah dan dapat

In
A
dipertanggungjawabkan secara hukum untuk mengajukan
permohonan Pengujian Peraturan KPU karena sebagaimana terurai
ah

lik
dalam jawaban Termohon, Pemohon tidak dapat menguraikan
fakta-fakta yang secara nyata mengakibatkan kerugian bagi
am

ub
Pemohon, sehingga jelas tidak berpotensi dirugikan dengan
keberlakuan Pasal 3 ayat (7) Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019
tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan
ep
k

Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum;


ah

3. Bahwa Permohonan Pemohon kabur/tidak jelas (obscuur libel)


R

si
karena yang dipermasalahkan bukan norma dan proses rancangan
pembentukan peraturan hukum a quo antara ketentuan mengenai

ne
ng

Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi,


dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum dengan

do
gu

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;


4. Bahwa Termohon diberikan tugas dan wewenang dalam
Penyelenggaran Pemilihan Umum khususnya terkait dengan
In
A

Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi,


dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum;
ah

lik

5. Bahwa secara formil maupun secara materiil, Termohon telah


membentuk dan menyusun Pasal 3 ayat (7) Peraturan KPU Nomor
m

ub

5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih,


Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam
ka

Pemilihan Umum sesuai dengan mekanisme dan ketentuan yang


ep

berlaku. Termohon telah melakukan tahapan konsultasi dengan


ah

Halaman 41 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Komisi II DPR-RI dan Pemerintah sebagaimana amanat undang-

si
undang dan telah mendapat saran, tanggapan, dan masukan dari
pihak-pihak terkait dan selanjutnya KPU menindaklanjuti hasil

ne
ng
konsultasi dengan melakukan perumusan akhir ketentuan
Peraturan tersebut;

do
gu 6. Bahwa materi muatan dalam Pasal 3 ayat (7) Peraturan KPU
Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih,
Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam

In
A
Pemilihan Umum telah sesuai dan sejalan dengan ketentuan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, serta tidak bertentangan
ah

lik
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan sehingga seluruh
am

ub
dalil Pemohon yang menyatakan pasal a quo melanggar ketentuan
hukum adalah tidak terbukti;
V. Petitum
ep
k

Berdasarkan uraian dan penjelasan sebagaimana Termohon


ah

sampaikan, Termohon memohon kepada Ketua Mahkamah Agung


R

si
Republik Indonesia/Majelis Hakim Agung yang memeriksa, memutus
dan mengadili permohonan Hak Uji Materiil Pasal 3 ayat (7) Peraturan

ne
ng

KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon


Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih

do
gu

dalam Pemilihan Umum, dapat memberikan putusan sebagai berikut:


Dalam Eksepsi
a. Menyatakan bahwa Permohonan Pemohon telah melewati batas
In
A

waktu yang telah ditentukan (daluarsa);


b. Menyatakan bahwa Pemohon tidak memilki Legal Standing;
ah

lik

c. Pemohonan Pemohon kabur/tidak jelas (obscuur libel);


d. Menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya atau setidak-
m

ub

tidaknya menyatakan Permohonan Pemohon tidak dapat diterima


(niet onvankelijk verklaard);
ka

Dalam Pokok Permohonan


ep

a. Menolak Permohonan yang diajukan oleh Pemohon;


ah

Halaman 42 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
b. Menyatakan bahwa Pasal 3 ayat (7) Peraturan KPU Nomor 5

si
Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih,
Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam

ne
ng
Pemilihan Umum telah memenuhi asas, yaitu asas kejelasan
rumusan, asas kepastian hukum, keadilan dan kemanfaatan;

do
gu c. Menyatakan sah dan mempunyai kekuatan hukum mengikat
ketentuan Pasal 3 ayat (7) Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019
tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan

In
A
Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum, serta
tidak bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
ah

lik
tentang Pemilu;
d. Memerintahkan kepada Termohon untuk tetap memberlakukan
am

ub
Pasal 3 ayat (7) Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang
Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi,
dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum;
ep
k

e. Memerintahkan kepada Panitera Mahkamah Agung untuk


ah

mengirimkan salinan putusan ini kepada KPU RI untuk


R

si
dicantumkan dalam Berita Acara KPU RI;
f. Menghukum Pemohon untuk membayar segala biaya yang timbul

ne
ng

dalam perkara ini;


Apabila Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia/Majelis Hakim

do
gu

Agung berpendapat lain, mohon putusan yang bijaksana dan seadil-adilnya


(ex aequo et bono);
Menimbang, bahwa untuk mendukung dalil-dalil jawabannya,
In
A

