Anda di halaman 1dari 13

PRODI D.

III KEPERAWATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIKKESEHATAN TANJUNGKARANG
Kampus : Jl. Soekarno Hatta No. 1 Bandar Lampung Telp/Fax : (0721) 703580
=================================================================
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
(Individu Pasien/Keluarga Pasien)

Pokok Pembahasan : Nyeri Akut


Sasaran : Pasien dan Keluarga dengan Luka Pasca
Operasi Seksio Sesaria
Hari/Tanggal : Kamis, 9 April 2020
Jam /Waktu : 09.00-09.25 (25 menit )
Tempat : Ruang Delima RSUD Abdul Moeloek
Penyuluh : Kartika Nnovia Darmayanti

A. Analisa Situasi

Nyeri merupakan alasan utama seseorang mencari bantuan perawatan


kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersama dengan
beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat mengganggu
dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun.
Manajemen nyeri merupakan suatu proses atau tindakan keperawatan yang
dilakukan baik secara kolaboratif ataupun secara individu pada pasien pasca
pembedahan guna mengontrol atau mengurangi nyeri serta mengendalikan rasa
nyeri yang dirasa oleh pasien. Manajemen nyeri penting dilakukan dan paling
tidak harus mendapat perhatian dari pertugas perawat atau petugas kesehatan
lainnya untuk mengurangi keluhan nyeri pada pasien. Pengendalian nyeri pada
pasien pasca pembedahandapat mengurangi keluhan serta resiko lain akibat dari
nyeri. Manajemen secara individu dapat dilakukan dengan cara mengajarkan
teknik distraksi dan relaksasi berupa nafas dalam dan teknik pengalihan perhatian
guna mengurangi resiko nyeri pada pasien.
Ny. K (24 tahun) seorang ibu rumah tangga dirawat di rumah sakit 3 (tiga)
hari yang lalu pasca melahirkan dengan tindakan seksio sesaria. Pasien mengeluh
rasa sakit, dan nyeri yang hilang timbul pada bagian luka bekas operasi. Pasien
dan keluarga mengatakan tidak memahami apa yang harus dilakukan untuk
meringankan nyeri yang dialami pasien dan belum pernah mendapat informasi
tentang hal itu, paien dan keluarga juga belum mengetahui bagaimana cara
merawat luka pasca operasi yang baik dan benr.
B. Diagnosa Keperawatan
Nyeri Akut b.d adanya luka pasca operasi seksio sesaria hari kedua

C. Masalah/ Diagnosis Promosi Kesehatan


Gangguan Nyaman : Nyeri akut pada luka pasca operasi seksiso caesaria hari
kedua b.d kurangnya pengetahuan tentang cara manajemen nyeri dan perawatan
luka pasca operasi SC

D. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan proses penyuluhan selama 25 menit, diharapkan pasien dan
keluarga dapat memahami tentang manajemen nyeri pada luka pasca operasi
caesar serta cara perawatan luka pasca operasi yang benar.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan selama 25 menit, diharapkan keluarga dan
pasien dapat :
a. Menjelaskan Pengertian nyeri dan nyeri akut
b. Menyebutkan penyebab timbulnya nyeri akut serta menyebutkan tanda dan
gejala nyeri akut
c. Menyebutkan komplikasi atau akibat yang dapat terjadi karena nyeri akut
d. Menyebutkan cara-cara untuk mengatasi nyeri akut serta mempraktikan
teknik distraksi dan relaksasi untuk memanjemen nyeri.
a. Menjelaskaan cara merawat luka pasca operasi yang baik dan benar.
b. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

E. Isi Materi (Uraian materi penyuluhan terlampir/dilampirkan)


1. Nyeru akut : Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi
yang dapat terjadi, serta cara memanajemen atau cara
mengatasinya.
2. Perawatan luka : Cara merawat luka pasca operasi seksio sesaria yang
benar
F. Metode
1. Wawancara
2. Penyuluhan
3. Tanya jawab

