Anda di halaman 1dari 31

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA PADA MATERI


STATISTIKA KELAS IX SMPN 2 KADEMANGAN

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH
SEPTIANA WULAN CAHYANI
NIM. 12204173181

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
MEI 2020
PROPOSAL

Diajukan Kepada Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Kajian Problematika Pendidikan Matematika

Dosen Pengampu :
Beni Asyhar, S.si., M.pd

OLEH
SEPTIANA WULAN CAHYANI
NIM. 12204173181

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
MEI 2020

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR ...................................................................................... i


SAMPUL DALAM................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar belakang masalah/Konteks penelitian ........................................ 1
B. Rumusan masalah/Fokus Penelitian .................................................... 4
C. Tujuan penelitian ................................................................................. 5
D. Kegunaan penelitian ............................................................................. 5
E. Penegasan istilah .................................................................................. 6
F. Sistematika Pembahasan ...................................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 12
A. Landasan teori ...................................................................................... 12
B. Penelitian terdahulu ............................................................................. 15
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 19
A. Metode..... ............................................................................................ 21
B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 21
C. Sumber Data ......................................................................................... 23
D. Teknik pengumpulan data .................................................................... 23
E. Teknik analisis data .............................................................................. 25
DAFTAR RUJUKAN .............................................................................. 27

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan formal, manusia dapat
belajar dengan terstruktur dan difasilitasi dengan baik. Karena dengan pendidikan,
karakter setiap individu akan dibentuk.(Ulya & Irawati, 2016) pernyataan tersebut
sesuai dengan fungsi dan tujuan Pendidikan nasional yaitu, mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Berdasarkan pada paparan di atas, pendidikan merupakan suatu wadah


bagi setiap individu, dalam hal ini siswa, untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki sehingga dapat menjadi manusia yang cerdas dan berkarakter, baik secara
kognitif, afektif, maupun psikomotor melalui suatu proses pembelajaran di dalam
kelas. Pembelajaran yang dimaksud adalah suatu kegiatan belajar- mengajar yang mampu
memfasilitasi siswa untuk bereksplorasi dan menekankan pada kebermaknaan dalam
setiap kegiatan pembelajaran, sehingga terjadi perubahan yang signifikan dan bersifat
permanen pada siswa.(Ulya & Irawati, 2016)2

Mengingat betapa besar kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-


hari, maka sudah seharusnya matematika disampaikan dan diajarkan dengan
menekankan pada apa yang siswa alami di dalam kehidupannya.(Mulhamah &
Putrawangsa, 2016) Dengan demikian,seperti yang telah dikemukakan sebelumnya
bahwa matematika harus disampaikan dengan cara yang berbeda dan kegiatan
pembelajaran harus menekankan pada kebermaknaan, bahwa pembelajaran

1
UU Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sisdiknas pasal 3
2
Iik Faiqotul Ulya, Riana Irawati, Maulana, “Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Dan
Motivasi Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Kontekstual”.Jurnal Pena Ilmiah, Vol.3, No.1, Januari 2016,
hlm. 122

1
matematika harus mampu mengembangkan beberapa keterampilan, yakni: (1)
pemecahan masalah matematika (mathematical problem solving); (2) penalaran
dan pembuktian matematika (mathematical reasoning and proof); (3) komunikasi
matematika (mathematical communication); (4) koneksi matematika
(mathematical connection); (5) representasi matematika (mathematical representation)
(Setiawan, 2011).

Berdasarkan uraian tersebut, salahsatu kemampuan penting yang harus


dimiliki setiap siswa adalah kemampuan koneksi matematis. Hibert dan Carpenter
menjelaskan koneksi matematika sebagai bagian dari jaringan mental yang
terstruktur seperti sarang laba-laba. Titik-titik atau node dapat dianggap sebagai
potongan-potongan informasi dan benang diantara mereka sebagai koneksinya.
Semua node pada jaringan selalu bersambung, sehingga memungkinkan
perjalanan laba-laba selalu lancar tanpa hambatan dengan mengikuti koneksi yang
mapan.3

Kemampuan koneksi matematika adalah kemampuan siswa dalam mencari


hubungan suatu representasi konsep dan prosedur, memahami antar topik
matematika, mengkaitkan ide-ide matematika dan kemampuan siswa
mengaplikasikan konsep matematika dalam bidang lain atau dalam kehidupan
sehari-hari.4

Siswa harus mampu menggunakan matematika dalam bidang ilmu lain,


mampu mengaitkan matematika dengan konsep matematika lain dan dengan bidang
ilmu lain maupun matematika dengan kehidupan sehari-hari.Melalui kemampuan
koneksi matematis, siswa mampu menyelesaikan masalah matematika dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- hari. Hal ini sesuai dengan hakikat
matematika, bahwa matematika adalah ilmu yang erat kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari siswa.(Ulya & Irawati, 2016) Menurut Maulana (2011), ada beberapa
indikator kemampuan koneksi matematis, di antaranya (1) menggunakan koneksi

3
Elly Susanti, Proses koneksi produktif dalam menyelesaikan masalah matematika,
(Surabaya: Pendidikan Tinggi Islam, 2013), hlm 15
4
Ibid, hlm 16