Termohon telah mengajukan bukti berupa:


1. Fotokopi Kumpulan Dokumen Uji Publik Rancangan Peraturan KPU
ah

lik

Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih,


Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam
m

ub

Pemilihan Umum (Bukti T-1);


2. Fotokopi Surat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Direktorat
ka

Jenderal Peraturan Perundang-undangan Nomor: PPE. PP. 01. 03-137


ep

(Bukti T-2);
ah

Halaman 43 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Fotokopi Salinan Peraturan Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang

si
Penetapan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan
Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum yang telah diotentikasi (Bukti T-3);

ne
ng
4. Fotokopi Keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor
987/PL/01.8-Kpt/06/KPU/V/2019 tentang Penetapan Hasil Pemilihan

do
gu Umum Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi,
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Secara Nasional

In
A
dalam Pemilihan Umum Tahun 2019 (Bukti T-4);
5. Fotokopi IDEA: Institute for Democracy and Electoral Assistance
ah

lik
Handbook, 2005. Hlm. 5-6 (Bukti T-5);
6. Fotokopi Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
am

ub
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan angka Romawi I
Penjelasan umum nomor 216 (Bukti T-6);
PERTIMBANGAN HUKUM
ep
k

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan keberatan hak


ah

uji materiil dari Para Pemohon adalah sebagaimana tersebut di atas;


R

si
Menimbang, bahwa yang menjadi objek permohonan keberatan hak
uji materiil Para Pemohon adalah ketentuan Pasal 3 ayat (7) Peraturan

ne
ng

Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang


Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan

do
gu

Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum (Bukti P-2 sama dengan
Bukti T-3);
Menimbang, bahwa sebelum Mahkamah Agung mempertimbangkan
In
A

pokok permohonan, terlebih dahulu akan mempertimbangkan apakah


permohonan a quo memenuhi persyaratan formal, yaitu mengenai
ah

lik

kewenangan Mahkamah Agung untuk menguji objek permohonan keberatan


hak uji materiil dan kedudukan hukum (legal standing) Para Pemohon untuk
m

ub

mengajukan permohonan keberatan hak uji materiil;


Kewenangan Mahkamah Agung
ka

Menimbang, bahwa kewenangan Mahkamah Agung untuk menguji


ep

permohonan keberatan hak uji materiil didasarkan pada ketentuan Pasal 24A
ah

Halaman 44 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ayat (1) UUD Negara RI Tahun 1945, Pasal 31A Undang-Undang Nomor 3

si
Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, dan Pasal 20 ayat (2) huruf b

ne
ng
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman,
serta Pasal 1 angka 1 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2011

do
gu tentang Hak Uji Materiil, yang pada intinya menentukan bahwa Mahkamah
Agung berwenang menguji peraturan perundang-undangan di bawah
undang-undang terhadap peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi;

In
A
Bahwa peraturan perundang-undangan menurut Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
ah

lik
undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang
mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara
am

ub
atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan (vide Pasal 1 angka 2 Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011);
ep
k

Bahwa jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan telah


ah

ditentukan dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011,


R

si
yang terdiri atas UUD Negara RI Tahun 1945, Tap MPR, UU/Perpu, PP,
Perpres, Perda Provinsi, dan Perda Kabupaten/Kota;

ne
ng

Bahwa selain peraturan perundang-undangan di atas, terdapat


peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan

do
gu

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung,


Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank
Indonesia, Menteri, Badan, Lembaga, atau Komisi yang setingkat yang
In
A

dibentuk dengan undang-undang atau Pemerintah atas perintah undang-


undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan
ah

lik

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa


atau yang setingkat, yang diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan
m

ub

hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh peraturan perundang-


undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan (vide
ka

Pasal 8 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011);


ep
ah

Halaman 45 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa objek permohonan keberatan hak uji materiil berupa Peraturan

si
Komisi Pemilihan Umum, hierarkinya berada di bawah undang-undang dan
dibentuk untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan yang lebih

ne
ng
tinggi in casu Undang-Undang Pemilu, sehingga termasuk jenis peraturan
perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Undang-

do
gu Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan juncto Pasal 1 angka 2 Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1
Tahun 2011. Dengan demikian Mahkamah Agung berwenang untuk menguji