1. Media
1. Lembar balik
2. Leaflet
2. Kegiatan Pembelajaran

Waktu Kegiatan Kegoatan


Penyuluhan Penyuluh Sasaran
3 menit Pembukaan:
 Salam  Memberikan salam  Menjawab  salam
 Perkenalkam  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Tujuan  Menjelaskan tujuan
 Memperhatikan
penyuluhan

10 menit Inti: Menjelaskan :


Menjelaskan materi  Menjelaskan tentang  Menyimak dan
secara sistematis dengan
pengertian, faktor- mendengarkan
media lembar balik
faktor yang
mempengaruhi nyer,
cara mengkaji persepsi
nyeri, cara-cara
mengatasi nyeri pada
luka post operasi
caesar.
 Pasien dan keluarga
 Memberi kesempatan
mengajukan
kepada pasien dan
pertanyaan
keluarga untuk
menanyakan hal-hal
yang kurang jelas
7 menit Evaluasi tanya jawab  Memberikan  Memberikan
kesempatan pada pertanyaan
pasien dan keluarga
untuk bertanya
 Menyampaikan
 Memberikan
kesimpulan hasil
kesempatan kepada
penyuluhan
pasien dan keluarga
untuk menjelaskan
/menyebutkan kembali
kesimpulan dari
materi yang telah
disampaikan

5 menit Penutup  Membacakan  Mendengarkan


kesimpulan materi
kepada masyarakat
 Menerima leaflet
 Membagikan leaflet
tentang manajemen
nyeri akut pada pasien  Menjawab salam

post operasi caesar


 Mengucapkan salam
penutup

I. Evaluasi
1. Struktur :
a. Sasaran ada di tempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan.
b. Penyelenggaraan dilaksanakan di ruang Delima RSUD. Abdul Moeloek.
2. Proses :
a. Sasaran antusias dan dapat memahami materi penyuluhan yang
diberikan.
b. Sasaran mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir.
c. Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil
penyuluhan.
3. Hasil :
c. Klien atau keluarga dapat menjelaskan pengertian nyeri dan nyeri akut
serta penyebab timbulnya nyeri dan komplikasi apa saja yang dapat
terjadi akibat nyeri.
d. Klien atau keluarga dapat mempraktikan teknik distraksi dan relaksasi
untuk memanjemen nyeri.
e. Klien atau keluarga dapat menjelaskan cara merawat luka pasca operasi
yang baik dan benar.
f. Klien atau kelurga dapat menyimpulkan materi penyuluhan yang telah
disampaikan.

Lampiran 1 : Materi Penyuluhan


Materi Satuan Acara Penyuluhan

Manajemen Nyeri dan Perawatan Luka


Pasca Operasi Seksio Sesaria

A. Pengertian Nyeri
Nyeri adalah suatu perasaan menderita baik fisik dan mental atau perasaan
yang bisa menimbulkan ketegangan (Alimul, 2006)
Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti
oleh reaksi fisik, Fisiologis, dan emosional (Alimul, 2006)
Nyeri akut adalah sensasi jangka pendek yang menyadarkan kita adanya
cedera nyeri akut dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Nyeri Somatik
Terjadi jika organ yang terkena adalah organ soma seperti : kulit, otot,
sendi, tulang atau ligamen karena disini mengandung banyak nosiseptor.
2) Nyeri Viseral

Terjadi jika yang terkena adalah organ-organ viseral atau organ dalam,
meliputi : rongga thorax (paru dan jantung), rongga abdomen (usus, limpa,
hati dan ginjal), serta rongga pelvis (ovarium, kandung kemih dan
kandungan).
Pada pasien post Operasi caesar, nyeri akut yang terjadi adalah nyeri
somatik.