2
antartopik matematika dan antartopik matematika dengan topik lain; dan (2)
menggunakan matematika dalam bidang studi lain dan atau dalam kehidupan sehari-
hari.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan diperlukan proses pembelajaran


yang sesui untuk mewujudkannya, salah satunya adalah pembelajaran kontekstual.
Pembelajaran kontekstuallebih menonjolkan pada keaktifan peserta didik dalam
melakukan sesuatu , dan memberikan pembelajaran yang bernuansa lainkepada
peserta didik. Jadi ada rasa keingin tahuan yang lebih jauh, belajar ingin tahu dan
berbuat. Pembelajaran kontekstual membahas bagaimana peserta didik menjadi
seseoang yang dekat dengan lingkungan dimana, apa dan siapa sebenarnya dirinya
itu.5 Pembelajaran kontekstual yaitu belajar dalam rangka memperoleh dan
menambah pengetahuan baru, yang diperoleh dengan cara deduktif, artinya
pembelajaran dimulai dengan cara mempelajari secara keseluruan kemudian
memperhatikan detailnya.

Adapun peneliti menggunakan pembelajaran kontekstual terhadap


kemampuan koneksi matematika siswa kelas IX SMP 2 Kademangan pada materi
statistika, karena dari hasil pengamatan mayoritas siswa tidak suka dan tidak
berminat untuk belajar matematika . Guru juga kurang inovatif dalam melakukan
pembelajaran matematika. Guru kurang memberikan contoh- contoh kegunaan
dan aplikasi nyata kehidupan sehari- hari sesuai dengan materi statistika.
Sehingga, dalam hal ini kemampuan koneksi matematika siswa kurang yang
mengakibatkan kesulitan memahami materi dan hasil belajar semakin tidak
bermakna. Selain itu terkadang guru juga terlalu mengejar target selesainya materi
sehingga kemampuan pemahaman siswa kurang diperhatikan.

Penelitian ini juga berpijak dari penelitian sebelumnya oleh Rusmini &
Edy Surya dengan Judul “The Effect Of Contextual Learning Approach To
Mathematical Connection Ability And Student Self- Confidence Grade Viii Smp

5
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.,
(Jakarta: Kencana Surabaya, 2013), hlm 57

3
Negeri 8 Medan”, Mulhamah, Susilahudin Putrawangsa “Penerapan Pembelajaran
Kontekstual Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika”,. Peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari
pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan koneksi matematika siswa pada
materi statistika dimana dalam penelitian sebelumnya belum mengungkapkan
materi tersebut.

Berdasarkan beberapa permasalahan yang diuraikan di atas untuk


mengetahui pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan koneksi
matematika, maka peneliti menggunakan metode asosiatif kausal untuk
memperoleh gambaran mengenai pengaruh dua variabel, dan pengumpulan data
dengan pendekatan kuantitatif mengenai “Pengaruh Pembelajaran Kontekstual
Terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Pada Materi Statistika SMP Kelas
IX”. Dengan tujuan memperoleh suatu deskripsi gambaran atau ukuran data yang
sistematik.

B. Fokus Penelitian
Banyak hal penyebab siswa mengalami masalah dalam belajar
matematika. Berdasarkan identifikasi masalah, penulis memberikan batasan ruang
lingkup dari penelitian yang akan dilakukan. peneliti hanya membatasi
permasalahan pada pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan
koneksi matematika siswa pada materi statistika SMP kelas IX. Dalam penelitian
ini peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran kontekstual
terhadap kemampuan koneksi matematika siswa.

Bentuk rumusan masalah dalam penelitian ini adalah rumusan masalah


asosiatif. Rumusan masalah asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian
yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.6 Dalam
penelitian ini menggunakan hubungan kausal, hubungan kausal adalah hubungan

6
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2019), hlm. 70

4
sebab akibat.7 Dimana variabel independen (variabel yang mempengaruhi) adalah
pembelajaran kontekstual. Dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi)
adalah kemampuan koneksi matematika

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah yang telah


dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuksan masalah penelitian ini sebagai
berikut :

1. Apakah pembelajaran kontekstual berpengaruh terhadap kemampuan


koneksi matematika siswa pada materi statistika SMP kelas IX ?
2. Seberapa besar pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan
koneksi matematika siswa pada materi statistika SMP kelas IX ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah pembelajaran kontekstual berpengaruh terhadap
kemampuan koneksi matematika siswa pada materi statistika SMP kelas
IX
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran kontekstual
berpengaruh terhadap kemampuan koneksi matematika siswa pada materi
statistika SMP kelas IX ?
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis
a. Dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu
pendidikan Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri kelas IX
khususnya mengetahui bagaimana dan apa peran pembelajaran
kontekstual untuk meningkatkan koneksi matemtatika pada materi
statistika.

7
Ibid, hlm . 71

5
b. Untuk menambah referensi yang berhubungan dengan pembelajaran
kontekstual dan kemampuan koneksi matematika siswa sebagai bahan
kajian lebih lanjut.
2. Secara praktis
a. Bagi Sekolah
Dapat dijadikan sebagai salah satu cara sekolah dalam meningkatkan
kemampuan koneksi matematika siswa sehingga meningkatkan mutu
sekolah, agar dapat menjadikan anak mudah memahami materi dalam
menyelesaikan setiap permasalahan yang disajikan.
b. Bagi Guru
Dapat dijadikan solusi bagi guru dalam mengoptimalkan kemampuan
koneksi matematika siswa di sekolah, serta dapat meningkatkan
kinerja guru dalam memberikan pembelajaran disekolah.
c. Bagi Orang Tua