In
A
objek keberatan hak uji materiil a quo;
Kedudukan Hukum (legal standing) Para Pemohon
ah

lik
Menimbang, bahwa selanjutnya Mahkamah Agung akan
mempertimbangkan apakah Para Pemohon mempunyai kepentingan untuk
am

ub
mengajukan permohonan keberatan hak uji materiil, sehingga Para
Pemohon mempunyai kedudukan hukum (legal standing) untuk
mempersoalkan objek permohonan a quo sebagaimana dimaksud dalam
ep
k

Pasal 31A ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang


ah

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang


R

si
Mahkamah Agung;
Bahwa Pasal 31A ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009

ne
ng

menyatakan bahwa permohonan pengujian peraturan perundang-undangan


di bawah undang-undang hanya dapat dilakukan oleh pihak yang

do
gu

menganggap haknya dirugikan oleh berlakunya peraturan tersebut, yaitu:


a. perorangan warga negara Indonesia;
b. kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai
In
A

dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan


Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang; atau
ah

lik

c. badan hukum publik atau badan hukum privat;


Bahwa lebih lanjut Pasal 1 angka 4 Peraturan Mahkamah Agung
m

ub

Nomor 1 Tahun 2011 menentukan bahwa Pemohon adalah kelompok orang


atau perorangan yang mengajukan keberatan kepada Mahkamah Agung
ka

atas berlakunya suatu peraturan perundang-undangan tingkat lebih rendah


ep

dari undang-undang;
ah

Halaman 46 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa dengan demikian, Para Pemohon dalam pengujian peraturan

si
perundang-undangan di bawah undang-undang harus menjelaskan dan
membuktikan terlebih dahulu:

ne
ng
a. kedudukannya sebagai Pemohon sebagaimana dimaksud dalam Pasal
31A ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 dan Pasal 1 angka 4

do
gu Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2011;
b. kerugian hak yang diakibatkan oleh berlakunya peraturan perundang-
undangan yang dimohonkan pengujian;

In
A
Bahwa Para Pemohon Rachmawati Soekarno Putri dan kawan-kawan
menerangkan kualifikasinya dalam permohonan a quo sebagai perseorangan
ah

lik
warga negara Indonesia yang terdaftar dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap)
pada Pemilu 2019 yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
am

ub
yang mempunyai hak dalam penyelenggaraan negara dan berpartisipasi
dalam penyelenggaraan Pemilu 2019. Dengan demikian, Pemohon telah
memenuhi ketentuan Pasal 31A ayat (2) huruf c Undang-Undang Nomor 3
ep
k

Tahun 2009 dan Pasal 1 angka 4 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1


ah

Tahun 2011;
R

si
Bahwa berkaitan dengan kerugian hak yang diakibatkan oleh
berlakunya peraturan perundang-undangan yang dimohonkan pengujian,

ne
ng

Mahkamah Agung sejak Putusan Nomor 54 P/HUM/2013 dan Nomor 62


P/HUM/2013, yang kemudian diikuti oleh putusan-putusan berikutnya, telah

do
gu

berpendirian bahwa pengujian legal standing Pemohon keberatan hak uji


materiil harus memenuhi 5 (lima) syarat, yaitu:
a. adanya hak Pemohon yang diberikan oleh suatu peraturan perundang-
In
A

undangan;
b. hak tersebut oleh Pemohon dianggap dirugikan oleh berlakunya
ah

lik

peraturan perundang-undangan yang dimohonkan pengujian;


c. kerugian tersebut harus bersifat spesifik dan aktual atau setidak-tidaknya
m

ub

potensial yang menurut penalaran yang wajar dapat dipastikan akan


terjadi;
ka

d. adanya hubungan sebab-akibat antara kerugian dimaksud dan


ep

berlakunya peraturan perundang-undangan yang dimohonkan pengujian;


ah

Halaman 47 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan

si
e. adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan maka
kerugian seperti yang didalilkan tidak akan atau tidak lagi terjadi;

ne
ng
Bahwa dalam perkara a quo, Para Pemohon mendalilkan sebagai
rakyat Indonesia yang merasa dirugikan atas pemberlakuan ketentuan Pasal

do
gu 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan
Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum.