B. Etiologi

Adapun etiologi nyeri akut yaitu:


1. Disebabkan oleh agen pencedera fisiologis (misal : inflamasi, iskemia,
neoplasma)
2. Disebabkan oleh agen pencedera kimiawi (misal : terbakar bahan kimia
iritan)
3. Disebabkan oleh agen pencedera fisik (misal : abses, amputasi, terbakar,
terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik
berlebihan)
Pada pasien post operasi caesar nyeri akut disebabkan oleh luka bekas operasi
(pembedahan).

C. Tanda dan Gejala Nyeri


Tanda dan gejala mayor
Subjektif :
- Mengeluh nyeri
Objektif :
- Tampak meringis
- bersika[p protektif (misal: waspada, posisi menghindari nyeri)
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- Sulit tidur

Tanda dan gejala minor

Subjektif :
- (tidak tersedia)
Objektif
- Tekanan darah menigkat
- Pola napas berubah
- Nafsu makan berubah
- Proses berpikir terganggu
- Menarik diri
- Berfokus pada diri sendiri
- diaforesis

D. Komplikasi akibat nyeri akut

Komplikasi yang dapat terjadi antara lain :


1. Edema pulmonal
2. Kejang
3. Masalah Mobilisasi
4. Hipertensi
5. Hipovolemik
6. Hipertermia
7. Infeksi
Pada pasien post operasi caesar komplikasi yang dapat terjadi yaitu : masalah
mobilisasi dan infeksi
E. Penatalaksanaan/ Cara Mengatasi
1. Penatalaksanaan nyeri secara farmakologi
Penatalaksanaan nyeri secara farmakologi melibatkan penggunaan
opiat (narkotik), nonopiat/ obat AINS (anti inflamasi nonsteroid), obat-obat
adjuvans atau koanalgesik. Analgesik opiat mencakup derivat opium, seperti
morfin dan kodein. Narkotik meredakan nyeri dan memberikan perasaan
euforia. Semua opiat menimbulkan sedikit rasa kantuk pada awalnya ketika
pertama kali diberikan, tetapi dengan pemberian yang teratur, efek samping
ini cenderung menurun. Opiat juga menimbulkan mual, muntah, konstipasi,
dan depresi pernapasan serta harus digunakan secara hati-hati pada klien yang
mengalami gangguan pernapasan (Berman, et al. 2009).

Nonopiat (analgesik non-narkotik) termasuk obat AINS seperti aspirin


dan ibuprofen. Nonopiat mengurangi nyeri dengan cara bekerja di ujung saraf
perifer pada daerah luka dan menurunkan tingkat mediator inflamasi yang
dihasilkan di daerah luka. (Berman, et al. 2009).

Analgesik adjuvans adalah obat yang dikembangkan untuk tujuan selain


penghilang nyeri tetapi obat ini dapat mengurangi nyeri kronis tipe tertentu
selain melakukan kerja primernya. Sedatif ringan atau obat penenang, sebagai
contoh, dapat membantu mengurangi spasme otot yang menyakitkan,
kecemasan, stres, dan ketegangan sehingga klien dapat tidur nyenyak.
Antidepresan digunakan untuk mengatasi depresi dan gangguan alam perasaan
yang mendasarinya, tetapi dapat juga menguatkan strategi nyeri lainnya
(Berman, et al. 2009).

2. Penatalaksanaan Nyeri non Farmakologi

a.       Stimulasi dan masase kutaneus.