Dapat dijadikan motivasi bagi orang tua dalam meningkatkan wawasan


mengenai aplikasi kehidupan nyata yang ada di lingkungan sekitar.
E. Penegasan Istilah
Penulis akan menjelaskan mengenai istilah-istilah yang digunakan
dalam judul ini agar tidak terdapat perbedaan penafsiran atau perbedaan dalam
menginterpretasikan. Juga memberikan arah dan tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini dan untuk memberikan pengertian kepada pembaca
mengenai apa yang hendak dicapai dalam penelitian. Judul yang digunakan
dalam penelitian ini adalah “Pengaruh pembelajaran kontekstual berpengaruh
terhadap kemampuan koneksi matematika siswa pada materi statistika SMP
kelas IX ”. Penegasan istilah ini dari istilah-istilah itu adalah sebagai berikut:

6
Pembelajaran Kontekstual

Pembelajarn kontekstual adalah pendekatan yang lebih menekankan


kepada proses keterlibatan siswa dalam pembelajaran.8 Dimana peserta didik
secara penuh menemukan materi yang akan dipelajari dan dihubungkan dalam
situasi kehidupan nyata dan dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Pembelajaran bersifat menyeluruh. Dan dapat menghubungkan antara materi
yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata.

Model pembelajaran kontekstual

Ada 4 tahap model peembelajaran yaitu : invitasi, eksplorasi,


penjelasan dan solussi, dan pengambilan tindakan.9
a) Tahap invitasi

Peserta didik lebih didorong untuk dapat mengemukakan pengetahuan


tentang konsep yang dibahas. Guru juga dapat memancing dengan
memberikan pertanyaan mengenai konsep yang dibahas dengan
pendapat yang mereka miliki. Jadi peserta didik diberi kesempatan
untuk mengkomunikasikan, mengikutsertakan pemahahaman tentang
konsep tersebut.
b) Tahap eksplorasi

Peserta didik diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan


konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian,
penginterprestasikan data dalam kegiatan yang sudah dirancang oleh
guru.10 Tahap ini dapat memenuhi rasaa keingintahuan peserta didik
tentang fenomena kehidupan lingkungan sekelilingnya.
c) Tahap penjelasan dan solusi

8
Nurdyansyah, N., & Andiek Widodo, Inovasi Teknologi Pembelajaran, (Sidoarjo :
Nizamia Learning Center, 2015), hlm 33
9
Ibid., 130
10
Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar
Siswa, (Yogyakarta : Deepublish, 2017), hlm 92

7
Peserta didik memberikan penjelasan-penjelasan solusi yang
berdasarkan pada hasil observasinya.
d) Tahap pengambilan tindakan

Peserta didik dapat membuat keputusan, menggunakan pengetahuan


dan keterampilan, berbagai informasi dan gagasan, dan mengajukan
saran balik secara individu.

Langkah-langkah pembelajaran kontekstual:11

1) Memilih temaMenentukan konsep-konsep yang dipelajarai

2) Menentukan kegiatan-kegiatan untuk investigasi konsep-konsep


terdaftar.

3) Menentukan mata pelajaaran terkait (dalam bentuk diagram).

4) Mereview kegiatan-kegiatan dan mata pelajaran yang terkait.

5) Menentukan urutan kegiatan .

6) Menyiapkan tindak lanjut

Kemampuan Koneksi Matematis

Hibert dan Carpenter menjelaskan koneksi matematika sebagai bagian dari


jaringan mental yang terstruktur seperti sarang laba-laba. Titik-titik atau node
dapat dianggap sebagai potongan-potongan informasi dan benang diantara mereka
sebagai koneksinya. Semua node pada jaringan selalu bersambung, sehingga
memungkinkan perjalanan laba-laba selalu lancar tanpa hambatan dengan
mengikuti koneksi yang mapan.12

Herdian (2010), mengemukakan koneksi matematika dapat diartikan sebagai


keterkaitan antara konsep-konsep matematika secara internal yaitu berhubungan
dengan matematika itu sendiri ataupun keterkaitan secara eksternal, yaitu
11
Nurdyansyah, N., & Andiek Widodo, Inovasi Teknologi ….., 116
12
Elly Susanti, Proses koneksi produktif dalam menyelesaikan masalah matematika,
(Surabaya: Pendidikan Tinggi Islam, 2013), hlm 15

8
matematika dengan bidang lain baik bidang studi lain maupun dengan kehidupan
sehari-hari.(Ii & Teori, 2010)

Ada dua tipe umum koneksi matematik menurut NCTM (2008), yaitu
modeling connections dan mathematical connections. Dalam penelitian ini
menggunakan jenis koneksi matematis.(Ii & Teori, 2010)

a) Modeling connections merupakan hubungan antara situasi masalah yang


muncul di dalam dunia nyata atau dalam disiplin ilmu lain dengan
representasi matematiknya.
b) Mathematical connections adalah hubungan antara dua representasi yang
ekuivalen, dan antara proses penyelesaian dari masing-masing
representasi.