In
A
Karena dengan diberlakukan Pasal a quo membuka kemungkinan Presiden
dan Wakil Presiden yang terpilih tidak memiliki akseptabilitas dan tidak
ah

lik
merepresentasikan harapan rakyat Indonesia di 34 Provinsi yang tersebar di
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
am

ub
Bahwa apabila melihat kondisi Demografis Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang merupakan Negara kepulauan, yang terbagi dari 34 Provinsi
dengan populasi penduduk kurang lebih 200 Juta Jiwa, yang dimana
ep
k

sebaran populasi penduduk setiap provinsinya tidak proporsional. Sebut saja


ah

Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten
R

si
memiliki Populasi hampir 50% (lima puluh persen) dari total populasi
penduduk Indonesia. Sehingga dimungkinkan Calon Presiden dan Calon

ne
ng

Wakil Presiden terpilih apabila hanya didukung penuh oleh Provinsi-provinsi


yang memiliki populasi penduduk yang berjumlah besar saja, maka

do
gu

keterpilihannya tidak merepresentasikan keseluruhan provinsi yang ada di


Indonesia;
Bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, Mahkamah Agung
In
A

berpendapat, Para Pemohon merupakan subjek hukum yang dirugikan


haknya akibat berlakunya objek hak uji materiil. Dengan demikian Para
ah

lik

Pemohon mempunyai kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan


permohonan keberatan hak uji materiil a quo sebagaimana dimaksud Pasal
m

ub

31A ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 dan Pasal 1 angka 4
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2011;
ka

ep
ah

Halaman 48 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tenggang Waktu Pengajuan Permohonan

si
Menimbang, bahwa menurut ketentuan Pasal 76 ayat (3) Undang-
Undang Pemilu, permohonan keberatan hak uji materiil ke Mahkamah Agung

ne
ng
diajukan dalam tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sejak Peraturan
Komisi Pemilihan Umum diundangkan;

do
gu Bahwa objek permohonan diundangkan tanggal 4 Februari 2019,
sehingga batas akhir pengajuan permohonan adalah tanggal 19 Maret 2019,
sedangkan permohonan a quo diajukan dan terdaftar di Kepaniteraan

In
A
Mahkamah Agung pada tanggal 14 Mei 2019, sehingga secara yuridis formal
pengajuan permohonan a quo telah lewat waktu. Ketentuan Pasal 76 ayat
ah

lik
(3) Undang-Undang Pemilu tersebut harus diterapkan secara kasuistis,
karena pemungutan suara Pemilu dilaksanakan tanggal 17 April 2019,
am

ub
sehingga belum ada kepentingan Para Pemohon yang dirugikan, padahal
untuk mengajukan permohonan hak uji materiil, diharuskan adanya
kepentingan yang dirugikan pada Para Pemohon. Dengan demikian norma
ep
k

tentang tenggang waktu tersebut tidak mungkin dapat dilaksanakan, karena


ah

pada saat itu belum dilaksanakan pemilu. Oleh karena itu, berdasarkan
R

si
Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945 juncto Pasal 17 Undang-Undang Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang memberikan hak asasi kepada

ne
ng

setiap orang untuk menuntut haknya pada proses peradilan, maka ketentuan
Pasal 76 ayat (3) Undang-Undang Pemilu tersebut dapat dikesampingkan,

do
gu

selanjutnya Mahkamah Agung akan menguji pokok permohonan, apakah


ketentuan yang dimohonkan uji materiil a quo bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau tidak;
In
A

Pokok Permohonan
Menimbang, bahwa pokok permohonan keberatan hak uji materiil
ah

lik

adalah pengujian Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan Umum


Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan
m

ub

Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih


dalam Pemilihan Umum, bertentangan atau tidak dengan peraturan
ka

perundang-undangan yang lebih tinggi yaitu Undang-Undang Nomor 7


ep

Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;


ah

Halaman 49 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa untuk mendukung dalil-dalil permohonannya, Para Pemohon

si
mengajukan alat bukti surat/tulisan yang diberi tanda P-1 sampai dengan
P- 2;

ne
ng
Bahwa untuk mendukung dalil-dalil jawabannya, Termohon
mengajukan alat bukti surat/tulisan yang diberi tanda T-1 sampai dengan

do
gu T-6;
Pendapat Mahkamah Agung:
Menimbang, bahwa dari dalil-dalil Permohonan Para Pemohon yang

In
A
kemudian dibantah oleh Termohon dihubungkan dengan bukti-bukti yang
diajukan oleh para pihak, Mahkamah Agung mempertimbangkan pokok
ah

lik
permohonan sebagai berikut:
Bahwa substansi objek permohonan keberatan hak uji materiil peraturan
am

ub
ketentuan Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih,
Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan
ep
k