Masase adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan


pada punggung dan bahu. Masase tidak secara spesifik menstimulasi
reseptor tidak nyeri pada bagian yang sama seperti reseptor nyeri tetapi
dapat mempunyai dampak melalui sistem kontrol desenden. Masase
dapat membuat pasien lebih nyaman karena menyebabkan relaksasi
otot (Smeltzer dan Bare, 2002).

b.      Terapi es dan panas


Terapi es dapat menurunkan prostaglandin, yang memperkuat
sensitivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan
menghambat proses inflamasi. Penggunaan panas mempunyai
keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan
dapat turut menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan. Baik
terapi es maupun terapi panas harus digunakan dengan hati-hati dan
dipantau dengan cermat untuk menghindari cedera kulit (Smeltzer dan
Bare, 2002).

c.       Trancutaneus electric nerve stimulation

Trancutaneus electric nerve stimulation (TENS) menggunakan unit


yang dijalankan oleh baterai dengan elektroda yang dipasang pada kulit
untuk menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar atau mendengung
pada area nyeri. TENS dapat digunakan baik untuk nyeri akut maupun
nyeri kronis (Smeltzer dan Bare, 2002)

d.      Distraksi

Distraksi yang mencakup memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu


selain pada nyeri dapat menjadi strategi yang berhasil dan mungkin
merupakan mekanisme yang bertanggung jawab terhadap teknik
kognitif efektif lainnya. Seseorang yang kurang menyadari adanya nyeri
atau memberikan sedikit perhatian pada nyeri akan sedikit terganggu
oleh nyeri dan lebih toleransi terhadap nyeri. Distraksi diduga dapat
menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi sistem kontrol
desenden, yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang
ditransmisikan ke otak (Smeltzer dan Bare, 2002).

e.       Teknik relaksasi

Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan


merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Hampir semua
orang dengan nyeri kronis mendapatkan manfaat dari metode relaksasi.
Periode relaksasi yang teratur dapat membantu untuk melawan keletihan
dan ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri kronis dan yang
meningkatkan nyeri (Smeltzer dan Bare, 2002).

f.       Imajinasi terbimbing

Imajinasi terbimbing adalah mengggunakan imajinasi seseorang dalam


suatu cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif
tertentu. Sebagai contoh, imajinasi terbimbing untuk relaksasi dan
meredakan nyeri dapat terdiri atas menggabungkan napas berirama
lambat dengan suatu bayangan mental relaksasi dan
kenyamanan (Smeltzer dan Bare, 2002).

g.      Hipnosis

Hipnosis efektif dalam meredakan nyeri atau menurunkan jumlah


analgesik yang dibutuhkan pada nyeri akut dan kronis. Keefektifan
hipnosis tergantung pada kemudahan hipnotik individu.

F. Perawatan Luka pasca Operasi

1. Rutin mengganti perban 1 kali sehari, kl perban nya basah atau lembab
segera ganti
2. Jangan menutup luka terlalu rapat, pastikan luka mendapat sirkulasi udara
yang baik
3. Selalu jaga kebersihan luka untuk menghindari infeksi, ketika mandi usap
lembut dengan sabun, lalu pastikan luka kering sepenuhnya setelah mandi,
dan jangan berendam di bak mandi.
4. Jangan mengangkat beban berat, hindari aktivitas yang membuat ibu terlalu
llah. Hati-hati ketika ibu bersin, tertawa, atau batuk. Tekanan berlebihan bisa
membuat luka kembali terbuka, Ibu bisa melakukan gerakan menahan
bagian perut di dekat luka untuk menghindari tekanan berlebihan tersebut.

Lampiran II

EVALUASI

Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan tepat

1. Apakah pengertian dari nyeri dan nyeri akut?


2. Sebutkan etiologi nyeri!
3. Sebutkan tanda dan gejala nyeri akut!
4. Sebutkan Komplikasi akibat nyeri!
5. Sebutkan cara penataaksanaan nyeri!
6. Sebutkan cara merawat luka pasca operasi yang benar!
1. Pengertian nyeri dan nyeri akut
a. Nyeri
Nyeri adalah suatu perasaan menderita baik fisik dan mental atau
perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan (Alimul, 2006)
Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke
otak dan diikuti oleh reaksi fisik, Fisiologis, dan emosional (Alimul,
2006)
b. Nyeri Akut
Nyeri akut adalah sensasi jangka pendek yang menyadarkan kita
adanya cedera. nyeri akut dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Nyeri Somatik
Terjadi jika organ yang terkena adalah organ soma seperti : kulit,
otot, sendi, tulang atau ligamen karena disini mengandung banyak
nosiseptor.
2) Nyeri Viseral