Kemampuan koneksi matematika adalah kemampuan siswa dalam mencari


hubungan suatu representasi konsep dan prosedur, memahami antar topik
matematika, mengkaitkan ide-ide matematika dan kemampuan siswa
mengaplikasikan konsep matematika dalam bidang lain atau dalam kehidupan
sehari-hari.13

Menurut Maulana (2011), ada beberapa indikator kemampuan koneksi


matematis, di antaranya dengan indikator kemampuan koneksi matematis di
antaranya, (1) menggunakan koneksi antartopik matematika dan antartopik
matematika dengan topik lain; dan (2) menggunakan matematika dalam bidang
studi lain dan atau dalam kehidupan sehari-hari.(Ulya & Irawati, 2016)
Sumarmo dan Utari (2013), kemampuan koneksi matematis siswa dapat
dilihat dari indikator-indikator berikut:

a) Mengenali representasi ekuivalen dari konsep yang sama;

b) Mengenali hubungan prosedur matematika suatu representasi ke


prosedur representasi yang ekuivalen;

c) Menggunakan dan menilai keterkaitan antar topik


13
Ibid, hlm 16

9
matematika dan keterkaitan diluar matematika; dan

d) Menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Sarbani (2008) koneksi matematis merupakan kegiatan yang meliputi:

a) Mencari hubungan antara berbagai resprentasi konsep dan prosedur.

b) Memahami hubungan antar topik matematik.

c) Menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan


sehari- hari.

d) Memahami resprresentasi ekuivalen konsep yang sama.

e) Mencari koneksi satu prosedur lain dalam resprentasi yang ekuivalen.

f) Mengajukan koneksi antar topik matematika, dan dengan antar


topik matematika dengan topik ang lain.

Indikator kemampuan koneksi menurut NCTM (2012) adalah:


a) Mengenal dan menggunakan keterhubungan diantara ide-ide matematika.

b) Memahami bagaimana ide-ide matematika dihubungkan dan


dibangun satu sama lain sehingga berkaitan secara lengkap.

c) Mengenal dan menggunakan matematika dalam konteks di luar matematika

F. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan dalam memahami isi yang terkandung dalam proposal
penelitian ini, maka penulis menyusun sistematika sebagai berikut :

Pada bagian awal terdiri dari : Halaman Judul dan Daftar isi.

BAB I Pendahuluan, terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Definisi


Operasional, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian
Pustaka

BAB II berisi Landasan Teori, Kerangka Berpikir, dan Penelitian


Terdahulu

10
BAB III Metode Penelitian (Rancangan Penelitian, Kehadiran Peneliti,
Lokasi Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis
Data, Pengecekan Keabsahan Data dan Tahap-tahap Penelitian) dan
Sistematika Pembahasan.

BAB IV Pembahasan Hasil Penelitian, yang meliputi: Pembahasan tentang


hasil penelitian yang terdiri dari dan Analisis Data.

BAB V Penutup, yang meliputi : Kesimpulan, saran-saran dan kata


penutup.

Pada bagian akhir berisi Daftar Pustaka, Lampiran-Lampiran dan Daftar


Riwayat Hidup

11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori

Pembelajarn kontekstual adalah pendekatan yang lebih menekankan


kepada proses keterlibatan siswa dalam pembelajaran.14 Dimana peserta
didik secara penuh menemukan materi yang akan dipelajari dan
dihubungkan dalam situasi kehidupan nyata dan dapat menerapkannya
dalam kehidupan mereka. Pembelajaran bersifat menyeluruh. Dan dapat
menghubungkan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan
nyata.

Ada 4 tahap model peembelajaran yaitu : invitasi, eksplorasi,


penjelasan dan solussi, dan pengambilan tindakan.15
1) Tahap invitasi
Peserta didik lebih didorong untuk dapat mengemukakan
pengetahuan tentang konsep yang dibahas. Guru juga dapat memancing
dengan memberikan pertanyaan mengenai konsep yang dibahas dengan
pendapat yang mereka miliki. Jadi peserta didik diberi kesempatan untuk
mengkomunikasikan, mengikutsertakan pemahahaman tentang konsep
tersebut.
2) Tahap eksplorasi
Peserta didik diberi kesempatan untuk menyelidiki dan
menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian,
penginterprestasikan data dalam kegiatan yang sudah dirancang oleh
guru.16 Tahap ini dapat memenuhi rasaa keingintahuan peserta didik
tentang fenomena kehidupan lingkungan sekelilingnya.

14
Nurdyansyah, N., & Andiek Widodo, Inovasi Teknologi Pembelajaran, (Sidoarjo :
Nizamia Learning Center, 2015), hlm 33
15
Ibid., 130
16
Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar
Siswa, (Yogyakarta : Deepublish, 2017), hlm 92

12
3) Tahap penjelasan dan solusi
Peserta didik memberikan penjelasan-penjelasan solusi yang
berdasarkan pada hasil observasinya.
4) Tahap pengambilan tindakan
Peserta didik dapat membuat keputusan, menggunakan
pengetahuan dan keterampilan, berbagai informasi dan gagasan, dan
mengajukan saran balik secara individu.

Langkah-langkah pembelajaran kontekstual:17

1) Memilih temaMenentukan konsep-konsep yang dipelajarai

2) Menentukan kegiatan-kegiatan untuk investigasi konsep-konsep


terdaftar.

3) Menentukan mata pelajaaran terkait (dalam bentuk diagram).

4) Mereview kegiatan-kegiatan dan mata pelajaran yang terkait.

5) Menentukan urutan kegiatan .