Umum, apakah bertentangan atau tidak dengan peraturan perundang-


ah

undangan yang lebih tinggi yaitu Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
R

si
Pemilihan Umum;
Bahwa objek Hak Uji Materiil Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi

ne
ng

Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon


Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam

do
gu

Pemilihan Umum mengatur perihal Penetapan Pasangan Calon Presiden dan


Wakil Presiden Terpilih, menyebutkan:
“Dalam hal hanya terdapat 2 (dua) Pasangan Calon dalam Pemilu Presiden dan
In
A

Wakil Presiden, KPU menetapkan Pasangan Calon yang memperoleh suara


terbanyak sebagai pasangan calon terpilih”;
ah

lik

Bahwa ketentuan Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan Umum


Nomor 5 Tahun 2019 a quo adalah merupakan peraturan turunan yang berasal
m

ub

dari ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan


Umum, Pasal 416 menyatakan:
ka

1) Pasangan Calon terpilih adalah Pasangan Calon yang memperoleh suara


ep

lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah suara dalam Pemilu Presiden
ah

Halaman 50 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan Wakil Presiden dengan sedikitnya 20% (dua puluh persen) suara di

si
setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 1/2 (setengah) jumlah provinsi di
Indonesia;

ne
ng
2) Dalam hal tidak ada Pasangan Calon terpilih sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), 2 (dua) Pasangan Calon yang memperoleh suara terbanyak

do
gu pertama dan kedua dipilih kembali oleh rakyat secara langsung dalam
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden;
3) Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama diperoleh

In
A
oleh 2 (dua) Pasangan Calon, kedua Pasangan Calon tersebut dipilih
kembali oleh rakyat secara langsung dalam Pemilu Presiden dan Wakil
ah

lik
Presiden;
4) Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan jumlah yang sama diperoleh
am

ub
oleh 3 (tiga) Pasangan Calon atau lebih, penentuan peringkat pertama dan
kedua dilakukan berdasarkan persebaran wilayah perolehan suara yang
lebih luas secara berjenjang;
ep
k

5) Dalam hal perolehan suara terbanyak kedua dengan jumlah yang sama
ah

diperoleh oleh lebih dari 1 (satu) Pasangan Calon, penentuannya dilakukan


R

si
berdasarkan persebaran wilayah perolehan suara yang lebih luas secara
berjenjang;

ne
ng

Bahwa ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang


Pemilihan Umum, Pasal 416 merupakan penjabaran ulang norma yang

do
gu

terkandung dari ketentuan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 6A sebagai


peraturan tertinggi konstitusi yang menyatakan:
1) Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung
In
A

oleh rakyat;
2) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik
ah

lik

atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan


pemilihan umum;
m

ub

3) Pasangan calon Presiden dan wakil Presiden yang mendapatkan suara


lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum
ka

dengan sedikitnya dua puluh persen suara disetiap provinsi yang tersebar
ep
ah

Halaman 51 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi

si
Presiden dan Wakil Presiden;
4) Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih,

ne
ng
dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan
kedua dalam pemilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung dan

do
gu pasangan yang memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai
Presiden dan Wakil Presiden;
5) Tata cara pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden lebih lanjut

In
A
diatur dalam undang-undang;
Bahwa Negara Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri dari
ah

lik
berbagai ragam latar belakang baik daerah/wilayah, suku bangsa, agama,
budaya dan bahasa dengan penduduk yang tersebar di seluruh wilayah
am

ub
kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kemajemukan ini
terjalin dalam satu ikatan bangsa indonesia sebagai satu kesatuan bangsa yang
utuh dan berdaulat, karenanya untuk mewakili keragaman penduduk Indonesia
ep
k

sekaligus menghindarkan dari dominasi atau hegemoni dari satu kelompok


ah

golongan masyarakat tertentu saja maka Presiden dan Wakil Presiden yang
R

si
terpilih di Negara Kesatuan Republik Indonesia sepatutnya memiliki legitimasi
yang kuat dan merata di seluruh tanah air;

ne
ng

Karenanya Original intent ketentuan Pasal 416 Undang-Undang Nomor 7


Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum BAB XII Penetapan Perolehan Kursi dan

do
gu

Calon Terpilih dan Penetapan Pasangan Calon Terpilih yang disadur dari
ketentuan Pasal 6A ayat (3) UUD 1945 mengatur mengenai adanya syarat
minimal perolehan suara (Presidential threshold) bagi pasangan calon Presiden
In
A