Terjadi jika yang terkena adalah organ-organ viseral atau organ


dalam, meliputi : rongga thorax (paru dan jantung), rongga
abdomen (usus, limpa, hati dan ginjal), serta rongga pelvis
(ovarium, kandung kemih dan kandungan).
Pada pasien post Operasi caesar, nyeri akut yang terjadi adalah nyeri
somatik.

2. Etiologi nyeri akut


Adapun etiologi nyeri akut yaitu:
1. Disebabkan oleh agen pencedera fisiologis (misal : inflamasi, iskemia,
neoplasma)
2. Disebabkan oleh agen pencedera kimiawi (misal : terbakar bahan kimia
iritan)
3. Disebabkan oleh agen pencedera fisik (misal : abses, amputasi, terbakar,
terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik
berlebihan)
Pada pasien post operasi caesar nyeri akut disebabkan oleh luka bekas operasi
(pembedahan).

3. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala mayor
Subjektif :
- Mengeluh nyeri
Objektif :
- Tampak meringis
- bersika[p protektif (misal: waspada, posisi menghindari nyeri)
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- Sulit tidur

Tanda dan gejala minor

Subjektif :
- (tidak tersedia)
Objektif
- Tekanan darah menigkat
- Pola napas berubah
- Nafsu makan berubah
- Proses berpikir terganggu
- Menarik diri
- Berfokus pada diri sendiri
- diaforesis

4. Komplikasi akibat nyeri


Komplikasi yang dapat terjadi antara lain :
1. Edema pulmonal
2. Kejang
3. Masalah Mobilisasi
4. Hipertensi
5. Hipovolemik
6. Hipertermia
7. Infeksi
Pada pasien post operasi caesar komplikasi yang dapat terjadi yaitu :
masalah mobilisasi dan infeksi

5. Penatalaksanaan/Cara mengatasi nyeri


Dibagi menjadi 2 yaitu secara farmakologi dan non farmakologi.
a. Secara farmakologi :
menggunakan obat-obatan seperti nonopiat (analgesik non-narkotik)
termasuk obat AINS seperti aspirin dan ibuprofen.
b. Secara non-farmakologi
dengan cara masase, terapi es dan panas, distraksi, relaksasi, imajinasi
terbimbing, dan hipnois

6. Perawatan Luka pasca Operasi


a. Rutin mengganti perban 1 kali sehari, kl perban nya basah atau lembab
segera ganti
b. Jangan menutup luka terlalu rapat, pastikan luka mendapat sirkulasi udara
yang baik
c. Selalu jaga kebersihan luka untuk menghindari infeksi, ketika mandi usap
lembut dengan sabun, lalu pastikan luka kering sepenuhnya setelah
mandi, dan jangan berendam di bak mandi.
d. Jangan mengangkat beban berat, hindari aktivitas yang membuat ibu
terlalu llah. Hati-hati ketika ibu bersin, tertawa, atau batuk. Tekanan
berlebihan bisa membuat luka kembali terbuka, Ibu bisa melakukan
gerakan menahan bagian perut di dekat luka untuk menghindari tekanan
berlebihan tersebut.

Daftar Pustaka

Andarmoyo, s. ( 2013 ). Konsep dan Proses Nyeri. Jogyakarta : Ar-Ruzz


Kim Davies. ( 2007 ). Buku Pintar Nyeri Tulang Dan Otot, Jakarta : Erlangga
Corwin, e ( 2009 ). Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta : EGC
DijenYankes kemenkesRI (2028). Manajemen Nyeri,
http://yankes.kemkes.go.id/read-manajemen-nyeri-4944.html, diunggah 22 Maret
2020

Anda mungkin juga menyukai