6) Menyiapkan tindak lanjut

Kemampuan Koneksi Matematis

Hibert dan Carpenter menjelaskan koneksi matematika sebagai bagian dari


jaringan mental yang terstruktur seperti sarang laba-laba. Titik-titik atau node
dapat dianggap sebagai potongan-potongan informasi dan benang diantara mereka
sebagai koneksinya. Semua node pada jaringan selalu bersambung, sehingga
memungkinkan perjalanan laba-laba selalu lancar tanpa hambatan dengan
mengikuti koneksi yang mapan.18

Herdian (2010), mengemukakan koneksi matematika dapat diartikan sebagai


keterkaitan antara konsep-konsep matematika secara internal yaitu berhubungan

17
Nurdyansyah, N., & Andiek Widodo, Inovasi Teknologi ….., 116
18
Elly Susanti, Proses koneksi produktif dalam menyelesaikan masalah matematika,
(Surabaya: Pendidikan Tinggi Islam, 2013), hlm 15

13
dengan matematika itu sendiri ataupun keterkaitan secara eksternal, yaitu
matematika dengan bidang lain baik bidang studi lain maupun dengan kehidupan
sehari-hari.(Ii & Teori, 2010)

Ada dua tipe umum koneksi matematik menurut NCTM (2008), yaitu
modeling connections dan mathematical connections. Dalam penelitian ini
menggunakan jenis koneksi matematis.(Ii & Teori, 2010)

1) Modeling connections merupakan hubungan antara situasi masalah yang


muncul di dalam dunia nyata atau dalam disiplin ilmu lain dengan
representasi matematiknya.
2) Mathematical connections adalah hubungan antara dua representasi yang
ekuivalen, dan antara proses penyelesaian dari masing-masing
representasi.

Kemampuan koneksi matematika adalah kemampuan siswa dalam mencari


hubungan suatu representasi konsep dan prosedur, memahami antar topik
matematika, mengkaitkan ide-ide matematika dan kemampuan siswa
mengaplikasikan konsep matematika dalam bidang lain atau dalam kehidupan
sehari-hari.19

Menurut Maulana (2011), ada beberapa indikator kemampuan koneksi


matematis, di antaranya dengan indikator kemampuan koneksi matematis di
antaranya, (1) menggunakan koneksi antartopik matematika dan antartopik
matematika dengan topik lain; dan (2) menggunakan matematika dalam bidang
studi lain dan atau dalam kehidupan sehari-hari.(Ulya & Irawati, 2016)

19
Ibid, hlm 16

14
B. Penelitian Terdahulu
1. Judul :The Effect of Contextual Learning Approach to
Mathematical Connection Ability and Student Self- Confidence Grade Viii
Smp Negeri 8 Medan
Pengarang : Rusmini & Edy Surya
Tahun artikel : 2017
Nama jurnal : IJSBAR 2017 Vol 35, no 2,𝑝𝑝 249-262 ISSN 2307-4531
Rumusan masalah: Bagaimana pengaruh pendekatan pembelajaran
kontekstual dengan kemampuan koneksi matematika dan rasa percaya diri
siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Medan ?
Inti hasil penelitian : Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
pendekatan pembelajaran kontekstual memberikan pengaruh yang
signifikan pada kemampuan koneksi matematika dan percaya diri siswa
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya : meneliti dengan hal baru,
menggunakan pendekatan yang sama, dengan sampel dan teknik
pengambilan data yang berdeda.

2. Judul : Analysis the Effectiveness of Mathematics


Learning Using Contextual Learning Model
Pengarang : Doni Irawan, Saragih, Edy Surya
Tahun artikel : 2017
Nama jurnal : International Jurnal of Sciences: Dasar dan Riset
Terapan(IJSBAR)
Rumusan masalah :Bagaimana pengaruh pembelajaran matematika
menggunakan model pembelajaran kontekstual ?
Inti hasil penelitian : menggunakan model pembelajaran kontekstual
untuk siswa SMK Harapan Mekar-2 Medan efektif jika dianggap dari
penguasaan belajar siswa, kegiatan belajar siswa, dan kemampuan guru
untuk mengelola pembelajaran dan respons siswa.

15
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya : meneliti dengan hal baru,
menggunakan pendekatan yang sama, dengan sampel dan teknik
pengambilan data yang berdeda.

3. Judul :Contextual Learning Approach and Performance


Assessment in Mathematics Learning
Pengarang : I Wayan Eka Mahendra, IKIP PGRI Bali)
Tahun artikel : 2016
Nama jurnal : International Research Journal of Management, IT
& Social Sciences, Vol. 3 No. 3, Maret 2016, hal 7-15
ISSN: 2395-7492
Rumusan masalah : Bagaimana pengaruh penilaian formatif dan
pendekatan pembelajaran terhadap hasil belajar matematika setelah
mengendalikan kemampuan numerik?
Inti hasil penelitian : Hasil belajar matematika siswa yang mengikuti
pendekatan pembelajaran kontekstual lebih baik daripada yang mengikuti
pendekatan pembelajaran konvensional.
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya : meneliti dengan hal baru,
menggunakan pendekatan yang berbeda, dengan sampel dan teknik
pengambilan data yang berdeda.
4. Judul : Brain based learning with contextual approach to
mathematics achievement
Pengarang : Kartikaningtyas, Kusmayad, danRiyadi,
Tahun artikel : 2017
Nama jurnal : International Journal of Science and Applied
Science
Rumusan masalah : Bagaimana mengetahui pengaruh Brain Based
Learning (BBL) dengan pendekatan kontekstual terhadap prestasi
matematika?

16
Inti hasil penelitian : BBL-kontekstual dapat diterapkan dalam
pembelajaran matematika sebagai model pembelajaran aktif dan efektif
untuk mendapatkan prestasi terbaik
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya : meneliti dengan hal baru,
menggunakan pendekatan yang berbeda, dengan sampel dan teknik
pengambilan data yang berdeda.