dan Wakil Presiden untuk dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden yakni
memperoleh suara Iebih dari 50% (Iima puluh persen) dari jumlah suara dalam
ah

lik

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dengan sedikitnya 20% (dua puluh persen)
suara di setiap provinsi yang tersebar di Iebih dari (setengah) jumlah provinsi di
m

ub

Indonesia;
Bahwa syarat perolehan tersebut menghendaki Bahwa Presiden yang
ka

dipilih oleh rakyat haruslah mencerminkan Presiden NKRI yang mendapatkan


ep

dukungan dari mayoritas rakyat pemilih dalam pemilihan umum baik dalam
ah

Halaman 52 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bentuk kuantitas maupun dukungan yang tersebar di provinsi-provinsi dan

si
pasangan calon Capres/Cawapres dalam konstelasi pilpres tidak hanya
terkonsentrasi di beberapa wilayah padat penduduk saja sedangkan daerah-

ne
ng
daerah yang dianggap kurang strategis (Iuas secara geografis namun sedikit
jumlah pemilihnya) terabaikan dan tidak terakomodir keinginan serta

do
gu aspirasinya dalam proses kampanye mengenai visi, misi, dan program masing-
masing peserta Pilpres, oleh karena Presiden Republik Indonesia ialah sebagai
Iambang NKRI dan simbol pemersatu bangsa;

In
A
Bahwa Jika Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 5
Tahun 2019 objek Hak Uji Materiil a quo diberlakukan tanpa mengindahkan
ah

lik
syarat Presidential threshold yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum yang disadur dari UUD 1945 maka tidak
am

ub
menutup kemungkinan bahwa di kemudian hari Pilpres kedepannya calon
Presiden/wakil Presiden hanya akan berfokus memenangkan Pilpres pada
kemenangan di daerah-daerah strategis saja (pulau Jawa dan beberapa
ep
k

provinsi yang jumlah pemilihnya besar) sehingga representasi suara rakyat di


ah

daerah-daerah yang dianggap kurang strategis (wilayahnya luas secara


R

si
geografis, namun jumlah pemilihnya sedikit) akan hilang begitu saja
berdasarkan prinsip simple majority yang tentunya justru bertolak belakang

ne
ng

dengan maksud dibuatnya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang


Pemilihan Umum yang merupakan penjabaran ulang terhadap norma yang

do
gu

terkandung dalam Pasal 6A ayat 3 UUD 1945;


Bahwa Jika dilakukan penafsiran sistematis terhadap norma ketentuan
Pasal 416 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
In
A

yang merupakan undang-undang organik turunan yang disadur dari Pasal 6A


UUD 1945, sebagai dasar peraturan dibentuknya ketentuan Pasal 3 ayat (7)
ah

lik

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2019 objek Hak Uji Materill
a quo, maka maknanya dapat dipahami bahwa ketentuan yang ada dalam
m

ub

pasal a quo berlaku untuk segala kondisi, temasuk dalam hal Pilpres hanya
diikuti oleh 2 (dua) Pasangan Calon;
ka

Bahwa pada dasarnya ketentuan memperoleh suara Iebih dari 50%


ep

(Iima puluh persen) dari jumlah suara dalam Pemilu Presiden dan Wakil
ah

Halaman 53 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Presiden dengan sedikitnya 20% (dua puluh persen) suara di setiap provinsi

si
yang tersebar di Iebih dari (setengah) jumlah provinsi di Indonesia, adalah
syarat yang logis dalam kontestasi Pilpres di negara Indonesia yang kondisi

ne
ng
demografisnya merupakan negara kepulauan yang terbagi 34 provinsi dengan
sebaran populasi penduduk setiap provinsinya tidak proporsional dengan

do
gu beragam latar belakangnya, baik daerah/wilayah, suku, agama, dan budaya.
Syarat tersebut, tidaklah menjadi sebuah syarat yang sulit untuk terpenuhi
manakala kontestasi Pilpres hanya dikuti dua pasangan calon, ketentuan

In
A
tersebut telah dirumuskan dengan baik oleh pembentuk konstitusi dan Undang-
Undang Pemilihan Umum sehingga syarat perolehan suara (Presidential
ah

lik
threshold) tersebut tidak perlu direduksi pada rumusan ketentuan Peraturan
Komisi Pemilihan Umum objek Hak Uji Materiil a quo, karena apabila salah satu
am

ub
pasangan calon Pilpres memperoleh suara Iebih dari 50% (Iima puluh persen)
dari jumlah suara nasional, ketentuan untuk memperoleh suara sedikitnya 20%
(dua puluh persen) suara di setiap provinsi yang tersebar di Iebih dari
ep
k

(setengah) jumlah provinsi di Indonesia adalah akan juga bakal dengan


ah

sendirinya terpenuhi, bilamana syarat pasangan Capres/Cawapres tersebut


R

si
berkampanye merata tersebar di semua provinsi seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), justru ketiga syarat tersebut akan saling

ne
ng

melengkapi, sehingga menunjukkan Presiden terpilih nantinya akan


mencerminkan Presiden NKRI yang mendapatkan dukungan dari mayoritas

do
gu

rakyat pemilih dalam pemilihan umum baik dalam bentuk kuantitas maupun
dukungan yang tersebar di provinsi-provinsi;
Bahwa ketentuan Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan Umum
In
A

Nomor 5 Tahun 2019 objek Hak Uji Materiil a quo yang yang menyebutkan:
“Dalam hal hanya terdapat 2 (dua) Pasangan Calon dalam Pemilu Presiden
ah

lik

dan Wakil Presiden, KPU menetapkan Pasangan Calon yang memperoleh


suara terbanyak sebagai pasangan calon terpilih”, secara jelas, menghilangkan
m

ub

syarat Presidential threshold sedikitnya 20% (dua puluh persen) suara provinsi
yang tersebar di Iebih dari (setengah) jumlah provinsi di Indonesia. Oleh
ka

karenanya norma Ketentuan tersebut tidak mempedomani norma ketentuan


ep

diatasnya yakni pasal 416 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang


ah

Halaman 54 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemilihan Umum yang merupakan norma yang disadur dari Pasal 6A ayat (3)

si
UUD 1945;
Bahwa ketentuan Pasal 416 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017

ne
ng
tentang Pemilihan Umum BAB XII Penetapan Perolehan Kursi dan Calon
Terpilih dan Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Bagian Kesatu Penetapan

do
gu Perolehan Suara Presiden dan Wakil Presiden, tidak ada ketentuan dan
perintah untuk dapat mengatur yang mengatur perihal penetapan pasangan
terpilih apabila hanya terdapat 2 (dua) pasangan Calon Presiden dan Wakil

In
A
Presiden bahkan ketentuan pasal 416 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2017 tentang Pemilihan Umum berbunyi Pasangan Calon terpilih adalah
ah

lik
Pasangan Calon yang memperoleh suara lebih dari 50% (lima puluh persen)
dari jumlah suara dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dengan sedikitnya
am

ub
20% (dua puluh persen) suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 1/2
(setengah) jumlah provinsi di Indonesia;
Bahwa oleh karena ketentuan objek Hak Uji Materiil Pasal 3 ayat (7)
ep
k

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2019 tidak dapat diakui
ah

keberadaannya dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, karena tidak


R

si
diperintahkan dalam peraturan perundang-undangan di atasnya yakni Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum yang merupakan

ne
ng

penjabaran ulang norma yang terkandung dari ketentuan UUD 1945 Pasal 6A
sebagai peraturan tertinggi di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mana

do
gu

keberadaan pasal-pasal dalam UUD 1945 adalah pilihan dari pembuat UUD
1945 yang seharusnya tidak bisa dinilai;
Bahwa Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2019
In
A

bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan khususnya asas kelembagaan
ah

lik

atau pejabat pembentuk yang tepat dan asas kesesuaian antara jenis, hierarki,
dan materi muatan. Sebagaimana dimaksud ketentuan Pasal 7 ayat (2)
m

ub

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Pembentukan Peraturan Perundang-


Undangan, jenis Peraturan Perundang-undangan diakui keberadaannya dan
ka

mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan


ep

Perundang-undangan yang lebih tinggi, sedangkan objek hak uji materiil a quo
ah

Halaman 55 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tidak diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi serta

si
tidak mencerminkan asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan dengan
pasal 416 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dan

ne
ng
Pasal 6A Undang-Undang Dasar 1945;
Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut, maka objek

do
gu permohonan Hak Uji Materiil bertentangan dengan Undang-Undang Dasar
1945 Pasal 6A, Pasal 416 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum, Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang

In
A
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, sehingga permohonan Para
Pemohon patut untuk dikabulkan sebagian;
ah

lik
Bahwa tuntutan selebihnya bukan ranah pengujian keberatan hak uji
materiil oleh Mahkamah Agung. Oleh karena itu, terhadap tuntutan ini patut
am

ub
dinyatakan tidak diterima;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
di atas, terbukti bahwa ketentuan Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan
ep
k

Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan


ah

Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih


R

si
dalam Pemilihan Umum, bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi yaitu
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, oleh

ne
ng

karenanya permohonan keberatan hak uji materiil dari Para Pemohon harus
dikabulkan untuk sebagian dan peraturan yang menjadi objek dalam

do
gu

permohonan keberatan hak uji materiil a quo harus dinyatakan tidak


mempunyai kekuatan hukum mengikat;
Menimbang, bahwa dengan dikabulkannya sebagian permohonan
In
A

keberatan hak uji materiil dari Para Pemohon, maka Termohon dihukum untuk
membayar biaya perkara;
ah

lik

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 31A ayat (8) Undang-


Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
m

ub

Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung dan Pasal 8 ayat (1)
Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2011 tentang Hak Uji Materiil,
ka

Panitera Mahkamah Agung mencantumkan salinan Putusan ini dalam Berita


ep

Negara;
ah

Halaman 56 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009

si
tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985
tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

ne
ng
Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilhan Umum,

do
gu Peraturan Mahkamah Agung Nomor 01 Tahun 2011 tentang Hak Uji Materiil,
serta peraturan perundang-undangan lain yang terkait;
MENGADILI,

In
A
1. Mengabulkan permohonan pengujian hak uji materiil dari Para Pemohon: 1.
RACHMAWATI SOEKARNOPUTRI, 2. ASRIL HAMZAH TANJUNG, 3.
ah

lik
DAHLIA, 4. RISTIYANTO, 5. MUHAMMAD SYAMSUL, 6. PUTUT
TRIYADI WIBOWO, 6.EKO SANTJOJO, 7. HASBIL MUSTAQIM LUBIS
am

ub
untuk sebagian;
2. Menyatakan ketentuan Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan
ep
k

Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih


ah

dalam Pemilihan Umum, bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi


R

si
yaitu Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;
3. Menyatakan ketentuan Pasal 3 ayat (7) Peraturan Komisi Pemilihan Umum

ne
ng

Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan


Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih

do
gu

dalam Pemilihan Umum, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;


4. Menyatakan Permohonan Para Pemohon untuk selebihnya tidak diterima;
5. Memerintahkan kepada Panitera Mahkamah Agung untuk mengirimkan
In
A

salinan putusan ini kepada Percetakan Negara untuk dicantumkan dalam


Berita Negara;
ah

lik

6. Menghukum Termohon membayar biaya perkara sejumlah


Rp1.000.000,00;
m

ub

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah


Agung pada hari Senin, tanggal 28 Oktober 2019, oleh Dr. H. Supandi, S.H.,
ka

M.Hum., Ketua Muda Mahkamah Agung Urusan Lingkungan Peradilan Tata


ep

Usaha Negara yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua
ah

Halaman 57 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Majelis, Dr. Irfan Fachruddin, S.H., C.N. dan Is Sudaryono, S.H., M.H., Hakim-

si
Hakim Agung sebagai Anggota Majelis, dan diucapkan dalam sidang terbuka
untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim

ne
ng
Anggota Majelis tersebut dan dibantu oleh Kusman, S.IP., S.H., M.Hum.,
Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak.

do
gu Anggota Majelis: Ketua Majelis,

In
A
ttd ttd
ah

lik
Dr. Irfan Fachruddin, S.H., C.N. Dr. H. Supandi, S.H., M.Hum.
am

ttd

ub
ep
k

Is Sudaryono, S.H., M.H.


ah

Panitera Pengganti,
R

si
ttd

ne
ng

Kusman, S.IP., S.H., M.Hum.

do
gu

Biaya-biaya:
1. Meterai ……..…… Rp 6.000,00
2. Redaksi ……….… Rp 10.000,00
3. Administrasi …... Rp 984.000,00
In
A

Jumlah ………………. Rp1.000.000,00

Untuk Salinan
ah

lik

MAHKAMAH AGUNG – RI
a.n. Panitera
Panitera Muda Tata Usaha Negara,
m

ub
ka

ep

H. ASHADI, SH
NIP : 195409241984031001
ah

Halaman 58 dari 58 halaman. Putusan Nomor 44 P/HUM/2019


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58

Anda mungkin juga menyukai