5. Judul : Improving Mathematical Problem-Solving Ability


And Self-Confidence Of High School Students Through Contextual
Learning Model
Pengarang : Edy Surya, Feria Andriana Putri, Mukhtar
Tahun artikel : 2017
Nama jurnal : Journal on Mathematics Education
Rumusan masalah : Bagaimana kemampuan pemecahan masalah
matematika dan percaya diri siswa SMP muhammadiyah pangkalan
brandan melalui model pembelajaran kontekstual ?
Inti hasil penelitian : Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematika dan kepercayaan diri siswa yang diajarkan oleh model
pembelajaran kontekstual lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan oleh
model pembelajaran ekspositori.
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya : meneliti dengan hal baru,
menggunakan pendekatan yang sama, dengan sampel dan teknik
pengambilan data yang berdeda.

6. Judul :Peningkatan Koneksi Matematika Dan Motivasi Belajar


Siswa Menggunakan Pendekatan Kontekstual
Pengarang : Iik Faiqotul Ulya, Riana Irawati, Maulana
Tahun artikel : 2016
Nama jurnal : jurnal pena ilmiah volume 1 No.1 januari 2016
Rumusan masalah: Bagaimana kemampuan koneksi matematika dan
motivasi belajar siswa menggunakan pendektan kontekstual ?

17
Inti hasil penelitian : Pendekatan kontekstual lebih baik secara signifikan
daripada pendekatan konvensional pada materi pecahan dalam meningkatkan
kemampuan koneksi matematis siswa.(Ulya & Irawati, 2016)
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya : meneliti dengan hal baru,
menggunakan pendekatan yang sama, dengan sampel dan teknik
pengambilan data yang berdeda.
7. Pengembangan Model Pembelajaran Kontekstual Matematika Di
SMP Kelas IX Yang Menekankan Religiusitas Peserta Didik.
Pengarang : waanda nugroho yanuarto
Tahun artikel : 2014
Nama jurnal :pytagoras : jurnal pendidikan matematikavolume 9- nomor
2, desember 2014, (186-195)
Rumusan masalah : bagaimana model pembelajaran konstekstual
matematika di SMP kelas IX yang menekankan religiusitas peseta didik ?
Inti hasil penelitian : pembelajaran kon- tekstual matematika yang
menekankan religiu- sitas peserta didik dapat memberikan kebaikan
terhada sikap peserta didik setelah dilaksanakan pembelajaran, tercermin
dari berbagai sikap religius yang ditimbulkan sesuai dengan dimensi
religiustias yang ada.(Ulya & Irawati, 2016)
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya: meneliti hal yang baru
dengan dengan sampel yang berbeda, teknik pengambilan datanya juga
berbeda.

3. contextual learning approach and performance assessment in


mathematics learning
Pengarang : wayan eka mahendra
Tahun artikel : 2016
Nama jurnal : International Research Journal of Management, IT &
Social Sciences, Vol. 3 No. 3, March 2016, pages: 7-15
Rumusan masalah: How contextual learning approach and performance
assessment in mathematics learning ?

18
Inti hasil penelitian : Hasil belajar matematika siswa yang mengikuti
pendekatan pembelajaran kontekstual lebih baik daripada siswa yang
mengikuti pendekatan pembelajaran konvensional. Kemudian, hasil belajar
matematika siswa yang diberi penilaian kinerja lebih tinggi daripada yang
diberikan penilaian konvensional.(Mahendra, 2016)
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya: meneliti dengan hal baru,
tetapi dengan pendekatan yang sama, dengan materi yang berbeda, sampel
dan teknik pengambilan data yang berbeda juga.

4. Improving Mathematical Problem-Solving Ability And Self-


Confidence Of High School Students Through Contextual Learning
Model
Pengarang : Edy Surya, Feria Andriana Putri, Mukhtar
Tahun artikel : 2017
Nama jurnal : Journal on Mathematics Education,Volume 8, No. 1,
January 2017, pp. 85-94
Rumusan masalah : How Improving Mathematical Problem-Solving
Ability And Self-Confidence Of High School Students Through
Contextual Learning Model ?
Inti hasil penelitian : peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematika dan kepercayaan diri siswa lebih tinggi dengan pembelajaran
kontekstual dari pada siswa yang diajari dengan model pembelajaran
ekspositori. (Surya, Putri, & Mukhtar, 2017)
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya: meneliti dengan hal baru,
tetapi dengan pendekatan yang sama, dengan materi yang berbeda, sampel
dan teknik pengambilan data yang berbeda juga.
5. Penerapan Pembelajaran Kontekstual Dalam Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Pengarang : Mulhamah, Susilahudin Putrawangsa
Tahun artikel : 2016

19
Nama jurnal : Jurnal Pendidikan Matematika Volume 10 No. 1 Januari
2016
Rumusan masalah : Bagaimana Pembelajaran Kontekstual Dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ?
Inti hasil penelitian : Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual
seperti yang dilakukan pada penelitian ini dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa pada mata pelajaran matematika.
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya: meneliti dengan hal baru,
tetapi dengan pendekatan yang sama, dengan materi yang berbeda, sampel
dan teknik pengambilan data yang berbeda juga.

20
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan penelitian
jenis penelitian ditinjau dari tujuan dan sifatnya, peneliti memilih
pendekatan penelitian kuantitatif yang bersifat Eksperimen. Penelitian
kuantitatif yang bersifat eksperimen adalah penelitian yang menguji pengaruh
perlakuan eksperimen/treatment. Perlakuan adalah merupakan variabel
independen.20 Independen Variabel atau Variabel bebas ( x ) atau juga
variabel prediktor, merupakan variabel yang dapat mempengaruhi perubahan
dalam variabel terikat dan mempunyai hubungan yang positif dan negatif.21
Dengan menggunakan true experimetal design.

Alasan dipilihnya jenis penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui


seberapa besar pengaruh Pembelajaran Kontekstual terhadap Kemampuan
Komunikasi Matematika. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel
perlakuan/bebas/independen (X) yaitu Pembelajaran Kontekstual dan variabel
akibat/dependen/terikat (Y) Kemampuan koneksi matematika siswa di SMP
Negeri 2 Kademangan.

B. Populasi Dan Sampel

Populasi : Siswa-siswi SMPN 2 Kademangan

Sample : Siswa-siswi SMPN 2 Kademangan kelas IX

Sampling : sampel yang digunakan untuk eksperimen mupun sebgai


kelompok kontrol diambil secara random(acak).

20
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2019), hlm. 340
21
Puguh Suharso, Metode Penelitian untuk Bisnis, (Jakarta : PT Indeks, 2009 ),
hlm . 38

21
Identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek
penelitian.

Populasi dari penelitian ini andalah hanya SMPN 2 Kademangan. Dan


sampelnya pada kelas IX SMPN 2 Kademangan.

Prosedur dan teknik pengambilan sampel.

Dari seluruh siswa-siswi SMPN 2 Kademangan sebagi (populasi), diambil


sampel secara acak dengan jumlah populasi yang yang belum diketahui
secara pasti jumlahnya. Maka peneliti menggunkn perhitungan jumlah
sampel dengan rumus Cochran22
𝑧 2 𝑝𝑞
𝑛= 2
𝑒
Keterangan :
n = jumlah sampel yang diperlukan
z = harga dengan kurva normal untuk simpangan 5%, dengan nilai 1,96
p = peluang besar 50% = 0,5
q = peluang salah 50% = 0,5
e = tingkat kesalahan smpel (sampling error), biasanya 5%

Populasi Dan Sampel


Populasi : Siswa-siswi SMPN 2 Kademangan

Sample : Siswa-siswi SMPN 2 Kademangan kelas IX

Sampling : sampel yang digunakan untuk eksperimen mupun sebgai


kelompok kontrol diambil secara random(acak).

22
Ibid, hlm . 157

22
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden. Responden yaitu
orang yang merespon atau menjawab pertanyaan- pertanyaan peneliti, baik
pertanyaan tertulis maupun lisan.23
Data adalah suatu bahan yang mentah yang jika diolah dengan baik
melalui berbagai analisis dapat dilahirkan berbagai informasi. Suharsimi
menjelaskan data adalah hasil pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta
maupun angka.24
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. data
primer adalah data yang dapat di kumpulkan atau di peroleh langsung oleh
peneliti atau sumbernya dengan menggunakan metode pengumpulan data yang
sesuai. Data primer dalam penelitian ini berupa soal Kemampuan koneksi
matematika. Sedangkan data sekunder adalah data yang secara tidak langsung
dikumpulkan atau tidak di usahakan sendiri pengumpulannya oleh
peneliti,data skunder juga berupa dokumen-dokumen.25

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


a) Siswa kelas IX SMP Negeri 2 Kademangan
b) Data hasil soal pembelajaran kontekstul
c) Data hasil soal kemampuan koneksi matematika

D. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk


memperoleh data yang diperlukan.26 Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
Observasi

23
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan....,139
24
Ibid, hlm . 139
25
Ibid, hlm . 140
26
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian. (Yogyakarta : Teras, 2009). hlm. 57

23
Observasi sebagai alat untuk mengumpulkan data ini banyak
digunakan untuk mengukur tingkah laku ataupun proses terjadinya suatu
kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun
dalam situasi buatan. Teknik pelaksanaan observasi ini dapat dilakukan
secara langsung yaitu pengamat berada langsung bersama obyek yang
diselidiki dan tidak langsung yakni pengamatan yang dilakukan tidak pada
saat berlangsungnya suatu peristiwa yang diselidiki.27Peneliti mengadakan
observasi untuk memperoleh informasi tentang sarana dan prasarana belajar
mengajar disekolah, letak geografis sekolah juga kondisi sekolah.
Dokumentasi

Yaitu mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan


yang sudah tersedia. Metode ini dilakukan dengan melihat dokumen-dokumen
resmi seperti catatan-catatan dan buku-buku peraturan yang ada.28

Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk


memperoleh data tentang jumlah siswa di SMP Negeri 2 Kademangan,
jumlah guru di SMP Negeri 2 Kademangan, dan sarana prasarana yang
digunakan sebagai media pembelajaran, dan segala hal yang berkaitan
dengan topic penelitian ini.
Sehubungan dengan hal di atas, dalam sebuah penelitian sudah
keharusan untuk menyiapkan instrumen pengumpulan data (alat) penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto, instrument
pengumpulan data adalah ” alat bantu yang dipilih dan digunakn oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya”. Instrumen pengumpulan data
digunakan untuk mendapat hasil yang maksimal sehingga validitas penelitian
dapat diwujudkan.

27
Ibid, hlm . 58
28
Ibid, hlm . 160

24
Instrumen yang disiapkan adalah instrumen observasi, Dari kedua
instrument yang dijadikan instrumen utama adalah instrumen observasi,
sedangkan instrumen lainnya merupakan pelengkap untuk memperkuat dan
mendukung data yang diperoleh melalui observasi.

E. Teknik analisis data


Peneliti menggunakan Statistik inferensil (disebut sebagai statistik
induktif atau statistik probabilitas), adlh teknik statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi statistik
ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan
teknik pengambilan populasi itu dilakukan secara random.29
Peneliti menggunakan statistik non parametrik untuk menguji hipotesis
dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikannilai antar kelompok dalam
suatu sampel.
1) Dalam hal ini digunakan true experimental design. Dalam model ini
terdapat kelompo eksperimen dan kelompok kontrol.
2) Pengambilannya secara random. Paradikma adalah seperti :
𝐑𝐐𝟏 𝐗 𝐐𝟐
𝐑𝐐𝟑 𝐐𝟒
Keterangan :
R = kelompok eksperimen dan kontrol murid SMP diambil secara
random
Q1 dan Q3 = kedua kelompok tersebut diobservasi dengan pretest untuk
mengetahui kemampuan koneksi matematika awal
Q2 = kemampuan koneksi matematika setelah mengikuti
pembelajaran kontekstual
Q4 = kemampuan koneksi matematika kelompok kontrol yang
tidak diberi pembelajaran kontestual
X =treatment kelompok atas sebagai kelompok eksperimen
diberi treatmen yaitu pembelajaran kontekstual, sedangkan kelompok
29
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,..., hlm. 340

25
bawah yang merupakan kelompok kontrol, pembelajaran tidak
menggunakan kontekstual . pengauruh pembelajaran kontekstual adalah
Q2 dan Q4

Untuk kasus penelitian ini terdapaat dua kali analisis nalisis yang pertam
adalah menguji perbedaan kemampuan koneksi matematika awal antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Q1 dan Q3 . Pengujiannya
menggunakan t-test. Hsil yang diharapkan adalah tidak ada perbedaan yang
signifikan antara kemampuan awal kelompok kontrol dan kelompok eksperiment
yaitu 𝐐𝟏 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐐𝟐

Analisis yng ke 2 adalah untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam


hal ini hipotesis yang akan diajukan adalah “ penggunaan pembelajaran
kontekstual kan meningktkn kemampuan koneksi matematika siswa materi
statistika SMPN 2 Kademangan”. Atau pembelajaran kontekstual akan
berpengaruh positif terhadap kemampuan koneksi matemtika. Teknik yang di
gunakan untuk menguji hipotesis tersebut dalah teknik t-test untuk 2 sampel
related. Yng diuji adalah perbedan antara Q2 dengan Q4 . kalau terdapat
perbedan dimana Q2 lebih besar dari Q4 maka pembelajaran kontekstual
berpengaruh positif terhadap peningkatan kemampun koneksi matematika, dan
bila Q2 lebih kecil dari Q4 . Maka akan berpengaruh negatif.

26
DAFTAR RUJUKAN

Ahmad Tanzeh. 2009. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta : Teras.


Darmadi. 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam
Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta.
Doni Irawan, Saragih, dkk. 2016. Analysis the Effectiveness of Mathematics
Learning Using Contextual Learning Model. IJSBAR Vol 34, No 1 ,𝑝𝑝
135-143 ISSN :2307-453

Edy Surya, Feria Andriana Putri, dkk. 2017. Improving Mathematical Problem-
Solving Ability And Self-Confidence Of High School Students Through
Contextual Learning Model. Journal on Mathematics Education. Vol. 3
No. 3, Maret 2016, hal 7-15 ISSN: 2395-7492

Elly Susanti. 2013. Proses koneksi produktif dalam menyelesaikan masalah

matematika. Surabaya: Pendidikan Tinggi Islam.

Fenti Hikmawati. 2017. Metode Penelitian. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

Iik Faiqotul Ulya, Riana Irawati, dkk. 2016. Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis
Dan Motivasi Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Kontekstual.Jurnal Pena
Ilmiah, Vol.3, No.1, Januari (2016):122

I Wayan Eka Mahendra. 2016. Contextual Learning Approach and Performance


Assessment in Mathematics Learning. International Research Journal of
Management, IT & Social Sciences. Vol. 3 No. 3, Maret 2016, hal 7-15
ISSN: 2395-7492

Nurdyansyah, N., & Andiek Widodo. 2015. Inovasi Teknologi Pembelajaran.


Sidoarjo : Nizamia Learning Center.

Puguh Suharso. 2009. Metode Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : PT Indeks.


Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Surabaya.
Kartikaningtyas, Kusmayad, dkk. 2017. Brain based learning with contextual
approach to mathematics achievement. International Journal of Science

27
and Applied Science. Vol. 2 No 1 (2017) P-ISSN: 2549-4635 E-ISSN:
2549-4627

Rusmini & Edy Surya. 2017. The Effect of Contextual Learning Approach to
Mathematical Connection Ability and Student Self- Confidence Grade Viii
Smp Negeri 8 Medan. IJSBAR. Vol 35, no 2,𝑝𝑝 249-262ISSN 2307-4531

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.


Syofian Siregar. 2012. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
UU Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sisdiknas pasal 3

28

Anda mungkin juga menyukai